MINGGU 02 FEBRUARI 2025, KHOTBAH EFESUS 4:20-32 (EPIPHANIAS IV)
“Allah adalah dahsyat dari dalam tempat kudus-Nya; Allah Israel, Dia mengaruniakan kekuasaan dan kekuatan kepada umat-Nya. Terpujilah Allah!” (Mazmur 68: 36)
Bacaan :
Ulangan 4: 1-10 (Tunggal)
Khotbah :
Efesus 4: 20-32 (Antiponal)
Tema :
“KENAKANLAH MANUSIA BARU”
Pengantar
Epifani artinya penampakan atau pewujudnyataan. Dalam Minggu-minggu Epifani kita merenungkan dan menghayati inkarnasi Kristus, Sang Firman Allah yang Hidup. Beberapa waktu lalu kita merayakan Natal, kelahiran Yesus Kristus. Bayi yang lahir itu, tidak terus menerus berbaring di palungan. Bayi itu, Yesus, tumbuh menjadi teladan sempurna dan menjadi Juruselamat yang menebus manusia dari dosa. Minggu-Minggu Epifania membawa kita lebih mengenal Kristus sebagai pewujudnyataan Allah bagi dunia.
Penjelasan Teks
Efesus 4: 20-32
Jemaat Efesus ada orang Yahudi dan non-Yahudi, dan beberapa diantara orang Efesus adalah penyembah dewi Artemis. Ketika Paulus menginjili orang Efesus, mereka menerima Yesus, tapi ternyata pola hidup lama tidak ditinggalkan dengan total. Beberapa diantara mereka masih akrab dengan gaya hidup yang tidak pantas, seperti saat belum menerima Injil. Pesan kuat Rasul Paulus dalam surat ini, bahwa orang yang sudah mengenal Kristus seharusnya:
- Tidak sama dengan yang tidak mengenal Allah. Bangsa yang tidak mengenal Allah, hidupnya sesuai kehendak sendiri. Kesenangan yang dikejar adalah kesenangan pribadi, tanpa ada pengendalian diri dan kompas moral. Orang percaya tidak demikian. Orang percaya harusnya mengejar menyenangkan hati Tuhan.
- Pengenalan akan Kristus dibutuhkan: mendengar tentang Dia, menerima pengajaran tentang Dia. Pengenalan yang benar akan Kristus membawa pada pembaruan: cara pikir, arah hidup, kebenaran. Pembaruan terlihat dalam ketaatan, artinya kebenaran itu dihidupi. Orang yang belajar tentang Kristus, harus menunjukkan teladan hidup Kristus, bahkan hidupnya berpusat pada Kristus. Ciptaan baru yang diciptakan dalam kebenaran dan kekudusan.
- Ketaatan dibuktikan dalam perubahan praksis kehidupan. Diperbarui oleh Tuhan sendiri. Inilah yang dinamakan manusia baru, yang identitasnya dipaparkan dengan rinci. Mengenakan manusia baru, berarti menghidupi identitas baru di dalam Kristus.
- Buanglah dusta: perkataan dusta membuat orang tidak bisa dipercaya lagi, dan itu merusak pertemanan bahkan persaudaraan. Sesama anggota berkatalah benar seorang kepada yang lain.
- Kendalikan amarah: marah itu bukan/belum dosa. Dikatakan di sini, jika kamu menjadi marah, jangan sampai berbuat dosa. Ketika ada kecurangan, ketidakadilan, wajarlah kalau kita marah. Tetapi orang marah mudah dipengaruhi Iblis, karena saat marah itulah kesempatan Iblis untuk membuat kemarahan kita menjadi destruktif (mengeluarkan kata-kata kasar dan menghancurkan barang-barang, kekerasan fisik, dll). Belajar mengendalikan amarah, belajar untuk marah tanpa marah-marah.
- Pertobatan total: orang yang mencuri bukan hanya berhenti mencuri, lebih dari itu ia harus berubah total dari orang yang mengambil milik orang lain menjadi orang yang memberi kepada orang lain. Dari yang merugikan, jadi yang memberkati.
- Perkataan/tutur kata: jangan perkataan kotor, melainkan pekerjaan yang membangun dan saat diperlukan. Ukuran yang menjadi pertimbangan adalah: apakah ucapan saya baik, benar, dan membangun. Agar yang mendengarnya beroleh kasih karunia. Artinya perkataan kita harus membawa orang mengenal Tuhan Allah dan kasihNya yang Ajaib.
- Jangan mendukakan Roh Kudus Allah: tanda materai sebagai tanda sah jadi milik Tuhan Allah, dan beroleh keselamatan. Oleh karena itu, hidup orang yang sudah diperbaharui juga harus dibersihkan dari segala kejahatan. Kepahitan dan kemarahan digantikan kasih mesra dan keramahan. Kegeraman, pertikaian, fitnah, semua dibuang. Semua ini mungkin dilakukan karena dalam hidup baru, teladan adalah Yesus Kristus. Saling mengampuni sebagaimana Kristus sudah mengampuni lebih dulu.
Ulangan 4: 1-10
Perintah dan ketetapan Tuhan, jangan dikurangi jangan ditambahi. Ketaatan itu seharusnya tidak pilih-pilih. Jangan hanya mengikuti sebagian perintah Tuhan dan mengabaikan bagian lainnya, berat sebelah sesuai selera manusia. Allah meminta umatNya mengingat setiap perintah yang sudah diajarkan, agar tetap dijalankan ketika umatNya memasuki negeri yang dijanjikan itu, dan diajarkan turun temurun kepada anak, cucu, dan cicit bangsa Israel. Ini mengajarkan kita pentingnya mengajarkan Firman Tuhan kepada generasi muda, dan karena itu generasi terdahulu harus punya pengetahuan yang mendalam tentang iman percayanya pada Tuhan. Mempelajari Firman Tuhan dan mengajarkannya kepada generasi muda adalah hal yang harus terus dilakukan hingga saat ini.
Pointer Aplikasi
- Mari terus belajar mengenal Kristus dengan pengenalan yang benar, bukan gambaran ekspektasi kita. Kitalah ciptaan Tuhan, maka jangan ciptakan Tuhan versi kita, yang menjawab dan mengabulkan segala yang kita minta. Minggu Epiphanias membawa kita dalam perenungan akan Allah yang menyatakan diriNya, melalui Yesus Kristus Ketaatan kita lahir dari pengenalan yang benar akan Kristus.
- Adanya yang baru tidak selamanya meniadakan yang lama. Misalnya Alkitab, Perjanjian Baru tidak membuat Perjanjian Lama menjadi tidak digunakan lagi. Tapi dalam beberapa hal, ketika ada yang baru, yg lama harusnya tidak ada lagi. Hidup baru, dimengerti dengan pemahaman “menggantikan yang lama”. Sudah semestinya orang yang sudah menerima Kristus, mengalami perubahan yang adalah pekerjaan Roh Kudus dalam dirinya. Allah sendiri yang bekerja. Menolong dan mengubahkan. Perubahan itu bukan semata-mata karena usaha, komitmen, situasi manusia. Tetapi karena Allah sendiri bekerja di dalam kita.
- Manusia baru terlihat dari cara hidup berdampingan dan berinteraksi dengan orang lain. Berkata jujur, ramah, saling menolong, saling mengampuni. Hendaknya kita menjadi si peramah bukan si pemarah. Ada cerita seorang perempuan muda yang sudah bekerja, ia punya ciri khas ramah. Ia senang menyapa siapa saja yang ditemuinya, tanpa menunggu orang menyapa lebih dulu. Suatu hari di tempat kerjanya ia terkunci di sebuah ruangan pendingin yang kedap suara, menjelang jam pulang kerja. Ia berteriak minta tolong sekuat-kuatnya tapi tidak ada yang mendengar. Hari mulai malam dan ia mulai kedinginan. Tiba-tiba ada seorang security yang membukakan pintu ruangan pendingin itu, dan perempuan muda itu selamat. “Kenapa Bapak bisa tahu saya ada di dalam? Memangnya teriakan saya kedengaran?” ia bertanya dengan heran. Jawab security itu “Sore ini saya tidak mendapat sapaan ramah yang biasanya anda berikan. Sampai hari mulai gelap tidak kunjung ada, saya yakin ada sesuatu yang tidak beres. Maka saya memeriksa setiap ruangan, ternyata anda ada di ruangan ini.” Demikianlah keramahan dapat menyelamatkan nyawa seseorang. Maka ramahlah kita seorang kepada yang lain.
- Manusia baru utamanya terlihat dari perubahan pusat hidupnya. Kristus menjadi pusat kehidupan. Firman Tuhan menjadi makanan utama yang tidak bisa di Melayani Tuhan adalah kerinduan. Dan dalam segala yang dikerjakan oleh tangannya, nama Tuhan saja dimuliakan.
Penutup
Lagu rohani “Hidupku bukannya aku lagi, tapi Yesus dalamku.” sepertinya merangkum renungan Minggu ini. Manusia baru itu bukanlah tampak luar. Kita tetap dengan kartu identitas yang sama, hidup di rumah yang sama, wajah sama, tetapi dalam Kristus kita jadi manusia baru, yang diperbaharui hari demi hari. Karakter kita semakin menyerupai Kristus. Allah telah menyatakan diriNya, bukalah hati dan biarkan RohNya bekerja membaharui hidup kita. Amin.
Pdt Yohana br Ginting
GBKP Rg Cibubur