MINGGU 10 JULI 2022, KHOTBAH AMSAL 9:7-12

Invocatio : Mzm 119:66

Bacaan : 2 Timotius 2:14-19

Tema : Kepentaren Erbahanca Umur Gedang

 

I. Pengantar

Kita pasti sudah sering mendengar perkataan “pendidikan adalah nomor satu”. Memang perkataan ini sangat benar karena kita tidak akan bisa melakukan apapun jika tidak mendapatkan pendidikan. Dari pendidikanlah kita akan mendapatkan pengetahuan. Sebagaimana yang kita tahu maka pengetahuan adalah dasar dari kehidupan manusia. Pengetahuan yang memberikan pengertian kehidupan dan bagaimana cara menjalankan kehidupan. dan dari pengetahuan itu pula kita dapat mendapatkan hikmat. Tanpa pengetahuan manusia tidak akan bisa berbuat apapun bahkan untuk menjaga keberlangsungan hidupnya. Melihat pentingnya pengetahuan ini sebagai orang Kristen juga seharusnya mementingkan pendidikan dan dari sana pulalah kita akan mendapatkan hikmat dan pengetahuan untuk memahami rencana Allah bagi kehidupan kita.

II. Isi

Invocatio kita dituliskan oleh Daud. Disini Daud membuat pernyataan syukur atas perlakuan Allah yang penuh kebajikan kepadanya. Daud memiliki banyak pengalaman hidup dengan Allah. Berdasarkan pengalaman-pengalaman itu Daud mengalaskan permohonannya untuk memperoleh pengajaran ilahi ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik. Banyak orang memiliki pengetahuan, tetapi kurang memiliki kebijaksanaan. Mereka yang memiliki keduanya adalah orang-orang yang telah diperlengkapi oleh Allah dengan tujuan untuk melayaniNya juga. Permohonan ini didukung dengan alasan yang kuat sebab aku percaya kepada perintah-perintahMu. Hal ini menunjukkan bahwa Daud tidak sembarangan dalam meminta kepada Allah. Ia meminta dengan dasar bahwa ia taat dan patuh terhadap perintah-perintah yang diberikan Allah.

Bahan bacaan 2 Tim. 2: 14-19. Ayat 14 pada surat ini Paulus medesak Timotius untuk mengingatkan orang-orang percaya agar tidak memperdebatkan hal-hal kecil yang tidak penting (“bersilat kata”) atau melakukan pembicaraan bodoh karena perdebatan yang seperti itu membingungkan, tidak berguna, dan bahkan berbahaya. Guru-guru palsu senang menimbulkan perselisihan dan perpecahan dengan ribut-ribut yang tidak ada artinya mengenai hal-hal kecil yang tidak penting (1 Tim. 6:3-5). Untuk menjelaskan firman kebenaran secara tepat, kita harus menyelidiki apa yang dikatakan firman Allah supaya kita bisa memahami maksudnya. Dalam hal inilah diperlukan hikmat dan pengetahuan.  

Ayat 15, karena Allah akan memeriksa pekerja yang seperti apa kita bagiNya, maka kita hendaknya membangun hidup kita berdasarkan firmanNya dan membangun firmanNya dalam hidup kita. FirmanNya itu sendiri memberitahu kita bagaimana untuk hidup bagiNya dan melayani Dia. Mempelajari firman Allah dengan konsisten sangat penting. Jika tidak maka kita akan terbuai untuk menomorduakan Allah dan lupa akan tujuan hidup kita yang sebenarnya.         

Ayat 16, dalam bidang-bidang penting dari pengajaran Kristen, kita harus berhati-hati dalam mengeluarkan pendapat kita. Karena jika kita berbicara dengan asal-asalan tanpa belajar terlebih dahulu, hal itu akan membangkitkan kemarahan dan melukai perasaan. Dalam mengabarkan injil kepada orang lain juga harus hati-hati sebab dalam segi apapun kita selalu dijadikan contoh bahkan dari segi kita mengeluarkan pendapat.          

Ayat 17-18, Himeneus juga disebut dalam 1 Timotius 1:20. Paulus telah menyerahkan Himeneus kepada iblis karena ajaran sesatya mengenai kebangkitan yang merusak iman sebagian orang. Pengajaran-pengajaran palsu menyangkal adanya kebangkitan tubuh. Mereka yakin bahwa ketika orang mejadi Kristen, dia dilahirkan kembali secara rohani, dan itulah satu-satunya kebangkitan yang akan pernah ada. Bagi mereka kebangkitan bersifat simbolis dan rohani, bukan fisik. Tetapi Paulus dengan jelas mengajarkan bahwa orang percaya akan dibangkitkan setelah mereka mati, dan tubuh mereka seperti juga jiwa mereka akan hidup kekal bersama Kristus (1 Kor. 15:35).          

Guru-guru palsu tetap mengeluarkan kebohongan. Sebagian dari mereka memutarbalikkan kebenaran, sebagian lagi memperlemah kebenaran, dan sebagian lagi menghapus kebenaran begitu saja dengan mengatakan kebenaran Allah tidak berlaku. Tetapi berapa banyaknya pun orang yang mengikuti para pendusta itu, dasar yang kokoh dari kebenaran Allah tidak pernah berubah, tidak pernah goyah, dan tidak akan pernah pudar. Apabila kita mengikuti kebenaran Allah, kita akan hidup menurut jalan Allah.           

Bahan kotbah kita diberi judul perikop undangan hikmat dan undangan kebodohan. Menggali ayat ini tidak dapat terlepas dari ayat sebelumnya dalam perikop ini. Hikmat dan kebodohan digambarkan dalam pasal ini sebagai dua perempuan yang bermusuhan, masing-masing mempersiapkan pesta dan mengundang orang datang ke pesta itu. Namun hikmat adalah perempuan yang bertanggungjawab, sementara kebodohan adalah perempuan yang menyajikan makanan curian. Hikmat berseru-seru kepada pikiran, sementara kebodohan berseru-seru kepada indra. Lebih mudah untuk menyenangkan indra daripada pikiranm tetapi kesenangan karena kebodohan bersifat sesaat atau sementara. Sementara kepuasan yang didatangkan hikmat berlangsung kekal.           

Degan teguran-teguran kita, kita harus memberi orang lain nasihat dan harus mengajar mereka (ayat 9). Orang bijak akan menganggap sebagai teman, orang bijak saat ditegur mereka akan mengasihinya dan berterimakasih kepada kita. karena bagi orang berhikmat teguran dianggap yang membawa kebaikan. Berbeda dengan orang yang tidak berhikmat, saat diberikan nasihat atau teguran maka mereka tidak akan bisa terima bahkan dibalas dengan cemoohan.           

Apakah seseorang berhikmat atau tidak dapat langsung kita nilai bagaimana responnya saat menerima kritikan???? Dengan demikian kita lebih baik mendengarkan dahulu apa yang dikatakan jangan langsung merespons dengan penghinaan atau jawaban mencari alasan ketika ditegur. Hal ini tentu tidak disenangi oleh Allah. Karena Allah mengkehendaki kita menjadi orang-orang yang berhikmat.

III. Aplikasi

Hikmat kepintaran dimulai dengan menganal Allah. Dia memberi wawasan tentang cara hidup karena Dialah yang menciptakan kehidupan. Untuk mengenal Allah kita tidak hanya cukup dengan mengetahui fakta-fakta tentang Dia. Kita harus memiliki hubungan pribadi denganNya. Jika kita ingin menjadi orang yang berhikmat, maka kita harus mengenali Allah dengan baik dan lebih baik.           

Memang hidup kita selaku diperhadapkan dengan pilihan. Namun kita bisa membandingkan pilihan-pilihan itu dengan seksama dalam terang hikmat Tuhan, maka hanya akan ada satu pilihan saja yaitu berpaut pada Tuhan sang sumber hikmat. Karena hanya dengan hikmat Tuhan saja, hidup akan mendapatkan kesejatian dan kepuasan. Diluar hikmat Tuhan, hidup hanya kenikmatan sesaat tanpa kepuasan sejati dan bermakna.                                                                

Pdt Maria Endamalem Sitepu S,Th-Runggun Surabaya

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD