SUPLEMEN PJJ TANGGAL 06-12 OKTOBER 2024, KUAN-KUANEN 3:3-4
BUJUR BAS PERBAHANEN
Kuan-kuanen 3:3-4
(Tata Nilai Kesetiaan)
Pendahuluan
Perbuatan baik adalah harapan setiap individu, agama dan juga kelompok masyarakat. Namun dalam realita kehidupan kita, tidak selamanya perbuatan baik menurut versi kita atau versi kelompok kita baik di mata individu atau kelompok yang lain. Fenomena ini adalah realita yang tidak dapat kita hindari dalam peradaban umat manusia yang memiliki latar belakang budaya, suku, Pendidikan, agama yang berbeda-beda. Maka dari itu, kita membutuhkan pertimbangan tentang apa yang benar, apa yang salah, apa yang baik dan apa yang buruk. Melalui pembaharuan hidup yang kita terima dalam penebusan Kristus, menolong kita untuk berpikir dengan lebih terang tentang kehendak Allah dan bagaiamana tetap setia memegang teguh etika dan nilai-nilai kehidupan Kristiani dalam masyarakat yang majemuk.
Pendalaman Teks
Kitab Kuan-kuanen/Amsal merupakan jenis kitab Hikmat dalam Perjanjian Lama. Dalam konteks Kuan-kuanen/Amsal 3:3-4, berbicara tentang hikmat akan kemampuan/keterampilan praktis dalam merealisasikan iman, pengetahuan, pengertian dalam tindakan kehidupan sehari-hari. Bandingkan dengan apa yang dikatakan dalam Amsal 2:9 bahwa orang yang takut akan Tuhan (orang berhikmat), dia akan mengerti tentang kebenaran, keadilan dan kejujuran bahkan setiap jalan yang baik.
- Ayat 3: Ada dua harapan yang ingin disampaikan oleh firman Tuhan melalui ayat 3:
- “Tetaplah erkemalangen man Dibata/takut akan Tuhan”. Pengajaran hikmat yang disampaikan penulis kitab Amsal selalu mengacu kepada pengertian “Takut akan Tuhan” (band 1:7). Dengan kalimat takut akan Tuhan, memberikan pemahaman bagaimana cara hidup kita yang sejati serta bagaimana memahami dan menjauhi kejahatan, hingga kita mampu berbuat baik kepada semua orang. Dengan memegang prinsip “tetaplah kam erkemalangen man Dibata.” Maka kebaikan dan kesetiaan akan tetap ada di dalam diri kita.
- “Burakenlah e ibas kerahungndu dingen suratken ibas pusuhndu/kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu.” Harapan kedua ini memberikan sebuah pesan tentang kesetiaan akan pengajaran-pengajaran yang baik melalui pengajaran iman yang telah kita terima. Cara hidup yang benar patut selalu dipegang teguh, harus tetap melekat pada diri kita dan selalu diingat ke mana pun kita melangkah.
- Ayat 4: merupakan sebuah penguatan ataupun motivasi hidup yang berhikmat dan takut akan Tuhan, serta kesetiaan akan kebenaran Allah akan melahirkan respons positif dari Allah dan manusia. Firman Tuhan dalam ayat 4 ini juga mau mengatakan bahwa hidup dalam kebenaran atau kebaikan harus sejalan menurut Allah dan manusia.
Aplikasi
Melalui apa yang disampaikan oleh kitab Amsal/kuan-kuanen memberikan pesan apa yang harus kita lakukan sebagai umat manusia khususnya sebagai orang Kristen.
- Kita membutuhkan hikmat dari Tuhan untuk mengajari kita agar mampu hidup benar kepada semua orang dalam situasi yang majemuk. Kita tidak memilih-milih tempat dan orang untuk melakukan kebaikan.
- Cara untuk hidup dalam hikmat Tuhan adalah dengan tetap setia memegang prinsip hidup “takut akan Tuhan” yang artinya selalu setia dan patuh akan pengajaran dan perintahNya. Seperti yang tertuang dalam paduan tata nilai kesetiaan dalam GBP GBKP bahwa kita harus berpegang teguh pada janji dan komitmen.
- Bukti kesetian kita juga terlihat dari mengedepankan kebenaran Allah daripada kebenaran manusia.
- Kesetiaan akan kebenaran Allah juga tercermin dari berprilaku dan bertindak sesuai dengan perkataan. Menjadi seseorang yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab.