SUPLEMEN PEKAN PENATALAYANAN GBKP TAHUN 2024-WARI IV, KHOTBAH KUAN-KUANEN 3:5-10
Invocatio :
Lukas 16:10
Bacaan :
Lukas 21:1-4
Tema :
Mehamat man Dibata
Pendahuluan
Pada sebuah canal youtobe yang diberi judul “ Tipe tipe orang beribadah” kami melihat ada disebutkan beberapa tipe yaitu: terlambat, tertidur, bermain handphone, ngobrol, tertidur dan lain lain. Pada sisi yang lain ada juga kelihatan serius dan juga manggut manggut dan terlihat aktif. Kalau kita melihat dengan mata sendiri jelas kita dapat melihat perbedaan yang sebagaian kelihatan tidak serius dan jelas salah dan yang satu lagi kelihatanya baik. Tapi bisa saja yang kelihatan serius juga belum tentu serius bisa saja hanya kedok. Kenapa hal ini bisa terjadi mungkin karena pemahamanya akan arti ikut beribadah belum benar sehingga sikapnya dan tindakanya menjadi salah. Jika didalam ibadah juga sudah memiliki sikap yang tidak benar maka kemungkinan besar didalam hidup sehari hari juga bisa tidak seturut denga kehendak Tuhan. Pada sisi lain banyak juga yang sudah memiliki sikap yang benar dan baik. Di dalam ibadah dan juga didalam kehidupan sehari hari.
Tema Pekan Penatalayan kita adalah” Mehamat Man Dibata “ Kata mehamat berasal dari kata hamat yang artinya hormat mulia hargai, sopan, mehamat adalah bersifat menghormati, menghargai, memuliakan. Dan sikap ini ditujuakn selalu kepada orang yang posisinya mungkin lebih tinggi dari posisi yang memberi hormat. Sebagi contoh “ mehamat man kalimbubu”( Kamus Karo Indonesai ) Sikap ini juga dilakukan bukan karena paksaan, bukan formalitas tetapi dengan kesadaran dan juga datangnya dari hati. Jadi jelas tema kita mau mengarahkan kita supaya kita hormat , memulikan Tuhan bukan hanya didalam ibadah tetapi juga didalam kehidupan kita sehari hari yang datangnya dari hati dan pengenalan akan Tuhan.
Pendalaman Nats
Kitab Amsal ditulis oleh Salomo Tujuan kitab ini dinyatakan dengan jelas dalam Ams 1:2-7: memberi hikmat dan pengertian mengenai perilaku yang bijak, kebenaran, keadilan, dan kejujuran (Ams 1:2-3) sehingga orang yang tidak berpengalaman dapat menjadi orang bijak (Ams 1:4), kaum muda dapat memperoleh pengetahuan dan kebijaksanaan (Ams 1:4), dan orang bijak bisa menjadi lebih bijak lagi (Ams 1:5-6).Sekalipun Amsal pada hakikatnya adalah buku pedoman hikmat untuk hidup dengan benar dan bijaksana, landasan yang diperlukan oleh hikmat tersebut dinyatakan dengan jelas sebagai "takut akan Tuhan" (Ams 1:7)( Alkitab Sabda ).Bgaian bahan renungan kita ada didalam Pasal 1-7 yang secara garis besar berisi mengenai bagaimana menjadi bijak, hidup benar dan tidak menjadi orang bodh atau fasik (Alkitab Edisi Studi). LAI memberikan judul pasal 3” Berkat dari Hikmat” Pasal 3 dimulai dengan kata “anaku” ini menunjukan sebuah keadaan Penulis menempatkan atau membuat gambaran anak sebagai yang belum memiliki hikmat, pengetahuan dan juga pengenalan akan Allah.Ini bisa saja menunjuk secara langsung kepada anak secara fisik tetapi bisa juga bagi orang yang baru mengenal Allah. Kemudian penulis menegaskan atau menyampaikan secara lugas dan jelas sebagai anak yang kurang pengalaman kurang memiliki hikmat harus melakukan beberapa hal supaya memperoleh hikmat. Pada ayat satu juga jelas ditekankan “ biarlah hatimu, dengan segenap hati” ini mau menekankan dengan sangat jelas bahwa semua dilakukan dari hati yang paling dalam dan dengan kesadaran bukan paksaan dan ini beberapa kali ditemukan dalam pasal ini termasuk ayat 5 sebagai awal khotbah kita. Dalam ayat 5-10 ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu: Salomo mengajarkan supaya percaya kepada Tuhan. Nasehat yang disampaikan Salomo bukan tampa alasan. Tentu Salomo juga sudah mendengar, melihat dan mengalami bagaimana Tuhan yang maha kuasa sudah menyertai bangsa Israel baik pada masa sebelum Salomo dan juga masa Salomo .Kata yang diterjemahkan percaya jika diterjemahkan adalah terbaring tak berdaya, telungkup, Menggambarkan seorang pelayan yang siap untuk perintah tuannya, siap mematuhi.Percaya ini tidak memandang situasi dan keadaan, setiap situasi dan keadaan tetap percaya kepada Tuhan(Tidak bergeming)(Enduring Word). Dan jangan bersandar kepada pengertian sendiri. Seberapa hebat juga pengertian dan pengetahuan dari manusia tetap terbatas karena keterbatasan itu pengertian itu harus diletakan dalam pengertian dan hikmat yang datangnya dari Tuhan. Yang kedua yang dilakukan adalah mengakui Tuhan dalam setiap tindakan atau laku yang dilakukan Dengan melakukan hal tersebut maka jalan atau cara kita didalam melakukan segala sesuatu itu akan seturut dengan kehendak Tuhan dan searah dengan tujuan yang hendak dicapai oleh Tuhan. Kehendak Tuhan itu tentu seturut dengan perintahnya dan firmannNya.Ini juga memberikan pengertian bahwa kita bisa melakukan karena Tuhan yang memberikan kemampuan bagi kita yang terbatas(6). Invocatio kita juga mengajari kita untuk melakukan segala sesuatu itu bukan karena hal besar tetapi selain dari hati penulis Lukas mengajari kita memulainya dari yang kecil untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak Tuhan. Kecil artinya yang kita mamapu, kecil bukan dalam arti sepele, kecil dalam arti juga supaya kita mencoba sehingga bisa belajar dan memiliki kemmampaun akhirnya menjadi sebuah kebiasan dan mengmbangkan diri(Lukas 16:10) Kemudian dilanjutkan lagi dengan larangan yang kedua yaitu supaya jangan menggap diri kita bijak sama dengan bersandar kepada pemahaman sendiri tetapi tetaplah takut kepada Tuhan. Salomo meminta tetap hidup seturut dengan kehendak Tuhan sebab dengan demikian maka kehidupan kita akan dijauhkan dari kejahtan dan juga dosa yang tidak berkenan bagi Tuhan.Ketika kita melakukan yang diperintahkan didalam ayat 5-7 maka di ayat 8 kita akan memperoleh kesembuhkan tubuh dan kesegaran tulang. Jadi hidup percaya mengandalkan Tuhan membuat kita hidup didalam damai sejahtera. Kita juga akan hidup merasa aman dan tidak ada didalam ketakutan dan juga kekhawatiran. Tuhan akan menjamin kehidupan kita. Tetapi sebaliknya jika kita tidak mengandalkan Tuhan maka kita akan selalau merasa khawatir dan jika kita mengandalkan kebijakan kita maka kita bisa saja jatuh kedalam dosa tentu kita selalau merasa ketakutan dampaknya juga akan dirasakan olej fisik kita ( Mzm 51:10).Di ayat 9 Salomo beralih dari manusianya kepada apa yang dimilikinya. Memuliakan Tuhan dengan harta, dengan hasil pertama dari segala penghasilan. Memuliakan Tuhan dengan memberikan yang terbaik. Buah sulung adalah sebuah gambaran yang terbaik dan yang utama. Kita memberikan buah sulung kepada Tuhan merupakan gambaran mengutamakan Tuhan sekaligus bukan memberi dari yang sisa sisa.mengutamakan Tuhan juga kita lihat dari bagaimana seorang janda miskin memberikan persembahan dari kekurangnya dan dari harta yang hanya itu ia miliki. Tentu ketika ia berani melakukanya juga didasari oleh pengenalanya akan Tuhan. Bahwa Tuhan adalah sumber dari segalanya dan Tuhan mampu melakukan segalanya bagi hidupnya dan percaya bahwa Tuhan yang akan mengatur segalanya. Ia tidak bersandar kepada pemahaman manusia tetapi ia bersandar kepada hikmat manusia. Sebab jika hikmat manusia pasti ia tidak akan memberi, pasti ia mementingkan mulutnya dan tubuhnya untuk diberi makan dari pada memberi kepada Tuhan. Hal ini dilakukan Yesus untuk menegur orang kaya yang memberi persembahan dari kelimpahanya. Jadi ketika kita memberi buat Tuhan jangan kita membuat alasan dengan kondisi dan keberadaan maka memberi. Tetapi bagaimana juga kondisi kita hormatilah Tuhan dengan keberadaan yang kita miliki. Dan ini juga merupakan sebuah pengakuan Tuhan yang memberikan dan Ia juga mampu memberi lebih lagi dan lagi.kemudian Salomo kembali mengingatkan apa yang bisa Tuhan lakukan dan yang bisa diperoleh oleh orang yang memulikan dan menghormati Tuhan.Sehingga lumbungmu akan terisi dengan berlimpah limpah dan bejana pemerahmu meluap dengan air buah anggur. Tuhan memberkati dan berkat tersebut tidak henti hentinya. Pada masa itu banyak laumbung dan juga air anggur melambangkan diberkati dan sukses. Dan pada masa ini tentu hal ini bisa melambangkan seluruh aspek dari kehidupan manusia. Sebab kita tahu Tuhan mampu memberikan berkat apa saja buat kita anak anaknya. Tuhan kita maha kuasa dan maha bisa dan juga mengetahui tentang apa yang kita butuhkan.Pada ayat 10 ini juga sekaligus Salomo mau mengatakan hanya Tuhan yang mampu melakukan itu bukan tuhan tuhan yang lain.
Aplikasi
Paulo Coelho dalam kalimat bijaknya mengatakan “ penghormatan adalah untuk mereka yang pantas mendapatkanya, bukan untuk mereka yang menuntutnya” Dari kalimat bijak ini kita dapat melihat bahwa ketika kita menghormati seseorang atau juga Tuhan karena jelas layak untuk mendapatkan kehormatan. Dan ini juga berkaitan dengan pengenalan kita akan yang diberikan hormat tersebut. Pengenalan kita akan membawa hati kita kepada sikap yang hormat. Sebab jika kita mengenal yang dihormati itu layak dihormati maka kita akan menghormatinya tetapi jika kita mengenalnya tidak layak dihormati walau ia menuntut kita tidak akan menghormatinya. Dari ketiga bahan alkitab kita pada pekan penatalayan hari/malam keempat ini kita dapat melihat ada beberapa hal menjadi perenungan buat kita yaitu:
- Sikap hormat kepada Tuhan itu muncul karena pengenalan kita yang benar akan Tuhan hal ini jelas sekali ditekankan didalam bahan khotbah kita oleh Salomo. Ia meminta kepada orang yang kurang berpengalaman orang yang kurang kenal akan Tuhan supaya mengenal Tuhan tersebut. Dengan pengenalan itu maka akan muncul rasa hormat dan kagunm akan kuasa yang dimiliki oleh Tuhan tersebut. Jelas Salomo membandingkan apa yang dimiliki oleh manusia termasuk pengertian dan juga pengetahuanya sehebat apa juga manusia itu sangat terbatas dan berbanding sangat jomlang dengan hikmat dan kuasa dari Tuhan. Dengan pengenalan tersebut maka manusia akan menyadari siapa dirinya dan dengan kesadaran dari hati akan melahirkan sikap menghormati Tuhan.
- Sikap menghormati Tuhan itu bukan paksaan, bukan formalitas tetapi datangnya dari hati kita yang paling dalam dan dengan kesadaran bahwa Tuhan memang layak untuk dihormati dan dimulikan. Dan perlu juga kita pahami bukan karena kita memulikan atau menghormati Tuhan maka Tuhan itu mulia dan terhormat. Tuhan memang mulia dan terhormat tampa kita menghormatinya. Bukan kita penentu kemuliaan dan kehormatan Tuhan tetapi Tuhan sendiri.
- Wujud kita kagum dan menghormati Tuhan itu diwujud nyatakan dalam semua aspek kehidupan yang kita miliki. Baik di dalam ibadah, baik di dalam pergaulan baik didalam pekerjaaan dan juga dengan memakaikan apa yang kita miliki. Semua kita bisa melakukanya sebab bukan dengan perbuatan besar maka kita menhormati Tuhan tetapi kita juga memulainya dari perbuatan perbuatan yang kecil. Salomo secara jelas mengatakan bagaimana kita memulikan Tuhan dengan memberikan persembahan kita kepada Tuhan.Pengenalan yang benar akan Tuhan juga mengajari kita untuk memberikan seturut dengan kehendaknya. Semua bersumber dari Tuhan dan kita hanya memberi dari yang diberikanya maka berilah yang terbaik buat Tuhan. Dan lebih luas lagi bukan hanya buat Tuhan tetapi ketika kita menghormati sesama kita dan memperlakukan mereka dengan baik dan benar sebenarnya kita sudah menghormati Tuhan sebab mereka juga adalah ciptaan Tuhan.
- Jangan kita menghormati Tuhan untuk mengejar berkatnya walau dalam bahan khotbah kita dari kitab Amsal jelas dikatakan bahwa orang yang menghormati Tuhan bahakan dengan memberikan persembahan maka lumbungnya akan dipenuhi dan anggurnya tidak akan habis. Hormatilah Tuhan karena ia layak dihormati diberkati dan tidak diberkati kita seharusnya selalau menghormati Tuhan sebab Tuhan yang menjadikan langit dan bumi dan juga isinya termasuk kita. Jika kita ketika diberkati hanya menghormati Tuhan maka ketika Tuhan tidak memberkati maka kita akan meninggalkan Tuhan.
Kesimpulan
Pengenalan yang benar yang benar akan Tuhan membawa kita kepada sikap menghormati yang benar dari semua aspek kehidupan kita sebagai orang percaya. Tuhan mulia dan terhormat bukan karena kita menghormati atau memulikakanya. Penentu kemulian Tuhan bukan kita tetapi Tuhan sendiri.
Pdt Luter Efrata Girsang-Runggun Depok Lenteng Agung