MINGGU 21 MEI 2023, KHOTBAH MAZMUR 27:7-10
Invocatio : “Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah melepaskan aku” (Mazmur 31:3a)
Ogen : 1 Yohanes 5:13-15 (Antiphonal)
Tema : ALLAH ADALAH PENOLONG
Pengantar
Minggu ini dinamakan Minggu Eksaudi (“dengarkanlah Tuhan seruan yang ku sampaikan”) berdasarkan Mazmur 27:7. Pemazmur sungguh-sungguh berdoa, memohon pertolongan Tuhan atas pergumulan yang dialaminya. Walaupun ia seorang raja, Daud tidak mampu menghadapi pergumulannya sendiri, sehingga ia datang dan memohon pertolongan kepada Raja di atas segala raja. Dan dalam minggu ini juga merupakan persiapan bagi kita untuk memperingati turunnya Roh Kudus setelah Tuhan Yesus naik ke surga. Kalau kita melihat catatan Kisah Para Rasul 1:14, setelah murid-murid menyaksikan Yesus terangkat ke sorga, maka kembalilah mereka ke Yerusalem, dan naiklah mereka ke ruang atas. Mereka bertekun dengan sehati dalam doa bersama. Kita melihat di sini murid-murid terus bertekun dalam doa, sampai turunnya Roh Kudus.
Penjelasan Teks Firman Tuhan
Walaupun perikop dimulai dari ay. 7, tetapi kita harus melihat latar belakang perikop ini secara keseluruhan. Judul perikop ini “Aman dalam perlindungan Allah”. Pemazmur, dalam hal ini Daud, mengalami pergumulan yang berat, ay. 2 “penjahat-penjahat menyerang aku, untuk memakan dagingku, semua lawanku dan musuhku”. Ay. 3 “sekalipun tentara berkemah mengepung aku”. Tetapi Pemazmur sungguh-sungguh mengenal Allahnya, kepercayaannya teguh kepada Allah. Bahwa baginya Allah adalah terang dan keselamatan juga benteng hidupnya, sehingga ia tidak takut dan gemetar. Bahkan Pemazmur sangat yakin lawannya akan mengalami “senjata makan tuan”, mereka sendirilah yang akan tergelincir dan jatuh. Ay. 1 - 6 menyatakan kepercayaannya yang teguh kepada Tuhan, sedangkan di ay. 7 - 14 lebih banyak permintaan dan permohonannya kepada Tuhan.
Bacaan kita dimulai dengan permohonan, seruan Pemazmur agar Tuhan mengasihani dan menjawabnya. Pemasmur sudah mengikuti Firman Tuhan, dia mencari wajah Tuhan, tetapi baginya Tuhan menyembunyikan wajahNya. Salah satu kebutuhan manusia adalah kebutuhan untuk diterima. Pemazmur juga butuh untuk didengarkan dan dijawab (ay. 7). Bandingkan kisah Zakheus, walaupun orang kaya tetapi ia ditolak oleh orang sekitarnya. Tetapi ada satu pribadi yang menerima dia apa adanya yaitu Yesus Kristus. Dan di sini Daud menyadari keterbatasan manusia, bahkan orang tuanya sendiri yang paling dekat dengan dia bisa meninggalkan (meninggalkan di sini bisa berarti meninggalkan dunia ini, bisa juga keterbatasan waktu sehingga tidak dapat mendampingi Daud). Tetapi Tuhan tetap menyambutnya. Dalam hidup ini sering terjadi, orang yang paling dekat dengan kita, yang kita pikir paling mengerti kita, tetapi kenyataannya tidak mengerti kita. Orang yang paling kita harapkan untuk mendengarkan kita, ternyata tidak mendengarkan kita. Inilah yang dimengerti oleh Pemazmur, bahwa Tuhanlah yang mendengarkan dan menyambut dia. Catatan, ketika kita memiliki pergumulan, apakah lebih banyak kita berbicara kepada manusia (teman, sahahat), atau kepada Tuhan? Ketika kita lebih banyak bicara kepada manusia daripada kepada Tuhan, berarti ada yang salah dalam kerohanian kita. Hal ini tidak kita temukan dalam diri Pemazmur karena dia tetap berseru kepada Tuhan. Pemazmur memohon agar Tuhan jangan menyembunyikan wajahNya dan menolak dia, bahkan membuang dan meninggalkannya (ay. 9). Bagi Daud, Tuhan adalah penolong dan penyelamatNya, tidak ada yang lain. Bukan saja kebutuhan untuk dimengerti dan didengarkan, tetapi Pemazmur juga mau mengerti kehendak Tuhan (ay. 11, “tunjukanlah jalanMu, tuntunlah aku di jalan yang rata”). Permazmur mau berjalan di dalam jalan Tuhan. Dan hal ini menolong kita untuk tidak menjadi orang yang self centered/ego centered (egois, selalu menuntut untuk diperhatikan), tetapi kita juga mau mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan yang harus kita lakukan sekalipun dalam pergumulan. Ay. 13 - 14 kita kembali melihat pernyataan iman Pemazmur, “nantikan Tuhan, kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, ya nantikanlah Tuhan!” Ketika kita datang kepada Tuhan, bukan berarti segala sesuatunya langsung dijawab oleh Tuhan. Tetapi dalam penantian kita, iman kita tetap kuat dan teguh, dan kita tetap melakukan apa yang dikehendaki Tuhan.
Dalam pembacaan Firman Tuhan yang pertama, persoalan yang paling menonjol dalam Surat 1 Yohanes adalah ajaran palsu mengenai keselamatan dalam Kristus dan pengaruhnya di dalam diri orang percaya atau jemaat pada waktu itu. Beberapa jemaat bahkan ada yang sudah meninggalkan iman percayanya kepada Yesus Kristus (1 Yohanes 2:19). Yohanes jelas menyatakan maksudnya ketika menulis surat ini, bahwa kepastian kehidupan kekal bagi anak-anak Allah hanya dapat dipercaya kebenarannya di dalam Yesus Kristus, karena Dialah sumber kehidupan kekal. Yang menjadi penekanan adalah, orang yang percaya. Tuhan sudah memberikan segala-galanya kepada kita dan yang terbesar adalah diriNya sendiri. Bila yang terbesar telah diberikanNya bagi kita, maka hal yang lain pun akan menjadi bagian kita. Artinya sebelum kita meminta pun, hal itu telah disediakanNya bagi kita. Semakin kita dekat dengan Tuhan, permintaan kita akan semakin sesuai dengan rencanaNya, karena kita tidak lagi meminta apa yang berkenan bagi diri kita, tetapi apa yang berkenan bagiNya.
Aplikasi
Tema pada Ibadah Minggu ini “Tuhan adalah penolong”. Ada beberapa hal penting yang dapat menjadi renungan kita:
- Dalam setiap pergumulan, yakinkan Tuhan sebagai penolong. Sebagaimana Pemazmur walaupun ia seorang raja, ia menyadari keterbatasannya. Oleh karena itu Daud terlebih dahulu datang dan berseru kepada Tuhan. Pemazmur sungguh-sungguh memohon belas kasihan Tuhan. Baginya Tuhan adalah penolong dan penyelamatnya. Demikian halnya dengan kita, bila tengah menghadapi pergumulan jangan mencari pertolongan yang lain terlebih dahulu (teman, kuasa-kuasa lain), tetapi datanglah dan mohon pertolongan kepada Tuhan.
- Dalam menanti pertolongan Tuhan, menantilah dengan tekun dan sabar. Nantikan pertolongan Tuhan dengan tetap kita beriman teguh dan melakukan apa yang benar seturut kehendakNya. Jangan mengotori hati dan perbuatan kita dengan hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan (cinta ditolak - sakit hati - dukun bertindak, ingin cepat kaya datang ke Gunung Kawi, dll.).
- Membangun persekutuan dalam doa bersama, sebagaimana yang dilakukan oleh murid-murid Yesus setelah mereka kembali ke Yerusalem sampai datangnya Roh Kudus. Penting untuk membangun Tim Doa untuk sehati dan bertekun di dalam doa, baik secara Kategorial, Runggun, bahkan di setiap keluarga.
Selamat memasuki Minggu Eksaudi, Tuhan Yesus mendengar seruan kita!
Pdt. Larena br. Sinuhadji (Nd. ReyRaphaTarigan)
GBKP Runggun Cikarang