MINGGU 18 DESEMBER 2022, KHOTBAH ROMA 1:1-17 (ADVENT IV)

Invocatio         : "Dan aku telah melihatNya dan memberi kesaksian: IA inilah Anak Allah"  (Yohanes 1:34)

Bacaan            : Yesaya 7:10-15 (Antiphonal)

Tema               : Anak Allah Yang Berkuasa (Anak Dibata si Erkuasa)


PEMBUKA

Suatu ketika, seorang guru membuat soal yang sederhana buat murid-muridnya. Walau sederhana penyelesaian soal itu memang cukup rumit. Semua murid yang mencoba menjawabnya belum ada yang benar. Kemudian guru memberitahukan jawaban atas soal tersebut. Beberapa murid manggut-manggut setuju, ada yang diam saja karena masih bingung, ada pula yang merasa dirinya benar, menolak jawaban tersebut dan mempertanyakannya.

Kehidupan manusia juga memiliki soal yang tampaknya sederhana, yaitu tentang hidup bersatu dengan Allah. Banyak manusia mencoba menjawabnya, tapi tidak ada yang berhasil. Karena jawabannya hanyalah melalui Kristus. KehadiranNya bagi manusia adalah bagian rancangan Allah agar hubungan manusia denganNya tidak lagi terputus karena keberdosaan.

Namun penyataan Allah tentang Kristus sebagai jawaban, direspon manusia dengan berbagai bentuk. Ada yang percaya dan menerimaNya, ada yang masih bingung, ada yang tidak menanggapi bahkan tidak sedikit yang menolak. Dalam mengakui Yesus Kristus sebagai Juruselamat, kita pun harus menyadari keterpanggilan kita untuk menyatakan jawaban itu kepada mereka yang masih bingung bahkan menolaknya.

 ISI

Hal ini juga menjadi kerinduan Paulus yang diungkapkannya dalam surat kepada jemaat Roma. Agar setiap pembaca juga mengenal Injil sebagai jawaban atas segala pergumulan iman. Paulus yang secara langsung belum pernah berkunjung ke Roma, memperkenalkan dirinya sebagai rasul yang adalah hamba Kristus. Hamba adalah panggilan untuk orang suruhan yang rendah, tapi bagi Paulus ini adalah kebanggan tersendiri menjadi hamba Kristus. Karena pada prinsipnya seorang hamba akan taat pada tuannya. Sehingga Paulus menyadari dirinya harus taat sebab dia telah dikuduskan dalam panggilannya untuk memberitakan Injil, tentang rancangan keselamatan dari Allah melalui Kristus (ay 1).

Injil adalah kebenaran tentang Allah, yang telah dijanjikanNya. Melalui para nabi dalam kitab suci, rancangan keselamatan telah disampaikan menunjuk tentang kelahiran dan karya Yesus Kristus (ay 2). Paulus mengungkapkan bahwa Anak Allah yang menjadi Juruselamat itu datang, menurut daging dari keturunan Daud dan menurut Roh, Dialah yang kudus dan berkuasa (ay 3-4).

Kelahiran Yesus yang menurut silsilah datang dari keturunan Daud, menjadi penting bagi orang Yahudi. Karena mereka juga mengenal dan menantikan janji akan kedatangan Juruselamat yang telah dinubuatkan nabi-nabi. Yesus adalah keturunan Daud, yang digambarkan sebagai tunggul Isai, keturunan Yehuda. Kehadiran Mesias yang dijanjikan sangat dinantikan untuk memberi kebebasan seperti kejayaan zaman Raja Daud, terlebih kerinduan semakin besar karena mereka sedang dalam penjajahan Romawi. Sehingga Paulus mengungkapkannya, agar mereka dengan sungguh menerima Yesus sebagai penggenapan dari janji Allah. Yesus yang memberi pembaharuan dan keselamatan, bukan hanya bagi orang Yahudi tetapi secara universal bagi semua orang yang percaya.

Dalam kekudusanNya, Yesus lahir menurut Roh. Seperti yang diungkapkan malaikat kepada Maria, bahwa kuasa Allah yang menaunginya dan IA yang akan lahir adalah kudus, Anak Allah (Bdk Lukas 1:35). Yesus bukanlah manusia yang kemudian dingkat jadi anak Allah, melainkan Yesus adalah inkarnasi Allah sendiri yang datang dalam kekudusanNya. Dia pula yang bangkit dari orang mati, Anak Allah yang berkuasa. Dalam keberdosaan, manusia beroleh maut sebagai upahnya dan hanya Yesus yang mampu memberi kelepasan atas dosa manusia. Sehingga setiap mereka yang percaya beroleh keselamatan. Yesus tidak hanya menggenapi nubuat kedatangan Mesias, namun Dia juga berkuasa menyatakan jalan dan penebusan manusia dari dosa. Karya keselamatan melalui

Yesus adalah kasih Allah yang sempurna.

Oleh sebab itulah Paulus sangat bersyukur dan bersukacita, dapat menerima kasih karunia dalam tugas pemberitaan Injil. Agar setiap orang dapat percaya dan turut taat (ay 5). Bahkan bukan sekedar kehidupan sebagai rasul yang dibanggakan, tapi sebagai bagian dari milik Kristus itu sendiri. semua orang percaya menerima panggilan yang sama. Dilayakkan untuk merasakan dan mewartakan keselamatan sebagai suatu kehormatan dan kebanggan (ay 6).

Dalam segala tantangan yang mungkin juga dihadapi sebagai orang percaya dan memberitakan Injil, Paulus yakin bahwa setiap orang kudus akan diperlengkapi dengan kasih karunia yang senantiasa menyertai. Allah memberi damai sejahtera. Tentunya sejalan dengan kesaksian Paulus sendiri dalam memberitakan Injil sekalipun banyak tantangan dia merasa bersukacita bersama Yesus (ay 7).

Dalam masa-masa mengingat kembali kedatangan Yesus bagi setiap orang percaya, sesuai dengan pemberitaan yang tertulis dalam Yesaya 7:10-15, Yesaya menyatakan bahwa tanda kehadiran Anak Allah akan dinyatakan. Immanuel (Allah beserta kita). Memang pada saat Yesaya memberitakan janji ini, bukanlah dalam situasi aman nyaman, melainkan kritis. Karena Raja Ahas sedang takut dan panik karena akan datangnya penyerangan kepada Yehuda oleh bangsa Siria dan Israel. Kemudian Raja Ahas meminta pertolongan kerajaan Asyur dan menutup hatinya atas tanda yang Allah janjikan. Padahal janji ini dinyatakan sebagai tanda bahwa Allah melawat setiap bangsa dan umatNya yang percaya.

Kata Immanuel menjadi suatu kekuatan bagi kita yang percaya, hingga saat ini, bahwa Allah memberikan penyertaanNya yang telah dan akan diberikanNya dalam kepastian.

 APLIKASI

Di Minggu Advent yang ke IV tentunya setiap umat Kristen masuk dalam minggu-minggu yang penuh sukacita. Karena mempersiapkan hati mengingat kadatangan Yesus dan juga mempersiapkan segala yang diperlukan untuk menampilkan sukacita Natal. Namun makna penantian ini, kerap kali diwarnai dalam tampilan fisiknya saja. Masih banyak dari kita yang menyambut Natal sebagai suatu beban dan kemeriahannya sekedar tradisi. Dikarenakan masih banyaknya rasa enggan percaya, takut dan khawatir menghadapi kehidupan dipenghujung tahun, sehingga makna penantian semakin terasa biasa saja.

Terkadang penyataan bahwa Anak Allah Berkuasa, seperti tema pada minggu ini bahkan kata Imanuel yang sering kali jadi ikon Kekristenan, belum dijiwai sebagai jaminan penyertaan dan kekuatan mengemban tugas pemberitaan. Sehingga masih banyak dijumpai orang-orang sibuk mempersiapkan natal namun di dalam persiapannya pulalah terjadi persoalan, permusuhan bahkan kekecewaan dengan sesama umat Tuhan. Hanya karena rasa ingin menampilkan diri sendiri, bukan memberitakan Yesus yang datang, banyak yang fokusnya bergeser dari kehadiran Yesus menjadi keakuan diri sendiri. Kemudian muncul rasa khawatir, benci, takut, cemas dan tidak merasakan damainya menyambut Kristus di hati.

Hendaklah kita semakin mengerti dan menghayati, tanda yang Allah nyatakan bagi kita melalui Yesus. Mungkin kita tidak dapat melihat secara mata jasmani tentang Yesus, seperti invocatio "Dan aku telah melihatNya dan memberi kesaksian: IA inilah Anak Allah" (Yohanes 1:34). Tetapi mata iman kita harusnya turut merasakan tentang Yesus sebagai Anak Allah yang menjamin kehidupan kita. Dalam kuasa dan penyertaanNya pun kita dapat memberitakan kesaksian tentang Dia yang terlihat dalam kehidupan beriman. Yakinlah bahwa tidak ada alasan menjadi takut dan khawatir, tentang apapun pergumulan yang mungkin saat ini dan nanti menghampiri, karena di dalam kuasaNya yang telah dinyatakan kita percaya Yesus berkuasa atas segala yang ada. Sehingga berita natal menjadi sukacita yang sungguh dan damai sejatera dapat disaksikan. Amin.

Pdt Deci Kinita Br Sembiring-Rg Studio Alam

 

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD