SUPLEMEN PEKAN PENATALAYANAN GBKP TAHUN 2022, WARI V

THEMA : TUTUS IBAS NGELAI

INVOCATIO : Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi (Kejadian 1:1)

BACAAN : Kejadian 41: 46-49

KHOTBAH : Matius 25:21-30

 

Syalom, jemaat Tuhan yang terkasih,
Suatu kali, ada seorang dokter muda yang diberikan kepercayaan dan kesempatan untuk membantu sebuah proses operasi. Bagi sang dokter muda, ini adalah proses operasi pertama dimana dia turut mengambil bagian di dalamnya. Ketika salah seorang dokter senior sedang bekerja dan menyelesaikan proses operasi tersebut, sang dokter muda pun angkat bicara dan melapor kepada dokter seniornya. Kepada dokter senior ia mengatakan bahwa dokter senior tersebut telah menggunakan 12 lembar kain kasa dalam operasi yang mereka kerjakan, tetapi ketika operasi hampir selesai dan kasa tersebut dihitung kembali, dokter muda itu hanya mendapati 11 lembar kain kasa saja. Dengan kasar dokter senior pun menjawab bahwa ia telah mengeluarkan semua kain kasa yang digunakan pada tubuh pasien. Sang dokter muda pun bersikeras kain kasa itu hilang satu, tetapi seniornya menjawab; ia akan melanjutkan tugasnya untuk menjahit dan menutup luka operasi pasien. Dengan mata menyala-nyala, dokter muda pun berkata: “Anda tidak boleh melakukannya, pikirkan nyawa pasien!” Mendengar perkataan dan kesungguhannya, dokter senior pun tersenyum sambil mengatakan: “Engkau telah lulus ujian.” Dokter senior pun berbicara sambil mengangkat kakinya, dan ditunjukkannya kain kasa ke-duabelas, yang dengan sengaja ia jatuhkan ke lantai. Ternyata dalam seluruh proses operasi yang mereka jalani hari itu, sang dokter senior tengah menguji sang dokter muda untuk melihat kemajuan, serta tanggung jawab baik etis dan moral sang dokter muda sebagai seorang dokter yang dapat dipercaya.

Jemaat terkasih, lewat perumpamaan tentang talenta pada Matius 25:14-30 kita juga diajak untuk melihat siapa diri kita di hadapan Tuhan; apakah kita hamba-hambaNya yang setia, rajin dan dapat dipercaya ataukah ketika IA datang IA mendapati kita menjadi hamba-hamba yang malas dan tidak bertanggungjawab. Perikop ini dibuka dengan sebuah perbandingan yang ingin menunjukkan tentang hal Kerajaan Sorga. Kerajaan Sorga dibandingkan dengan seorang tuan yang memanggil 3 orang hambanya dan mempercayakan hartanya untuk mereka kelola dalam jumlah yang berbeda sementara sang tuan pergi ke luar negeri. Talenta sendiri sebenarnya merupakan timbangan/ ukuran yang dipakai untuk menimbang sesuatu yang berharga. Dalam kisah ini 1 talenta adalah 6000 dinar; dimana 1 dinar adalah banyak upah yang diterima oleh seorang pekerja dalam satu hari. Bila kita konversikan kepada konteks kita; di Kupang misalnya upah minimal pekerja per hari adalah Rp. 67.000. Bila jumah tersebut dikalikan dengan 1 talenta berarti hasil yang didapat kurang lebih Rp. 402.000.000. Mengikuti perhitungan ini, berarti hamba yang menerima 2 talenta menggandakannya menjadi 4 talenta berarti total memiliki 1,6 miliar rupiah sementara hamba yang menerima 5 talenta dan menghasilkan 5 talenta lagi total memiliki kurang lebih 4 miliar rupiah. Dari jumlah ini kita bisa melihat besarnya “modal” yang diberikan oleh sang tuan kepada para hambanya. Sikap yang ditunjukkan para hamba itu menjadi kompas bagi kita untuk mengembangkan sikap dan nilai beriman yang Tuhan inginkan dari hidup kita. Nilai-nilai apa sajakah itu?
1. Hamba yang menerima dua talenta dan lima talenta “bersegera” melakukan tugasnya untuk mengelola talenta yang dipercayakan kepadanya tanpa menunda-nunda. Dalam kisah ini kita melihat bagaimana sang tuan tidak mempersoalkan besarnya hasil yang didapat, tetapi yang dilihatnya adalah kemauan untuk mengerjakan talenta itu. Tentu dalam mengelola talenta yang begitu besar ada banyak kendala yang ditemui,bahkan tidak menutup kemungkinan mereka bisa saja mengalami kerugian. Meski demikian mereka tetap mengerjakan bagian yang dipercayakan kepada mereka dalam kesungguhan. Dalam hal ini kita belajar bahwa dalam kesungguhan dan tidak menunda-nunda, pekerjaan dan pelayanan kita niscaya memberikan buah yang baik.
2. Sikap berikutnya adalah kebaikan. Para hamba yang mengerjakan bagiannya mendapatkan pujian hamba yang baik (agatos) dan setia (pistos). Dalam hal ini kita dapat melihat kebaikan dan kesetiaan mereka dalam cara mereka mengelola talenta yang ada pada mereka. Mereka bekerja dengan menyadari bahwa talenta itu sifatnya bukan hak milik, melainkan pemberian yang perlu mereka kelola; dan dengan demikian mereka bertanggungjawab kepada pemilik/ sang tuan atas pengelolaan tersebut. Bila kita hubungkan kepada thema Pekan Penatalayanan kita yakni membagikan kabar sukacita lewat seluruh ciptaan, maka sesuai juga dengan Invocatio, kita perlu menyadari alam semesta ini adalah milik Allah Sang Pencipta. Kita bukan pemilik, melainkan pengelola yang harus mempertanggungjawabkan seluruh sikap kita atas semesta ini kepada Allah sang Pemilik segalanya.
3. Sikap ketundukan kepada Tuhan yang telah memberikan talenta dan kepercayaan kepada kita. Dalam bacaan pertama kita melihat bagaiman sikap Yusuf yang bekerja keras atas kepercayaan yang diberikan Raja Mesir (Firaun) kepadanya. Tidak jarang kita temui situasi dimana seseorang telah memperoleh suatu jabatan dan ia menjadi lupa diri dan lupa tujuan untuk apa ia ditempatkan dalam sebuah kedudukan. Tidak demikian halnya dengan Yusuf, ia tetap mengerjakan tugasnya dengan total dan kreatif. Hamba ketiga dalam perikop kita tidak mengembangkan talenta yang diberikan padanya karena didorong oleh kekerasan hati dan tidak mau tunduk kepada kedaulatan tuannya. Walaupun ia tahu apa sebenarnya yang harus ia perbuat, ia berdiam diri dan memilih untuk tidak melakukan apa-apa. Karena itulah kesengajaan untuk berdiam diri dan “membekukan” talenta yang diberikan di mata sang tuan adalah kejahatan dan kemalasan. Kesengajaan untuk tidak mau bertumbuh dan mengembangkan talenta yang diberikan Tuhan adalah dosa di mata Tuhan. Injil Matius dalam pasal 25 dengan tegas sudah mengingatkan kita, untuk menantikan kedatangan Tuhan kita tidak hanya cukup berjaga-jaga (bdk ay. 1-13), tetapi juga harus mengerjakan dan melakukan hal-hal yang mencerminkan nilai-nilai Kerajaan Sorga.

Jemaat yang terkasih, kita dipanggil untuk menjadi anak-anak Tuhan yang memiliki kesetiaan dalam pelayanan. Memang tidak mudah mengembangkan tiga sikap yang tersebut di atas, tetapi kita juga hendaknya tidak lupa bahwa Tuhan telah memberikan kepada kita “modal/ talenta” dan yang lebih besar dari itu yakni kepercayaan kepada kita untuk mengelola segala sesuatu yang Tuhan berikan kepada kita. Bukan semata-mata soal besar-kecilnya pemberian Tuhan kepada kita karena itu tergantung dari kemampuan kita menerimanya. Yang menjadi penekanan adalah bagaimana Tuhan mempercayai kita untuk mengelola dan mengembangkan pemberianNya. Sebagai anak-anak Tuhan yang menyadari segala sesuatu yang ada pada kita adalah pemberian Tuhan, maka kita perlu benar-benar mengerti akan harga sebuah kepercayaan. Tuhan tidak pernah salah memberikan/ mempercayakan sesuatu kepada kita sebab IA tahu betul dan mengenal siapa kita.

Dalam setiap pilihan dan perbuatan pasti ada konsekuensinya. Bagi mereka yang setia, Tuhan akan memberian pujian dan Tuhan akan mempercayakan pekerjaan yang lebih besar lagi, yakni kita ikut berbagi kebahagiaan dengan sang Tuan. Sementara konsekuensi bagi mereka yang tidak setia, Tuhan akan mengambil talenta yang sudah IA berikan dan IA akan memberikannya kepada orang lain yang mau bertanggungjawab. Dan kepada mereka yang tidak setia yang tersisa hanyalah dicampakkan dalam kegelapan yang paling gelap, disana ada ratap dan kertak gigi. Mari kita bersama memeriksa diri; apa saja yang telah diberikan Tuhan dalam hidup kita? Sudahkah kita mengerjakan dan mengelolanya dalam ketundukan kepada Tuhan dan penuh dengan kesungguhan?

Pdt. Eden P. Funu-Tarigan, S.Si (Teol)
GBKP Perpulungen Kupang

SUPLEMEN PEKAN PENATALAYANAN GBKP TAHUN 2022, WARI IV

Invoctio : Heber 10:24

Ogen  : I Korinti 12:4-11

Kotbah : Keluaren 17:8-13

Tema  : Sitatang-tatangen Selaku Aron Dibata

 

I. Kata Perlebe

Lit kata mutiara ngatakensa “Tidak peduli betapa brilian pikiran atau strategi anda, jika anda bermain sendirian, anda akan selalu kalah dari tim”. Kata mutiara enda ngingetken kita maka ibas pelayanenta bas gereja Tuhan, uga beluhna pe kita, uga mantapna pe ide-ideta guna memajuken gereja tapi adi sekalak kita ndahikensa labo banci mereken ulih si mehuli. Arah bahan renungenta berikut sibakal sibahas end ape ngingetken kita maka selaku aron Dibata tetap saling mendukung ras sitatang-tatangen guna tersehi sura-sura Dibata. Kita bias jika bersama ras Tuhan tetap sitermulia.

II. Isi

A. Invocatio

Sisampat-sampaten harus menjadi budaya ibas gereja, kita harus membiasakan diri guna tetap sisampat-sampaten. Tujun membiasaken diri guna sisampat-sampaten e eme gelah keke ukur guna nehken keleng ate ras ndalanken si mehuli. Hal si itekanken ibas bahan invocatiota enda eme kai si banci sibahan man jemaat, labo kai si banci si dat arah jemaat. Paulus sadar maka adi lakin kita sisampat-sampaten ibas perpulungen maka kita pasti jadi lemah. Perjumpan-perjumpan ibas ibadah ula hanya perpusat pada dirinta saja seh maka lanai kita peduli man kalak sideban bahken kalak si kundul arah sampingta.

B. Ogen

Arah bahan ogenta, Paulus menegasken maka sumber “pemere” (karunia) eme Dibata, gegeh guna makekansa pe ibas Dibata nari. Jadi labo lit sekalak pe lit hakna guna ngangkatken dirina ras ngerendahken kalak sideban sebab e kerina rehna ibas Dibata nari. Alu bagel abo perlu lit persaingen sebab Dibata mereken man sekalak-sekalak pemere sipelain-lain rikutken sura-sura Kesah.

Pemere e ibereken labo guna kepentingen peribadi-pribadi tapi guna pendahin Dibata. Dibata mereken man banta pemere e gelah kita banci jadi mitra kerja Tuhan guna nehken misi Dibata ibas doni enda. Enda me si ate Paulus ipesehna man perpulungen Korinti erkiteken ibas perpulungen Korinti enggo turah biak makeken pemere Dibata si lit bas ia guna kepentingen ras kemajun dirina sendiri labo guna kepentingen ras kemajun perpulungen Tuhan.

Patutlah kita ngataken bujur man Tuhan arah pemere-pemere si iberekenna man banta arah ngit kita ipake Tuhan ngelai ibas perpulungen alu tutus. La lit sician-cianen, la lit simerasa lebih penting, lebih tinggi tah lebih rendah sebab kerina ibereken Tuhan sue ras sura-suraNa. Alu bagel abo lit kita kalak si erkiniteken si hanya sebagai penonton ibas pelayanen, kerina kita adalah pelaku (pemain) menurut karunia si ipercayaken Tuhan man banta.

C. Khotbah

Perang si terjadi antara bangsa Amalek ras bangsa Israel, eme perang pertama kenca ia mulih I perbudaken Mesir nari. Bangsa Israel seh kal perluna penampat sebab situhuna peperangen e labo seimbang sebab pasuken Amalek eme pasuken si berpengalmen, sementara bangsa Israel hanyalah mantan budak. Aminna pe adi iandalken gegeh pasuken labo mungkin ia benci menang tapi Musa la mbiar, ia ngelakoken 2 hal guna ngadapisa, eme nuruh Josua guna milih piga-piga kalak dilaki guna erperang ras tetap mengandalkan Tuhan.

Tupung Josua ndatken perintah arah Musa guna milih piga-piga dilaki bangsa Israel guna ikut erperang, minter ilakoken Josua bagi si ikataken Musa, janah la lit cataten ngataken maka kalak si ipilihna nolak tah pe jungut-jungut man Musa tah pe man Tuhan, ia patuh man perintah Josua guna ikut perang.

Musa mereken ketetapen ukur man Josua maka tupung pagi Josua ras pasukenna erperang maka ia pagi tedis i datas uruk njemak ciken si isuruh Dibata ibaba Musa sebagai symbol kuasa ras pengarak-ngarak Tuhan. Tupung Josua ras pasukenna lawes ndarat erpereng ngelawan bangsa Amalek, sedangken Musa, Harun ras Hur Lawes ku datas uruk. Tupung musa ngangkat tanna ku das maka mennag bangsa Israel tapi tupung musa pesusur tanna maka bangsa Amalek mulai ka menang. Harun ras Hur nampati Musa tupung enggo latih iakapna, ibaba Harun ras Hur batu guna ingan kundul Musa, janah tedis ia duana arah kawes ras kemuhen Musa guna ngangkat tan Musa. Kerina ia meranken peranna masing-masing guna banci memenengken perang, kerjasama sada ras sidebanna tetap ijaga alu mehuli.

               

III. Pengkenaina

1. La lit si metahat adi kita mengandalken Tuhan, tupung la iakap mungkin bangsa Israel banci nalukeken bangsa Amalek tapi erkiteken ia mengandalken Tuhan hal e banci menjadi mungkin. Bage k ape kita bas kegeluhenta, tupung lit si metahat, la kin siakap mungkin banci jadi adi ras Tuhan.

2. Ndahiken dahin Tuhan labo dahin sibanci sidahiken sekalak, Tuhan mereken kalak sideban si banci nampati kita guna ndahihensa. Bagi nina Pengerana 4: 9-10 “ Ulin dua kalak asangken sekalak-sekalak, sebab adi dua kalak erdahin mbelang bekasna. Kune sekalak guling banci sekalak nari nampatisa. Tapi sisada-sisada ngenca, kenca guling ise nari si nampatisa.” Kegagalen ibas ndalanken erbage-bage program ibas pelayanen rusur kal isebabken kita merasa banci ndahikensa sekalak-sekalak tanpa penampat kalak sideban, tep-tep kalak ngandalken gegehna saja, padahal mpersada potensi-potensi si lit banci mereken dampak ras keberhasilen si luar biasa.

3. Bagi Musa si enggo latih ngangkat tongkat janah perlu penampat Harun ras Hur bage pe kita la lit ise pe banci lalap megegeh, kita perlu dukungen, kita perlu ipegegehi, kita perlu isampati. Galati 6:2 ngatakensa “Sisampat-sampatenlah kami bas mbaba baban geluh enda. Alu bage isehkenndu kap Undang-undang Kristus. Kerelaan guna tetap sisampat-sampaten labo hal sepele tapi hal si banci mereken ulih si luar biasa.

4. Temata ngatakensa “ Sitatang-tatangen Selaku Aron Dibata”. Tema enda ngajuk kita maka selaku aron Dibata tentu harus sisadari maka labo kita ngasup erdahin sekalak-sekalak, alu bage kita perlu kalak sideban guna nampati kita, bage pe kalak sideban perlu guna sisampati. Kesadaren sibage tetap haru ipupuk selaku aron Dibata gelah ula kita mengandalken diri sendiri entah mpediat kalak sideban erdahin sekalak. Dahin si idahiken alu ras-ras tentuh banci reh pedasna dung ras reh sikapna pe ulihna, tapi adi kita erdahin sekalak-sekalak banci jadi melaen dung janah ulihna pe la memuasken.

Bage pe arah tema enda ngingetken kita maka selaku aron Dibata, la seri gegehta, kita punya kelebihen ras kekurangn masing-masing, ibas kelebihenta kita nampati aron sideban si kurang bas ia, bage pe ibas kekurangenta maka aron sideban ka si nampatisa.

Pdt Rahel br Tarigan M.Th-Rg. Denpasar

SUPLEMEN PEKAN PENATALAYANAN GBKP TAHUN 2022, WARI III

Bahan: Jesaya 58:6-12

Tema: Tetap Megegeh ras Mejuah-juah

 

1. Kata Perlebe

Tiap jelma pasti ersura-sura ndatken kejuah-juahen ibas kegeluhenna, erkiteken sifat jelma eme ndatken simehuli ras bagi sura-sura. Kamus Bahasa Karo pengertin kata Mejuah-juah memiliki arti tentang keseimbangan dan keselarasan hidup, baik antara manusia dan manusia, antara manusia dengan lingkungan dan antara manusia dengan Tuhannya. Ketiga hal tersebut adalah merupakan satu kesatuan yang bulat yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Janah adi lit perjumpan sada ras sidebanna ibelasken alu kata mejuah-juah.

Ibas bahan pekan penatalayanen ta si peteluken enda Kitab Jesaya ras 1 Tesalonika ngerana mengenai Megegeh ras Mejuah-juah. Guna ndatken si e la banci lang harus lit usaha si harus idalanken kerna si mehuli, dingen lit “Sumber” ntah pe “Ulu” si jadi pengarapen eme Tuhan.

2. Isi

a. Invocatio

Ibas bahan invocatio ta enda nuduhken padan Dibata kerna pemulihen bangsa Israel kubas kiniulin ras kemakmuren. Nina Dibata “tapi Aku sinambari kuta ras rayatna dingen kubereken mulihi kejuah-juahen” Pemulihen ibas pembuangen nari eme inisiatif Dibata, aminna pe paksa si e bangsa Israel mindo penampat man Dibata. ije ka me teridah kekelengen Dibata man bangsa e bagepe man kalak si erlebuh man baNa. Perbahanen si mbelin ilakoken Dibata guna mereken gegeh ras kinijuah-juahen man banta aminna sedekah enda lit perbeben ras pinakit.

b. Ogen

Tema umum pekan penatalayanenta eme “Erberita si Meriah Arah Tinepa” ibas bahan ogenta 1 Tesalonika 2:7-12 enda me teridah uga Rasul Paulus meritaken berita si meriah, janah ibas ia erberita e melala perbeben si alamina eme ifitnah bagepe igombang-gombangi kalak Pilipi (ayat 2). Perbeben si hadapi Paulus ras teman-temanna la erbahanca kote ntah pe ngadi erberita. Dibata ras ia erbahanca ia tetap megegeh, sebab uluna ibas Dibata nari.

Bagin ogen enda merupaken salah sada pembelaan diri Paulus ras teman-teman na ibas kebenaren. Ikataken Paulus maka situhuna lit hakna mindo kai-kai pe man perpulungen e, tapi la ilakokenna gelah ola sempat iakap perpulungen e jadi tanggungenna ntah jadi beban. Emaka itegasken Paulus maka suari ras berngi ia erdahin dingen erberita. Ije nuduhkenca maka Paulus arah talenta na sebagai pembuat tenda ibas ulihna ipakaina guna keperlunna bagepe ibas erberita. Paulus menyeimbangken antara Pekerjaan dan Pelayanan. Teridah arah si e maka Paulus ras teman-teman na megegeh dingen mejuah-juah aminna pe ibas tengah perdalanen pelayanen turah la bagi ukur. Paulus erberita la terjeng arah pelayanen, tapi pe erberita arah pendahinna. Bageme kita ituntut selaku kalak si tek banci erberita man sekelewetta arah pendahinta bagepe situasi kegeluhennta.  

c. Kotbah

Jesaya 58:6-12 enda igelari Trito Jesaya ija situasi bangsa Israel enggo ndarat ibas perbudaken nari janah enggo mulih ku Jerusalem. Ije teridah maka Dibata nehken padanNa man bangsa Israel, janah penekanenna man bangsa e eme gelah tetap mperdiateken keadilen ras kebujuren nggeluh, dingen mperdiateken persembahen ras pertoton ibas kiniteken sebab eme gegeh man bangsa e dingen ndatken kejuah-juahen ibas ia ndalani kegeluhenna. Ibas ayat 6 tole ije ipersingeti bangsa Israel uga kin cara erkiniteken si benar terlebih ibas ndalanken puasa.

Puasa ibas bahasa Ibrani “tsom” ertina la man ras la minem. Secara teologisna kalak si ngelakoken puasa eme sikap Penguasaan Diri dan Penyangkalan. Puasa ibas Padan Sindekah ije lit mengandung makna “kana” ertina Merendahkan Diri (1 Raja2 21:29). Sekalak teolog si tergelar Guthrie Jr ngatakenca maka puasa ntah tsom enda eme Berpantang ibas kerina pangan jasmani janah akibat berpuasa enda mengakibatken “Penderitaan Jiwa”. Emaka terdauhen pengertin puasa enda ikatakenna menghilanghkan kesenangan tubuh dengan menangis dan mengenakan kain kabung dan abu serta merendahkan jiwa untuk maksud rohani. I tengah-tengah bangsa Israel erpuasa enda adi ilakoken sedalanen make Kain Kabung ras Abu, ise si ngelakokenca berarti ia sangana erpuasa dingen nuduhken pertobatenna. Janah labo terjeng i tengah-tengah bangsa Israel ngenca, tapi pe i daerah Timur Tengah kuno adi lit ancamen hukumen ras nuduhken pertobatenna ibas kesalahen ras dosa si lakokenna. Peristiwa Puasa besar-besaren nuduhken pertobaten eme Niniwe, ija si ngelakokenca la terjeng Raja ras rakyat, nguda ntah metua, tapi pe ikut ras asuh-asuhen, janah kerina make kain kabung (Juna 3:1-10). Bagenda me puasa si biasa ilakoken dingen jadi ritual.

I bas bahan kotbah enda kerna pelaksanaan puasa paksa si e i kritik sebab puasana salah dingen la bagi siniarapken Tuhan. Adi sipepayo ndai pengertin puasa labo terjeng la man ras la minem, tapi puasa dingen nadingken perbahanen si la bujur bagepe menindas kalak sideban. Nina Dibata “osarilah rante pengiket janah aguilah baban kinilabujuren, janah bebaskenlah kalak siidehkenndu” kata osari ije ertina ngelepasken, bebas, lanai lit si ngendaliken kubas si la mehuli jadi kebiasaan. Adi enggo iosari pengiket e, iterusken alu perbahanen mereken pangan man si kelehen, mereken kalak kesilang dingen mereken uis man kalak si la ruis. Adi perbahanen si mehuli e ilakoken maka nina Tuhan “adi ertoto kam, kudengkehken pertotonndu, janah adi erlebuh kam, minter Ku aloi”. Ertoto eme ulu ntahpe sumber gegehta guna ndalani kegeluhen bage pe ndalanken undang-undang Dibata. ibas perbeben dingen masalah memang banci erbahanca kita kote, tapi arah pertotonnta banci mereken gegeh man banta guna mentasi perbebenta aminna pe lenga erkedungen, ije me situhuna kita ngaloken kinijuah-juahen arah Dibata nari. Enda me persinget ras pengajaren si isehken man bangsa Israel, ula munafik arah perbahanen puasa tempa-tempa ndalanken kai si ngena ate Dibata, padahal ndauh arah si e maka kepeken jadi topeng guna ngelakoken perbahanen si la mehuli. Adi iperbandingken ras pengajaren Yesus puasa ibas Matius 6:16-18, adi erpuasa ula bagi kalak si pekulah-kulah, ipeberjut-berjut ayo gelah iteh kalak erpuasa, tapi harus erduhap dingen suri buk ertina sipesikap dirita gelah teridah tetap sikap dingen la kote.

Ayat 11-12 enda nuduhken maka perbahanen Dibata e tuhu-tuhu mbelin man kalak si ndalanken undang-undang Dibata. janji Dibata “Kubahan kam tetap megegeh ras mejuah-juah, kam desken peken si la kurang lau, desken sumbul lau si la pernah kerah” kita megegeh adi Dibata erdahin ibas kita dingen ndalanken singena ateNa, janah adi mejuah-juah kin ateta. Peken si la kurang lau eme dirita, secara kiasenna aminna pe wari lego, lit perbeben ntah ipuasaken si erbahanca kote, tapi erkiteken penampat Dibata peken e tetap teridah sikap, adi geluhta ndai tetap teridah megegeh ras mejuah-juah. Bangsa Israel ngaloken padan Dibata e, sebab kai sedekah enda si enggo runtuh ipajekken mulihi, benteng-benteng ras rumah ipekena mulihi dingen teriani.

3. Pengkenaina

1. Ibas kegeluhen tiap jelma pasti ersura-sura maka kegeluhenna tetap lit ibas Mejuah-juah, tapi sendalanen ras sura-sura e maka perbeben ras kiniseran jadi ayam-ayam geluh tetap lit bas doni enda. Perbeben ras kiniseran enda la terjeng rehna ibas manusia nari, tapi pe banci rehna ibas alam nari, si berbentuk bencana alam bagepe masa si gundari Virus Corona, banci si idah kerna kejadin e laterjeng harta benda ngenca bene, tapi lebih asa si e kebenen anggota jabu. Ibas kejadin e kerina manusia kote dingen lemah, janah ije me kita perlu gegeh. Gegeh situhu-tuhu eme ibas Dibata nari, uga kita erjimpuh ilebe-lebeNa arah pertotonta nuduhken kita enda labo kai pe iadep-adepenNa.    

2. Perdalinen geluh manusia ibas ndarami gegeh ras mejuah-juah iakap manusia e maka adi sura-sura enggo tersehi, baik ibas materi, harta ras jabaten. Erlajar arah bahanta maka Raja si meganjang kedudukenna dingen pengawal istana si megegeh banci redas dingen runtuh kerina tembok-tembokna adi la kin Dibata jadi ulu ibas kegeluhen. Ibas si e nduhkenca maka ula lit sifat egois bage pe meganjang ukur aminna ise pe kita, sebab Dibata ngenca ngasup nambari kuta dingen pinakit (invocatio), ibandingken masa pandemic enda, adi la seijin Tuhan kerina usaha manusia sia-sia. Negeri bagepe rumah-rumah banci teriani adi Dibata ringan ije, tembok-tembok si redas banci ipekena adi Dibata ikut campur tangan (ayat 12)

3. Paulus ras teman-teman na sepelayanen nuduhken kerna kerja sama simehuli ibas talenta pendahin ras pelayanen. Ibas kiniersadanna e nuduhken maka isamping Dibata si mereken gegeh ras kinijuah-juahen, kepeken harus lit usaha ibas kita guna ndatken gegeh ras mejuah-juah. Kiniersadanta ibas erberita jadi gegeh man banta, la kita kote, la kita lemah, tetap er lau aminna perlego. Pendahin si lit bas kita sipakeken alu mehuli bagi singena ate Dibata banci mereken mejuah-juah man banta bagepe anak jabuta, janah ula kel sempat pendahinta maba mala petaka kubas jabu.

4. Pendahin ras Pelayanen penting, arah pendahinta sekalak-sekalak banci erberita njaga tinepa Dibata, ula sicedai, adi lit ceda radu ras mpesikapsa, gelah ula sempat siakap tinepa Dibata enda maba mara man banta, padahal pengulahta nge kerna tinepa enda maka jadi perbeben man banta. Janah pendahinta banci sipakeken jadi gegeh ibas erberita ras melayani, saja ipersingeti kita arah kata Dibata enda, maka ula sibahan pendahin ras pelayanenta jadi topeng ntah pe kemunafiken, bali ras bangsa Israel si ngelakoken puasa tapi perbahanenna ndauh ibas sura-sura Dibata nari.  

 

Pdt Julianus Barus-GBKP Bandung Pusat

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD