TAHUN BARU, 01 JANUARI 2025, KHOTBAH KELUARAN 15:1-17
Invocatio :
Roma 8:17
Ogen :
Galatia 3:26-29 (Tunggal)
Khotbah :
Keluaran 15:1-17 (Tunggal)
Tema :
Tuhanlah Penjagaku yang Kuat (Tuhan Kap Pengawal Si Megegeh)
PENDAHULUAN
Pergantian tahun selalu menjadi momen yang penuh makna bagi banyak orang. Saat kita memasuki tahun 2025, kita disadarkan kembali akan arti dari perjalanan hidup yang penuh dengan tantangan, kesempatan, harapan, tetapi juga ketidakpastian. Di tengah pergantian ini, tema "Tuhanlah Penjagaku yang Kuat" menjadi sebuah janji yang bisa kita pegang erat. Menghadapi berbagai hal yang mungkin akan terjadi, kita diyakinkan bahwa Allah sendiri adalah penjaga kita yang penuh kuasa. Ia adalah Allah yang tidak pernah lelah, tidak pernah berhenti menjaga kita, dan selalu setia menyertai langkah kita ke mana pun kita pergi.Tema ini bukan hanya tentang perlindungan fisik, tetapi juga tentang pemeliharaan jiwa, penghiburan hati, dan ketenangan dalam iman. Kekuatan Tuhan sebagai penjaga yang penuh kuasa memberi kita alasan untuk tidak takut, tidak gentar, dan tidak bimbang dalam menghadapi masa depan. Kita bisa melangkah dengan hati yang teguh dan pikiran yang tenang, karena kita tahu bahwa hidup kita sepenuhnya ada dalam penjagaan Tuhan yang kuat.
ISI
Roma 8:17 (Invocatio)
Paulus menulis surat Roma untuk menguatkan jemaat di Roma yang tengah menghadapi kebingungan dan konflik internal tentang status mereka sebagai orang percaya, khususnya terkait hubungan antara hukum Taurat, penderitaan, dan keselamatan. Di jemaat Roma, terdapat ketegangan antara orang-orang Yahudi yang berpindah menjadi Kristen dan orang-orang non-Yahudi yang baru bertobat. Sebagian dari jemaat Yahudi percaya bahwa untuk menjadi umat Allah yang sepenuhnya, orang-orang non-Yahudi harus mematuhi hukum Taurat. Di sisi lain, orang-orang non-Yahudi bertanya-tanya mengapa sebagai pengikut Kristus, mereka tetap mengalami penderitaan dan kesulitan. Paulus meluruskan pandangan ini dengan menegaskan bahwa identitas sebagai anak-anak Allah diberikan bukan karena hukum Taurat, melainkan karena iman kepada Kristus. Sebagai anak-anak Allah, mereka memiliki jaminan hak penuh atas warisan dari Allah, termasuk kemuliaan kekal. Penderitaan, kata Paulus, bukanlah tanda bahwa mereka ditinggalkan, melainkan bagian dari perjalanan iman bersama Kristus, yang akan membawa mereka kepada kemuliaan yang dijanjikan Tuhan.
Dalam Roma 8:17, Paulus menuliskan, “Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, yaitu ahli waris Allah, dan yang menjadi ahli waris bersama-sama dengan Kristus...” Kata ahli waris atau klēronomos dalam bahasa Yunani memiliki arti penting karena menunjukkan hak istimewa yang kita miliki sebagai penerima warisan dari Allah. Kita bukan hanya sekadar pengikut, tetapi juga bagian dari keluarga Allah, yang mendapat hak penuh dalam janji-Nya. Ayat ini menegaskan identitas kita sebagai anak-anak Allah yang dijaga dan dilindungi dengan penuh kasih. Sebagai ahli waris bersama Kristus, kita berhak menerima segala anugerah dan berkat yang disediakan Allah untuk anak-anak-Nya, termasuk pemeliharaan, perlindungan, dan bimbingan-Nya. Artinya, ketika kita menghadapi tahun baru ini dengan segala tantangan yang mungkin datang, kita dapat berpegang pada janji Tuhan bahwa Dia menjaga kita, bukan hanya sebagai Pencipta, tetapi juga sebagai Bapa yang mengasihi anak-anak-Nya. Roma 8:17 menekankan betapa besar kuasa penjagaan Tuhan dalam kehidupan kita yang memungkinkan kita melangkah dengan penuh keyakinan bahwa Dia akan selalu berada di sisi kita.
Galatia 3:26-29 (Ogen)
Galatia 3:26-29 berisikan penjelasan Paulus tentang identitas orang percaya sebagai anak-anak Allah melalui iman kepada Kristus. Paulus menulis ini kepada jemaat di Galatia yang bingung karena ada ajaran bahwa mereka harus mematuhi hukum Taurat, termasuk sunat, untuk menjadi umat Allah yang sah. Menanggapi kebingungan ini, Paulus menegaskan bahwa status sebagai anak Allah tidak bergantung pada hukum Taurat, tetapi murni pada iman kepada Kristus. Dengan iman ini, semua orang percaya menjadi bagian dari keluarga Allah, terlepas dari latar belakang etnis, status sosial, atau gender, dan menerima hak penuh sebagai anak-anak-Nya.
Paulus mengatakan, “Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.” (ay. 26) Kata anak-anak dalam bahasa Yunani huios menunjukkan status sebagai anggota keluarga yang penuh hak dan diakui secara sah. Kita tidak hanya dianggap sebagai umat biasa, tetapi sebagai anggota keluarga Allah yang penuh dengan hak istimewa. Ayat ini membawa makna yang dalam bahwa iman kita di dalam Yesus Kristus telah menyatukan kita di bawah satu keluarga Allah. Hal ini menjadi dasar dari penjagaan dan pemeliharaan yang kita terima. Sebagai anak-anak Allah, kita memiliki jaminan perlindungan yang melampaui segala keadaan yang mungkin kita hadapi di tahun baru. Tak peduli dari mana kita berasal atau bagaimana perjalanan hidup kita, Tuhan adalah Bapa yang selalu menjaga kita dengan adil dan setia. Ini memberi keyakinan bahwa di tahun 2025 ini, dalam segala situasi yang mungkin kita alami, kita dapat memiliki kepercayaan penuh bahwa Tuhan menjaga kita sebagai anak-anak-Nya dengan kasih yang tak tergoyahkan. Makna ini menjadi sangat relevan karena sering kali kita menghadapi ketidakpastian, kebimbangan, bahkan mungkin rasa takut menghadapi masa depan. Tetapi melalui nats ini, kita disegarkan untuk percaya bahwa Tuhan, sebagai Bapa kita, akan memelihara dan menjaga kita sebagai anak-anak-Nya. Kita dipanggil untuk bersandar pada-Nya, yakin bahwa penjagaan Tuhan tidak pernah setengah-setengah.
Keluaran 15:1-7 (Khotbah)
Keluaran 15 adalah nyanyian syukur Musa dan bangsa Israel setelah Allah menyelamatkan mereka dari kejaran pasukan Firaun di tepi Laut Teberau. Setelah menyeberang laut yang telah dibelah Tuhan untuk mereka, bangsa Israel menyaksikan bagaimana pasukan Firaun yang mengejar mereka tenggelam ketika air laut kembali menutup. Peristiwa ini menunjukkan kuasa dan perlindungan Allah yang luar biasa, yang membebaskan umat-Nya dari bahaya besar dan menegaskan bahwa Dia adalah penjaga yang setia.
Dalam konteks ini, Keluaran 15 menjadi ungkapan syukur atas keselamatan tersebut. Nyanyian ini menegaskan kebesaran Allah sebagai pelindung dan pembebas, Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu dan setia menjaga umat-Nya. Kita mendengar nyanyian Musa setelah Tuhan membebaskan Israel dari kejaran pasukan Mesir di Laut Merah. Musa dan umat Israel berseru, “TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku.” (ay. 2) Kata kekuatan dalam bahasa Ibrani adalah oz, yang berarti kekuatan yang kokoh, tak tergoyahkan, dan berdaya tahan. Kekuatan ini bukan hanya sekadar kekuatan fisik, tetapi juga mencakup kekuatan rohani yang mendukung dan melindungi dalam segala keadaan. Peristiwa yang menjadi latar belakang nyanyian ini menunjukkan betapa besar kekuatan Tuhan dalam melindungi umat-Nya. Bangsa Israel berada dalam situasi yang seolah tak mungkin ada jalan keluar—mereka dihadapkan pada laut di depan mereka dan tentara Mesir di belakang mereka. Namun, dalam situasi yang sangat kritis ini, Tuhan menunjukkan kekuatan-Nya dengan membelah Laut Merah dan menyelamatkan umat-Nya dari bahaya yang sangat nyata. Hal ini mengajarkan kita bahwa ketika kita berada dalam situasi yang sulit, Tuhan tidak hanya mengamati dari jauh, tetapi Dia hadir dan bertindak untuk menyelamatkan kita. Kisah ini menjadi pengingat bagi kita bahwa ketika menghadapi jalan buntu atau situasi yang tampaknya mustahil, Tuhan adalah kekuatan yang tak terkalahkan, dan Dia akan turun tangan untuk menjaga dan melindungi kita. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, bahkan dalam saat-saat yang tampak mustahil. Tahun 2025 mungkin membawa kita pada situasi sulit yang tak terduga, tetapi kita tahu bahwa Tuhan adalah Allah yang setia, yang kuat, dan yang akan memberikan kemenangan bagi umat-Nya.
Refleksi
3 hal yang bisa kita pelajari:
- Berjalan dalam Kepercayaan akan Pemeliharaan Tuhan yang Tak Terbatas
Sebagai anak-anak Allah dan ahli waris bersama Kristus, kita memiliki hak istimewa untuk berada dalam pemeliharaan dan kasih Tuhan. Di tahun 2025 ini, kita dapat menjalani setiap hari dengan kepercayaan penuh bahwa Tuhan akan menjaga kita dari segala bahaya, melindungi kita dalam setiap situasi.
- Hidup dalam Kasih Tuhan yang Melampaui Perbedaan
Dalam Kristus, kita semua adalah satu dan dijaga oleh kasih-Nya yang melampaui batas manusiawi. Tanpa memandang latar belakang atau kondisi kita, kasih Tuhan menjaga kita tanpa syarat. Dalam setiap tantangan yang ada, kita dapat bersandar pada kasih Tuhan yang tidak terbatas dan meliputi seluruh hidup kita.
- Berani Berjalan dalam Misteri Bersama Tuhan
Beriman berarti berani berjalan di dalam tanda tanya bersama Tuhan yang adalah Pemilik tanda tanya tersebut. Hidup dalam iman berarti kita tidak pernah berhenti, tidak pernah berkata “Amin” sebagai tanda akhir, tetapi terus berproses dalam kairos Tuhan, dalam waktu dan rencana-Nya yang sempurna. Ketika kita hidup dalam iman, kita menyadari bahwa perjalanan bersama Tuhan tidak selalu pasti, namun selalu terarah, karena Tuhan adalah Penjaga yang memimpin setiap langkah kita.
Sebagai refleksi akhir, kita diingatkan pada lirik lagu “El Shaddai” yang menegaskan kebesaran Tuhan dalam hidup kita:
Tak usah ku takut, Allah menjagaku
Tak usah ku bimbang, Yesus peliharaku
Tak usah ku susah, Roh Kudus hiburku
Tak usah ku cemas, Dia memberkatiku
El Shaddai, El Shaddai, Allah maha Kuasa
Dia besar, Dia besar, El Shaddai mulia
El Shaddai, El Shaddai, Allah maha kuasa
Berkatnya melimpah, El Shaddai
Melalui lirik ini, kita kembali diingatkan bahwa Allah yang maha kuasa, yang kita sebut El Shaddai, adalah Tuhan yang menjaga, memelihara, dan memberikan berkat yang melimpah. Dia adalah sumber kekuatan yang mengatasi segala kelemahan dan kekhawatiran kita. Maka, memasuki tahun baru ini, kita dapat melangkah dengan keyakinan penuh, karena Tuhan, El Shaddai, yang maha kuasa, adalah penjaga dan pelindung kita yang setia.
Vic. Elpita Lorena br Barus
Runggun Bandung Barat-Perpulungen Purkawarta