KHOTBAH MINGGU 16 FEBRUARI 2025, LUKAS 4:1-13
Invocatio :
Wahyu 3:10
Ogen :
Mazmur 27:1-6
Kotbah : Lukas 4:1-13
Tema :
Yesus Mengalami Pencobaan (Jesus Ngenanami Percuban)
Pendahuluan
Pernahkah kita merasa tergoda untuk mengambil jalan pintas dalam hidup? Bisa jadi pada saat itu, kita merasa lelah bekerja keras tetapi hasilnya belum terlihat, atau ketika kita menghadapi tekanan untuk berkompromi dengan nilai-nilai iman demi keuntungan sementara. Pencobaan adalah bagian dari hidup yang tidak dapat kita hindari, bahkan bagi Yesus, Anak Allah.
Bayangkan seorang pelari maraton yang mendekati garis finish, tetapi di tengah jalan ia ditawari kendaraan untuk sampai lebih cepat. Pilihan itu tampak menggoda, tetapi jika ia menerimanya, ia kehilangan integritas sebagai pelari. Demikian pula, kehidupan iman kita sering sekali menghadapkan kita pada pilihan-pilihan sulit, yang terlihat mudah tetapi berpotensi menjauhkan kita dari rencana Allah. Seperti sebuah kisah tentang seorang pemuda Kristen bernama Samuel bekerja di perusahaan besar. Suatu hari, atasannya menawarkan "peluang" untuk naik jabatan dengan syarat ia harus menyetujui beberapa transaksi yang tidak jujur. Samuel menghadapi dilema besar: mempertahankan imannya atau menerima keuntungan duniawi yang menggiurkan. Dalam pergumulan itu, ia mengingat Firman Tuhan dan memilih untuk menolak tawaran itu, meskipun konsekuensinya sulit.
Di Minggu Septuagesima (Hari ke-70 sebelum Paskah) dan melalui bahan Khotbah Lukas 4:1-13, kita membaca tentang kisah Yesus yang mengalami pencobaan di padang gurun dan Yesus menang. Melalui bahan khotbah ini, kita akan belajar bagaimana teladan Yesus dalam menghadapi pencobaan. Apakah kita sedang menghadapi godaan untuk meninggalkan prinsip iman demi kenyamanan, kekuasaan, atau pengakuan? Mari kita bersama-sama menggali kebenaran dari kisah ini dan menemukan kekuatan untuk bertahan dalam pencobaan, sama seperti Yesus melakukannya.
Penjelasan Nas
Bahan Khotbah: Lukas 4:1-13
Teks ini ditulis di ketiga kitab Injil (Matius 4:1-11, Markus 1:12-13, Lukas 4:1-13). Injil Lukas melengkapi keterangan yang diberikan Markus dan Matius. Dijelaskan di nas sebelumnya bahwa Yesus baru saja dibaptis oleh Yohanes Pembaptis (Luk. 3:21-22), dan Roh Kudus turun atas-Nya, yang mana ini menandakan pengesahan ilahi atas misi-Nya. Yesus dipimpin oleh Roh Kudus ke padang gurun setelah dibaptis di sungai Yordan. Baptisan ini menandai dimulainya pelayanan Yesus secara publik. Pencobaan ini terjadi sebelum Yesus memulai pelayanan-Nya.
Yesus berada di padang gurun selama 40 hari lamanya dan Dia berpuasa (tidak makan apa-apa). Padang gurun sering sekali melambangkan tempat pengujian dan perjumpaan dengan Tuhan (misalnya, pengalaman Israel di padang gurun selama 40 tahun). Di padang gurun Yesus dicobai Iblis” (ay. 2). Ada tiga pencobaan yang merupakan usaha Iblis untuk menggoda kesetiaan Yesus kepada Bapa. Kalau kita perhatikan pencobaan yang dialami Yesus mengikuti tiga pola yang umum dialami semua manusia, yaitu:
o Ayat 3-4 (Mengubah batu menjadi roti)
Pencobaan pertama, berfokus pada kebutuhan fisik Yesus. Iblis menggoda Yesus untuk menggunakan kuasa-Nya untuk memenuhi kebutuhan pribadi-Nya yang pada saat itu sedang lapar. Namun, Yesus menanggapi dengan mengutip ayat dari Ulangan 8:3 "Manusia hidup bukan dari roti saja," yang menunjukkan bahwa hidup manusia tidak hanya bergantung pada kebutuhan fisik, tetapi juga pada Firman Tuhan. Ini menegaskan bahwa ketaatan kepada Allah lebih penting daripada kebutuhan fisik. Kehidupan rohani prioritas di atas kebutuhan jasmani.
o Ayat 5-8 (Penyembahan kepada Iblis untuk memperoleh kekuasaan dunia)
Pencobaan kedua, iblis menunjukkan semua kerajaan dunia dan menawarkan kekuasaan atasnya jika Yesus menyembahnya. Iblis menawarkan jalan pintas kepada Yesus untuk memperoleh kekuasaan. Jawaban Yesus mengutip Ulangan 6:13, menegaskan bahwa hanya Allah yang patut disembah. Yesus menolak godaan untuk mencari kemuliaan duniawi yang tidak sesuai dengan kehendak Bapa.
o Ayat 9-12 (Melompat dari bubungan Bait Allah)
Pencobaan ketiga, Iblis mencobai Yesus untuk membuktikan identitas-Nya dengan cara spektakuler yang akan memaksa Tuhan untuk melindungi-Nya, yaitu iblis membawa Yesus ke Yerusalem dan meminta-Nya melompat dari bubungan Bait Allah. Iblis mengutip Mazmur 91:11-12 dengan cara yang salah, karena ayat tersebut berbicara tentang perlindungan Allah dalam hidup yang taat kepada-Nya, bukan untuk menguji Tuhan. Yesus menanggapi dengan mengutip Ulangan 6:16, yang mengingatkan bahwa manusia tidak boleh mencobai Tuhan.
Hasil Pencobaan: Yesus menang atas Iblis karena Dia tetap setia kepada Firman Tuhan dan tidak tergoda oleh jalan pintas atau kuasa duniawi. Pencobaan ini menunjukkan kesempurnaan Yesus sebagai Anak Allah yang taat sepenuhnya kepada kehendak Bapa.
Ogen: Mazmur 27:1-6
Mazmur ini menyatakan keyakinan Daud kepada Tuhan sebagai terang dan keselamatannya. Dalam konteks pencobaan, ayat ini mengajarkan kita untuk mencari perlindungan di dalam Tuhan dan mempercayai kuasa-Nya untuk menyelamatkan kita dari segala ancaman.
- Ayat 1: Tuhan adalah terang, keselamatan, dan benteng kehidupan kita. Keyakinan ini memberi keberanian dalam menghadapi pencobaan.
- Ayat 4-6: Daud menyatakan keinginannya untuk tinggal di rumah Tuhan, yang menunjukkan pentingnya hidup dekat dengan Tuhan dalam doa dan ibadah.
Wahyu 3:10
Dalam Wahyu 3:10, Tuhan Yesus berjanji untuk memelihara orang percaya yang setia dari saat pencobaan yang akan datang. Ayat ini mengingatkan kita bahwa kesetiaan kepada Tuhan akan membawa perlindungan dan kemenangan atas pencobaan.
Benang merah dari ketiga nas Alkitab (Lukas 4:1-13, Mazmur 27:1-6, dan Wahyu 3:10) adalah kesetiaan dan kebergantungan kepada Tuhan dalam menghadapi pencobaan, dengan mengandalkan Firman-Nya, Kehadiran-Nya, dan Janji-Nya untuk menjaga umat-Nya.
- Lukas 4:1-13 menunjukkan bahwa Yesus, sebagai Anak Allah, menang atas pencobaan dengan berpegang pada Firman Tuhan. Hal ini menekankan pentingnya Firman Tuhan sebagai senjata melawan godaan.
- Mazmur 27:1-6 menegaskan bahwa Tuhan adalah terang, keselamatan, dan benteng perlindungan bagi orang percaya. Daud menggambarkan keintiman dengan Tuhan sebagai kunci keberanian dan ketenangan dalam menghadapi ancaman dan pencobaan.
- Wahyu 3:10 memberikan janji bahwa Tuhan akan memelihara mereka yang setia dari saat pencobaan. Ini mengajarkan bahwa kesetiaan kepada Tuhan akan membawa perlindungan ilahi.
Ketiga bagian ini bersama-sama mengajarkan bahwa dalam setiap pencobaan, orang percaya harus bersandar pada Firman Tuhan, hidup dalam hadirat-Nya, dan mempercayai janji pemeliharaan-Nya. Melalui teladan Yesus, keyakinan Daud, dan janji Tuhan di kitab Wahyu, kita dipanggil untuk tetap setia, berani, dan bergantung penuh pada Tuhan.
Aplikasi
o Kisah Yesus dicobai di padang gurun menunjukkan bahwa sebagai anak-anak Tuhan bukan berarti hidup kita luput dari pencobaan, penderitaan atau masalah. Ini bertentangan dengan ajaran populer saat ini, yang mengatakan bahwa kalau kita beriman dan taat, maka segala problem akan beres, semua penyakit akan sembuh, yang miskin akan menjadi kaya, dan sebagainya. Sama seperti seorang pelatih tinju yang memberikan sparring partner kepada petinjunya. Yesus dipimpin oleh Roh Kudus ke padang gurun, dan Dia mengandalkan kekuatan Roh untuk menang. Kita juga harus hidup dalam ketaatan kepada Roh Kudus agar dapat mengatasi pencobaan.
o Pencobaan sering kali datang dalam bentuk godaan untuk memprioritaskan kebutuhan duniawi, mencari jalan pintas, atau menguji Tuhan. Kita dapat meneladani Yesus dengan berpegang pada Firman Tuhan dan menolak godaan yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Seperti Yesus yang dalam setiap pencobaan mengutip Firman Tuhan. Yesus menangkis serangan iblis dengan menggunakan Firman Tuhan. Ini menunjukkan pentingnya membaca, merenungkan, dan menghafal Firman Tuhan agar kita siap menghadapi godaan. Firman Tuhan adalah senjata/ pedang Roh (Ef. 6:17) yang harus kita gunakan pada saat iblis menyerang. Karena itu, jangan mengabaikan pemahaman Alkitab, Saat Teduh, dan banyaklah membaca buku-buku rohani yang baik. Seperti yang disampaikan Calvin: "Those who voluntarily throw away that armour, and do not laboriously exercise themselves in the school of God, deserve to be strangled, at every instant, by Satan, into whose hands they give themselves up unarmed" (Mereka yang secara sukarela membuang senjata itu, dan tidak melatih diri mereka sendiri dengan susah payah dalam sekolah Allah, layak dijerat, pada setiap saat, oleh Iblis, kedalam tangan siapa mereka menyerahkan diri mereka sendiri tanpa senjata).
o Seperti dalam Mazmur 27, kita harus selalu mencari wajah Tuhan dan tinggal dalam hadirat-Nya melalui doa, pujian, dan penyembahan.
o Wahyu 3:10 memberikan pengharapan bahwa Tuhan akan memelihara kita dalam pencobaan. Keyakinan ini memberi kita kekuatan untuk tetap setia.
Penutup
Yesus telah memberikan teladan yang sempurna dalam menghadapi pencobaan. Dengan mengandalkan Firman Tuhan, dipimpin oleh Roh Kudus, dan menjaga hubungan yang erat dengan Tuhan, kita dapat mengatasi setiap pencobaan yang datang dalam hidup kita. Kiranya kita terus setia dan percaya bahwa Tuhan adalah benteng kita, terang kita, dan keselamatan kita dalam segala situasi.
Pdt. Melda Tarigan
Runggun Bogor Barat