MINGGU 05 OKTOBER 2025, KHOTBAH 1 TAWARIKH 9:28-34 (MINGGU PERAWATAN INVENTARIS GEREJA)

Invocatio :

Bilangan 1:50

Ogen :

Matius 7:24-27 (T)

Tema : Ngurus Perkakas Rumah Pertoton / menjaga Inventaris Gereja

 

I. PENGANTAR

Bayangkan ketika kebaktian minggu kita masuk ke gedung gereja yang kita jumpai pertama adalah sapu, atau buku yang terletak dilantai, apa yang kita rasakan? Bayangkan pula ketika kita beribadah ketika bernyanyi suara keyboard atau speaker yang storing atau macat-macat tentu akan mengganggu kekhusyukan ibadah tersebut. Gereja adalah tempat perjumpaan manusia dengan Allah. Gereja bukan sekedar tempat ibadah, ini adalah rumah Tuhan di mana segala sesuatu dipakai untuk kemuliaanNya. Gereja bukan hanya berbicara mengenai gedungnya saja tetapi termasuk semua benda-benda yang ada di gereja seperti mimbar, kursi, keyboard, microfon, meja, proyektor, Alkitab dan buku-buku gereja dan benda-Benda lain yang dibutuhkan untuk mendukung kebaktian dan pelayanan. Barang-barang yang ada di dalam gereja sangat penting dalam mendukung pelayanan ibadah. Karena segala fasilitas dan perlengkapan gereja juga adalah bagian dari pelayanan kepada Tuhan.

II. PENJELASAN TEKS

Kitab Tawarikh ditulis setelah pembuangan, saat bangsa Israel sedang membangun kembali kehidupan rohani dan sosial mereka. Dalam pasal 9 penulis mencatat Daftar orang-orang yang kembali dari pembuangan, termasuk mereka yang melayani di bait Allah. Dalam 1 Tawarikh 9:28-34 terdapat prinsip-prinsip luar biasa tentang penatalayanan yang teliti dan kudus terhadap Inventaris rumah Tuhan. Nats ini menjelaskan bahwa tugas para lewi yang bukan hanya melayani di bait Allah, tetapi juga mengelola, menyimpan, dan merawat barang-barang ibadah. Suku lewi dipilih secara langsung oleh Allah terdapat dalam Bilangan 3:12-12, "sesungguhnya, Aku telah mengambil orang Lewi dari antara orang Isarel, sebagai ganti semua anak sulung yang lahir pertama.." Mereka dipilih bukan karena mereka hebat tetapi karena Allah memilih mereka dalam kedaulatan-Nya. Ketaatan suku Lewi mungkin juga menjadi sebuah alasan karena saat bangsa Israel membuat anak lembu emas di Gunung Sinai, hanya suku lewi yang berpihak pada Musa dan Tuhan ( keluaran 32:26 - 29).

Sistem penataan dan pengelolaan barang-barang rumah ibadah pada zaman bangsa Isarel, khususnya di kemah suci (tabernakel) dan kemudian bait suci, memiliki struktur dan sistem yang sangat tertib dan rohani. Barang-barang yang termasuk dalam inventaris rumah ibadah bangsa Israel tidak sekadar perlengkapan fisik, tetapi banyak diantaranya bersifat kudus dan digunakan langsung dalam ibadah kepada Tuhan. beberapa perabotan ialah : tabut perjanjian (ark of the Covenant) yang merupakan simbol hadirat Tuhan, meja roti sajian tempat 12 roti mewakili suku israel, kandil emas (menorah) penerangan dalam ruang maha kudus, mezbah pembakaran ukupan dan korban yang menjadi tempat persembahan, baskom pembasuhan (laver) tempat pembasuhan imam. serta beberapa perlengkapan ibadah ialah Perkakas dari emas, perak, dan tembaga (sendok, cawan, garpu pesembahan), kain dan tirai kudus (tabir pemisah ruang suci), minyak urapan, dupa, rempah-rempah, roti kudus (roti sajian). Allah menetapkan tugas yang jelas bagi setiap suku Lewi dalam mengurus kemah suci (Tabernakel)- ada yang mengatur tirai, ada yang mengangkat Perkakas mezbah, dan ada yang menjaga pintu gerbang (1Taw. 9:28-34). Ini semua bertujuan agar ibadah kepada Tuhan tidak dijalankan sembarangan, tetapi dengan struktur dan ketertiban yang kudus.

Penetapan orang yang khusus dalam pemeliharaan barang-barang kudus juga dilakukan untuk menjaga umat dari hukuman karena ketidaksucian. Mereka diorganisasi menjadi tiga kelompok besar sesuai anak-anak Lewi: Gerson, Kehat, dan Merari.

  1. Kehat (bilangan 4:4-15) menjaga barang-barang paling kudus: yaitu tabut perjanjian, meja roti sajian, kandil Emas, Mezbah ukupan dan Mezbah korban. Barang-barang ini pun tidak boleh disentuh langsung, imam Harun dan anak-anaknya yang akan menutupi terlebih dahulu dengan kain penutup lalu dibawa orang kehat.
  2. Gerson (bilangan 4:24-26)menjaga bagian kain kemah suci: tirai pintu masuk, tutup pelataran, tali-temali.
  3. Merari (Bilangan 4:29-32) menjaga bagian struktural: papan-papan kemah, tiang-tiang, alas, dan kait-kaitnya.

Barang-barang disusun dengan runtut dan teratur setiap kali bangsa Israel berkemah atau berangkat. Semua barang dibungkus dengan kain biru dan, ungu. mereka membawa barang-barang itu dengan memikulnya diatas bahu, tabut perjanjian harus dipikul dengan tongkat khusus yang tidak boleh dilepas dari tabutnya (kel. 25:14-15).

Ay. 28 orang Lewi sebagai pengawas barang-barang kudus, tidak hanya menjaga tetapi juga menghitung barang-barang tersebut secara teliti saat masuk dan keluar.

Ay. 29 menjelaskan benda-benda spesifik, misalnya Perkakas kudus (alat-alat sperti bokor, kuali, pedupaan), tepung terbaik, anggur, minyak yaitu bahan utama persembahan korban sajian, kemenyan dan rempah-rempah yang dipakai untuk persembahan harum di hadapan Tuhan. persembahan bait Allah selalu memakai bahan terbaik karena itu untuk Tuhan (im.2:1). orang Lewi harus menjamin kesucian dan kelayakan bahan. karena persembahan yang tidak layak bisa ditolak oleh Allah (Malakhi 1:6-8).

Ay. 30, Tugas membuat campuran rempah dilakukan oleh anak-anak imam, bukan Lewi biasa, karena pencampuran rempah untuk kemenyan adalah tugas suci yang memerlukan keahlian khusus dan hanya boleh dilakukan oleh pihak tertentu (kel.34-38). Budaya Yahudi menekankan pengkhususan peran dalam ibadah, ada batasan jelas antara tugas imam dan orang Lewi.

Ay. 31 Matica dari keluarga korah bertugas membuat atau menyiapkan roti sajian (12 roti) untuk 12 suku israel.

Ay. 32 sebagian bani kehat dipercaya mengatur roti sajian yang ditaruh setiap saat di meja khusus dalam bait Allah (Im.24:5-9), roti ini melambangkan hadirat Tuhan di tengah Israel dan keterhubungan Allah dengan 12 suku Israel. Hanya imam yang boleh maka roti sajian dan peneydiaannya setiap saat menunjukkan bahwa ibadah adalah ritme hidup mingguan orang Israel, bukan hanya tahunan dan tugas ini memerlukan kesetiaan waktu, ketepatan ukuran dan kekudusan tindakan.

Ay. 33 para penyanyi Lewi memiliki tugas utama yaitu menyanyikan pujian di hadapan Allah. lagu pujian adalah bagian tak terpisahkan dari ibadah Yahudi, menggunakan alat musik seperti kecapi dan ceracap. Musik dalam ibadah bukan hiburan, melainkan ekspresi penyembahan dan kehadiran Allah (Maz. 22:4) ini menekankan bahwa ibadah adalah panggilan penuh waktu, bukan hanya aktivitas tambahan.

Ay. 34 ayat ini menegaskan bahwa para kepala Lewi itu tinggal menetap di Yerusalem, pusat ibadah bangsa Israel, mereka selalu siap melayani dan menjadi teladan dalam kesalahan dan penyembahan. ini menggambarkan kedekatan secara fisik kerumah Tuhan melambangkan kedekatan spiritual.

Oleh karena itu barang-barang kudus dan ibadah tidak boleh sembarangan, Dalam 2 Samuel 6:6-7, ketika Uzia memegang tabut Tuhan tanpa ijin meskipun dengan niat baik, ia langsung dihukum mati oleh Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa niat baik pun tidak boleh melanggar aturan kekudusan Allah. ini menunjukkan bahwa barang-barang kudus tersebut mencerminkan pentingnya menghormati hal-hal rohani dan pelayanan di hadapan Tuhan.

Hubungan dengan ogen dalam Matius 7 dimana Yesus berkata bahwa yang membangun diatas batu adalah mereka yang mendengar dan melakukan firman Tuhan. kaum lewi melakukan pelayanan bukan hanya tau tapi mereka hidup dalam tanggung jawabnya. orang bijak mendengarkan firman Tuhan dan melakukannya seperti orang yang membangun rumah di atas batu. tapi orang bodoh mendengar firman tapi tidak melakukannya seperti membangun rumah di atas pasir. Taat kepada firman menghasilkan pondasi hidup yang kokoh dan tidak mudah goyah. Artinya rumah rohani kita pun harus dibangun diatas dasar yang benar, yaitu taat pada Kristus.

III. Pointers

  1. Perlengkapan rumah ibadah merupakan alat Allah untuk mengingatkan kita akan kasih setiaNya, serta menolong kita untuk membangun persekutuan dengan sesama dalam menyaksikan kasihNya. GBKP membuat minggu khusus minggu perawatan Inventaris Gereja dengan dasar bahwa Tuhan telah memanggil kita untuk menjaga dan merawat semua perlengkapan rumah ibadah, sehingga menjadi saksi kehadiran dan kasih Allah di dunia ini. Allah telah mempercayakan kita menjaga dan merawat perlengkapan rumahnya yang kudus. Rumah ibadah merupakan salah satu wujud kehadiran Allah yang menyaksikan kasih Allah kepada dunia ini.
  2. Inventaris Gereja adalah milik Tuhan, seperti orang Lewi yang dipercaya untuk menjaga perlengkapan bait suci, kita pun dipercaya menjaga milik Tuhan. Jangan merasa itu barang biasa sehingga bisa dirusak hilang, atau dibiarkan tapi itu milik Allah. Mari kita ubah mindset kita dari barang biasa menjadi barang pelayanan. setia menjaga Inventaris Gereja sebagai wujud kasih dan hormat kita kepada Tuhan, sebab dibalik benda-benda itu ada pelayanan, ada ibadah, ada kemuliaan Allah yang sedang dikerjakan. Jika bangsa Israel juga sangat serius dalam menjaga dan mengatur Inventaris rumah Tuhan, gereja saat ini juga seharusnya tidak asal-asalkan dalam mengelola Inventaris gereja, karena pelayanan bukan hanya soal berkhotbah tapi juga soal menjaga benda-benda yang dipakai untuk memuliakan Tuhan. meskipun sekarang gereja cenderung memiliki tim Inventaris tapi merawat gereja dan peralatannya tidak hanya tanggung jawab tim Inventaris tetapi tanggung jawab kita semua.
  3. Seluruh jemaat GBKP tidak hanya cakap dalam membeli dan mengadakan Inventaris gereja tetapi juga menjadi teladan dalam perawatan gereja seperti orang Lewi menghitung dan menjaga barang suci, kita pun harus bertanggung jawab atas setiap aset gereja, jujur, teliti, dan terpercaya. Mereka menghitung, menyimpan, dan mengelola, gereja juga perlu me manajemen aset rohani dan fisik yang baik, termasuk inventarisasi yang rapi dan teratur.

Beberapa ide praktis untuk perawatan Inventaris yaitu dengan:

  1. Membuat QR code Inventaris untuk memudahkan pengecekan, adakan peduli Inventaris setiap 6 bulan untuk melakukan pemeriksaan fisik terhadap semua barang milik gereja, seperti alat musik, kursi, meja, sound system, alat perjamuan, pakaian liturgis dan sebagainya.
  2. Mencatat dan menata kembali Inventaris yaitu melakukan pembaharuan data Inventaris terhadap barang yang rusak, hilang, perlu diganti, atau ditambah serta melakukan penataan ulang ruang penyimpanan agar lebih rapi dan efisien.
  3. Menumbuhkan rasa tanggung jawab rohani, yaitu mengajarkan jemaat khususnya pengurus dan pelayan gereja bahwa barang-barang milik gereja adalah milik Tuhan, harus dijaga dengan penuh tanggung jawab seperti yang dilakukan oleh orang Lewi .

Vic. Amika

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD