MINGGU 29 DESEMBER 2024, KHOTBAH ROMA 16:25-27
Invocatio :
O senina-seninangku, nginget perkuah ate Dibata si mbelin si
isehkenNa man banta, kupindo man bandu: Endeskenlah kulandu man Dibata saja selaku persembahen si ngeluh rikutken si ngena ateNa. Sabab bage me arusna kam ersembah man Dibata sue ras biakndu selaku mahluk si rukur (Roma 12:1)
Khotbah :
Roma 16:25-27
Tema :
Muji Tuhan Rasa Lalap/ Memuji Tuhan selamanya
KATA PENGANTAR
Memuji TUHAN sesungguhnya merupakan totalitas kehidupan orang percaya yang mensyukuri segala kebaikan TUHAN dalam hidupnya. Tidak ada sikap hidup atau cara lain yang dapat dilakukan manusia, selain memuji-muji Allah yang telah memelihara kehidupannya setiap hari. Memuji Tuhan bukanlah berarti bahwa Tuhan masih kurang pujian, sehingga manusia harus memuji-Nya dalam hidupnya. Maka bagi setiap orang percaya yang mensyukuri segala karya dan kebaikan Tuhan dalam hidupnya, maka hidupnya harus memuji-muji Tuhan selamanya. Apalagi ketika bagi kita yang telah merayakan natal beberapa hari yang lalu. Kita melihat betapa besar kasih Tuhan bagi kita manusia yang berdosa. Dia mau datang ke dunia ini untuk menyelamatkan kita.
Begitu juga minggu ini mengingatkan kita bagaimana Tuhan sudah menghantarkan hidup kita sampai pada penghujung tahun 2024. Kita mengingat akan penyertaanNya, kasihNya dan pertolonganNya bagi sepanjang kehidupan kita. Melalui semua pengalaman hidup kita membawa kita untuk memuji Tuhan.
PENJELASAN TEKS
Prikop khotbah merupakan bagian penutup surat Roma. Ini mengulang kembali penegasan bagian awal surat Roma di pasal 1:16-17. Jika di pasal 1:16-17, Paulus menjelaskan bahwa Injil adalah kekuatan Allah, maka di tiga ayat terakhir di surat Roma ini, ia menjelaskan bahwa Injil adalah kemuliaan Allah. Pada pasal 16:25 menyatakan Kemuliaan Tuhan diwujudnyatakan melalui tindakan Allah menguatkan umat-Nya. “Menguatkan disini” mempunyai arti “menguatkan” agar dapat bertahan di tengah segala godaan dan ancaman yang mengelilingi umat Allah pada zaman akhir ini. (bnd 1 Tes.3:13;2 Tes 3:3).
Allah menguatkan umatNya melalui injil Yesus Kristus. Allah menguatkan umatNya dengan membukakan kepada umat-Nya tentang jalan keluar dari dosa, iblis, dan maut yaitu melalui Putra Tunggal-Nya, Tuhan Yesus yang diutus Bapa untuk menebus dosa umat-Nya. Dengan kata lain, Injil berkaitan erat dengan pribadi dan karya Kristus. Artinya Allah merencanakan keselamatan bagi umat manusia yang sedang menuju kebinasaan. Di dalam injil terlihat kekuatan Allah dalam kelemahan (1 Kor 2:7), penciptaan manusia yang sempurna di dalam Yesus Kristus (Kol.1:26-28), dipatahkannya kuasa maut, kedatangan hidup yang tak dapat binasa (2 Tim.1:9)
Pernyataan Allah kepada umatnya dirahasiakan. Rahasia itu telah didiamkan berabad-abad. “didiamkan” disini adalah bentuk pasih yang mengacu kepada pelaku yang tersembunyi, yaitu Allah sendiri. Tetapi sekarang telah dinyatakan dan yang menurut perintah Allah yang abadi, telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman” Dari bagian ini, kita belajar bahwa Injil sebenarnya adalah penyingkapan diri Allah kepada umat-Nya yang dahulu dirahasiakan selama berabad-abad melalui tulisan para nabi. Berarti, sebenarnya, melalui tulisan para nabi, Injil sudah ada, namun Allah belum saatnya menyingkapkannya. Tuhan menyembunyikan rencana keselamatanNya dari zaman purba sampai zaman filsuf-filsuf Yunani. Bagi mereka Allah menyembunyikan rencanaNya; bagi mereka rencana keselamatan itu tetap rahasia.
Tapi sekarang telah dinyatkan untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman” (ay. 26). Kata Yunaninya adalah hupakoē yang bisa diterjemahkan ketaatan atau kepatuhan. Jadi yang ditekankan di sini adalah ketaatan kepada Allah. Mengapa Paulus menyoroti masalah ketaatan dan bukan (hanya) iman? Karena Paulus sendiri percaya bahwa semua bangsa pasti memiliki iman kepada Allah, maka ia perlu menegaskan kembali tentang iman kepada pribadi Allah dan tentu disertai ketaatan sebagai buah iman. Dengan kata lain, Injil bukan hanya membimbing umat-Nya pada iman kepada Allah, namun juga untuk menaati apa yang difirmankan-Nya. Ketaatan memang bukan proyek singkat, namun sebuah proyek panjang dan dibutuhkan proses. Bergumul sebagai suatu tindakan anak-anak Tuhan yang mengetahui dan mengerti firman Tuhan dan tentu mengetahui risiko di dalamnya, namun terus-menerus berusaha untuk taat kepada firman Tuhan itu. Berarti, ada daya upaya untuk mau berjuang terus-menerus mengalahkan si iblis dan kroni-kroninya dan lebih menaati Tuhan dan firman-Nya.
Dengan mengetahui Allah yang menguatkan umatNya dan memalui injil Allah membimbing umatNya kepada ketaatan iman sehingga nama Allah senantiasa dipermuliakan selama-lamanya (ay. 27). Di dalam Injil yang adalah kemuliaan Allah, tentu saja nama Allah senantiasa dipermuliakan selama-lamanya. Di sini, kemuliaan Allah langsung dikaitkan dengan kebijaksanaan-Nya. Hanya Allah yang penuh Hikmat. Artinya tiada yang sungguh-sungguh berhikmat selain Allah, hikmat Allah terlihat dalam diri Yesus Kristus.Melalui perbuatan Allah manusia memuji-muji Allah.
DaIam pembacaan kita, ajakan untuk bersukaria juga dikumandangkan oleh nabi “Aku bersukaria di dalam Tuhan, jiwaku bersorak sorai di dalam Allahku”. Ajakan untuk bersukaria ini sangatlah beralasan, sebab kemalangan dan kesusahan mereka telah diganti dengan keselamatan dari Allah. “la mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran”. sukacita dan sorak-sorai tersebut karena perbuatan Allah yang dahsyat. Tuhan menyelubungi umatNya dengan pakaian keselamatan sehingga mereka aman dan nyaman terlindungi. Bahkan jubah kebenaran Allah menyelubungi mereka sehingga mereka terlindungi dan terhindar dari berbagai ancaman bahaya dalam bentuk apapun. Hal ini sepatutnyalah membuat umat Tuhan datang bersukaria untuk merayakan kasih dan kebaikan-Nya yang besar itu.
Roma 12 ayat 1 membicarakan tentang persembahan utuh dari diri seseorang. Memberikan tubuh sebagai persembahan utuh tidak bisa diartikan secara gamblang. Kalimat ini sebenarnya mengacu pada kehidupan umat Kristiani sehari-hari. Dimana prilaku seorang kristen mencerminkan karakter Kristus, diantaranya mengasihi, memaafkan, hidup kudus, memuji-muji Tuhan dan hidup menyenangkan Tuhan.
APLIKASI
Memuji Tuhan selamanya merupakan respon kita akan kasih Allah yang kita terima melalui penyelamatanNya. Kita telah melihat betapa besar kasih Allah bagi kita manusia yang berdosa melalui kedatanganNya ke dunia ini. Kasih Allah yang telah menyelamatkan kita menjadi salah satu alasan kita memuji Tuhan dalam hidup kita. Kita hidup atas dasar kebesaran, kebaikan Allah yang tak henti-hentinya yang telah diberikanNya bagi kita sehingga Allah sepenuhnya layak atas pujian kita. Memang kita masih akan melewati segala keadaan hidup ini. Kita masih dapat ditimpa kesusahan, kegagalan dan penderitaan tetapi dengan mengingat kasih Tuhan Yesus Kristus bagi kita akan memampukan kita untuk memuji Tuhan.
Alasan yang lain yang membuat kita memuji Tuhan adalah karena Tuhan senantiasa menguatkan kita umatNya seperti dalam teks khotbah kita, Dia juga tetap memberikan pertolonganNya bagi kita (bnd ogen). Pemberitaan Kristus bagi kita membawa kita tetap dalam ketaatan iman. Pujian kita kepada Tuhan tidak lagi ditentukan oleh waktu, tempat, cara dan kejadian-kejadian hidup kita. Tetapi semua kehidupan kita menjadi suatu puji-pujian kepada Tuhan kita Yesus Kristus. Sebab diri kita kita persembahkan sebagai persembahan yang hidup bagi Tuhan. Pujilah Tuhan selamanya dalam segala musim kehidupan kita.
Pdt. Kristaloni Br Sinulingga
Runggun Semarang