SUPLEMEN PEKAN PENATALAYANEN GBKP TAHUN 2025 WARI II, KHOTBAH KEJADIN 1:26-28
HARI KE 2
Invocatio : 1 Korintus 11:12
Ogen : Kolose 3:10b-11
Kotbah : Kejadin 1:26-28
Tema : Dibata Nepa Manusia Pelain-Lain/Allah Menciptakan/Manusia yang Memiliki Perbedaan.
Pendahuluan.
Kita bersyukur saat ini kita kembali berkumpul dan bersekutu dalam ibadah Pekan Penatalayanan GBKP hari yang ke 2, hari ini kita diingatkan untuk menyadari bahwa Allah kita telah menciptakan rancangan yang sempurna dalam setiap ciptaanNya. Allah menciptakan segala sesuatu itu tidak sama/tidak seragam, bukanlah sebuah pemisah, namun sebuah kekayaan, oleh karena kita Kita juga diajak untuk mengenal diri kita dan memahami orang lain yang berbeda dengan kita, sehingga dapat hidup berdampingan dengan penuh keharmonisa.
Pendalaman Teks.
Di dalam Kolose 3: 10b-11, Rasul Paulus mengingatkan kepada orang percaya di kota Kolose bahwa dengan menerima Kristus mereka memperoleh hidup baru. Hidup baru ini bukan tentang sesuatu yang kelihatan, seperti gaya rambut atau gaya berpakaian, melainkan karakter dan perilaku yang harus diperbaharui. Orang yang belum mengenal dan menerima Kristus hidup menurut kehendaknya sendiri, melakukan hal sesuka hati asal dirinya senang, tidak peduli sekalipun itu adalah dosa. Sedangkan hidup baru berarti hidup menurut kehendak Kristus, melakukan hal-hal yang membuat Tuhan senang. Orang yang percaya kepeda Kristus senantiasa terus menerus diperbaharui: Pengertian hidup baru ini bukan yang terjadi sekali saja, melainkan terus menerus diperbaharui, menjadi semakin sama dengan Yesus. Dalam hal ini tidak ada kata selesai, selama masih hidup iman harus terus diperbaharui. Dan perubahan ini adalah menuju kepada yang lebih baik. Roma 12:2 mengatakan “berubahlah oleh pembaharuan budimu” jadi dimulai dari kemauan diri untuk diubah agar Allah bekerja dalam diri kita. Perubahan adalah sebuah proses yang tidak instan. Tetapi orang yang menyadari perubahan statusnya akan selalu berusaha menyesuaikan perilaku dan pola pikir sesuai status barunya. Anak-anak Allah akan terus diperbaharui menjadi semakin serupa dengan Allah. Janganlah membangun pemisah ditengah-tengah perbedaan (Ayat 11) Sekat-sekat pemisah, golongan, perbedaan tidak menjadi pembeda sebab Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. Kepada orang-orang yang mudah terpecah belah Paulus mengingatkan bahwa di dalam Kristus kita adalah satu. Semua orang percaya adalah “manusia baru” yang adalah anggota keluarga Tuhan.
Kejadin 1:26-28, menggambarkan bahwa manusia diciptakan oleh Allah sesuai dengan gambarNya (Imagodei), gambar yang dimaksudkan bukanlah secara lahiriah, namun di dalam diri manusia ada karakter/sifat Allah sendiri. Imagodei juga menyatakan bahwa manusia adalah anak-anak Allah sendiri, ada citra Allah di dalam setiap ciptaanNya, oleh karenanya janganlah melakukan diskriminasi atas perbedaan dari ciptaan Allah itu. Dan kepada manusia ciptaanNya, telah dianugrahkan kuasa untuk mengelola dunia ciptaanNya.
Refleksi.
- Menyadari dan menerima realitas banyaknya perbedaan. Kita hidup ditengah dunia yang penuh dengan berbagai perbedaan dan keanekaragaman dan dapat juga dikatakan keaneka ragaman itu adalah sebuah realitas dan merupakan bahagian dari kehidupan manusia, Setiap manusia diciptakan berbeda, tidak ada satu pun orang di dunia ini yang memiliki kesamaan seratus persen, sekalipun anak kembar. Terlebih lagi antara laki-laki dan perempuan jelas memiliki perbedaan. Oleh karenanya kita harus memiliki nilai baru dalam menghadapi perbedaan itu yaitu: Menyadari dan menerima realitas dari banyaknya perbedaan serta mensyukuri perbedaan itu adalah sebuah kekayaan, serta mampu menata kelola perbedaan itu menjadi sebuah kekuatan yang dianugerahkan Allah bagi manusia. Tema Pekan Kebaktian Keluarga hari yang ke 2 ini menekankan bahwa Allah sudah menciptakan manusia yang memiliki perbedaan satu dengan yang lain, kita percaya bahwa Allah memiliki rencana dalam setiap rancangannya dan tentu saja akan mendatangkan kebaikan bagi kita.
- Perbedaan bukanlah kelemahan namun sebuah Kekuatan, dalam kitab Roma 15:1 mengatakan “…kita yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan mencari kesenangan sendiri”. Ini membuktikan bahwa latar belakang manusia itu berbeda. Siapakah yang dimaksud dengan ‘yang kuat’ dan ‘yang lemah’ dalam ayat ini ? Yang kuat adalah orang-orang Kristen mula-mula yang tidak lagi terbebani oleh aturan-aturan Taurat, danyang lemah adalah orang-orang Kristen yang menghayati iman dengan tetap mempraktekkan ketaatan kepada peraturan-peraturan Taurat, misalnya masih mempersoalkan mana makanan yang haram dan mana yang halal. Dalam konteks jaman sekarang,yang kuat mempunya arti banyak : berkuasa, kaya, pintar, mampu, hebat. Dan yang lemah tentu sebaliknya.
Ada sebuah pepatah “In Unity is Strength”. Pepatah ini mengingatkan kita bahwa kesatuan dan persatuan yang menghasilkan kekuatan tidak berangkat dari harus seragam lebih dahulu, tetapi justru menerima keberagaman sebagai modal dalam menghadirkan hidup yang lebih utuh dan indah. Bukankah kita bisa mengangkat segelas air minum karena kelima jari yang berbeda-beda itu bekerja sama, saling menerima dan menghargai,sehingga kita terlepas dari dahaga. Bayangkan apa yang terjadi jika jari jempol hanya mau kerjasama dengan sesama jempol saja? Tentu kita tak dapat minum dengan baik. Demikianlah kebergaman adalah kekuatan dan keindahan. Kita dapat menunjukkan solidaritas kepada sesama bahkan kepada mereka yang menolak keberagaman. Bersyukurlah, karena kita diciptakan tidak sama satu sama lain. Saling menerimalah, karena ini juga salah satu cara kita memuliakan-Nya.
- Kesatuan dalam perbedaan bukan kesatuan dalam keseragaman (spiritualitas).
Ada perbedaan yang memang merupakan hal-hal prinsip, yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Misalnya perbedaan iman. Bila kamu dan pasanganmu ternyata berbeda iman, kamu harus segera mengambil sikap. Ingat gelap dan terang tidak dapat bersatu, begitu kata Firman Tuhan. Jangan kamu menjadikan hubunganmu sebagai ajang pengabaran Injil. Ada pula perbedaan-perbedaan yang tidak mungkin berubah, seperti latar belakang keluarga dan suku. Penting bagimu untuk dapat mengetahui hal-hal ini dan pikirkanlah apakah hal-hal ini akan membuat perbedaan yang cukup signifikan dalam hidupmu dan berpotensi untuk menimbulkan konflik di masa yang akan datang. Perbedaan yang lain lagi adalah perbedaan yang sulit diubah, seperti misalnya kepribadian dan kebiasaan. Kepribadian dan kebiasaan bukannya tidak dapat diubah, tetapi untuk mengubah kedua hal ini, harus dimulai dari keinginan diri sendiri. Ingat, kamu tidak akan dapat mengubah kepribadian dan kebiasaan pasanganmu. Tidak sekarang, tidak juga nanti. Jadi, bila ada kebiasaannya yang memang mengganggumu, segera putuskan apakah kamu dapat menerima hal itu atau tidak. Jangan takut untuk mengambil keputusan. Jangan memaksakan diri, karena itu hanya akan membawa masalah dalam kehidupanmu.
Pdt. Togu P. Munthe
Ketua BPMK GBKP Klasis Jakarta Kalimantan