SUPLEMEN PJJ TANGGAL 05-11 FEBRUARI 2023, AMSAL 3:19-22

Tema: Kepentaren Mereken Kegeluhen

Hikmat Memberikan Kehidupan

(Evaluasi Sasaran Pelayanan GBKP Tahun 2023)

Bahan: Amsal 3:19-22

 

I. Pendahuluan

Kitab Amsal dalam bahasa Ibrani disebut dengan Mashal, Kitab Amsal ini juga disebut dengan Hikmat, karena di dalam kitab ini diingatkan dan diajarkan bagaimana ungkapan dan pikiran orang yang berhikmat, perumpamaan-perumpamaan kehidupan serta pribahasa yang berhikmat. Kitab ini yang diyakini ditulis oleh Salomo dan mengajarkan bagaimana sikap dan kehidupan orang yang beriman, apakah itu diwujudkan dalam keluarga, pekerjaan, perbuatan serta lainnya, khusus di dalam bahan PJJ kita kali ini diingatkan mengenai hikmat. Tujuan dari pembahasan ini adalah bagaimana orang tua mengajarkan anak-anak mereka agar hidup mereka berhikmat serta bagaimana anak menerima untuk melakukannya.

II. Pendalaman Teks

Ayat 19-20, “Dengan hikmat Tuhan telah meletakkan dasar bumi, dengan pengertianNya air samudera raya berpencaran dan awan menitikkan embun” dalam ayat ini menunjukkan bahwa semua yang ada di langit dan di bumi beserta seluruh isinya dibentuk dan diletakkan Tuhan pada tempatnya masing-masing tanpa ada yang kontra serta bertabrakan satu dengan yang lain, bahkan semua yang diciptakan Tuhan indah dilihat mata serta memberikan keteduhan dan ketenangan. Dengan hikmat Tuhan meletakkan dasar bumi, kata hikmat dalam bahasa Ibrani disebut dengan “Hokmah” dalam bahasa Yunani disebut dengan “Sophia”, kedua kata ini memiliki arti cara seseorang menyelesaikan masalah dengan benar, baik dan tepat atau memiliki pandangan yang benar dan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Hikmat hampir serupa dengan Bijaksana, hanya saja bedanya Hikmat lebih fokus kearah batin, sedangkan bijaksana lebih kea rah berpikir. Walaupun sedikit berbeda tetapi memiliki Sumber yang sama yaitu Tuhan, untuk mendapatkan hikmat dan bijaksana dari Tuhan, maka manusia itu harus benar-benar hidup dalam kehendak Tuhan serta yang dilakukan dalam hidupnya semata-semata hanya untuk kemuliaan Tuhan.

Bumi atau alam yang diciptakan Tuhan memiliki tujuan sebagai tempat kehidupan manusia, sehingga Tuhan melengkapi kebutuhan manusia itu dengan cara menciptakan mahluk dan tumbuhan yang lain. Dengan demikian manusia diberikan Tuhan tanggung jawab untuk menguasai dan mengelola bumi ini. Berbicara mengenai bumi, ilmu pengetahuan sudah menelitinya bahwa planet-planet yang ada hanya bumi yang cocok tempat manusia tinggal dan melangsungkan kehidupannya, walaupun di planet lain ada kehidupan contohnya mars, namun sampai saat ini belum ada manusia yang bermigran ke planet tersebut. Hal ini sesuai sekali dengan awalnya Tuhan menciptakan bumi ini yaitu dengan hikmat-Nya. Selain itu lebih dari 70% permukaan bumi ditutupi oleh air dan sisanya terdiri dari benua dan pulau-pulau, hal ini juga sesuai dengan ayat 20 “dengan pengetahuan-Nya air samudera raya berpencaran dan awan menitikkan embun” Tuhan dengan hikmat-Nya mencipta dan membuat bentuknya dari semua ciptaan itu sesuai dengan keberadaannya masing-masing, manusia di darat, ikan di laut, burung di udara, serta air sifatnya mengalir. Dengan pengetahuan-Nya air samudera raya berpancaran, dari kenyataan bumi seperti ini maka besar sekali tanggung jawab manusia untuk menjaganya karena hal ini berkaitan dengan kehidupan. Bumi ini lebih luas samudera dibanding daratan, jika manusia dengan sembarangan mengelola bumi atau alam ini, apalagi hanya menggunakan ilmu pengetahuan manusia tanpa dibarengi dengan hikmat dan kebijaksanaan, maka semua ciptaan itu dapat beralih fungsi, dimana air yang pada dasarnya memberikan kehidupan, tetapi karena kerakusan manusia dan mementingkan diri sendiri, air itu menjadi mala petaka bagi manusia karena terjadi bencana alam, banjir dan longsor bukan hanya mengorbankan materi tetapi juga memakan korban. William Shakespeare mengatakan “Di alam tidak ada cacat selain pikiran, tidak ada yang bisa dipanggil untuk berubah bentuk kecuali yang tidak baik” pengertian dari kalimat ini adalah dunia yang diciptakan Tuhan ini sempurna adanya, Tuhan adalah perancang yang luar biasa, semuanya sesuai dengan tempat, letak dan bentuknya masing-masing, sebaliknya karena pengetahuan manusia ada yang berubah yaitu bentuk organ tubuh manusia yang dirubah bentuknya (lidah seperti lidah ular, mata seperti mata alien dan sebaginya), alam yang indah menjadi gersang, hutan lebat jadi gundul, air yang mengalir menjadi gelombang besar.

Ayat 21-22, “Hai anakku janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh dari matamu, peliharalah itu, maka itu akan menjadi kehidupan bagi jiwamu dan perhiasan bagi lehermu” kata hai anakku mengandung makna adanya status yang jelas, dengan adanya status yang jelas ini membuat kasih sayang dan perhatian itu juga menjadi jelas. Selanjutnya hal ini diingatkan dan diajarkan orang tua kepada anaknya supaya pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh dari mata, kata pertimbangan menurut KBBI adalah pendapat tentang baik dan buruk. Dari pengertian ini berarti dalam perjalanan kehidupan manusia pasti membutuhkan pertimbangan dalam hal berpikir untuk mengambil keputusan, sehingga dari permohonan dengan kata “hai anakku” dalam mengambil keputusan itu harus dengan “pertimbangan” yang baik, memikirkan orang lain dan tidak mengambil keuntungan pribadi. Begitu juga dengan kata “kebijaksanaan” artinya pandai dan cermat serta teliti ketika menghadapi kesulitan dan sebagainya. Dari dua kata yang diungkapkan berarti di dalam mengambil keputusan haruslah dengan pertimbangan yang baik dan dengan bijaksana.

Bagaimana kalau pertimbangan dan kebijaksanaan itu dekat di mata dan dipelihara? Ayat 22 “maka itu akan menjadi kehidupan bagi jiwamu dan perhiasan bagi lehermu” berarti pertimbangan dan kebijaksanan dapat memberikan kehidupan bagi kita, serta indah untuk dilihat dan dinikmati seperti “perhiasan bagi lehermu” selain itu juga yang namanya perhiasan berarti mahal, demikianlah kehidupan itu sangatlah mahal karena Tuhan yang memberikan. Bagaimana kalau pertimbangan dan kebijaksanaan itu jauh dari mata atau tidak dipelihara? Jika hal ini terjadi otomatis tidak ada lagi kedamaian di dalam kehidupan ini karena setiap orang pasti berpikir dan bertindak sesuai dengan keinginan pribadi masing-masing, dunia akan dikuasai tanpa mengelola dengan pertimbangan memikirkan pengaruhnya terhadap ciptaan yang lain, bahkan ada ciptaan itu yang akhirnya punah, berarti kehidupan akan rusak dan kacau. Kemajuan pengetahuan serta teknologi saat ini memang memiliki dampak yang positip bagi kehidupan, tetapi di lain sisi jika tidak dibarengi dengan hikmat dan kebijaksanaan akan berdampak negatip karena bukan lagi memberikan kemajuan tapi ancaman, dengan kata lain pengetahuan serta teknologi tidak lagi menjadi perhiasan di leher, tetapi sudah menjadi ancaman leher.

 III. Aplikasi

Temata: Hikmat Memberikan Kehidupan, yang dimaksud dengan tema kita ini adalah hikmat atau kebijaksanaan itu dapat memberikan kehidupan bagi orang yang memilikinya, kehidupan yang dimaksud disini selain dari kehidupan jasmani termasuk juga kehidupan rohani, karena hikmat yang memberikan kehidupan itu adalah hikmat Allah. Hikmat Allah maksudnya penempatan kata dan sikap yang tepat sesuai dengan apa yang Allah kehendaki untuk disampaikan, dengan kata lain bukan hanya sejauh mengetahui apa yang baik dan salah, tetapi juga melakukannya dalam kehidupan. Ciri-ciri yang tampak orang yang berhikmat: pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan, tidak memihak dan tidak munafik, dalam Alkitab Raja Salomo adalah raja yang dikenal berhikmat dan bijaksana. Salomo tidak meminta kekayaan, umur Panjang atau kemenangan, melainkan kebijaksanaan, 1 Raja2 4:29 “Dan Allah memberikan kepada salomo hikmat dan pengertian yang amat besar, serta akal yang luas seperti dataran pasitr di tepi laut” atas permintaannya itu akhirnya salomo dijadikan Tuhan sebagai orang yang paling bijaksana, menjadikan dirinya kaya, dihormati dan mulia. Dari contoh raja salomo ini dapat kita ketahui bahwa memang hikmat itu memberikan kehidupan, karena dia mampu memimpin rakyatnya dengan baik serta memberikan kedamaian yang mana rakyat benar-benar merasakan kehidupan, bukan hanya itu dari permasalahan yang harus diselesaikannya salomo mengambil keputusan dengan hikmat dan bijaksana sehingga terbuktilah mana yang benar dan salah, dimana seorang ibu mendapatkan anaknya, serta anak itu mendapatkan kehidupan (1 Raja2 3:16-28).

Kemajuan IPTEK sekarang ini sangatlah pesat sekali di setiap negara, bahkan berlomba menemukan senjata dan nuklir yang terbaik menunjukkan siapa yang paling kuat dan berkuasa, serta untuk uji coba itu semuanya akan dilakukan kepada di alam bahkan hewan, ini semua akan merusak tatanan kehidupan dan ekosistem alam, inilah akibatnya kalau ilmu pengetahuan tidak dibarengi dengan hikmat dan kebijaksanaan. Hal ini sesuai dengan sub tema kita: Evaluasi Tema Pelayanan GBKP Tahun 2022 “Kreatif Merawat Lingkungan” walaupun tahun pelayanan ini sudah lewat, bukan berarti kita berhenti merawat lingkungan kita, tetapi merawat sampai selamanya. Masalah ingkungan sekarang ini sudah mendunia, Tuhan sudah mengatakan jangan sampai pertimbangan dan kebijaksanaan itu jauh dari mata atau tidak dipelihara, berarti dengan adanya masalah lingkungan saat ini harus pertimbangkan dengan baik dan jangan menutup mata akan hal ini.

Hidup memang penuh dengan perjuangan dan dalam perjuangan tersebut, hikmat merupakan kompas sebagai penunjuk arah dan pengetahuan sebagai Jala menangkap impian serta cita-cita.

                                                                                                            Pdt Julianus Barus-GBKP Bandung Pusat

 

 

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD