MINGGU 14 APRIL 2024, KHOTBAH ROMA 5:6-11 (MINGGU MISERI CORDIAS DOMINI)
Invocatio :
Mazmur 51:18
Ogen :
Esra 7:27-28 (Tunggal)
Tema :
Jesus Mperiahken Kita ras Dibata/Yesus memperdamaikan kita dengan Allah
1. Kata Perlebe
Minggu ini adalah Minggu Miseri Cordias Domini yang artinya kita dibawa untuk mengalami dan merasakan Kasih Allah dalam kehidupan kita. Setelah kematian dan kebangkitan Kristus hubungan kita semakin dekat dengan Allah. Kita sudah beroleh pendamaian. Sehingga dalam Minggu ini kita semakin mampu untuk hidup sebagai orang-orang yang sudah didamaikan bersama Allah.
2. Invocatio Mamur 51:20
Mazmur ini merupakan sebuah doa permohonan pengampunan dosa kepada Allah oleh Daud setelah dia melakukan dosa di hadapan Tuhan yaitu setelah Nabi Natan datang menjumpai Daud karena hubungannya dengan Batseba telah dianggap melanggar hukum dan sebuah kesalahan. Doa yang dilayangkan dalam Mazmur ini memberi sebuah pemahaman bahwa bagi Daud secara pribadi Allah sendiri yang telah mendamaikan diriNya dengan Allah. Allah yang penuh Kasih yang berinisiatif dan yang mampu membangun kembali segala kerusakan yang terjadi pada masa itu, tembok-tembok yang dianggap dulunya mampu menjadi benteng pertahanan juga mengalami kehancuran. Artinya kehebatan seorang Daud yang dianggap sebagai Raja yang baik juga mengalami kehancuran, kejatuhan. Bagi Daud dengan belas kasihan Allah dia percaya maka hanya Allah yang sanggup memulihkan. Daud merasakan dan mengakui kuasa Kasih Allah dalam hidupnya.
3. Ogen Esra 7 :27-28
Esra adalah lanjutan dari kitab 2 Tawarih. Esra adalah kitab sejarah dimana disana tampak bagaimana Tuhan menggenapi janjiNya. Meskipun pada masa itu umat Tuhan seringkali mengalami penghakiman tetapi juga mereka mengalami pemulihan berulang kali. Dalam kitab ini juga mengisahkan bagaimana sejarah perjalanan Israel yang dipulihkan oleh Allah. Di ayat 27-28 Esra memberi pujianNya kepada Allah yang telah memulihkan hati Raja untuk memuliakan Rumah Tuhan di Yerusalem. Ada kebahagiaan dan sukacita Ezra akan Kasih Allah yang telah memulihkan seluruh keadaan umat Tuhan. Ezra juga merasakan kebaikan Tuhan yang membawanya kembali dan memulihkannya. Ezra juga diberi kepercayaan untuk mengangkat pemimpin, hakim untuk memerintah bangsa sesuai aturan undang-undang Tuhan.
4. Bahan Khotbah Roma 5:6-11
Kota Roma merupakan suatu kota terkenal saat itu ketika Paulus menuliskan surat Roma ini, sudah banyak orang-orang Kristen yang merantau di Kota Roma. Jemaat ini sangat hidup dalam kesusahan, hidup dalam kesulitan besar karena iman mereka kepada Kristus. Ketika itu hanya seorang Kaisar yakni Kaisar Imperium Rumanumlah yang boleh dipuji sebagai Tuhan. Ketika ada sesesorang yang berani menyebut Tuhan kepada pribadi yang lain termasuk kepada Tuhan Yesus Kristus maka akan dihukum mati. Oleh Karena itu, semua orang Kristen yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya dikejar kejar dan ditindas oleh penguasa Romawi. Orang-orang Kristen harus melarikan diri dan bersembunyi di ruangan yang gelap ratusan meter dibawah permukaan tanah. Dan mereka yang tertangkap menjadi korban penganiayaan dipenggal lehernya, sebagian lagi diperhadapkan dengan binatang buas di suatu kolosium yakni arena olahraga yang sekaligus ruangan untuk binatang buas, sehingga banyak mati diterkam binatang buas ini.
Satu hal yang dipahami oleh Paulus tentang Jemaat ini bahwa mereka kurang memahami tentang keselamatan yang sebenarnya. Mereka tidak begitu tahu akibat dosa yang sudah dilakukan oleh manusia pertama yakni Adam, dan mereka juga tidak tahu tentang peranan Hukum Taurat dalam kehidupan mereka sekarang. Jemaat ini juga tidak memahami bagaimana peranan Yesus yang menjadi Juruselamat dunia yang datang menyelamatkan manusia dari dosa, dan kematian kekal. Mereka juga tidak memahami hubungan ketiganya antara Adam, Hukum Taurat, Yesus Kristus dalam keselamatan mereka.
Dalam Roma 5 inilah dibuka dengan kata “ erkiteken” yang artinya ada hubungan dengan ayat sebelumnya pasal 24 dan ayat 25. Artinya dalam ayat sebelumnya sebelum masuk di ayat pertama di ayat 25 Roma 4, dikatakan bagaimana Yesus telah diserahkan kepada Kematian karena pelanggaran kita, lalu dibangkitkan kembali. Disini jelas ada hubungan ketiganya, ini mengajarkan kepada kita bahwa kita menerima keselamatan melalui iman di dalam Kristus yang telah mati untuk menebus dan menyelamatkan kita orang-orang yang berdosa ini. Jadi, keselamatan itu kita terima lewat pembenaran Kristus dalam hidup kita. Inilah anugerah Tuhan yang paling mahal yang kita terima dari Yesus Kristus.
Lalu pada nats berikutnya dalam ayat 6-11dinyatakan bahwa :
Paulus menjelaskan bahwa umat beroleh perdamaian dan lepas dari hukuman dan murka Allah. Hal ini bisa kita renungkan (ayat 6-7) Tidak mudah seseorang yang mau berkorban untuk orang yang benar, mungkin ada untuk orang yang baik. Bahwa seandainya kita diminta untuk mengorbankan sesuatu termasuk hidup kita untuk menolong seseorang. Maka, mungkin saja kita akan melakukannya itu setelah kita mengetahui bahwa seseorang tersebut yang butuh pertolongan itu adalah orang baik, orang beriman, taat kepada Tuhan sepanjang yang kita lihat, apalagi orang yang kita cintai orang yang sangat berharga, yang intinya bukan kalangan orang “Jahat”. Bila sebaliknya yang terjadi bahwa orang yang meminta pertolongan tersebut adalah kita tahu seorang pemalas, dan jelas jelas kita tahu dia juga seorang Penjahat. Kita akan berpikir ulang untuk menolongnya atau bahkan dengan otomatis kita tidak mau mengorbankan sesuatu dari diri kita untuk menolong bukan?
Disinilah letak perbedaan dan keluarbiasaan Kasih Kristus kepada umatNya, kepada manusia dan seluruh dunia ini, ketika dalam posisi terhukum, tertekan, berdosa, dan tidak layak diampuni dan dikasihani Tuhan. Hati Tuhan terbuka untuk menolong menebus dan menarik umatNya dari lobang kematian, hukuman yang kekal dan membawanya menjadikannya berharga menjadi anakNya, orang-orang tebusanNya (ayat 8-10).
Paulus mengingatkan disini (ayat 11) bahwa bukan hanya Jemaat harus bermegah di tengah penderitaannya, tetapi Jemaat Roma juga harus bermegah, bersukacita dan merasakan kebanggaan terhadap Kasih Karunia Allah yang sudah mengangkatnya menjadi anak-anak Tuhan. Kita bermegah karena kita sudah diperdamaikan dengan Allah, tidak ada lagi yang membatasi umat dengan Allah, tidak ada selubung yang menutupi hubungan umat dengan Allah. Kita juga sudah berhak memanggil Allah itu Bapa, Abba!
APLIKASI
Mendengar kata “Damai” membuat kita berpikir bahwa disana ada ketenangan, kebaikan, dan suasana yang nyaman. Seorang A.J Muste pernah mengatakan “tidak ada jalan menuju perdamaian, damai itulah jalan”. Lalu pepatah Afrika mengatakan “damai itu mahal, tetapi itu sepadan dengan biayanya”.
Ketiga teks kita hari ini berbicara tentang bagaimana Inisiatif Allah sendiri yang datang untuk memberikan perdamaian bagi umatnya bagi seluruh manusia dan bagi hamba-hambaNya (Daud, Ezra, Paulus). Ketika manusia berada dalam situasi yang penuh dengan dosa, berbagai kejahatan, manusia yang bebal, tidak mengikuti aturan hukum Tuhan, hidup dengan cara hidup yang lama, pertikaian, pertengaran, keinginan daging, bahkan seringkali melupakan Tuhan di saat saat hidup berkecukupan, manusia menjadi keji terhadap sesamanya. Allah selalu hadir menolong dan membebaskan manusia tersebut dengan penuh Kasih Sayang. Allah menyelamatkan dan membawa kembali manusia itu berbalik dan menjadi anak-anak yang dikasihiNya. Tindakan perdamaian dilakukan oleh Allah sendiri bagi manusia untuk menunjukkan kasih setiaNya dengan mengorbankan diriNya. Berharap manusia akan memelihara perdamaian itu untuk dilanjutkan sebagai perdamaian antara manusia dengan sesamanya. Menyebarkan Kasih Perdamaian tersebut untuk orang lain, sehingga hidup manusia dapat berguna untuk orang lain.
Kalau kita bisa pahami, perdamaian yang dilakukan Allah berbeda dengan perdamaian yang dilakukan manusia saat ini. Yesus memperdamaikan kita dengan Allah adalah sebuah kebenaran dan karya penyelamatan terbesar yang tidak mampu dilakukan oleh siapapun di dunia ini. Perdamaian dari Yesus Kristus mengandung pengampunan, rela berkorban, memulihkan, menyembuhkan, menolong, menopang, merangkul kembali, mengasihi sepenuh hati, mencintai tanpa pamrih, mengangkat jadi semakin berharga, melayakkkan, mengikutsertakan, penerimaan seutuhnya, menuntun ke arah yang lebih baik, memenangkan, menenangkan, menjaga, memberi sukacita, kebaikan setiap waktu, rekonsiliasi hubungan.
Manusia boleh berdamai dengan sesamanya dari persoalan dan pertikaian dengan tindakan berjabat tangan seperti yang kita ketahui, namun seringkali ada istilah yang ujung-ujungnya adalah kata “damai-damai saja” (kompromi uang). Ada embel-embel, memiliki rencana-rencana yang kurang baik, bahkan demi sesuatu hal yang tidak menunjukkan ketulusan dalam berdamai.
Setelah mengalami perdamaian dengan Allah, kita beroleh sukacita, maka kita berubah menjadi lebih baik, berbeda dari sebelumnya. Sukacita kita menjadi lebih nyata dalam kehidupan ini. Kita menjadi orang yang penuh dengan kedamaian, damai dengan diri sendiri damai dengan orang lain. Hidup penuh dengan ungkapan syukur. Inilah sebuah hakekat hidup orang-orang percaya. Melakukan segala sesuatu dalam hidup atas dasar ucapan syukur kepada Tuhan setelah merasakan karya penyelamatan yang sungguh luarbiasa. Dengan demikian kita akan naik ke level yang lebih tinggi yakni menjadi pendamai memperdamaikan hubungan yang retak, dll.
Melakukan tugas memperdamaikan ini bukan hanya tugas para hamba-hamba Tuhan, tetapi juga seluruh orang-orang percaya yang sudah diselamatkan. Mereka yang sanggup melakukan tugas ini adalah mereka yang sudah terelebih dahulu mengalami perdamaian dengan Allah dan dirinya sendiri, sehingga hidupnya akan semakin berguna untuk orang lain. Untuk itu mari kita bersihkan diri kita, jangan izinkan kuasa lain menumpang dalam hidup kita, jangan izinkan iblis, setan, roh jahat mengikat dan menguasai hidup kita. Bentengi dengan doa, firman Tuhan setiap saat, dengan ikut tekun dalam Ibadah Minggu di Gereja, PJJ, PA dan persekutuan pelayanan di Gereja untuk mendisiplinkan diri kita secara kerohanian. Sehingga tetap terjalin hubungan baik dengan Tuhan kita.s
Tuhan memberkati.
Pdt. Media Magdalena br Karo Sekali-Runggun Kupang