SUPLEMEN PA MAMRE 09-15 FEBRUARI 2025, MATIUS 14:24-27
TEKS OGEN :
MATIUS 17:24-27
TEMA :
NEHKEN TANGGUNG JABAB IBAS KEUANGEN
TUJUN : Gelah Mamre:
a. Nggejapken maka tanggung jawab ibas keuangen Mamre merupaken bagin ibas erkiniteken man Tuhan
b. Alu ratur, kesadaren penuh (terpanggil) dingen meriah ukur nehken tanggung jawabna kerna keuangen Mamre
1. Kata Pengantar
Percaya dan beriman kepada Kristus bukan sekedar teori (pengetahuan) yang memenuhi alam pikiran dan pengetahuan kita, tetapi lebih kepada sebuah terobosan bagaimana kita menerapkan isi firman Tuhan dengan bijaksana, termasuk kemampuan kita dalam menerapkan iman dalam kehidupan secara bijaksana, dalam melaksanakan hak dan kewajiban sehari-hari.
Berbicara tentang Hak dan Kewajiban, ini adalah dua hal yang sangat melekat dan kedua-duanya harus memiliki perhatian yang seimbang dalam menjalankannya. Sebab jika hak tanpa disertai dengan kewajiban itu adalah sebuah keserakahan, dan sebaliknya kewajiban tanpa disertai dengan hak itu adalah adalah kesewenang-wenangan.
Melalui percakapan antara Yesus dan Petrus tentang pembayaran pajak bait suci, kita diajak untuk merenungkan hubungan antara kebebasan dalam Kristus dan tanggung jawab kita sebagai warga masyarakat." Sebagai pengikut Kristus, kita di ingatkan kembali bahwa kita memiliki akses kepada hikmat ilahi yang dapat menuntun kita dalam mengambil keputusan yang benar.
2. Latar belakang Nats
Pada masa itu, pajak Bait Suci adalah kewajiban tahunan yang dibayarkan oleh laki-laki Yahudi berusia 20 tahun ke atas untuk mendukung pemeliharaan Bait Allah di Yerusalem (lihat Keluaran 30:11-16). Pajak ini setara dengan dua dirham.
Bait Allah di Yerusalem membutuhkan biaya sangat besar untuk pemeliharaannya. Setiap hari pastinya ada kurban pagi hari dan sore hari yang masing-masing membutuhkan seekor anak domba berumur satu tahun. Disamping anak domba yang dipersembahkan, ada juga anggur, tepung dan minyak yang melengkapinya. Demikian juga dengan kemenyan yang dibakar setiap hari harus dibeli dan dipersiapkan. Jubah para imam yang mahal harus selalu diganti, dan jubah Imam Besar sendiri harganya senilai pakaian seorang raja, dan semuanya tetap membutuhkan dana.
Pada saat itu pemerintah Romawi sedang menjajah tanah Palestina, mereka memungut pajak dari bangsa Yahudi. Para pemungut cukai atau pajak ditugaskan untuk memungut pajak untuk pemerintah Romawi.
Ketika Yesus dan para murid tiba di Kapernaum, para pemungut pajak mendekati Petrus untuk bertanya apakah Yesus membayar pajak tersebut. Pertanyaan ini mungkin dimaksudkan untuk menantang otoritas dan status Yesus sebagai seorang guru agama.
3. Penjelasan Teks Ogen
Ayat 24 : Pemungut pajak bertanya kepada Petrus apakah Yesus membayar pajak dua dirham untuk Bait Suci.
Para pemungut pajak dibawah otoritas kekaisaran Romawi, ditugaskan untuk memungut pajak untuk pemerintah Romawi. Nyatanya bila seorang raja memungut pajak dari suatu bangsa, ia pasti membebaskan keluarganya sendiri dari kewajiban itu. Pajak itu justru dipungut untuk menanggung biaya keluarga raja. Sekarang, pajak yang dipersoalkan disini adalah pajak bagi Bait Allah, yang adalah rumah Allah. Kita memahami bahwa Tuhan Yesus adalah Anak Allah. Bukankah Ia pernah berkata ketika orang tua-Nya mencari-Nya di Yerusalem: “Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah BapaKu?” (Luk 2:49). Jadi bagaimana mungkin Anak wajib membayar pajak bagi rumah Bapa-Nya sendiri?
Jadi marilah kita pahami bahwa para pemungut pajak bait Bait Allah dalam konteks bacaan kita bukanlah para pemungut cukai yang biasa bekerja untuk kaisar Romawi. Mereka berbeda.
Para pemungut pajak itu berada dibawah instruksi para pemimpin agama Yahudi di Yerusalem. Ketika mereka bertanya kepada Petrus, “Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?”
Mereka bermaksud menantang Yesus tentang masalah pembayaran pajak. Karena Yesus mengaku sebagai Mesias, maka mereka berpikir bahwa Yesus merasa bebas dari pajak..
Jika Yesus merasa bebas dari pajak, maka itu akan menjadi tuduhan untuk menyerang Yesus.
Ayat 25-27 :
Petrus tidak perlu menanyakan jawabannya kepada Yesus, karena dia tahu Yesus selalu membayar pajak, baik yang minta oleh Roma atau oleh para pemimpin Yahudi.
Karena itu dia hanya berkata, “Ya, membayar.
Yesus menjelaskan bahwa raja-raja di dunia tidak memungut pajak dari anak-anak mereka sendiri, melainkan dari orang luar. Dengan ini, Yesus menyatakan bahwa sebagai Anak Allah, Dia sebenarnya tidak berkewajiban untuk membayar pajak Bait Suci. Namun, untuk menghindari skandal dan menjaga perdamaian (dalam ayat 27 dijelaskan: “Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka), Yesus meminta Petrus untuk mengambil ikan di danau. Dalam mulut ikan itu, Petrus menemukan uang yang cukup untuk membayar pajak bagi Yesus dan dirinya.
Mukjizat ikan yang membawa uang menunjukkan kuasa ilahi Yesus atas alam dan menyediakan kebutuhan murid-murid-Nya.
Disini kita melihat bahwa Yesus orang patuh (tidak mau menghindarinya) atas kewajiban membayar pajak sesuai aturan pemerintah dan Lembaga agama Yahudi dalam hal dua pajak tersebut.
Ia tidak menjadikan pertentangan dengan para pemimpin agama sebagai alasan untuk tidak menaati peraturan. Yesus telah memperlihatkan bahwa hak dan kewajiban adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Pajak pemerintah berfungsi untuk pembangunan bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur dan pembangunan ekonomi..
Sementara pajak Bait Suci berfungsi untuk operasional Lembaga agama untuk meningkatkan kesejahteraan rohani umat dan kelangsungan pelayanan keagamaan.
Yesus tidak menentang kedua aturan itu karena sesuai dengan petunjuk Tuhan, sekali pun mereka yang menjalankan aturan itu, pemerintah dan Lembaga agama melakukan penyelewengan.
“Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.” Ibrani 13:17.
4. Penjelasan Tema: Nehken Tanggungjawab Ibas Keuangen
Melalui teks bacaan kita, kita sudah belajar tentang kewajiban dan tanggung jawab kita atas Lembaga negara dan juga gereja dimana kita berada. Dalam hal ini kita patut meneladani sikap Yesus yang menegaskan bahwa sebagai Anak Raja (Allah), Ia sebenarnya tidak terikat pada kewajiban duniawi seperti pajak Bait Allah. Meski Yesus tidak wajib membayar, Ia memilih untuk membayar guna menjaga hubungan baik dengan masyarakat dan menghindari kritik yang tidak perlu.
Melalui tema dan tujuan PA Mamre di minggu ini:
- Nggejapken maka tanggung jawab ibas keuangen Mamre merupaken bagin ibas erkiniteken man Tuhan
- Alu ratur, kesadaren penuh (terpanggil) dingen meriah ukur nehken tanggung jawabna kerna keuangen Mamre
Beberapa hal patut kita renungkan bersama sebagai Mamre:
- Orang yang punya hak dia juga harus punya kewajiban dan tanggung jawab. Semakin besar hak dituntut semestinya semakin besar pula kewajiban atau tanggung jawab yang diemban.
- Sebagai warga negara dan warga gereja, teladan Yesus penting untuk kita ikuti. Kita taat pajak yang diatur pemerintah, karena berguna untuk pembangunan negeri kita sendiri.
Dan sebagai warga gereja mari kita juga taat memberikan kepada gereja untuk kelangsungan operasional gereja dan pelayanannya. Mamre harus menerapkan prinsip keseimbangan antara hak dan tanggung jawab dalam hidup.
- Dalam mendukung program Mamre di tingkat sector maupun Runggun tentu dibutuhkan dana. Dalam hal ini sebagai anggota Mamre mari kita dukung program Mamre sector dan Runggun dengan memberikan tanggung jawab kita berupa yuran Mamre dan sumbangan lainnya.
- Sebagai kepala keluarga Mamre bertanggung jawab menyediakan kebutuhan keluarga dengan bekerja keras supaya kehadiran Mamre benar-benar dirasakan oleh anggota keluarga dan juga jadi berkat bagi sesama
- Mamre semakin bijaksana mengelola asset dan keuangan dan memastikan bahwa Tuhan berkenan atas pengelolaan semua berkat yang dimiliki Mamre.
5. Penutup/Refleksi
Berdasarkan uraian teks dan tema diatas, dapat kita simpulkan beberapa hal:
Mamre tidak boleh jadi batu sandungan dalam hal mengelola dan menggunakan keuangannya
Mamre wajib membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Mamre wajib membayar yuran Mamre dan sumbangan lainnya demi kemajuan Mamre.
Mamre harus bertanggung jawab mendukung gereja melalui berbagai persembahan.
Mamre perlu Membuat anggaran, menabung, dan menghindari utang yang berlebihan.
Mamre harus menjauhi dirinya dari Judi online yang dapat melumpuhkan keuangannya
Mamre harus menghindar dari kebiasaan meminjam dana secara online (Pinjaman online).
Mamre harus peka terhadap kehidupan anggota Mamre lainnnya yang susah hidupnya.
Mamre perlu berbagi berkat dengan orang yang membutuhkan (terutama bagi anggota Mamre yang membutuhkan)
Mamre harus menghindari tindakan korupsi atau penipuan dalam urusan keuangan.
Mamre harus menggunakan keuangannya memberkati orang lain dan memajukan kerajaan Allah.