SUPLEMEN PA MAMRE TANGGAL 07-13 OKTOBER 2018, OGEN KEJADIN 2:18-23
Tema :
Ndeharangku kap diringku
Pendalaman Teks
Tuhan Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” (Kej. 2 : 18). Ayat ini menunjukkan bahwa perhatian Allah terhadap setiap makhluk ciptaan-Nya terus berlanjut,terlebih setelah hari ketujuh, dimana IA telah menguduskan-Nya.Pada nats bacaan kita dapat dilihat bahwa hari-hari selanjutnya pun kita membaca “perhatian” Allah untuk memberikan kepada manusia penolong yang sepadan.Sebelumnya, Allah membentuk dari langit dan bumi, selanjutnya segala binatang hutan dan segala burung di udara. Manusia melihat, dan memberikan nama kepada tiap-tiap makhluk itu. Namun manusia itu tidak menemukan penolong yang sepadan bagi dirinya. Setelah manusia bekerja memberikan nama kepada tiap-tiap makhluk hidup itu, Allah memberikan kepada manusia seorang penolong yang disebut perempuan.
Melalui proses tidur yang nyenyak, Allah membuat perempuan dari tulang rusuk manusia pertama (Adam) dan diberikan sebagai penolong yang sepadan. (Kej. 2 : 21-22). Lalu bagaimana respon Adam? Adam pun sangat bahagia, akhirnya ia mendapatkan penolong yang sepadan baginya (Kej. 2 : 23). Dalam ayat 23 ini Adam menyadari keindahan “penyelamat yang sepadan” yang Allah hadirkan di sisinya. Karena itu ia memuji keindahan itu dengan mengungkapkan “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” Kalimat awal ayat 23, “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku” menyatakan pengenalan Adam bahwa sosok di hadapannya ini berbeda dari binatang-binatang yang sudah dia namai sebelumnya; bahwa pribadi di hadapannya ini adalah sehakekat atau satu esensi dengan dirinya; sama-sama manusia, dan bukan mahluk dari jenis lain.
Aplikasi
Dalam rangka HUT Moria GBKP, sudah sebaiknya kita sebagai Mamre meniru sikap Adam pada ayat 23, yang memuji keindahan “penyelamatnya yang sepadan” (Hawa).Untuk itu sebelum istirahat malam ini, Mamre tataplah dengan penuh syukur wajah istri yang telah Allah berikan sebagai penolong sepadan bagi kita masing-masing. Ungkapkanlah syukur kepada Tuhan untuk istri kita dengan mengatakan: terimakasih karena telah dihadirkan Tuhan untuk saling menopang dan mengisi kehidupan kita dalam
keluarga/sekitar kita dan saling melengkapi satu sama lain.
Jika dilihat lebih jauh, dalam Kej.2 ayat 25, “Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu”.Memalui ayat ini dapat diartikan bahwa sebenarnya Allah juga mengharapkan melalui perjumpaan laki-laki dan perempuan ini, dapat saling melengkapi dan saling menerima satu sama lain. Bahkan bersatunya laki-laki dan perempuan yang menjadi suami istri ini pun diharapkan dapat saling bekerja sama dalam keterbukaan tanpa adanya rasa malu satu sama lain. Dengan keberadaan diri mereka masing-masing, Allah akan menjadi penolong bagi satu sama lain untuk menjalankan tugas tanggungjawab yang telah Allah berikan.
Pdt. Abel Sembiring, S.Th, M.Min, MM
GBKP Runggun Tambun