Khotbah Minggu 30 Juli 2017
Khotbah Minggu 30 Juli 2017
Minggu VII Setelah Trinitatis/Minggu Kuasa Allah Menang
Invocatio : "Semua orang yang beribadah kepada patung akan mendapat malu, orang yang memegahkan diri karena berhala-berhala; segala allah sujud menyembah kepada-Nya." (Mazmur 97:7)
Bacaan : Kejadian 31:31-35
Khotbah : Wahyu 14:6-12
Thema : "Sembahlah Tuhan Allah Saja!"
I. Pendahuluan
Ketika bangsa Israel akan memasuki negeri Kanaan, salah satu Firman Tuhan yang disampaikan Tuhan Allah melalui Musa di dalam Dasa Titah, jika dipatuhi Akan diberi berkat tetapi jika dilanggar akan mendatangkan celaka yaitu "Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku" (Kel. 20:3-7). Di dalam PB penyembahan berhala di jelaskan dalam arti yang lebih luas, misalkan di dalam kitab Kolose 3:5,6 "Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka)." Allah murka kepada orang-orang yang menyembah berhala, sementara manusia cenderung jatuh ke dalam rupa-rupa penyembahan berhala. Damai sejahtera manusia terancam oleh rupa-rupa berhala yang memiliki daya tarik menggoda manusia meninggalkan Tuhan Allah dan menyembahnya.
II. Pembahasan
Ketika Yohanes di buang ke pulau Patmos, ditengah tengah pengasingannya Allah menyampaikan pengelihatan; seorang malaikat terbang di langit dan padanya ada injil yang kekal untuk diberitakan kepada semua orang dan semua makhluk. Hadirnya malaikat itu seperti hadirnya sebuah kebenaran yang kuat menerobos kegelapan dan kejahatan dengan seruan "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saatnya penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air". "Takutlah akan Allah" sama artinya dengan seruan "Bertobatlah!" Kehadiran malaikat dan Firman yang diserukannya menjadi penghiburan dan semangat bagi orang percaya yang saat itu mengalami penderitaan dan tekanan, sebab hari Tuhan yang dinanti-nantikan akan segera datang. Peristiwa ini juga menjadi berita syalom bagi orang-orang yang menentang kebenaran Kristus dan yang melakukan penyembahan berhala, apabila mereka bertobat dan percaya kepada Allah. Tetapi berita ini adalah berita yang mengejutkan dan menyedihkan bagi orang-orang yang tetap tidak percaya dan yang tetap menyembah berhalanya, sebab seruan "Takutlah akan Tuhan" menjadi peringatan terakhir sebab penghakiman Tuhan sudah di mulai.
Peristiwa ini memiliki persamaan dengan kisah penciptaan di dalam kitab Kejadian 1:1-27; ketika Allah menciptakan dunia, keadaan bumi belum berbentuk dan kosong, gelap gulita menutupi samudera raya. Keadaan bumi kacau balau dan Roh Allah melayang-layang di atasnya, tidak terpengaruh dan berkuasa di atas segalanya. Lalu Allah berfirman "Jadilah terang" lalu terang itu jadi.... Kehadiran Allah bersama Firman yang diserukanNya berkuasa mendatangkan kedamaian dan kesejukan sehingga semua kekacau balauan menjadi baik dan sempurna.
Kemudian Yohanes melihat malaikat yang ke dua menyerukan "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, yang telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya." Berita ini diangkatkan untuk mengingatkan kembali kehancuran negeri Babel yang mengerikan sebab patung-patung berhalanya telah menjadi puing-puing (bd. Yes. 21:9). Ketika Firman Allah diberitakan maka kuasa dan pemerintahan Allah dinyatakan, kuasa Allah merubuhkan dan menghukum si jahat dan penentang kebenaran. Kehadiran Firman Allah adalah kehadiran Allah telah merubuhkan dan menghancurkan kota Babel yang dikenal sebagai kota yang melegenda, kota yang terkuat. Suatu kota kuat bukan terjadi dengan sendirinya tetapi dipahami salah satunya ditentukan oleh kuatnya berhala yang di puja yang dipercaya senantiasa berjaga melindungi dan memberkati kota itu. Kehancuran suatu kota juga berarti kehancuran kuasa berhala yang menguasai kota itu. Karena itu berita kehancuran kota Babel adalah menjadi pengumuman yang meyakinkan orang percaya bahwa Allah tetap lebih besar dan berkuasa dari dewa atau berhala yang diyakini orang menjaga kota Babel.
Di dalam Yeremia 51 tentang Babel dituliskan "Babel tadinya seperti piala emas di tangan TUHAN yang memabukkan seluruh bumi. Bangsa-bangsa minum dari anggurnya, itulah sebabnya bangsa-bangsa menjadi gila." Di dalam Wahyu 17:2-5 dan 18:3 tentang Babel tertulis "Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya. Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, ... Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya. Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi." karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."
Kemudian Yohanes melihat malaikat yang ke tiga menyerukan hukuman berat (sepertinya tidak ada pengampunan lagi) bagi orang-orang yang telah mengikat diri mendalam dengan berhala dan telah memakai cap berhala pada dahi dan tangannya. Dalam murkanya di hadapan Anak Domba (Yesus Kristua), Allah akan menghukum mereka dengan api dan belerang yang menghanguskan seperti Allah menghukum kota Sodom dan Gomora dengan hujan api dan belerang (bd Kej. 19:24). Mereka yang telah menerima tanda nama dari berhala patung dan binatang itu, siang malam akan disiksa.
Refleksi dan renungan.
Sebuah renungan dari kitab Keluaran 23:24,25: "Janganlah engkau sujud menyembah kepada allah mereka atau beribadah kepadanya, dan janganlah engkau meniru perbuatan mereka, tetapi haruslah engkau memusnahkan sama sekali patung-patung berhala buatan mereka, dan tugu-tugu berhala mereka haruslah kauremukkan sama sekali. Tetapi kamu harus beribadah kepada TUHAN, Allahmu; maka Ia akan memberkati roti makananmu dan air minumanmu dan Aku akan menjauhkan penyakit dari tengah-tengahmu." Perintah Allah kepada Israel dan orang percaya jelas dan tegas ; jangan sembah berhala, jangan cemburu atas kesuksesan para penyembah berhala jangan tiru perbuatannya, tetapi perangilah berhala-berhala; remukkan, hancurkan. Beribadahlah kepada Tuhan Allah saja supaya mendapat berkat yang melimpah, diberi kecukupan dan kesehatan.
Allah yang kita sembah adalah Allah yang penuh kasih dan mencintai damai. Segala keputusanNya dan tindakanNya adalah untuk mewujudkan damai sejahteraNya kepada manusia. Allah adalah yang memperjuangkan perdamaian bagi bumi dan semua makhluk, karena itu di semua rancanganNya akan terwujud kedamaian yang abadi. Atas segala kejahatan dan pelanggaran manusia, yang dikehendakiNya supaya manusia bertobat dan kembali kepadaNya. Allah tidak membuat rancangan atau membuat perangkap untuk menjebak dan menghukum orang-orang yang menentang kebenaranNya, tetapi yang di inginiNya supaya semua orang yang menentang kebenaranNya segera bertobat dan menikmati damai sejahteraNya. Sembahlah Tuhan Allah saja!
Pdt. Ekwin Wesly Ginting, S.Th, M.Div
GBKP Rg. Sitelusada-bekasi