MINGGU 12 MARET 203, KHOTBAH MARKUS 10:35-45

Invocatio : Mazmur 141 :8

Bacaan : Bilangan 21 :4-9

Khotbah : Markus 10:35-45

Tema : Ngasup Ngaloken Kiniseran (Sanggup menerima penderitaan)

Pendahuluan

Setiap orang jika ditanya mana lebih memilih hidup dalam kesenangan atau penderitaan maka tidak ada yang mau dan rela menderita. Apa lagi ditawarkan tempat kehormatan atau sesuatu yang berharga faktanya banyak orang memilih kehormatan dan sesuatu yang berharga dan bermartabat. Tiada yang mau memilih untuk menderita. Pengertian Penderitaan dari kata menderita artinya menanggung sesuatu yang tidak menyenangkan (sumber :KBBI). Namun tema kotbah mengajak kita semua pendengar untuk sanggup menerima penderitaan karena bagaimanapun dunia ini tidak selamanya menawarkan kesenangan/kebahagiaan.

Penjelasan Teks

  • Markus 10:35-45

Dalam nas ini, Tuhan Yesus ingin mengajar kita, bagaimana sebenarnya kita menjaga harga diri kita sebagai manusia ciptaan Tuhan. Kehormatan seperti apa sebenarnya yang mau kita kejar, dan bagaimana cara untuk mencapainya. Sebagaimana anak-anak Zebedeus yang mencoba meminta kehormatan kepada Yesus dari kuasaNya.

Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: “Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu”.

Sebelum teks ini telah dikatakan Yesus maka akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat dan mereka akan menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus. Ia akan diolok-olok, diludahi, dicambuk dan dibunuh tetapi sesudah tiga hari ia akan bangkit. ( Mark. 10 :33-34). Artinya, Yesus telah mengabarkan penderitaannya bahkan akan dibunuh. Tetapi dalam alam pikiran mereka bahwa tuhan Yesus akan datang dan akan mendirikan kerajaanNya sehingga sebagai muris-murid yang dikasihi tentu ingin dekat dengan guruNya dan mendapatkan tempat. Sehingga mereka meminta duduk di sebelah kanan dan kiri Yesus. Kata "kanan" sering digunakan oleh orang-orang Yahudi sebagai simbol kekuasaan/ kekuatan (Mazmur 118:16).  "Duduk di sebelah kanan Allah" dalam ayat-ayat diatas adalah lambang dari kekuasaan Yesus Sang Mesias sebagai pemegang otoritas keallahan sejati. Dalam Firman Tuhan hari ini memang Yohanes dan Yakobus tidak meminta menggantikan posisi Sang Guru, tetapi meminta posisi di sebelah kanan dan di sebelah kiri yang bermakna memiliki otoritas yang lebih dari yang lain. Tentu hal ini membuat murid-murid yang lain menjadi marah, seolah-olah mereka tidak mempunyai tempat atau posisi yang sama dengan kedua murid itu.

Dari permintaan ini, kita dapat menemukan beberapa jawaban Tuhan Yesus:

“Kamu tidak tahu apa yang kamu minta”

Apa yang mereka minta sebenarnya adalah atas dasar ketidaktahuan maksud dan tujuan kehadiran mereka bersama-sama dengan Yesus. Tujuan permintaan mereka adalah atas dasar keinginan duniawi, sebab kedatangan Yesus bukanlah bukan untuk membagi-bagikan tempat terhormat, justru harus ikut dalam penderitaan dan kesengsaraanNya. Namun walaupun demikian, Yesus tidak langsung begitu saja menyalahkan permintaan mereka, sebab tempat kemuliaan yang mereka minta tidak sama dengan tempat kemuliaan yang kekal yang hendak diberikan oleh Tuhan.

“Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan”

Mau menerima tempat yang mulia? Tuhan Yesus melalui jawabanNya memberikan indikasi bahwa tempat kemuliaan itu “ada” dan akan “diberikan”. Tetapi hanya disediakan kepada siapa yang berhak menerimanya.

“Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu”

Cara untuk mencapai kemuliaan yang berasal dari Tuhan tentunya bukan aturan main secara duniawi, namun cara main yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Jika ingin menjadi yang terbesar harus dapat menjadi pelayan dan hamba untuk semuanya. Menjadi pelayan/ hamba bukan sesuatu yang menyenangkan dan tidak dalam posisi kemuliaan tetapi itulah yang di ajarkan Yesus untuk sanggup dan rela menderita dan berkorban bagi kebaikan orang lain.

  • Bilangan 21:4-9

Dalam Teks Bacaan kita juga dituliskan bagaimana Bangsa Israel dalam perjalanan dari tanah Mesir menuju Kanaan Tantangan demi tantangan harus dihadapi bangsa Israel. Mereka harus berhadapan dengan raja negeri Arad. Awalnya mereka kalah, namun karena penyertaan dan kesetiaan Tuhan, bangsa Israel berhasil mengalahkan musuhnya.

Melihat hal ini, sudah selayaknya bangsa Israel semakin percaya kepada Tuhan. Hal yang terjadi justru sebaliknya. Mereka kembali mengeluh dan melawan Tuhan dan Musa, seolah-olah Tuhan sama sekali tidak memperhatikan dan menyertai mereka (4-5). Sungut-sungut mereka membuat Allah murka dan Ia mengirim ular-ular beracun untuk membinasakan umat-Nya sehingga banyak yang mati (6). Tuhan membuat bangsa Israel bertekuk lutut dan mengakui keberdosaan mereka. Melalui Musa, mereka memohon agar ular-ular tersebut dijauhkan dari mereka. Maka, datanglah bangsa itu kepada Musa dan berkata, “Kami telah berdosa sebab kami berkata-kata melawan ALLAH dan engkau. Berdoalah kepada ALLAH supaya Ia menjauhkan ular-ular ini dari kami.” Lalu, Musa berdoa bagi bangsa itu (ayat 7). Maka Tuhan memberikan solusi terhadap penderitaan mereka dengan membuat : Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ”Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.” (ayat 8) 

  • Invocatio : Mazmur 141 : 8

Tetapi kepada-Mulah, ya ALLAH, Tuhanku, mataku tertuju; pada-Mulah aku berlindung, jangan campakkan aku!

(NIV: But my eyes are fixed on you, Sovereign Lord; in you I take refuge—do not give me over to death. NKJV : But my eyes are upon You, O GOD the Lord; In You I take refuge; Do not leave my soul destitute)

Tapi mataku tertuju padamu, Tuhan Yang Berdaulat; pada-Mu aku berlindung—jangan serahkan aku pada kematian. NKJV : Tetapi mataku tertuju kepada-Mu, ya TUHAN, Tuhan; Pada-Mu aku berlindung; Jangan biarkan jiwaku melarat.

Penutup

Seperti pendahuluan tadi sudah di sebutkan bahwa setiap orang jika ditanyakan apakah mau menderita anak kecil juga tidak mau. Namun kenyataan dan fatanya manusia mengalami banyak penderitaan di dunia ini. Ingin sehat, bahagia, usaha lancar, karier meningkat, dan banyak hal-hal yang nikmat, itu yang ada dalam pikiran kita. Tidak pernah sedikitpun diantara kita yang membayangkan untuk hidup dalam kekurangan, sakit penyakit, atau usaha yang gagal.  Tapi apakah kehidupan senantiasa berjalan seperti yang kita harapkan? Kita impikan?

Terkadang hidup berjalan tidak seperti yang kita harapkan. Usaha sepi, sakit datang silih berganti, rumah tangga mengalami Konflik, anak hidup bebas dan tidak terkendali, musibah menimpa, dan aneka masalah yang terus mendera.

Jadi bagaimana sikap kita?

  1. Kita rela dan sanggup menghadapi penderitaan di dunia ini. Tidak lari dari masalah namun menghadapinya seperti Kristus menghadapi penderitaan dan kematianNya. Pada akhirnya Dia mendapat Pujian dan Kemuliaan
  2. Sadari bahwa kita manusia berdosa dan terbatas kekuatan kita (Dari Bacaan kita betapa bangsa Israel rapuh dan berdosa). Sehingga kita butuh sang Penolong sebagai kekuatan dan perlindungan kita yaitu Yesus Kristus. Mata kita fokus/tertuju pada Tuhan (Maz. 141:8). Dialah tempat perlindungan dan memohon keselamatan kita. Dia menjamin dengan kematian dan kebangkitanNya kita sudah diberi keselamatan dan pengampunan. Dengan demikian kita tidak lagi berdoa memohon perantara namun dapat secara langsung memohon kepadanya. Tuhan mengirim Roh Kudus yang menyertai sebagai kekuatan dan penghiburan kita.
  3. Dengan adanya penderitaan maka kita mengakui bahwa Tuhan berdaulat (Dia Pencipta) dan Maha Kuasa akan memberi jalan keluar. Hanya kita butuh iman, ketaatan, kesabaran dan mau menjadi rendah hati ( seperti seorang hamba ) menati jawaban Tuhan. Bukan dengan mengeluh dan sungut-sungut tetapi dengan doa dan ucapan syukur (Filipi 4:6 “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur”. Kerjakan bagian/hidup kita maka Tuhan Juga mengerjakan bagianNya
  4. Rela menjadi pelayan dan melayani Tuhan serta sesama. Karena anugerah kasih Tuhan Yesus dan penyertaanNya didalam hidup kita. (seusai Tema Sasaran Program GBKP 2023 JeMPAP: Jemaat Menjadi Pelaku Aktif Pelayanan)

 

Pdt. Rosliana br Sinulingga-Runggun Bumi Anggrek

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD