SUPLEMEN PA MAMRE 02-08 FEBRUARI 2025, ROMA 15:1-5
TEKS OGEN :
ROMA 15:1-5
TEMA :
KERINA ERSADA MUJI DIBATA
TUJUAN : Gelah Mamre :
a. Ngasup ngidah nilai simehuli (kebayaken) ibas perbedan-perbedan si lit ibas kegeluhen
b. Ncidahken kiniersadan ukur arah perbahanen si nyata sebage puji-pujin man Dibata
1. Kata Pengantar
Kita patut bersyukur kepada Allah yang penuh kasih dan setia, yang senantiasa menuntun kita untuk hidup sebagai komunitas iman yang saling menguatkan. Hari ini, kita belajar tentang kebenaran firman Tuhan dari Roma 15:1-5, yang memberikan pelajaran berharga tentang sikap yang harus kita miliki sebagai pengikut Kristus dalam menjalin hubungan dengan sesama.
Melalui nas ini, Rasul Paulus mengingatkan kita Mamre untuk tidak hidup hanya demi kepentingan pribadi, melainkan untuk menanggung kelemahan sesama dan membangun satu sama lain. Teladan Yesus Kristus menjadi pusat dari ajaran ini, karena melalui pengorbanan-Nya, kita belajar arti kasih yang sejati, pengertian yang tulus, dan semangat persatuan.
Firman Tuhan menggerakkan kita lebih peduli kepada sesama, hidup dalam kesabaran, dan semakin serupa dengan Kristus. Sekaligus kita dimampukan untuk menjadi berkat, memperkuat persatuan dalam tubuh Kristus, dan memuliakan Allah dalam setiap langkah kehidupan kita.
2. Latar belakang Nats
Surat Roma ditulis oleh Rasul Paulus kepada jemaat Kristen di Roma yang terdiri dari orang-orang percaya baik dari kalangan Yahudi maupun non-Yahudi (bangsa-bangsa lain). Salah satu tujuan utama surat ini adalah untuk menjelaskan kebenaran Injil secara mendalam dan memperkuat persatuan di antara jemaat yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda.
Dalam pasal 14 hingga awal pasal 15, Paulus membahas masalah perbedaan pandangan di dalam jemaat, terutama terkait hal-hal non-esensial seperti makanan, hari-hari tertentu, dan kebiasaan ibadah. Beberapa jemaat yang "kuat" dalam iman merasa bebas dari aturan-aturan tertentu, sementara jemaat yang "lemah" masih terikat dengan tradisi atau keyakinan lama mereka. Ketegangan ini berpotensi memecah belah komunitas gereja.
Roma 15:1-5 muncul sebagai kelanjutan dari nasihat Paulus tentang pentingnya hidup saling menerima dan tidak saling menghakimi. Dalam ayat-ayat ini, Paulus menekankan bahwa mereka yang kuat dalam iman harus bersedia menanggung kelemahan orang-orang yang lemah imannya, dengan tujuan membangun iman bersama. Hal ini mencerminkan kasih yang tidak mementingkan diri sendiri dan bertujuan untuk membawa kemuliaan bagi Allah.
Paulus mengangkat teladan Yesus Kristus sebagai dasar dari pengajaran ini. Yesus sendiri tidak hidup untuk menyenangkan diri-Nya, tetapi menjalani hidup-Nya untuk melayani dan menebus umat manusia. Dengan bersikap seperti Kristus, jemaat diajak untuk hidup dalam kesatuan, saling mendukung, dan memuliakan Allah bersama-sama.
3. Penjelasan Teks Ogen
Ayat 1: Orang yang kuat wajib menanggung kelemahan orang yang lemah
Paulus memulai dengan menasihati orang-orang yang kuat dalam iman untuk memikul kelemahan mereka yang lemah. Kekuatannya bukan untuk membanggakan diri, melainkan untuk melayani sesama. Sikap ini mencerminkan kasih yang rela berkorban demi kebaikan orang lain.
Jadilah penolong bagi yang lemah sebagai wujud pelayanan bagi sesama.
Ayat 2: Hidup orang percaya ialah untuk membangun sesama
Orang percaya tidak dipanggil untuk hidup demi kesenangan pribadi (egois), tetapi untuk kebaikan sesama. "Membangun" di sini berarti mendukung iman dan pertumbuhan rohani orang lain, agar jemaat menjadi lebih kuat dalam Tuhan.
Jadilah berkat dengan membangun iman orang lain, bukan mencari kesenangan diri sendiri.
Ayat 3: Orang percaya harus mengikuti Teladan Kristus dalam hidup yang tidak egois
Kristus menjadi teladan utama dalam hidup yang tidak mementingkan diri sendiri. Dia rela menanggung penghinaan demi melaksanakan kehendak Allah Bapa-Nya. Pengorbanan Kristus menunjukkan kasih tanpa syarat, yang harus menjadi pola hidup orang percaya.
Ikuti teladan Kristus dalam pengorbanan dan kasih kepada sesama.
Ayat 4: Kitab Suci sebagai sumber pengharapan
Paulus mengingatkan bahwa segala sesuatu yang ditulis dalam Kitab Suci ditujukan untuk pengajaran, ketekunan, dan penghiburan. Firman Tuhan adalah dasar bagi umat percaya untuk memiliki pengharapan yang kokoh di tengah tantangan. Situasi dunia yang kita hadapi kedepannya tidaklah baik-baik saja sehingga fondasi kita harus kuat, kokoh dan tahan banting supaya tidak tergerus oleh arus dunia yang semakin pesat lajunya.
Jadikan Firman Tuhan sebagai pedoman untuk menguatkan iman di tengah perbedaan.
Ayat 5: Allah adalah sumber ketekunan dan penghiburan sejati
Paulus mengakhiri bagian ini dengan doa agar Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, memberikan semangat kesatuan di antara orang percaya, sebagaimana Kristus telah menunjukkan kasih dan kesatuan dengan Allah Bapa.
Tetaplah berdoa agar semangat kesatuan dalam tubuh Kristus terus bertumbuh ditenga-tengah kehidupan kita Mamre
4. Penjelasan Tema: KERINA ERSADA MUJI DIBATA
Roma 15:1-5. Ini mengajak kita untuk memahami bahwa dalam tubuh Kristus, kita semua dipanggil untuk bersatu dalam tujuan yang sama: memuliakan Allah. Kita diajak untuk melihat melampaui perbedaan-perbedaan kita dan bersatu dalam satu tujuan yang mulia.
- Paulus menekankan pentingnya kesatuan di antara orang percaya, terlepas dari perbedaan latar belakang, pemahaman, atau kekuatan rohani. Kita adalah bagian dari satu tubuh, yaitu tubuh Kristus. 1 Korintus 12:12: Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.
Ayat ini menggambarkan jemaat Kristen sebagai tubuh yang terdiri dari banyak anggota, tetapi memiliki satu kepala, yaitu Kristus. Setiap anggota memiliki peran dan fungsi yang berbeda, namun semua saling berkaitan dan bekerja sama untuk membangun tubuh Kristus.
- Orang yang kuat dalam iman harus melayani mereka yang lemah. Ini bukan soal memaksakan kehendak, tetapi tentang saling mendukung dan membangun.
- Kristus menjadi teladan bagi kita dalam hal melayani dan mengasihi tanpa pamrih. Kita dipanggil untuk mengikuti jejak-Nya.
- Tujuan akhir dari semua ini adalah untuk memuliakan Allah. Ketika kita bersatu dalam kasih dan pelayanan, kita memberikan kemuliaan kepada Allah.
5. Penutup/ Refleksi
Sebagaimana tujuan dari PA Mamre minggu ini:
- Ngasup ngidah nilai simehuli (kebayaken) ibas perbedan-perbedan si lit ibas kegeluhen
- Ncidahken kiniersadan ukur arah perbahanen si nyata sebage puji-pujin man Dibata
Ada beberapa hal yang harus kita lakukan kedepannya, sebagai Mamre yakni:
- Mamre harus semakin dewasa menerima orang lain dengan segala perbedaannya, baik dalam hal pemikiran, latar belakang, maupun gaya hidup.
(Sebagaimana sasaran pelayanan GBKP tahun 2025: Dewasa menerima perbedaan)
- Mamre menjadi penolong bagi yang lemah sebagai wujud pelayanan bagi sesama. Mamre Saling menguatkan iman sesama anggota Mamre melalui dukungan, doa, dan pelayanan. (Setiap Mamre pasti mempunyai ceritanya sendiri-sendiri baik berupa pergumulan maupun sukacita).
- Mamre menjadi berkat dengan membangun iman orang lain, bukan mencari kesenangan diri sendiri. Mamre terus berusa mencari cara untuk menyatukan anggota Mamre dalam berbagai kegiatan dan pelayanan.
(Masih banyak anggota Mamre sektor yang kurang terlibat dalam kegiatan Mamre baik di tingkat sector maupun Runggun)
- Mamre sebagai imam dan kepala keluarga, harus menunjukkan kasih yang tulus kepada anggota keluarga, terlepas dari kekurangan mereka.
- Mamre sebagai imam dan kepala keluarga harus melakukan ibadah keluarga secara teratur dan mencari waktu untuk bersama-sama memuji Allah.
- Dalam relasi dengan orang lain, mamre juga harus berusaha memahami perspektif anggota keluarga yang lain.
- Menunjukkan kasih Kristus kepada orang-orang di sekitar kita melalui tindakan nyata (menjadi garam dan terang)
- Mamre berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat sebagaimana motto Mamre: Mamre erdiate, Mamre erpemere.
Tema "Semua Bersatu Memuji Allah" mengajak kita untuk hidup dalam kesatuan, saling melayani, dan memuliakan Allah. Ketika kita menerapkan prinsip-prinsip dalam Roma 15:1-5, kita akan mengalami pertumbuhan rohani yang lebih dalam dan menjadi saksi kasih Kristus di dunia.