MINGGU 31 MARET 2024, KHOTBAH MARKUS 16:1-8 (MINGGU PASKAH I)

INVOCATIO     :

“ Mekuah ka ateNdu mulihi kempak kami. Dosa-dosa kami iperjakiNdu, jenari iambekkenNdu ku teruh lawit si mbages”MIKHA 7: 19

OGEN :

KELUAREN 12 :21-28

THEMA  :

JESUS NGGO KEKE BERITAKENLAH !

 

 

PENGANTAR

Seorang ayah yang menderngar berita bahwa anaknya di perantauan sedang menderita sakit, tentu sedih hatinya. Dia berharap dan berdoa agar anaknya segera sembuh dan pulih. Sebaliknya ketika mendapat kabar bahwa anaknya sudah sembuh, hatinya gembira. Berita yang baik dan benar akan membuat pendengarnya senang. Demikian pula sebaliknya. Di dalam hubungan antar manusia ada aneka berita yang mempengaruhi kehidupan bersama. Relasi akan terganggu bahkan bisa rusak ketika terjadi komunikasi tidak baik, berita yang tersebar tidak jelas bahkan kandungan isinya tidak benar (hoax). Fakta yang ada di sekitar kita akhir-akhir ini adalah beragamnya kabar buruk yang sangat merisaukan, khususnya umat percaya. Di media sosial aneka berita bohong, hoaks, konten-konten yang mengandung fitnah, gosip dan ujaran kebencian yang dikemas dalam bentuk teks, suara dan gambar (video), lalu disebarkan lewat media sosial dan medium-medium lain. Hal itu sangat merisaukan sebab berpotensi merusak relasi antar manusia. Kita berharap berita-berita yang tersebar adalah berita gembira. Berita itu akan menumbuhkan pengharapan dan optimisme bersama. Kabar tentang kebangkitan Yesus adalah berita gembira. Kegembiraan itu pantas dirayakan dan diwartakan. Kebangkitan-Nya menegaskan bahwa Allah mengasihi semua orang.

PENJELASAN TEKS

OGEN (Kel 12 : 21 – 28)

Bagian ini mengisahkan tentang perayaan Paskah yang dilakukan oleh Israel atas perintah Tuhan. Dimana perayaan itu dilakukan sebelum tulah kesepuluh dijatuhkan atas Mesir, Tuhan memerintahkan Israel untuk menyembelih anak domba dan memakannya bersama dengan roti yang tidak beragi. Perayaan Paskah ini dilakukan sebagai ucapan syukur atas perbuatan Tuhan bagi Israel, yang akan membebaskan mereka dari Mesir. Kekuasaan Tuhan yang luar biasa ini telah disaksikan oleh Israel, mulai dari tulah yang pertama sampai tulah kesembilan. Peringatan ini merupakan peringatan baru dalam kehidupan orang Israel. Namun demikian, peringatan ini harus dilakukan terus-menerus agar nantinya keturunan Israel senantiasa mengingat kuasa Tuhan yang telah mengeluarkan nenek moyang mereka dari perbudakan di Mesir. Dalam Perayaan Paskah ini orang Israel melihat kekuasan Allah. Tapi apakah hanya kuasa Allah ? tidak ! karena di dalam kuasa Allah itu sebenarnya ada yang paling utama yaitu “KASIH” yang diberikan Allah kepada umatNya. Allah memiliki kasih yang sangat besar sehingga Ia melakukan segala hal untuk melepaskan bangsaNya yang tertindas, jadi kasihNya-lah yang mendasari Allah melepaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir.

INVOCATIO (Mikha 7: 19)

Banyak penafsir mengatakan bahwa ayat 18-20 merupakan suatu doksologi (nyanyian-pujian) yang mengandung pengakuan dan doa minta belaskasihan. Tuhan Allah yang digambarkan dalam bagian terakhir ini adalah Allah yang mengampuni dosa dan memaafkan. Seperti lagu “Sejauh Timur dari Barat” tadi,  sekalipun dosa umatNya begitu besar, jika umatnya mau bertobat maka pengampunan akan tersedia. Kata dosa  yang digunakan di di sini dalam bahasa Ibrani adalah ‘pesya’, yang berarti pelanggaran yang paling berat. Akan tetapi, jika kita, umat-Nya mau berbalik pada-Nya, maka Ia akan mengampuni. Oleh karena itu Mikha menaikkan pujian syukur pada Allah, karena Dia Allah yang kasihNya mau menghapuskan segala dosa asalkan umat-Nya mau berbalik pada-Nya. Mikha dalam ay.19 mengatakan “Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut”.Kata Ibrani yang diterjemahkan dengan ‘menghapuskan’ sebenarnya berarti ‘menginjak’. Seperi penakluk yang menginjak musuh-musuhnya dengan mengalahkan dan membinasakan mereka, demikianlah Tuhan Allah menaklukkan dosa mereka. Dan pengampunan Allah yang ditunjukkan oleh nabi Mikha adalah pengampunan yang radikal atau besar sekali, karena dikatakan lebih lanjut; ‘Engkau akan melemparkan segala dosa kami ke dalam tubir-tubur laut’. Mikha menubuatkan adanya hari pembaharuan dan pengampunan ketika Allah akan melemparkan dosa-dosa bangsanya ke dalamnya lautan, di mana dosa-dosa tersebut tidak lagi menjadi batasan atau penghalang antara Allah dengan umat-Nya. Betapa Maha pengampun dan penyayangnya Allah. Hal ini menunjukkan bahwa pengampunan Allah tidak terbatas bagi kita manusia yang terbatas.

MARKUS 16: 1-6

Adalah Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus, dan Salome adalah tiga orang perempuan yang dipastikan mengikuti detil penyaliban Yesus. Menurut Injil Markus, merekalah yang kemudian berinisiatif pergi ke kubur Yesus untuk memberikan rempah-rempah pada jenazah Yesus. Berangkatnya ketiga perempuan ke makam Yesus merupakan bukti bahwa mereka mencintai Yesus. Mereka berhasil memberanikan dan menyempatkan diri untuk sampai di makam Yesus yang dijaga ketat sementara murid-murid pria yang lainnya kocar-kacir bersembunyi. Tidak hanya itu, mereka mau mengurapi mayat Yesus yang sudah lewat dari dua malam, itu berarti mereka siap menjadi "nazis" karena bersentuhan dengan mayat, dan kemudian menahan bau jenazah yang tentu saja sudah mulai membusuk. Tidak dapat disangkal, mereka adalah orang-orang yang mengasihi Yesus secara luar biasa. Namun, hal ini juga sekaligus menjadi bukti bahwa mereka sama sekali tidak membayangkan kemungkinan Yesus akan bangkit. Padahal sebelum peristiwa salib itu, Yesus telah berkali-kali mengingatkan bahwa Ia akan menderita aniaya, disalibkan dan mati, namun pada hari yang ketiga akan bangkit kembali! Kematian telah mengubur segalanya termasuk pengharapan akan kebangkitan.

Ketiga perempuan yang pergi ke makam Yesus itu membayangkan bahwa, Yesus berada dalam kubur itu. Kini, bagaimana caranya mereka dapat masuk ke dalam kubur itu sementara pintu kubur tertutup oleh batu besar, "Siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur?" (Mrk 16:3). Kubur Yahudi terdiri dari dua ruangan. Ruang pertama berfungsi semacam ruang tunggu, di sinilah tempat jenazah diberi rempah-rempah. Ruang kedua adalah kubur yang sebenarnya tempat mayat diletakkan. kedua ruangan ini dipisahkan dengan pintu lubang berukuran kecil. Sekali lagi, melalui percakapan ini kebangkitan Yesus itu tidak pernah terbersit sedikit pun dalam benak mereka. Namun apa yang dikhwatirkan/ditakutkan oleh para perempuan itu tidak ada karena ternyata batu besar itu sudah digulingkan, dan ada seorang muda (walau dalam Injil lain menyampaikan secara jelas bahwa itu Malaikat) namun dalam Injil Markus menuliskan seorang muda; (neaniskom = pemuda). Penulis Injil Markus tidak menyebut malaikat secara tersurat tapi ada gagasan menggambarkan kebangkitan Yesus tidak melulu sebagai peristiwa atau misteri yang sulit diselami. Tetapi penulis rindu agar para pembaca memahami tulisannya dalam konteks yang nyata dan sederhana. Memakai orang muda adalah cara Markus menerangkan bahwa Allah berdaulat memakai atau menggunakan siapa saja untuk dipakai menyampaikan maksudNya. Makam itu kosong dan Yesus tidak ada disitu (ay.16). Tidak hanya sampai kepada makam yang kosong saja sebagai tanda, masih ada hal berikutnya yang meneguhkan mereka yakni, penampakan Yesus yang telah bangkit, maka malaikat itu menyuruh ketiga perempuan itu untuk segera memberi kabar kepada murid-murid yang lain dan terutama Petrus dan mereka akan menjumpai-Nya di Galilea (Mrk. 16:7). Di Galilea, mereka akan melihat Yesus yang bangkit, dengan demikian mereka akan lebih mampu memahami Yesus dan percaya kepada-Nya. Yesus mau berjumpa dengan murid-murid-Nya di tepat Ia mulai memberitakan Injil dulu. Dengan kembali ke Galilea, kecemasan, kegelisahan dan keraguan para murid dipulihkan.

 APLIKASI

  1. Dia yang hidup adalah Yesus Kristus yang bangkit, yang menang dan yang hidup. Dia menang, mengalahkan kuasa dosa dan kematian atau maut.Kita dipanggil untuk percaya dan mengamini, bahwa Dia tidak mati untuk seterusnya, tetapi bangkit pada hari yang ketiga. Inilah berita Paskah yang bagi kita; Dia yang hidup adalah Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat dunia. Hanya Dia yang berkuasa dan beranugerah untuk memberikan kemenangan kepada kita yang menerima, mengaku dan mengikut Dia dalam hidup ini. 
  2. Kebangkitan Yesus membuat kita pulih dan memiliki pengharapan baru bahwa Dia mengasihi kita dan tidak membiarkan kita tenggelam dalam ketakutan dan keputus-asaan. Belajar dari peristiwa kebangkitan, Tuhan memakai pelbagai cara yang tidak kita duga sebelumnya. Dari kisah tiga perempuan yang pergi ke makam Yesus, kita melihat mereka bersedih karena kehilangan Sang Guru; Harapan mereka hilang musnah, hidup mereka sekarang dikuasai oleh kesedihan dan ketakutan. Oleh karena itu wajarlah kalau semua ingatan mereka tentang perkataan Yesus yang akan bangkit itu juga terkubur. Selanjutnya, ketiga perempuan itu dituntun utusan Tuhan yang memerlihatkan tidak ada jasad Yesus di makam itu. "Ia mengatakan Yesus tidak ada di sini, Ia sudah bangkit Dalam peristiwa ini, kekuatiran dan kecemasan mereka dijawab: makam itu kosong! Seringkali, apa yang kita cemaskan justru lebih besar dari kenyataan yang sebenarnya. Ketakutan kita tentang masa depan dengan setumpuk masalah membuat kita tak berdaya. Selanjutnya,kita melihat batu besar penutup kubur Yesus sudah terbuka ketika ketiga perempuan itu masih berpikir, "bagaimana caranya membuka batu itu?"Lihatlah, Tuhan melakukannya bahkan sebelum mereka meminta pertolongan-Nya. Saat ini mungkin ada banyak "batu besar" yang menghalangi hidup kita. Batu besar itu bisa berupa beban berat kehidupan ekonomi kita, gangguan kesehatan, karier dalam pekerjaan, orang-orang yang membenci kita dan seterusnya, percayalah bahwa Tuhan sanggup menggulingkan "batu-batu" itu.
  3. Perjumpaan dengan Kristus yang bangkit membuat kita mampu memberitakan Kristus dalam hidup kita. Setelah mendapat penjelasan, malaikat utusan Tuhan itu memerintahkan mereka untuk pergi, memberitakan kesaksian kepada para murid, khususnya Petrus. Di Galilea kelak mereka akan bertemu dengan Yesus yang bangkit. Selanjutnya mereka akan menjadi saksi kebangkitan itu. Kebangkitan bukan soal kubur kosong. Mereka kelak akan berjumpa dengan Yesus sendiri. perjumpaan ini akan terus memulihkan mereka dan selanjutnya mampu menjadi saksi. Tidak mustahil melalui kecemasan dan ketakutan yang bisa kita lalui, Tuhan membentuk kita untuk menjadi saksi kebangkitan-Nya.

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD