Khotbah Minggu 12 Maret 2017

Khotbah Minggu 12 Maret 2017

Minggu Passion III

(Reminiscere: Mengingat kasih karunia Tuhan)

 

Invoctio     : Sebab Tuhan Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah-rumah perbudakan dan yang telah melakukan tanda tanda mujizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh dan diantara semua bangsa yang kita lalui, (Yosua 24:17)

Bacaan      : Yohanes 3:1-17 (responsorial)

Khotbah     : Mazmur 121:1-8 (tunggal)

Tema         : Tuhanlah Perlindunganku

 

1. Masmur 121 merupakan masmur Ziarah yang biasa dinyanyikan umat dalam perjalanan menuju atau mendaki ke bukit Sion yaitu kota Yerusalem, yang terletak di dataran tinggi pegunungan Yehuda. Seluruh orang Israel yang berziarah akan berjalan dengan hati yang sukacita (Mazmur 42:5; Yesaya 30:29) untuk menghadiri tiga perayaan besar orang Israel yang terdapat di Ulangan 16:16 dan juga  Keluaran 23:14-17 yaitu hari raya Roti tidak beragi, hari raya Tujuh minggu dan hari raya Pondok daun. Ditambahkan dalam Ulangan 12:5-7 disebutkan tentang pemberian persembahan bakaran, korban sembelihan, persembahan persepuluhan, persembahan khusus, korban nazar dan korban sukarela. Dalam hal ini ziarah berarti datang ketempat yang mulia (rumah ibadah), mengikuti perayaan besar keagamaan dan mempersembahkan persembahan. Ziarah dalam konteks mengunjungi tempat sakral (bermakna dalam sejarah iman/ agama) juga merupaken tindaken konkrit sebagai latihen rohani yang secara khusus masih dilakukan oleh umat Islam dan Katolik dengan cara yang berbeda.

2. Dalam perjalanan ziarah tersebut juga sekaligus membawa korban persembahan sehingga dengan banyaknya beban maka perjalanan akan semakin sulit ditambah dengan medan yang cukup sulit dilalui. Perjalanan mendaki dengan barang yang banyak ditambah cuaca ekstrim panas disiang hari dan dingin dimalam hari sehingga pemazmur mengatakan alam Ayat 1 “Aku melayangkan pandanganku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku?” Kata gunung-gungung mengacu ke kondisi perjalanan yang dilalui peziarah yaitu daerah perbukitan dan rawan kejahatan juga, bandingkan dengan perumpamaan Yesus tentang orang Samaria yang baik hati dalam Lukas 10:25-37. Peristiwa pemberian Hukum Taurat kepada Musa terjadi di Gunung Sinai (Kel 20) yang akhirnya mempengaruhi pemahaman bangsa Israel bahwa Allah itu berada di tempat yang tinggi. Pertanyaan tersebut dijawab sendiri oleh pemazmur dengan kesadaran tentang siapa yang akan sanggup menolongnya, ayat 2 “…Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi”. Jawaban tersebut menjelaskan sumber/ asal pertolongan yang diharapkan yaitu dari Tuhan semata. Menjadi perenungan untuk kita bahwa ketika kita dalam kesusahan hidup ada begitu banyak tawaran yang menjanjikan penyelesaian dan jalan keluar namun pemazmur memastikan bahwa pertolongan yang kita butuhkan yaitu yang datangnya dari Tuhan pencipta langit dan bumi.

3. Tuhan adalah Penolong dijelaskan secara lebih mendetail di ayat-ayat berikutnya. Tuhan Penjagamu tidak akan terlelap (ay 3); tidak tertidur (ay 4) artinya Tuhan menempatkan manusia dibawah pengawasan dan penjagaanNya.  Menjadi renungan bahwa manusia memiliki keterbatasan dalam membantu sesamanya namun Tuhan sangat mampu memberi pertolongan tepat pada waktunya. Tuhan memberikan perlindungan sekaligus pertolongan, dalam konteks pemazmur pertolongan dan perlindungan diterima saat melakukan perjalanan ziarah yang penuh dengan tantangan yaitu matahari tidak akan menyakiti pada waktu siang dan bulan pada waktu malam (ayat 6) dan Tuhan akan menjaga dari segala kecelakaan, menjaga nyawa (ayat 7).  Demikianlah kesetiaan Tuhan yang memberikan rasa aman dan tenteram selama perjalanan ziarah. Menjadi renungan bahwa dalam perjalanan hidup setiap harinya (ziarah?) Tuhan hadir menjadi Penjaga dan Penolong umatNya sekarang dan selamanya (ayat 8). Dalam Perjanjian Baru kita mendapat penegasan tentang kasih setia Tuhan dalam Yohanes 3:16 “ karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang Tunggal supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal”. Demikianlah kesetiaan Allah memberikan rasa aman dan tenteram dalam perjalanan ziarah, tidak saja dalam ziarah tapi dalam perjalanan kehidupan setiap harinya sehingga kehadiran Allah dalam kehidupan umat-Nya pasti. Oleh karena itu Martin Luther menyebut Yoh.3:16 sebagai miniature of Gospel.

4. Nikodemus peminpin agama Yahudi, menjumpai Yesus ketika hari sudah gelap untuk berbincang dengan Yesus, pemilihan waktu ini diambil supaya orang banyak tidak tahu tentang pertemuan tersebut. Dalam percakapan ada dibahas tentang dilahirkan kembali. Nikodemus memahami dilahirkan kembali berarti masuk kembali kerahim ibunya dan dilahirkan lagi. Namun Yesus menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah dilahirkan dari air dan Roh, hidup baru. Karya Roh Kudus tidak dapat dikendalikan oleh manusia dan manusia yang sudah lahir kembali dalam Roh, keselamatanya tidak dapat diukur dengan ukuran manusia. Hal ini baru bagi Nikodemus karena bagi orang Parisi, kebaikan/ keselamatan seseorang biasanya diukur dengan melihat kepatuhannya terhadap hukum Taurat. Keselamatan tidak akan didapatkan hanya dengan taat melakukan Hukum Taurat tapi merupakan anugerah  Allah. Tuhan langsung turun tangan untuk menyelamatkan manusia.

5. Masing-masing kita sedang berjalan dalam  “ziarah” di dunia ini dan pasti banyak tantangan dan pergumulan yang sudah dan akan kita temui. Melalui bahan renungan kita diminggu ini ditegaskan kembali bahwa Tuhan yang kita sembah tidak akan membiarkan kita berjalan sendiri tanpa pengawalan, pengawasan dan pertolongan. Keyakinan ini akan memberi kita kepercayaan diri bahwa dalam ziarah ini, dalam penyertaan Tuhan, akan membawa kita dengan selamat pada tujuan. Tantangan yang dihadapi pengikut Kristus tidak akan membuat kita berhenti apalagi hilang pengharapan namun tetaplah focus pada anugerah Tuhan yang telah disediakan bagi kita sekarang dan selamanya. 

                                                                                                                                                   Pdt. Erlikasna Purba

                                                                                                                                                   GBKP Denpasar

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD