MINGGU 04 DESEMBER 2022, KHOTBAH FILIPI 1:3-11
Invocatio : “Jawab perempuan itu kepada-Nya: “Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila IA datang, IA akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.” (Yohanes 4: 25)
Bacaan : Mazmur 24: 1-10 (R)
Tema : Milih si Mehulina Sope Kristus Reh/ Memilih yang Baik Menjelang Hari Kristus
Pengantar
Minggu ini gereja memasuki Minggu Advent yang ke 2. Umumnya gereja sudah disibukkan dengan persiapan Natal supaya bisa memberi yang terbaik dalam peringatan kelahiran Kristus. Tetapi kita perlu berimbang dalam menghayati Advent yang juga merupakan masa penantian akan kedatangan Kristus kedua kali. Dalam Minggu-Minggu Advent gereja dapat memberi penekanan pada kesedian untuk mengevaluasi diri yang menghantarkan kepada pertobatan sebagai persiapan jalan bagi kedatangan Kristus.
Penjelasan Teks Filipi 1: 3-11
Ayat 3-6: Surat dari dalam penjara
Sekalipun dituliskan dalam situasi yang tidak nyaman dalam penjara, Paulus banyak mengucap syukur. Ia mengucap syukur pada Allah saat mengingat penerima suratnya ini, yang senantiasa ia doakan dengan sukacita. Paulus tahu bahwa jemaat setia dalam persekutuan sejak mereka menerima Berita Injil, terus terpelihara sampai saat penulisan surat. Saat terbelenggu secara fisik di dalam penjara, semangat Paulus tidak terbelenggu, ia terus berkarya lewat surat-suratnya kepada jemaat yang sangat ia kasihi. Ada alasan kuat dalam diri Paulus untuk melihat dan merasa lebih dari apa yang ada di depan mata. Situasi sulit tidak pernah menjadi penghalang baginya untuk mengucap syukur dan tetap berguna bagi banyak orang. Alasan itu adalah Kristus sendiri. Paulus yakin sepenuhnya bahwa Allah yang memulai pekerjaan baik akan meneruskan sampai pada akhirnya ketika Kristus Yesus datang, bukan hanya bagi jemaat Filipi tetapi juga bagi dirinya. Keyakinan akan penyertaan Tuhan memungkinkan kita untuk tetap bersyukur dalam segala situasi. Banyak pilihan respon tapi pilihlah mengucap syukur.
Ayat 7-9 Doa Paulus
Paulus mengenal Allah dan mengenal jemaat Filipi. Surat yang ia tuliskan bukanlah surat egosentris yang berisikan keluhan-keluhan dari dalam penjara, melainkan berfokus pada jemaat Filipi dalam pertumbuhan imannya. Kasihnya kepada jemaat diungkapkan dengan jujur dan tulus dalam suratnya (ayat 8). Doa yang umumnya dituliskan dalam surat-surat di masa itu adalah agar penerima surat menerima kesehatan, kemakmuran, kesuksesan. Tetapi Paulus berdoa agar jemaat Filipi berlimpah dalam kasih. Kasih yang semakin melimpah itulah yang akan membuat jemaat menjaga diri suci dan tak bercacat, penuh dengan buah kebenaran. Kasih dan pengetahuan perlu sejalan. Berbicara kasih kita berbicara di ranah afektif, tentang perasaan. Sedangkan pengetahuan cenderung bicara soal kognitif, menggunakan pikiran. Dalam mempertahankan iman percaya sampai kedatangan Yesus kelak, kita memerlukan keduanya. Sebab kasih tanpa pengetahuan adalah penipuan perasaan. Sedangkan pengetahuan tanpa kasih adalah pemupukan kesombongan.
Ayat 10-11 Tujuan Paulus
- Sehingga kamu dapat memilih apa yang baik. Ini berbicara tentang proses yang terjadi di dalam diri: menimbang dan menguji di dalam hati dan pikiran. Apa yang ada di dalam diri, kualitas filter seperti apa yang menyaring segala sesuatunya, tentu sangat mempengaruhi keputusan untuk melakukan/tidak melakukan suatu perbuatan. Kasih yang dibarengi dengan pengetahuan dan pengertian akan menolong dalam proses ini.
- Supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus. Bagaimana proses di dalam diri, terlihat dari yang keluar dari perkataan dan perbuatan yang suci dan tak bercacat, agar siap kapanpun Kristus datang. Ini yang diharapkan oleh Paulus bagi jemaat Filipi. Tetapi siapakah yang bisa hidup suci dan tidak bercacat? Kesempurnaan itu sulit dicapai dengan upaya manusia, sekuat dan sehebat apapun berusaha, akan tetap ada yang kurang. Karena itu Paulus menambahkan poin ke 3.
- Penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Kristus. Buah adalah hasil dari sebuah proses. Jadi suci dan tak bercacat itu adalah pekerjaan Kristus dalam diri setiap orang yang mau dibentuk. Bukan usaha manusia semata-mata melainkan pekerjaan Kristus yang dilakukan dalam diri manusia, menghasilkan buah kebenaran. Pada akhirnya ini semua bertujuan untuk memuliakan dan memuji Allah. Melalui karya Roh Kudus, IA sendiri yang mempersiapkan dan membentuk manusia agar siap saat kedatangan Yesus kelak.
Hal ini senada dengan bacaan Mazmur 24, kita melihat ada syarat orang yang boleh naik ke atas gunung Tuhan dan berdiri di tempat-Nya yang kudus, yaitu orang yang bersih tangannya, murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan dan yang tidak bersumpah palsu. Menjadi layak dihadapan Tuhan berarti berjuang untuk hidup suci, tidak bercacat, bersih tangan, murni hati dan jujur. Inilah yang harusnya menjadi pilihan kita setiap hari, dari sekian banyak pilihan-pilihan yang diperhadapkan bagi kita. Berita baiknya adalah, kita tidak berusaha dengan kekuatan sendiri tetapi ada Kristus yang bekerja dalam diri setiap orang yang bersedia dipakai dan dibentuk oleh-Nya.
Pointer Aplikasi
- Belajar melihat dengan mata iman, bahwa Tuhan tidak meninggalkan kita di tengah-tengah perjalanan. Karena itu kita mampu bersyukur dalam berbagai situasi seperti Paulus. Melihat jauh ke depan, saat kedatangan Kristus ke dunia kelak. Allah memulai pekerjaan baik dan akan meneruskannya sampai pada akhirnya. Allah adalah setia, apakah kita juga setia?
- Tetap bertekun dalam doa, berkarya menurut yang Tuhan percayakan, baik atau tidak baik waktu dan situasinya. Ada tipe pelayan Tuhan yang menggebu-gebu saat situasi kehidupannya baik, tetapi mundur saat kehidupannya mulai diterpa badai hidup. Kemudian berjanji akan kembali saat persoalan hidup sudah selesai. Belajarlah dari Rasul Paulus, belenggu penjara sekalipun tidak bisa menghentikannya untuk melayani Tuhan.
- Minggu Advent mengingatkan kita untuk bersiap-siap, Firman Tuhan dari Surat Filipi dan Mazmur memberi kita gambaran apa yang harus kita kerjakan. Berusaha hidup benar, suci dan tidak bercacat kita lakukan sebagai tanda kita mengenal siapa Allah dan siapa diri kita. Kita orang-orang yang telah ditebus mahal dengan darah Kristus, kita telah dibenarkan dan disucikan, maka menjelang kedatangan Kristus kita menjaga diri sebagaimana Allah inginkan. Bukan supaya selamat, melainkan karena tahu kita sudah diselamatkan. Kita mengenal Dia yang akan datang dengan baik dan ingin memberi yang terbaik bagi-Nya, yaitu persembahan hidup yang tidak bercacat dan bercela.
Pdt Yohana Ginting-GBKP RUNGGUN CIBUBUR