SUPLEMEN PA MORIA 19-25 JUNI 2022, KEJADIN 26:12-25
Ogen: Kejadin 26:12-25
Tema: Sangap Ibas Dahin
(Beruntung Dalam Pekerjaan)
I. Pendahuluan
Ada sebuah pribahasa orang Jawa yang mengatakan “Kadya cakra Manggilingan” artinya kehidupan manusia itu berputar seperti roda, ada kalanya manusia itu di atas, ada juga kalanya manusia itu di bawah. Hal ini dapat kita terima karena memang kehidupan kita kedepannya kita tidak mengetahuinya, dengan demikian dalam hidup ini kita dituntut agar taat dan giat untuk bekerja. Semua orang dalam melakukan pekerjaannya pasti menginginkan mendapatkan hasil yang baik atau dapat dikatakan sukses dalam pekerjaanya dan bukan hanya itu saja keberuntungan dalam pekerjaan itu juga kita harapkan. Hal ini dapat kita lihat bagaimana Ishak salah satu orang yang mendapatkan keberuntungan di dalam pekerjaannya, dikatakan demikian karena Ishak orang pendatang dan orang asing yang tinggal di Gerar, bisa menjadi sangat kaya raya jauh dibanding dengan orang setempat atau pemuda setempat. Keberuntungan dan kesuksesan Ishak ini karena ia taat dan percaya akan janji Tuhan, dengan kata lain Tuhan memberkatinya.
II. Isi
- Kitab Kejadian 26 ini mengisahkan bagaimana Ishak terkena bencana kelaparan, walaupun ia seorang anak Tuhan tetapi tidak tertutup kemungkinan ditimpa bencana atau masalah. Begitu juga dengan kita orang yang percaya kepada Tuhan dan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan hal ini juga bisa saja menimpa kita. Pada pasal ini juga dikatakan ketika terjadi kelaparan itu Firman Tuhan datang kepada Ishak untuk melarang pergi ke Mesir, ayat 2 “….Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang akan Kukatakan kepadamu”. Ada tiga masa atau jaman para Bapa leluhur yang tercatat ketika terjadi kelaparan: Pertama: Pada Zaman Abraham (Kejadian 12:10), ketika terjadi kelaparan di Mesir, Tuhan tidak melarangnya pergi ke Mesir. Kedua: Pada Zaman Ishak (Kejadian 26:1), ketika terjadi kelaparan di Mesir, Tuhan melarangnya pergi ke Mesir. Ketiga: Pada Zaman Yakub (Kejadian 46:3), ketika terjadi kelaparan di Mesir, Tuhan menyuruhnya pergi ke Mesir. Dari ketiga peristiwa zaman ini kita dapat melihat bahwa pada situasi yang sama yaitu kelaparan terjadi di negeri yang sama yaitu mesir, ternyata Tuhan memiliki perintah yang berbeda kepada hamba-Nya. Jadi kita dapat mengambil kesimpulan bahwa sekalipun situasi dan kondisi sama, tetapi kehendak Tuhan bisa berbeda.
- Di dalam perikop kita ini menyatakan bahwa, pada musim kelaparan terjadi Tuhan menyuruh Ishak untuk tinggal di Gerar yaitu daerah kekuasaan Abimelek Raja orang Filistin (ayat 6). Secara penglihatan duniawi ternyata pada keadaan musim kelaparan ini terjadi memaksa Ishak untuk tinggal di tempat yang bukan menjadi keinginannya, tetapi walaupun demikian Ishak taat dan patuh terhadap perintah Tuhan, sehingga pada ayat 3 Tuhan berfirman “Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau…” di dalam hidup kita sering merasakan bahwa keadaan dan situasi bertentangan dengan apa yang kita inginkan dengan kehendak Tuhan, yang mungkin membuat kita ragu-ragu dengan janji atau perintah Tuhan, tetapi lain dengan Ishak yang tidak mau membantah atau mempertanyakan apa maksud dibalik perintah Tuhan itu, sebaliknya ia menaati perintah Tuhan dan percaya akan janji-Nya. Yesaya 55:8 “Sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu, demikianlah firman Tuhan”.
- Ayat 12-15, pada ayat ini dikatakan, atas ketaatan dan kepatuhan Ishak kepada Tuhan maka ia tinggal di
Gerar dan memulai pekerjaannya untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan hidupnya. Ayat 12 “Maka menaburlah Ishak di tanah itu….” Menabur yang dilakuklan oleh Ishak ini menunjukkan bahwa pekerjaannya sebagai petani. Atas ketaatan dan kepercayaan Ishak maka di dalam pekerjaannya itu ia diberkati Tuhan, ia menuai dengan sorak-sorai karena mendapatkan hasil seratus kali lipat pada tahun itu juga, ia menjadi kaya dibanding dengan penduduk setempat karena Ishak juga memiliki kumpulan kambing, domba, lembu, sapi serta anak buah, Mazmur 126:5 “orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai”
- Ayat 16-22, akibat dari keberuntungan di dalam pekerjaan Ishak, kesuksesan dalam pekerjaannya dan dia sebagai penduduk asing tinggal di Gerar menjadi lebih kaya dibanding penduduk setempat atau pemuda setempat, ternyata ini membuat orang Filistin cemburu kepada Ishak. Raja Abimelek mengusir Ishak dan mengatakan “Pergilah dari tengah-tengah kami…” berkat Tuhan memang tidak dapat diperkirakan kapan datangnya, walaupun mereka diusir dan menempati lembah Gerar, ternyata ketika hamba-hamba Ishak menggali tanah mereka mendapatkan air yang sangat dibutuhkan manusia dan hewan, terlebih pekerjaan sebagai petani. Dari keberuntungan Ishak ini mendapatkan air, juga menjadi pertengkaran karena para gembala Gerar mengkalim itu juga milik mereka. Peristiwa ini berlangsung sampai 3 kali menggali sumur, pertama sumur yang akhirnya dinamai Ishak yaitu Esek, kedua sumur Sitna dan ketiga sumur Rehobot. Dari peristiwa ini dapat kita ketahui ternyata di dalam keberuntungan kita dalam pekerjaan kita ada orang merasa tidak senang, merasa tersaingi dan bisa menimbulkan iri hati. Sebenarnya sebagai orang yang percaya kita merasa senang atas kesuksesan sesama kita, begitu juga kita seharusnya merasa termotivasi untuk bekerja lebih taat dan lebih giat lagi.
- Ayat 23-25, dari ayat ini Tuhan menunjukkan janji-Nya kepada Ishak, Tuhan menampakkan diri-Nya, dimana dari seluruh perkara dan permasalahan yang dihadapi Ishak, ia akan dapat melewatinya karena Tuhan menguatkannya dengan mengatakan “,,,Jangan Takut, sebab Aku menyertai engkau,,,” yang menjadi masalah sekarang ini kita kurang percaya bahkan tidak percaya akan janji Tuhan sehingga kita ragu akan melakukannya, padahal di balik itu semua Tuhan telah menyiapkan segalanya. Ishak di dalam ketaatan dan kepercayaannya akan Tuhan membuat dia menjadi orang yang beruntung dalam hidupnya, pekerjaannya serta imannya.
III. Refleksi
Tema: Sangap Ibas Dahin (Beruntung di Dalam Pekerjaan), kata Sangap di dalam bahasa karo ini mengandung makna yang dalam sekali, bukan hanya bisa diterjemahkan kebahasa Indonesia dengan kata sukses, tetapi jauh dari situ, sangap merupakan suatu kata yang memiliki makna beruntung yang melebihi kata sukses. Ishak adalah seorang yang beruntung dalam pekerjaannya sebagai petani, karena ia sebagai orang pendatang dan orang asing di negeri orang lain, tetapi ia menjadi orang yang lebih kaya dibanding penduduk setempat. Tanah yang diusahai oleh Ishak dan ia menabur benih di masa krisis tetapi menghasilkan seratus kali lipat karena Tuhan memberkatinya. Apa yang kita tabur itu yang kita tuai, benih apel yang kita tabur maka buah apel yang kita tua, benih persahabatan yang kita tabur, maka teman yang kita tuai, dendam dan amarah yang kita tabur maka permusuhan dan kehancuran yang kita tuai. Galatia 6:7b “Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya”.
Pekerjaan merupakan ibadah kita kepada Tuhan, di dalam melakukan pekerjaan berarti kita menunjukkan identitas kita sebagai anak Tuhan, dengan demikian ketaatan dan kesetiaan dalam pekerjaan sangat diperlukan. Jika kita mempercayai Tuhan akan kuasaNya dan mampu melakukan terobosan dalam hidup kita, diluar akal dan pikiran kita, maka kita akan menjadi orang yang beruntung dalam pekerjaan kita, dari orang asing menjadi ternama, dalam kekurangan menjadi kelebihan, dalam kelaparan menjadi kekenyangan, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, Lukas 1:37 “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil”
Pdt Julianus Barus-Runggun Bandung Pusat