MINGGU 11 DESEMBER 2022, YESAYA 12:1-6 (MINGGU ADVENT III)

Invocatio        : Mazmur 67:5

Bacaan 1        : Filipi 2:12-18

Tema              : Bersorak dan Bernyanyilah (Ersurak ras Rendelah)


 

I. Teks Khotbah: Yesaya 12:1-6

Nyanyian syukur atas keselamatan

12:1 Pada waktu itu engkau akan berkata: "Aku mau bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, karena sungguhpun Engkau telah murka terhadap aku: tetapi murka-Mu telah surut dan Engkau menghibur aku.

12:2 Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gementar, sebab TUHAN ALLAH itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku."

12:3 Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.

12:4 Pada waktu itu kamu akan berkata: "Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama-Nya, beritahukanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah, bahwa nama-Nya tinggi luhur!

12:5 Bermazmurlah bagi TUHAN, sebab perbuatan-Nya mulia; baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi!

12:6 Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakudus, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu!

II. Pendahuluan

Dalam sebuah acara TV kabel dan Satelit, Discovery Channel, ditayangkan mengenai Teknik pengeboran minyak lepas pantai dengan menggunakan peralatan yang sangat canggih, hingga ke dalam perut bumi guna mengambil contoh bebatuan dan menggali sumber minyak…

Upaya pencarian dilakukan lewat serangkaian ujicoba, survey dan pelacakan melalui alat yang digunakan. Hasilnya penemuan sumber minyak bumi yang kemudian diolah menjadi beberapa sumber energi bagi kebutuhan dan kesejahteraan manusia.

Minyak saja sangat dibutuhkan oleh manusia dan bahkan dapat meningkatkan kesejahteraan manusia, karena dengan minyak mesin-mesin produksi dapat digerakkan untuk menghasilkan barang-barang industri yang dapat digunakan oleh manusia untuk mempermudah dan memperlancar aktifitas manusia…

Bacaan kita dari kitab Yesaya 12, berisi nyanyian syukur yang diucapkan seseorang yang menderita tetapi kemudian mendapatkan pertolongan dan pembebasan dari Tuhan dan memuji kebesaran Allah.

Allah ingin umatNya yang sedang tinggal di “padang gurun” baik secara fisik maupun spiritual, untuk menemukan “mata air keselamatan” dari-Nya. (Konteks padang gurun adalah kering dan tandus sehingga sangat sulit menemukan oase untuk pelepas dahaga. Air sangat dibutuhkan oleh tubuh, kandungan air dalam tubuh manusia sekitar 60-70 % dari berat tubuh).

Yesaya menyamakan keselamatan dari Allah dengan mata air yang memancarkan air yang paling menyegarkan. Allah rindu setiap dari kita, melalui pengakuan dosa dan pertobatan, menemukan kesegaran sukacita yang terdapat dalam mata air keselamatan-Nya yang kekal.

III. Penjelasen Teks Khotbah

  1. Yesaya 12 merupakan kidung pujian kepada Allah atas kesetiaan-Nya dalam memenuhi segala janji-Nya, terutama janji keselamatan.
  2. Nabi Yesaya membesarkan hati umat Allah dengan menyampaikan bahwa dari “mata air keselamatan” Allah, mereka akan menerima kesegaran berupa anugerah, kekuatan, dan sukacita Allah (ay.1-3).
  3. Semua itu akan menyegarkan dan menguatkan hati mereka dan mendorong mereka untuk memuji dan mengucap syukur kepada Allah (ay.4-5).
  4. Semua patut bersyukur bagi 'Allah yang Mahakudus', yang tidak hanya bertahta di sorga kemulianNya, melainkan juga tinggal di tengah-tengah umat-Nya.

Ayat 1, Pada waktu itu engkau akan berkata: 'Aku mau bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, Karena sungguhpun Engkau telah murka terhadap aku: Tetapi murka-Mu telah surut dan Engkau menghibur aku.

Alasan bagi sukacita adalah 'sungguhpun Engkau telah murka terhadap aku: tetapi murka-Mu telah surut dan Engkau menghibur aku.' 'Aku mau bersyukur' , ini merupakan ungkapan alami tentang orang yang sudah menerima pengampunan dan 'penghiburan' dari Tuhan.

Ayat 2, 'Sungguh, Allah itu keselamatanku,' lanjut nabi itu. '< ALLAH itu kekuatanku' Dalam bagian ini, Nabi Yesaya menyatakan dengan tegas bahwa Allah tidak sekedar menyediakan keselamatan dan kekuatan; melainkan juga Ia adalah keselamatan dan kekuatan bagi umatNya. Pengulangan kata 'keselamatan' sebanyak 2 kali, memberi kepastian bagi sifat-sifat orang yang selamat yakni: 'percaya,' 'jangan takut,' 'kekuatan dan mazmurku.'

Ayat 3, 'Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan'.

Air merupakan kiasan keselamatan yang indah bagi mereka yang hidup di tanah yang kering dan tandus seperti Palestina. Pada waktu Hari Raya Pondok Daun umat Allah akan berjalan dari kolam Siloam dan mengisi buyung emas dengan air. Ketika mereka berjalan balik ke bait suci, mereka menyanyikan ayat ini berulang-ulang. Mereka mencurahkan air itu di mezbah sebagai kiasan keselamatan mereka.

Ayat 4, berkata, 'beritahukanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa.'

Dalam ayat ini, Nabi Yesaya menyanjung pekerjaan Tuhan yang menakjubkan atas nama Israel. Sebagaimana tugas tunggal tertinggi Israel, demikian juga tugas tunggal tertinggi gereja adalah membuat manusia memuji nama Tuhan atas apa yang IA sudah perbuat dan terus berbuat untuk kita. Yang 'ditinggikan' adalah 'nama-Nya, bukan nama kita.

Ayat 5, 'Perbuatan-Nya mulia; baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi!' '

Ini merupakan isi bagi berita yang disampaikan oleh pengabar sukacita yang sejati yakni pelbagai perbuatan yang sangat berkuasa dari Allah. Siapakah pengabar sukacita itu? Umat Allah dan gereja pada masa kini.

Ayat 6, berkata, 'Berserulah dan bersorak-sorailah (karena sukacita), < sebab Yang Mahakudus, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu!"

Umat manusia harus percaya kepada Allah 'Yang Kudus.' Ia tidak dapat dimanipulasi seperti berhala kaum penyembah berhala. Ia bukan kekuatan tanpa pribadi, yang tidak peduli terhadap pelbagai kenyataan kehidupan.

(Jadi, posisi orang yang mengalami sukacita yang diungkapkan lewat seruan dan sorak sorai lebih kecil dibandingkan dengan Allah Yang MahaKudus. Karena itu, hendaklah suka cita kita, kita persembahkan dengan benar demi hormat dan kemuliaan Tuhan)

Dari penjelasan di atas, Yesaya menegaskan empat respon orang yang mengalami keselamatan dari Allah.:

(1) Mereka akan bersyukur kepada Tuhan atas keselamatan mereka dari dosa,

(2) Mereka akan percaya kepada Dia,

(3) Mereka akan bersukacita di dalam Dia, dan

(4) Mereka akan memberitakan kepada bangsa-bangsa perbuatan-Nya yang luar biasa bagi keselamatan.

Khotbah :

Saudara-saudara yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,

Setiap kali ketika kita menerima Berita sukacita (good news), entah itu berupa kelahiran seorang bayi/cucu, hadiah ulang tahun, menang undian dari bank, bea siswa, atau sembuh dari sakit penyakit, lepas dari musibah dll, tidak mungkin kita simpan dalam hati dan nikmati sendiri. Melainkan kita akan meluapkannya dengan kegirangan, apakah melalui media sosial atau lewat perkataan dan perbuatan.

Sukacita itu akan menjadi luapan pujian dan syukur tak terbendung yang akan mendorong kita untuk menaikkan pujian kepada Tuhan.

Perasaan itulah yang sedang dialami oleh bangsa Israel.

Bangsa Israel melantunkan puji-pujian kemuliaan (doksologi) bagi Allah oleh karena Allah telah melakukan perbuatan yang besar bagi umatNya.

Doksologi ini dapat kita bagi kedalam tiga bagian.

Bagian pertama adalah sebuah pujian dan syukur yang lebih bersifat eksklusif, terbatas dalam kalangan umat Allah (ayat 1-3).

  • Puji-pujian dan syukur dinaikkan karena meskipun Allah telah menumpahkan murka-Nya, tetapi Allah juga adalah Allah yang menyelamatkan dan menghibur umat-Nya.

Murka Allah tidak dimaksudkan hanya untuk menghukum, melainkan untuk mendisiplinkan umatNya dalam kasih. Puji- pujian dan syukur dinaikkan meskipun hukuman tetap diberikan. (Ini adalah sebuah sikap yang indah ketika seseorang menyadari bahwa Allah tetap adalah Allah yang baik meskipun Ia memberikan hukuman yang seharusnya diberikan sebagai akibat dosa manusia)

Murka Allah tidak berlangsung untuk selamanya. Umat Allah dapat percaya dan berharap kepada-Nya serta menyerahkan segala rasa takut mereka.

  • Allah yang begitu baik telah mengundang umat-Nya untuk meminum air dari sumur keselamatan, Allah memberikan anugerah-Nya secara cuma-Cuma. Allah kini dilihat sebagai satu-satunya kekuatan, pengharapan dan keselamatan.

Bagian kedua adalah pujian dan syukur yang lebih inklusif, Nabi mengajak bangsa- bangsa lain untuk mengenal Tuhan yang begitu baik (ayat 4-5).

  • Ini adalah respons yang sangat wajar. Ketika seseorang memiliki Allah yang begitu baik, adil dan Maha Kuasa, dan telah menerima keselamatan secara cuma-cuma, maka tidak ada hal lain yang lebih alamiah daripada mengajak semua orang untuk mengenal Dia! Sehingga mereka pun beroleh kebaikan, keadilan dan keselamatan dari Tuhan.
  • Keselamatan total bagi orang percaya bukan hanya sebuah mimpi tanpa jaminan. Allah pasti akan mewujudkan janji-Nya.

Bagian Ketiga, pujian dan syukur bagi Allah yang transenden sekaligus imanen (6).

- Allah yang kita puji dan sembah adalah 'Allah yang Mahakudus' yang berada di Tahta Maha Kudus, sekaligus IA juga adalah Allah yang agung yang tinggal di tengah-tengah kehidupan umat-Nya. (Penggenapan nubuatan Sang Imanuel diwujudkan dalam diri Mesias Yesus Kristus). 

V. Aplikasi

1. Manusia ditengah-tengah kehidupannya akan terus berupaya agar kehidupannya senantiasa aman, nyaman, tenang, damai dan sukacita dan sesudah mati masuk surga.

Nggak ada yang salah dengan hal ini.

Akan tetapi dalam upaya mencapai semua itu, ternyata tidak cukup jika ukuran

yang kita pakai adalah ukuran dunia.

Keamanan, kenyamanan, ketenangan, kedamaian dan sukacita dan kelak masuk surga

harus berdasarkan rasa syukur kepada Tuhan atas karya keselamatan yang telah dan

sedang dikerjakanNya bagi kita, percaya kepadaNya, bersukacita di dalam Dia, dan

bersedia memberitakan kepada bangsa-bangsa perbuatan-Nya yang luar biasa bagi

keselamatan manusia. Sehingga apa yang dikatakan dalam invocation, Mazmur 67:5 tergenapi: “Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.”

2. Belajar dari ungkapan pujian dan syukur Israel, pemberitaan kebaikan Tuhan justru dilakukan melalui hidup yang penuh kegembiraan. Namun, bukan berarti penderitaan tidak pernah mendera kita. Penderitaan dipakai Tuhan sebagai sarana untuk melatih kita sehingga semakin tahan uji (Ilustrasi: Perlunya simulasi kebakaran di sekolah. Dengan adanya simulasi memudahkan warga sekolah menghadapi jika kebakaran benar-benar terjadi: kemana harus berlari, meminta bantuan, mencari air untuk melakukan pemadaman dsb).

Sebaliknya di tengah derita yang dialami, kita masih mampu bergembira karena Tuhan menyertai dan mendatangkan kebaikan dan damai sejahtera-Nya dalam kehidupan umat-Nya. Segala sesuatu indah pada waktunya.

3. Bersyukurlah untuk kasih dan keadilan-Nya, perbuatan-Nya yang ajaib serta kekudusan dan penyertaan Allah dalam hidup kita. Berbahagialah kita yang telah menerima kemurahan Tuhan melalui karya keselamatan. Sebagaimana bacaan kita dari Kitab Filipi 2:12-18, berisi tentang seruan bagi orang percaya untuk tetap mengerjakan keselamatan yang Tuhan nyatakan bagi kita dengan takut dan gentar dan tetap berpegang pada firman kehidupan.

4. Tema kita Minggu ini: Bersorak dan Bernyanyilah (Ersurak ras Rendelah)

Tema ini mengajak kita agar kita terus mengumandangkan nyanyian dan sorak sorai bagi Tuhan (doxologi) atas segala sesuatu yang telah dilakukanNya bagi kebaikan kita umatNya.

Dengan bersorak dan bernyanyi, menjadikan kita pribadi yang bersyukur.

a. Bersyukur membuat kita melihat karya keselamatan yang telah dikerjakan Tuhan Yesus dalam hidup kita.

b. Bersyukur memampukan kita untuk menjalani hidup dengan kualitas iman yang selalu mengandalkan Tuhan Yesus karena kita percaya Dia ada bersama dengan kita di setiap musim kehidupan kita.

c. Bersyukur menjadikan kita tetap aktif menjalani hidup di tengah situasi, karena kita menyadari bahwa hidup yang kita jalani sampai saat ini adalah anugerah Tuhan Yesus yang kita terima dan bukan hasil usaha kita sebagai manusia yang terbatas sehingga kita menerimanya dan membagikan hidup itu bagi keluarga dan sesama kita.

5. Kesimpulan

  1. Jadikan Tuhan dan firmanNya sebagai kekuatan, penghiburan dan keselamatan bagi kita
  2. Penderitaan bagi orang percaya akan selalui ada, Jadikan Tuhan dan firmanNya sebagai air sejuk yang menghapus air mata.
  3. Pujian dan syukur atas kebaikan Tuhan akan menjadi kesaksian bagi segala bangsa.
  4. Bersorak dan bernyanyilah bagi Tuhan, sebab IA baik dalam segala keputusanNya.

Pdt Philipus Tarigan - GBKP Runggun Cililitan

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD