TUTUP TAHUN, 31 DESEMBER 2024, KHOTBAH PERNGANDUNGEN 3:22-24
Invocatio :
Gelah terang wari-warindu si pepagi, dingen pengarapenndu pe la bene (Kua. 23 : 18)
Ogen :
2 Korinti 5 : 17 - 19 (Resposoria)
Kotbah :
Pergandungen 3 : 22 - 24 (Tunggal)
Tema :
Nginget Perbahanen Tuhan
Bacaan :
5: 12 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, m ia adalah ciptaan baru 1 : n yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. o 5:18 Dan semuanya ini dari Allah, p yang dengan perantaraan Kristus q telah mendamaikan kita dengan diri-Nya 2 dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. 5:19 Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. r Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
Kotbah
3 : 22 Tak berkesudahan kasih setia r TUHAN, s tak habis-habisnya t rahmat-Nya, 3:23 selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! u 3:24 "TUHAN adalah bagianku, v " kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.
Pendahuluan
Waktu tidak memiliki arti, kecuali jika kita memilih untuk membuat waktu tersebut menjadi penting, demikian ungkapan bijak dari seorang Leo Buscaglia. Tak dapat dipungkiri tahun 2024 akan berakhir, waktu bagaikan jam yang berputar tak kenal kompromi dan berjalan terus menurut langkah jarum jam. Seberapa besar dan kemana kita investasikan waktu kita untuk dikatakan berarti? Hidup kita tahun ini di ibaratkan satu buku dengan jumlah lembar 365 kita akan membaca banyak peristiwa kehidupan seperti yang kita inginkan dan juga tidak seperti yang kita inginkan terjadi. Namun bagaimana kita memaknai isi dari tiap halaman lembar buku harian tahun 2024 kita ini? Harapannya tahun depan di 2025 banyak cerita indah dan berkatNya mendiami kita.
Isi
Jika dikatakan tadi, waktu tidak memiliki arti, kecuali jika kita memilih untuk membuat waktu tersebut menjadi penting, maka kita akan melihat Yeremia dalam kitab Ratapan ini memaknai masa jamannya dengan meratapi jatuhnya bangsa Israel ke tangan Babil
Kitab Ratapan, seperti nama kitabnya, berisi ratapan-ratapan atas jatuhnya Yerusalem ke tangan tentara Babel pada tahun 586 SM, dan kehancuran serta masa pembuangan setelahnya. Walaupun kitab ini pada umumnya bertemakan kesedihan karena kehancuran Yerusalem, terdapat pula baris-baris yang menunjukkan keimanan kepada Tuhan dan harapan akan adanya masa depan yang cerah di dalamnya, seperti teks kotbah kita yang menuliskan: Tak berkesudahan kasih setia r TUHAN, s tak habis-habisnya t rahmat-Nya, 3:23 selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! u 3:24 "TUHAN adalah bagianku, v " kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya ( Ratapan 3 : 22-24 )
a.Ay 22, tampaknya Yeremia memaknai kehancuran Israel dengan harapan besar. Dalam Kasih setia Tuhan ? di tengah kehancuran kota?. Tampaknya Yeremia mengingat betapa besarnya kasih Tuhan selam Israel ada. Tak habis habisnya rahmatNya kepada setiap masa dan waktu bagi yang berharap padaNya. Bukankah pengharapan ini menjadi kekuatan besar untuk tetap percaya pada kemurahan Tuhan? Jika kita sebagai pembaca masa kini dapat merasakan betapa besarnya iman, kasih dan harapan Yeremia menguatkan bangsa Israel untuk menyatakan imannya percaya bahwa Tuhan sumber kasih dan kemurahan tak pernah meninggalkan bangsaNya dalam kehancuran. Peristiwa iman ini mirip dengan yang dikatakan dalam 1 Petrus 5 : 10, Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu y dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya z yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan a dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya. Artinya tak seorangpun tanpa persoalan, tanpa penderitaan dan tantangan, mereka akan mengalami hal tersebut namun pastinya mereka akan keluar dari persoalan jika tiba waktunya. Bahkan jika ada lagi persoalan maka akan ada juga jalan keluar.
b.Ay 23. Bagaimana kasih Tuhan yang baru setiap pagi? Jika di ibaratkan kasih Tuhan seperti Terbitnya matahari setiap pagi, dalam keterbatasan manusia melihat hal ini sebagai ketentuan mutlak. Matahari terbit setiap hari itu hal yang umum dan mutlak terjadi. Demikianlah kita memaknai bahwa Kasih Tuhan juga mutlak setiap hari baru dan ada kehidupan dalam harapan. Ada semangat baru untuk percaya bahwa persoalan dan penderitaan akan selesai pada waktunya tanpa perlu di takuti. Benar masalah ada tapi bukan menghilangkan kegembiraan kita. Jika kita melihat terbitnya matahari maka kita juga boleh percaya demikianlah janji keselamatan dari Tuhan ada bagi kita melewati penderitaan. Seperti lagu KAKR Dari terbit matahari sampai pada masuknya biarlah nama Tuhan dipuji. Haleluya Tuhan Maha Kuasa Haleluya Tuhan maha Kuasa. Artinya menaikkan doa dan memuji Tuhan akan memberi arahan kita fokus pada Tuhan bukan pada persoalan. Lebih besar Kuasa Tuhan dari persoalan tersebut.
c.Ay 24. Tampaknya pengharapan yang benar hanya dalam Tuhan, sumber kekuatan dan benteng yang teguh untuk melindungi dan memelihara hidup kita. Yeremia sepertinya menyatakan imannya dalam perkataan bagian jiwanya, tak terhalang dirinya dalam Tuhan. Hubungan manusia dan Tuhan adalah mutlak maka otoritas Tuhan terjadi dalam diri setiap orang, apakah dalam suka dan duka. Kekuatan jiwa kita adalah kasih Tuhan. Hal ini dikatakan dalam 1 Tim 4 : 10 Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah u yang hidup, Juruselamat semua manusia, v terutama mereka yang percaya. Dalam tantangan dan jerih lelah kita ada harapan memenangkannya bersama Kekuatan Tuhan.
Bagaimana sikap Kita jika ada persoalan ? Seorang Paulus dalam bacaan kita 2 Kor5 : 17-19dipanggil untuk memaknai persoalan dalam jemaat Korinti dengan melihat Kristus yang setiap manusia yang percaya menjadi baru dalam Kristus . Apa persoalan dalam jemaat korinti?
Surat ini berusaha menjawab permasalahan yang terjadi di Korintus. Ketika itu terjadi pertikaian antara Paulus dan golongan orang yang memfitnahnya Mereka adalah rasul-rasul palsu yang memberitakan Yesus yang lain. Akan tetapi, lawannya justru mengklaim Paulus sebagai rasul palsu sehingga kewenangannya sebagai rasul patut diragukan. Tindakan Paulus meninggalkan mereka dengan terburu-buru akhirnya menjadi hal yang disesalinya dikemudian hari, karena tindakannya itu seolah-olah membuktikan kebenaran tuduhan yang dikenakan kepadanya. Akhirnya orang-orang Kristen di Korintus ditinggalkan dalam keadaan yang kacau, di tengah-tengah pertikaian yang belum usai. Pernahkah kita mengalami hal seperti ini?
Namun demikian maksud penulisan surat ini, juga terkait erat dengan pertikaian yang pernah terjadi sebelumnya. Artinya melalui surat Paulus menyelesaikan persoalannya. Berdasarkan hal itu ia ingin membenarkan dirinya dari tuduhan yang sudah dikenakan pada dirinya, sekaligus menjelaskan bahwa ia adalah rasul yang sebenarnya dan bukan rasul palsu seperti yang mereka tuduhkan. Surat ini juga mencatat ungkapan syukur Paulus karena segala sesuatu yang sudah dibenarkan, dan bahwa Tuhan selalu menghiburnya ketika mengalami masa-masa sulit, hal ini disampaikan untuk menghibur jemaat Korintus yang juga sedang mengalami masa-masa sulit (pasal 1-7). Dalam surat ini Paulus juga menasehati mereka memenuhi janjinya untuk mengumpulkan uang yang nantinya akan diberikan kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem. Surat ini juga menceritakan kesedihan Paulus karena tidak bisa datang ke Korintus untuk mengunjungi mereka, dengan ini Paulus berharap kalau mereka tahu kesedihan Paulus karena sangat mengasihi mereka.
Paulus memaknai persoalan dengan harapan dalam Kristus. Dikatakannya Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Tampaknya persoalan tuduhan itu sudah dia serahkan dalam Kasih Tuhan persoalan bukan menurunkan makna hidup dalam kasih Tuhan sebab Yesus telah mendamaikan manusia dengan Allah Orang yang yang hidup dalam Yesus memiiliki harapan baru, kekuatan baru dan semhangat baru untuk melanjutkan rencana Allah dalam diri kita. Tampaknya persoalan bukan masalah justru peluang untuk lebih mengenal Kristus dengan cara baru menjawab tantangan dan persoalan.
Paulus juga tampaknya mengatakan bahwa perdamaian ada dalam diri kita jika di temukan makna perdamaian antara manusia dan Allah dalam Kristus, untuk di saksikan dan diberitakan melalui orang-orang yang diutusnya ( Paulus meyakini dan menghidupi ) 5:18 Dan semuanya ini dari Allah, p yang dengan perantaraan Kristus q telah mendamaikan kita dengan diri-Nya 2 dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
Demikianlah Paulus menyatakan kehendak Allah dalam dirinya sebagai hamba Nya untuk mengampuni orang yang bersalah dan emlukai kerasulannya, untuk itulah Paulus berdamai dalam dirinya menerima perbedaan orang yang tak menyukainya dengan tetap tertuju pada kehendak YA untuk mewartakan Kabar Baik tersebut. 5:19 Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. r Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
Penutup
Tema Tutup tahun ini adalah Nginget Perbahanen Tuhan, dengan Kitab Ratapan dalam kisah Israel yang hancur, Yeremia memilih memaknai untuk berharap pada Tuhan dalam melewati kehancuran dengan puing-puing kota yang diserang bangsa Babel. Yeremia percaya seperti matahari terbit setiap hari, maka kasih Tuhan akan menyelesaikan persoalan dengan memberi kekuatan semangat pemulihan dan makna baru bagi bangsa Israel. Bagaimana Paulus mengingat Perbuatan Tuhan dalam menjawab persoalan yang difitnah
sebagai Rasul palsu? Paulus menyadari bahwa Perdamaian ada diberikan Tuhan dimulai dari dalam dirinya. Jika Perdamaian itu ada dalam Kristus, maka ungkapan fitnah palsu akan berubah makna dengan mengabaikan fitnahan tersebut menjadi Fokus dalam pelayanan memberitakan Kabar Baik bagi banyak orang. Artinya Mengingat Perbuatan Tuhan yang besar dan penuh kasih mengubahkan persoalan menjadi berkat dalam menjalani rencananNYa kepa setiap orang. Persoalan bukan yang utama namun Kehendak Tuhanlah kekuatan yang dijalankan melewati persoalan apapun bentuknya. Invocatio Amsal 23 : 18 mengatakan bahwa Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang, selamat mendapatkan makna baru bagi kita dalam menutup tahun 2024 ini. Ingatlah kebaikan-kebaikan Tuhan, sebab baru rahmatNya setiap hari.
Pdt. Julia P Br Tarigan
Runggun Yogyakarta