MINGGU 06 FEBRUARI 2022, KHOTBAH MARKUS 1:16-20

Invocatio :

Lalu Yesus berkata kepada murid-muridNya: “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”. (Matius 16:24)

Bacaan     : Yesaya 6:9-13

Tema       : Menjadi Pengikut Yesus.

 

Pendahuluan.

Seorang yang sangat nyaman dengan profesi/Pekerjaan nya pasti akan sangat sulit untuk diminta berhenti dan meninggalkan profesinya untuk memulai sebuah pekerjaan baru yang belum jelas masa depannya. Hal ini lah yang sedang terjadi pada pemanggilan Yesus kepada murid-muridNya.

Ada 2 Industri yang sangat besar di Galilea yaitu Industri Penangkapan Ikan dan Pengasinan Ikan. Industri ini sedang berkembang pesat dan menguntungkan. Tetapi para Nelayan itu justru meninggalkanya untuk mengikut Yesus. Tentu saja untuk memahami hal ini, kita tidak hanya cukup menggunakan logika berfikir namun kita melihat bahwa ini adalah sebuah panggilan ilahi dari Yesus kepada murid muridnya dan direspon dengan iman.

Para Nelayan yang dipanggil adalah juga manusia-manusia biasa, benar-benar dari Keluarga Penjala Ikan dengan sistem penangkapan dan penjualan ikan yang biasa pula. Hampir dapat disimpulkan bahwa pengetahuan mereka adalah bagaimana membuat perahu, membuat jarring ikan dan menangkap ikan. Mereka tidak memiliki skil yang lain apalagi masalah teologia, khotbah dan pengetahuan tentang dogma taurat.

Tuhan Yesus berkata Simon dan Andreas saudara Simon :"Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan kujadikan Penjala-penjala Manusia". Perkataan Tuhan Yesus sangat jelas, singkat tetapi juga tak dapat ditolak. Tak ada dari ke empat murid yang berkata Tidak TUHAN, atau Saya Belum Siap, atau Masih Harus Beritahu Istri dan Anak sebab panggilan ini mengandung risiko tentang biaya Hidup para nelayan dan Keluarganya. Sebenarnya tak mudah untuk melepaskan pekerjaan Nelayan atau Penjala Ikan itu, namun perkataan Yesus itu benar-benar sampai ke dalam hati mereka sehingga mereka mau mengikut Yesus.

Yesus hanya menggunakan indera mata-Nya dan menggunakan mulut-Nya. Ia melihat lalu memanggil mereka. Markus tidak mencatat adanya dialog kecil sesudah panggilan itu. Mereka berempat patuh, meninggalkan pekerjaan mereka tanpa ada seremonial perpisahan dengan teman-teman se-profesi mereka. Bukan itu saja, mereka meninggalkan keluarga, ayah mereka, Zebedeus dan mengikut Yesus (ay. 20) Kalau dalam pengertian sekarang, mereka meninggalkan profesi mereka serta zona nyaman mereka dan pergi bersama Yesus untuk Melakukan Missi Allah yang kita baca dalam Alkitab sangat penuh dengan penderitaan namun menghasilkan kemuliaan.

Saudaraku yang dikasihi Tuhan melalui Teks Renungan ini ada beberapa pointer yang menjadi Perenungan Kita:

1. Yesus memanggil orang-orang biasa dan menjadikan mereka luar biasa.

Untuk menjadi seorang Pelayan Tuhan, sebenarnya kecakapan apa yang harus ada di dalam diri kita?, Apakah kita harus memiliki Tingkat Pendidikan Akademis yang tinggi, kecakapan khusus, ekonomi yang mapan dll..?, Apa yang terjadi kalau harus memiliki kemampuan itu baru mau untuk menjadi pelayan Tuhan?, Tentu saja yang paling penting bukan soal kemampuan tetapi Kemauan dan kepatuhan kepada Allah karena Allah mampu menjadikan orang biasa seperti kita menjadi luar biasa di mata Allah.

Panggilan untuk menjadi pengikut Yesus bukanlah panggilan biasa melainkan panggilan Illahi, Allah memiliki rencana dan missi yang khusus bagi setiap orang yang dipangilNya, tentu saja makna panggilan ini adalah sebuah tanggungjawab besar untuk melakukan kehendak Allah bagi dunia ini.

2. Menjadi Pengikut Yesus Harus memiliki Komitmen yang Kuat.

Salah satu alasan yang membuat kita sulit untuk fokus dan memegang teguh komitmen dalam pelayanan adalah banyak sekali godaan kedagingan dan duniawi. Murid-murid juga sering jatuh ke dalam percobaan dan mengalami pergumulan akibat penderitaan. Benarlah di dalam Invocatio dikatakan: Lalu Yesus berkata kepada murid-muridNya: “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”. (Matius 16:24).

Mengikut Kristus memang berarti melepaskan semua ikatan yang bisa menghambat orang untuk datang kepada Dia. Ini merupakan tantangan besar. Kita tahu bahwa keempat orang itu bukanlah orang-orang besar di mata dunia. Mereka tidak kaya dan tidak punya kuasa, tetapi Kerajaan Allah tidak bergantung pada hal-hal itu. Allah dapat memakai kita, siapa pun kita. Asal kita mau mengikut Dia. Kita tahu bahwa sebagai nelayan di Galilea, bisa jadi wawasan mereka hanya sebatas Galilea. Mereka hanya tahu tentang perahu, danau, dan orang-orang yang berada di pasar ikan. Percakapan mereka mungkin hanya berkisar pada masalah keluarga, perahu, dan harga ikan. Namun kemudian Kristus datang, dan dunia mereka berubah. Dari Galilea mereka kemudian menjangkau dunia. Dan semua itu terjadi karena mereka merespons panggilan Yesus.

Mengikut Kristus berarti menjala orang. Ini bukan hanya berlaku bagi para mahasiswa sekolah teologia, pendeta, atau misionaris, tetapi bagi semua orang yang mengakui dirinya sebagai pengikut Kristus.

3. Banyak yang terpanggil namun sedikit yang terpilih.

Ungkapan ini mungkin sudah sangat sering kita baca dan dengarkan sebagai umat Kristiani, sebagai orang Kristen kita sudah mendapatkan panggilan untuk menerima keselamatan yang telah di sediakan oleh Kristus. Menurut Injil Matius Pasal 22, ada 3 kelompok orang yang dipanggil oleh Allah, yaitu : Undangan Khusus yang dipanggil secara khusus namun mereka menolak dan berdalih dengan berbagai alasan, kelompok yang kedua datang dengan sembarangan dan tidak datang selayaknya undangan perjamuan kawin, dan kelompok ketiga adalah sedikit orang yang datang dengan penuh ketaatan serta diperkenankan ambil bagian dalam pesta perjamuan.

4. Panggilan menjadi penjala manusia adalah panggilan sampai akhir jaman.

Menjadi penjala manusia adalah sebuah tugas yang mutlak dilaksanakan setiap orang percaya, banyak sekali khotbah yang hanya mengajarkan tentang pelayanan sosial sebagai wujud dari perintah Allah, ada juga khotbah yang hanya menekankan keutamaan untuk menjadikan orang yang belum Kristen menjadi pengikut Kristus. Melalui renungan khotbah minggu ini kita harus menyadari bahwa menjadi penjala manusia adalah mengabarkan Injil dan melakukan perbuatan yang meneladani Kristus serta membimbing mereka untuk menjadi bahagian dari orang yang diselamatkan, inilah yang sering disebut sebagai Holistik Ministry.

Pdt. Togu P. Munthe - Ketua Klasis Jakarta Kalimantan

 

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD