Khotbah Minggu 15 Januari 2017

Khotbah Minggu, 15 Januari 2017

Invocatio     : Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus. II Timotius 1 : 1

Bacaan          : 1 Korintus 1 : 1 – 9

Khotbah       : Yesaya 49 : 1 – 7

Thema          : Kita Dipilih Menjadi Terang Bagi Bangsa-Bangsa

Saudara-saudari Yang Dikasihi Dalam Kristus Yesus.

Menjadi terang bagi bangsa-bangsa, suatu ungkapan yang sangat Kristiani yang sering kali kita dengar dan mungkin perbincangkan dalam keseharian kita. Sangatlah menyenangkan untuk membicarakannya. Mengapa? Karena melalui ungkapan ini ada gambaran bahwa dalam diri kita ada semacam “sinar” yang bisa dipancarkan kepada siapapun dan “sinar” ini bagi siapapun yang melihatnya akan membawa pengaruh baik bagi mereka. Karena sinar itu adalah bermuatan sesuatu kekuatan baik dan barang siapa  yang melihat atau menerima sinar itu akan mengalami perubahan positif dalam kehidupannya. Dan seharusnya lah seperti itu. Namun, segampang inikah bagi kita untuk bisa menjadi “sinar” itu, atau segampang itu juga kah “sinar” itu akan mampu mempengaruhi orang lain dan mengubahkannya menjadi baik. Inilah yang akan kita bahas dalam khotbah minggu ini.

Beberapa waktu yang lalu, mungkin kita masih mengingat peristiwa 411 dan 212.... Ada seorang anak Tuhan, yang begitu komit untuk menjadi alat terang dan senantiasa ingin mengajak orang lain untuk hidup dalam terang dan kebenaran. Sepanjang waktu ketika diberikan kesempatan untuk menjadi pemimpin DKI Jakarta, ia berusaha hidup transparan dan apa adanya. Dia sangat tidak menyukai adanya sikap hidup yang tidak benar, yang dilakukannya juga adalah berupaya untuk meningkatkan keadilan sosial bagi warga yang dipimpinnya. Namun... Apa yang dihadapinya???? Gampangkah menjadi terang itu? Ternyata TIDAK. Ia mendapatkan tantangan yang datang bertubi-tubi, silih berganti tanpa henti. Mungkin singkatnya... Dia Harus Disingkirkan... Dia Menjadi Halangan bagi Para Koruptor, Dia menjadi lawan bagi pelanggar Undang-Undang dan Hukum... Pokoknya... Dia harus enyah. Bahkah mungkin masih kita ingat bahwa ada yang berani bayar 1M kalau dia dimusnahkan atau dibunuh.

Tapi... Nanti dulu; siapa sebenarnya yang tidak menginginkan kehidupannya menjadi “terang”. Ternyata mereka adalah bagian dari orang-orang yang merasa “kebebasannya”, “kesenangannya”, “kenikmatan duniawinya” dan bahkan “kekuasaannya” merasa terusik. Mereka yang mungkin juga dengan dalih “menegakkan kebenaran” mencoba untuk menjadikannya menjadi “pesakitan” dan “tak berdaya” lagi. Mereka yang ternyata dinding nurani dan hatinya sudah begitu pekat ditutupi kegelapan dan hawa nafsu dosa. Dengan kata lain, walau di diri kita ada sinar yang begitu terang, ternyata tidaklah mudah untuk mempengaruhi sekeliling kita untuk bisa hidup terang.

Saudara-saudari yang Tuhan kasihi....

Menyadari bahwa tidaklah gampang untuk hidup sebagai terang, namun juga kita tetap diperhadapkan untuk senantiasa hidup sebagai terang; apa yang seharusnya kita tanamkan dalam diri kita? Sehingga antara ketidakgampangan dan tuntutan untuk tetap menjadi terang bisa terus berjalan beriringan tentu harus ada yang menjadi pijakan atau pegangan kita. Dan ternyata memang ada yaitu “keterpilihan” dan “diperlengkapi”. Konsep keterpilihan diperlihatkan oleh Paulus dan juga Jesaya dalam dua bacaan yang dihadirkan pada ibadah kita. Ditambah lagi dengan invocatio. Intinya.. Allah memilih Paulus, Allah memilih Jesaya, dan juga Allah memilih jemaat Korintus. Allah memilih Paulus untuk menjadi orang yang diutus untuk menyatakan kebaikan Allah kepada dunia dan manusia. Allah memilih Jesaya untuk menyatakan bahwa Dia tetap mengasihi umat pilihanNya dan ingin membawa mereka kembali ke negerinya. Allah memilih jemaat Korintus untuk membawa perubahan kehidupan masyarakat Korintus dari orang yang suka hidup dalam kegelapan dan lebih mementingkan hawa nafsu kedagingan menjadi jemaat yang mau hidup dalam terang kebenaran. Dan sepanjang sejarah Alkitab, yang harus kita tanamkan dalam diri kita adalah Allah tidak pernah salah ketika menentukan pilihanNya.

Konsep “diperlengkapi”, ini juga sangat jelas diperlihatkan pada kita. Melalui  I Korintus ada beberapa kata yang bisa kita jadikan pegangan untuk menunjukkan Allah memperlengkapi yakni “menyertai”, “menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan”,”tidak kekurangan dalam suatu karunia apapun” dan “ meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya”. Melalui perkataan ini jemaat Korintus diyakinkan oleh Paulus untuk menyadari jikalau ada tantangan pada diri sendiri dan ke diri orang lain; Allah tealah lebih dulu melakukan aksiNya. Demikian juga ketika Jesaya merasa “gagal” untuk mewujudkan keinginan Allah, maka kepadanya juga Allah menyatakan...”Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya.” Di sini Allah menyadarkan Jesaya bahwa Allah tidak sekedar memilih dirinya tapi juga menjadikan Jesaya menjadi mampu untuk menghadapi tantangan yang bakal datang. Bahkan bukan hanya bagi bangsa Israel, tapi melalui Jesaya, bangsa-bangsa lain dan penguasanya akan melihat dan tunduk pada kemuliaan Allah.

Saudara-saudari jemaat kekasih Tuhan

Bagaimana dengan kita. Sama halnya dengan apa yang berlaku pada Paulus, Jesaya dan juga jemaat Korintus. Bila pada mereka juga Allah menjatuhkan pilihanNya dan memperlengkapi mereka untuk bisa menyatakan kemuliaan Allah; maka pada kita juga berlaku apa yang berlaku pada mereka. Tantangan pada diri kita seperti merasa lemah, tidak berdaya, tidak layak karena dosa dan apapun yang menurut kita menjadi “ketidaklayakan” kita di hadapan Allah, Allah sendiri yang tolong kita. Dan juga ketika kita diperhadapkan dengan tantangan dari luar, apakah seperti pemimpin DKI yang senantiasa menghadapi persoalan silih berganti. Bahkan diperhadapkan dengan upaya-upaya keji dari mereka yang tertutup mata hati dan nuraninya.  Percaya pada kuasa Allah, setia berjalan bersamaNya, maka ada saatnya “sinar” yang telah ditanamkan Allah pada diri kita akan memancarkan terang dan orang akan melihat kekuatan dan kemuliaan Allah terpancar dari diri kita. Amin.

Pdt. BRC Ginting Munte, S.Th

GBKP Cisalak

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD