Minggu 25 November 2018, Khotbah Yohanes 11:25-26

Invocatio :

Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh. 14:6)

Bacaan :

Wahyu 7:9-17 (Responsoria)

Tema :

Yesus Sang Pemberi Kehidupan

Pengantar
Pemberian yang paling bernilai tidaklah ditentukan dari apa yang menjadi isinya, tetapi dari siapa yang memberikannya. Pemberian terbaik dinilai bukan dari harganya tetapi dari kasih sayang yang mendasarinya. Pemberian Yesus yang di dasari oleh kasihNya kepada manusia yaitu memberikan kehidupan bahkan hidupNya sendiri bagi semua manusia yang percaya kepadaNya. Yesus sang pemberi kehidupan. Inilah yang menjadi tema kita dalam minggu ini.

Pembahasan Nats

11:25 Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,
11:26 dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?

Dalam Injil Yohanes, dan tidak terdapat dalam kitab-kitab Injil Sinoptik, terdapat suatu kelompok ucapan Tuhan Yesus yang penting karena memiliki fungsi yang berarti dalam pembahasan Kristologi. Ucapan ini memakai kata ganti orang pertama, yang sangat bernilai sebagai penyataan dari kesadaran diri Yesus sendiri.
Dalam Kitab Injil Yohanes terdapat jauh lebih banyak penggunaan kata ganti orang “Aku” daripada dalam kitab Injil Sinoptik. Penggunaan kata “Aku” menambah kewibawaan khusus bagi pernyataan-pernyataan Yesus. Donald Guthrie dalam buku Teologi Perjanjian Baru 1 menyebutkan bahwa kata “Aku” (ego) dalam Injil Yohanes terdapat sebanyak 134 kali, dalam Injil Matius sebanyak 29 kali, dalam Injil Markus 17 kali dan dalam Injil Lukas 23 kali. Banyaknya penggunaaan kata “Aku” menarik perhatian pada diriNya sendiri secara menonjol, yang mempersiapkan pembaca untuk ucapan khas yang diterjemahkan, “Aku adalah” (ego eimi).
Ungkapan “Aku adalah” digunakan dalam PL sebagai penggambaran Allah. Dalam Keluaran 3:14, Allah menyebut diriNya kepada Musa sebagi “Aku adalah Aku”, yang memberikan pengertian khusus ilahi pada ungkapan “Aku adalah” itu. Jika Yesus mengingat maksud ungkapan ini, hal ini akan menyoroti ungkapan “Aku adalah” yang dicatat dalam Injil Yohanes. Yohanes mencatat sejumlah ucapan Yesus “ego eimi” yang memiiki fungsi sangat penting dalam penyataanNya sebagai Allah, yakni : “Aku adalah/Aku ada/Akulah”. Ucapan ini mempunyai pengertian ilahi.
Tujuh kali dalamInjil Yohanes Yesus menggunakan bentuk “Aku adalah” untuk menggambarkan diriNya. Ucapan-ucapan ini meliputi pemakaian kata-kata kiasan yang luas, yaitu :
1. Akulah Roti hidup (Yohanes 6:35).
2. Akulah terang dunia (Yohanes 8:12; 9:5).
3. Akulah pintu (Yohanes 10:7).
4. Akulah gembala yang baik (Yohanes 10:11).
5. Akulah kebangkitan dan hidup (Yohanes 11:25).
6. Akulah jalan dan kebenaran dan hidup (Yohanes 14:6).
7. Akulah pokok anggur yang benar (Yohanes 15:1).
Dalam setiap hal, “Aku adalah” menjelaskan peran-peran tertentu dari Yesus, yaitu untuk menguatkan, menyinari, mengakui, memelihara, memberi hidup, membimbing dan membuat produktif. Ucapan-ucapan ini merupakan keterangan-keterangan tentang Yesus sebagai yang menyatakan Allah dan yang memberi karunia-karunia Allah.

Bahan kotbah kita dalam minggu ini, membicarakan tentang “Akulah kebangkitan dan hidup”.Tema "Akulah kebangkitan dan hidup" menyatakan bahwa Tuhan Yesus adalah kebangkitan itu sendiri, sehingga setiap orang hidup dan percaya kepada-Nya, tidak akan mengalami kematian kekal. “Akulah kebangkitan”. Bagi mereka yang percaya kepada Yesus, kematian jasmaniah bukanlah merupakan akhir yang mengerikan. Sebaliknya, peristiwa tersebut merupakan pintu kepada hidup kekal yang berkelimpahan dan persekutuan dengan Allah. Selanjutnya kata “akan hidup” dari ayat 25 menunjuk kepada kebangkitan, sedangkan istilah “tidak akan mati selama-lamanya” dalam ayat 26 berarti bahwa orang percaya yang dibangkitkan tidak pernah akan mati. Mereka akan memiliki tubuh baru, yang kekal dan tidak dapat binasa (1 Korintus 15:42, 54), yang tidak dapat mati atau merosot keadaannya (bd. Roma 8:10; 2 Kor. 4:16)

Apa maksudnya dengan “Akulah kebangkitan dan hidup”?

Yesus tidak sekedar mengatakan bahwa Aku akan memberikan kebangkitan, tidak sekedar Aku akan memberikan hidup kepadamu, tetapi Yesus mengatakan Aku-lah kebangkitan itu, Aku-lah hidup itu. Perkataan “Akulah kebangkitan dan hidup”berbicara tentang hidup yang telah dibangkitkan. Hidup itu sudah tiba sekarang dan ketika engkau percaya maka engkau akan hidup walaupun engkau sudah mati. Hidup yang tidak mungkin mati lagi, hidup yang kekal.Kematian adalah bukan akhir bagi hidup orang percaya, tetapi kematian adalah sebuah pintu yang menuju kepada kehidupan kekal di dalam persekutuan dengan Allah. Perkataan tidak akan mati selama-lamanya bukan menunjuk kepada kematian secara fisik, tetapi menunjuk kepada hidup yang kekal itu. Hidup yang kekal itu bisa engkau alami sekarang, ketika engkau percaya. Hidup yang dihasilkan dari kebangkitan, hidup yang akan terus ada sampai selama-lamanya.

Kata kunci dalam Yoh 11:25-26 adalah kata “barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati”. Tuhan Yesus mengatakan tiga kali kata “percaya”: “barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati”,” setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.”, ”Percayakah engkau akan hal ini?” Di sini, Yohanes mengingatkan kita, bahwa siapa yang percaya di dalam Kristus, yang dipersatukan dengan Kristus melalui kematian-Nya dan kebangkitan-Nya, manusia lama kita juga sudah dikubur bersama-sama dengan Kristus; dan kita dibangkitkan bersama-sama dengan Kristus.Kebangkitan itu sudah terjadi secara spiritual di dalam diri kita. Ketika kita beriman di dalam Kristus, kita mengalami kelahiran baru, menjadi manusia baru, mengalami hidup yang baru, menjadi ciptaan yang baru. Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang (2 Kor 5:17).

Inti dari iman Kristen adalah salib Kristus. Salib itu adalah salib yang kosong, tidak ada Yesus yang tergantung, karena Yesus sudah bangkit mengalahkan maut. Ketika kita sungguh percaya dan mengenal Tuhan secara demikian, maka waktu kita menghadapi kematian, kita tahu bahwa kematian adalah bukan akhir, melainkan kita akan hidup walaupun kita sudah mati. Barangsiapa hidup dan percaya, dia tidak akan mati selama-lamanya, meskipun dia mati secara fisik, tetapi hidupnya akan ada selama-lamanya. Bahkan tidak ada suatu apapun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah di dalam Kristus. Kalau kita percaya akan hal ini, maka seharusnya kita mengarahkan dan memfokuskan seluruh hidup kita, memberikan kesadaran bahwa tidak ada apapun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah di dalam Kristus yang sudah mati dan bangkit.

Dalam Wahyu 7:9-17, kita dapat melihat tentang keselamatan yang universal. “…dari segala suku bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan dihadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru : “Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba”. Disebutkan bahwa mereka yang masuk ke dalam Kerajaan Surga ialah mereka yang telah mencuci jubahnya dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba. Hal ini memang ungkapan simbolis, namun mengandung makna mereka yang dalam iman telah percaya dan setia kepada Yesus, yang nampak dalam kehidupan yang setia sampai mati. Hal itu disebutkan bahwa "mereka adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar”. Walaupun ada banyak tantangan sebagai konsekuensi iman kepada Yesus, mereka setia bahkan setia sampai mati kepada Tuhan. Anak Domba Allah yaitu Yesus Kristus yang merupakan jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Yesus Kristus (Yoh. 14:6)

Aplikasi
“Yesus Sang Pemberi Kehidupan” ini merupakan tema kebaktian Minggu kita kali ini, khususnya dalam Minggu Akhir Tahun Gereja ini. Alangkah anehnyajika manusia menikmati hidup lepas dari Sang Pemberi Hidup itu sendiri. Kita diberi kehidupan untuk untuk melakukan hal-hal yang sudah ditetapkan oleh Sang Pemberi Kehidupan, karena manusia tidak menjadi hidup dengan sendirinya. Manusia secara pasif menerima hidup dan secara pasif pula menyerahkan hidupnya. Dalam setiap kehidupan manusia ada tujuan yang sudah Tuhan tetapkan. Dan hidup itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari hubungan pribadi kita dengan Tuhan.

Hidup kita harus mempunyai suatu fokus, seperti poros dari suatu roda. Poros itu harus ada di tengah, supaya seluruh roda bisa berjalan dengan baik. Kalau poros itu bergeser sedikit saja, maka roda itu akan hancur berantakan dan tidak bisa jalan lagi. Biarlah poros hidup kita adalah kepada Yesus Kristus.Kita sudah disalibkan bersama dengan Kristus, dan mati bersama dengan Kristus. “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yangkuhidupi sekarang di dalam daging adalah hidup oleh iman di dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku, dan menyerahkan Diri-Nya untuk aku” (Galatia 2:20).Hidup oleh iman adalah hidup yang memuliakan Allah diseluruh hidup kita. Karena itu, tetaplah hidup setia dan percaya kepadaNya.

Di Minggu akhir tahun gereja ini pun, ketika kita membahas tentang kehidupan, maka kita juga membahas tentang kematian. Karena jikalau ada kehidupan pasti akan ada kematian. “Akulah Kebangkitan dan Hidup”, menyatakan bahwa Tuhan Yesus adalah kebangkitan itu sendiri, sehingga setiap orang hidup dan percaya kepada-Nya, tidakakan mengalami kematian kekal. Kematian bukanlah akhir bagi hidup orang percaya, tetapi kematian adalah sebuah pintu yang menuju kepada kehidupan kekal di dalam persekutuan dengan Allah. Perkataan tidak akan mati selama-lamanya bukan menunjuk kepada kematian secara fisik, tetapi menunjuk kepada hidup yang kekal itu. Hidup yang kekal itu bisa kita alami sekarang, ketika kita percaya. Hidup yang dihasilkan dari kebangkitan, hidup yang akan terus ada sampai selama-lamanya.Dengan demikian, kematian tidak lagi menjadi suatu hal yang menakutkan bagi kita. Selagi Tuhan masih memberikan kesempatan bagi kita untuk menjalani kehidupan di dunia ini, tetaplah setia kepadaNya dan setia melayaniNya.

Pdt. Chrismori br Ginting-GBKP Rg. Sitelusada

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD