• WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57

  • 20170204 143352
  • 1 peresmian rumah dinas surabaya
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.58
  • pencanangan tahun gereja bks dps
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57 1
  • BPMK GBKP KLASIS BEKASI DENPASAR PERIODE 2020-2025
  • PERESMIAN RUMAH PKPW GBKP RUNGGUN SURABAYA

Jadwal Kegiatan

Kunjungan Moderamen GBKP ke GBKP Klasis Bekasi-Denpasar

Minggu 14 Mei 2017:

1. GBKP Runggun Bandung Pusat

2. GBKP Runggun Bandung Timur

3. GBKP Runggun Bandung Barat

4. GBKP Runggun Bekasi

5. GBKP Runggun Sitelusada

SUPLEMEN PA MAMRE TANGGAL 06-12 OKTOBER 2019, OGEN AMOS 4:1-3; LUKAS 3:10-12

Thema :

Korupsi

Tujuan :

1. Meteh maka korupsi e me perbahanen si la ngena ate Tuhan
2. La ngelakoken korupsi ibas pendahin si iampeiken bana

 

Benakata
Korupsi kepeken nai nari enggo berlangsung itengah-tengah kegeluhen manusia. Janah korupsi enda salah sada musuh bangsa, musuh gereja musuhta kerina. Emaka ibas tiap-tiap Negara enggo I bentuk sada badan guna nangani hal korupsi enda termasuk pe Indonesia. Memang kal ateta kerina kal kita enggo eragama tapi tetap denga nge lit kalak korupsi bahkan pejabat pemerintahan si paksa la i lantik I cikepna kitabna ras ngakuken membangun, tidak korupsi ras kai sidebanna iakuina waktu ia I lantik jadi pejabat, tapi kepeken bas babahna ngenca pusuh ras pendalankenna la bagi katana ndai. Ijah-ije tetap denga kena OTT -> Gubernur, Bupati, Wakil Rakyat ras swasta pe nterem kena OTT, bahkan ngawan GBKP pe bancika kari kena OTT, memaluken. Emaka marilah radu ras kita kerina erbahan si mehuli guna ndalanken tanggung jawabta, gelah kita terhindar dari pelaku korupsi, gereja harus terus menyuarakan sora kenabian, brantas koruptor she ku akar-akarna.

Uraian Teks
Adi ku idah bas teks Amos enda, ija Dibata mereken pendidiken alu keras kal man diberu-diberu Samaria. Iandingkenna diberu e:
- Bagi lembu basan
- Merjaki kalak si laergegeh
- Nindin kalak si musil
- Memaksaken perbulangen mere minumen keras

Bagenda me ke adaan umat Tuhan si tading i Samaria. Berarti Ndehara-Ndehara mempengaruhi perbulangenna gelah banci ndatken duit melala, emaka perbulangen harus korupsi, gelah melalal hasil baba mulih. Memang tahta, harta, wanita sedalanen la, megati si perbulangen I pengaruhi ndehara gelah nangko si labo si kerajangenna. Sementara nina Mazmur 128:2 Ipanna me ulihna latih, sangap sikerajangenna. Emaka Dibata ersumpah, maka ndatken hukumen me umat enda, irintak-rintak alu kawil, bagi nurung ibas kawil, isarenken ku lubang si ndeharana ibas tembok kuta (hukumen). Bageme pe gundari maka kalak si korupsi I tamaken kubas penjara. Kerina jadi korban (anak, suami, istri, kade-kade bahkan gereja pe ikut mela).

Emaka Yohanes pe nehken sada motivasi nandangi jelma si enterem:
- Ise lit dua bajuna, bagepe ise si lit nakanna harus ibagikenna
- Bagepe man pengalo cuka nina: ula pindo buen asa si enggo i tentuken

Endame rusur erbahanca korupsi e, tidak mau berbagi, jang na tena kerina, ngerauk ia, la buen asa ketetapen I pindona, erbahanca korban rakyat oleh penguasa e. Emaka Yohanes pembaptis alu tegas ngataken maka sebagai anak-anak Dibata harus mehuli, jujur, bertanggung jawab, mau berbagi, la serakah, la ngukurken jangna saja, menghindari mengambil milik kalak.

Pengkenaina
Kita mamre me sebagai pengambil keputusen ibas setiap hal-hal krusiol, janah kita me harus mempengaruhi keluarganta gelah ula terlalu banyak tuntutan-tuntutan, she maka lanai kari terbedaken kita apai haram apai halal. Emaka ula kal kita bermain-main dengan gelap, tapi lakukanlah rusur si mehuli untuk masa depan keluarganta. Ula kal kita mempermaluken Dibata ras keluarganta, hanya untuk permainan doni enda. Korupsi kita hindari, mari kita kembangkan budaya kris panas, kita sira ras terang (Mat 5:13-16).

Pdt Andarias Brahmana
Ketua Klasis Jakarta Kalimantan

Minggu 04 Agustus 2019, Khotbah Ezra 8:24-30

Invocatio :

Jiwaku hancur karena merindukan  pelataran-pelataran TUHAN ; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup (Mazmur 84:2)

Ogen :

Lukas 19:45-48

Thema :

Jagalah Perkakas Rumah Pertoton

I. Pendahuluan
Dalam sebuah artikel (www.republika.co.id per 18 Juni 2019) kami membaca bahwa Jepang yang sempat dikenal sebagai salah satu negara produsen elektronik terbesar di dunia ternyata saat ini mengalami pukulan keras dan kemunduran atas perusahaan-perusahaan yang selama ini dianggap mapan dan besar. Dalam artikel tersebut dinyatakan bahwa perusahaan elektronik Jepang tersebut kini telah kalah pamor dan kalah profit dari perusahaan-perusahaan elektronik asal Korea Selatan yang masih terbilang muda dan baru dalam industri tersebut. Mengapa kemapanan yang demikian dapat terganggu sedemikian rupa dan bahkan membuat perusahaan yang dulu digdaya terancam merugi bahkan ditutup?

Artikel tersebut dan juga referensi lain menyatakan bahwa hal itu terjadi dikarenakan Perusahaan Jepang yang terlambat dalam membaca perubahan pasar, terlena dengan kemapanan mereka sebagai bangsa yang besar, bahkan tidak menjalankan pembaruan sistem dalam tubuh perusahaan mereka. Tampaknya mereka lupa untuk memetakan kelemahan dan peluang yang sangat mungkin terjadi di dunia yang setiap hari mengalami perubahan ini. Sungguh sebuah kelalaian yang sangat disayangkan sebab mendatangkan dampak yang buruk bagi bangsa dan Negara. Belajar dari peristiwa yang dialami oleh perusahaan di Jepang ini, kita dapat menarik sebuah hikmah, bahwa kesuksesan, keberlangsungan maupun perubahan yang membawa kebaikan ditentukan oleh ketepatan dalam memetakan segala sesuatu yang dibutuhkan, kesetiaan untuk terus belajar yang membuat kita tidak terlena dalam kenyamanan, bahkan kesediaan untuk terus bekerja dengan baik sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

Gereja dalam hal ini tentu bukanlah (dan tidak dapat dibandingkan dengan) sebuah perusahaan. Bila kita belajar dari sejarah gereja terutama kelahiran gereja perdana, gereja membutuhkan organisasi dan pengelolaan yang baik dalam penatalayanannya sehingga gereja dapat melayani sesuai dengan tugas panggilannya di tengah-tengah dunia ini. Demikian juga tetap berlaku dan diperlukan hingga saat ini bahwa gereja dalam organisasinya harus memiliki struktur, sistem dan manajemen yang menunjang penatalayanan gereja (termasuk di dalamnya inventarisasi barang-barang gereja). Apabila kita melihat dalam Kel. 27:20-21 diperlihatkan gambaran bahwa Allah kita adalah Allah yang teratur sehingga dalam keteraturan para hambaNya melayani Allah dapat dijumpai dan dirasakan kehadiranNya. Dengan demikian bila tidak ada keteraturan dan pengelolaan yang baik, gereja “gagal” melaksanakan tugas dan fungsinya bagi umat dan bagi dunia.

II. Pendalaman Nats
A. Ezra 8: 24-30
1. Ezra sebagai pemimpin bangsa melakukan pengaturan dengan jeli. Dia memperhitungkan dan menginventarisir kekuatan yang ia miliki di tengah bangsa-bangsa yang pulang bersama-sama dari Tanah Babel. Setiap suku didaftarkan dengan jelas (bdk. Ezra 8:1-20). Bukan saja menginventarisir jumlah, nama dan asal suku, pekerjaan dan latar belakang orang-orang tersebut juga didaftarkan dengan jelas. Dari daftar tersebut didapati dengan jelas, hal-hal apa yang menjadi kekurangan mereka (bdk Ezra 8: 15 dimana orang-orang dari bani Lewi yang memegang peranan penting tidak diketemukan dalam kelompok tersebut).

2. Ezra sebagai pemimpin bangsa merendahkan dirinya di hadapan Tuhan (bdk. Ezra 8: 21-22). Dia menyadari bahwa selama perjalanan yang ditempuh tentu banyak rintangan yang menghadang langkah mereka yang rindu untuk pulang ke Yerusalem. Salah satunya adalah faktor keamanan, sangat mungkin mereka dihadang oleh perampok apalagi mereka membawa barang-barang berharga bersama dengan mereka. Karena itu Ezra mengajak bangsa Israel untuk menetapkan hati bahwa hanya dengan berdoa dan berpuasa dengan penuh kerendahan hati di hadapan Tuhan bangsa Israel dapat mencapai tujuan mereka yaitu tanah leluhur, tanah perjanjian Tuhan bagi mereka. Dapat kita lihat kelanjutan perjalanan mereka pada pasal-pasal berikutnya, betapa akhirnya dalam penyertaan Tuhan yang mendengar doa mereka, bangsa Israel akhirnya benar-benar tiba di Yerusalem dengan bersorak-sorai.

3. Sikap keteladanan ditunjukkan oleh Ezra sebagai pemimpin bangsa yakni dia dengan tepat membagi tugas dan tanggung jawab diantara bangsa Israel sesuai dengan porsinya masing-masing. Hal ini diperlihatkan dari perintahnya untuk menimbang dengan tepat segala barang berharga yang dipersembahkan guna Tuhan (bdk. Ezra 8:24-27). Dengan demikian tugas-tugas penting dapat dieksekusi dengan efektif dan efisien. Hal ini juga sejalan dengan Maz. 84:2 sebagai Invocatio kita, bahwa yang memampukan Ezra dan bangsa Israel mengatur segalanya sedemikian rupa karena rasa sukacita dan cinta akan rumah Tuhan yang melebihi segala-galanya.
4. Yang menjadi landasan penting dari segala sikap dan keputusan-keputusan Ezra adalah pemahaman bahwa Allah kita merupakan Allah yang kudus. Oleh sebab itu, segala sesuatu yang dipersembahkan untuk Tuhan dan Rumah Tuhan juga merupakan hal-hal yang kudus dan dikhususkan sehingga harus dijaga, dikelola dan dipergunakan dengan jujur, benar-benar hanya demi memuliakan Allah yang kudus (bdk. Ezra 8: 28-30). Dalam penjagaan dan penggunaan yang baik tercermin sebuah spiritualitas yang memuliakan Tuhan dan menguduskan rumah Tuhan.

B. Lukas 19: 45-48
Bagian dalam Firman Tuhan ini menunjukkan betapa orang-orang yang datang ke Rumah Tuhan “merusak” fungsi dan kekudusan Rumah Tuhan dengan perilaku yang sungguh tidak terpuji dan mencari keuntungan sendiri. Karenanya Yesus marah kepada mereka dan mengatakan: “Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.” Rumah Tuhan bukanlah tempat/ ajang bisnis dan transaksi ekonomi. Rumah Tuhan adalah tempat yang suci dimana kita beribadah, berdoa dan merasakan hadirat Tuhan. Karena itu hendaknya kemegahan Rumah Ibadah, ketersediaan sarana maupun prasarananya sinkron dengan perilaku umat dan pengelolanya. Kita disadarkan oleh perkataan Yesus ini untuk tetap menjaga bahkan mengembalikan rumah Tuhan pada fungsinya yaitu tempat perjumpaan dengan Tuhan bagi semua orang.

Aplikasi.
1. Mengenali potensi gereja dengan tepat akan sangat menolong untuk menentukan hal-hal apa, ataupun inventaris seperti apa yang dapat menolong gereja mencapai sasaran dengan baik, dan juga jemaat dapat terlayani dengan baik. Dengan demikian setiap inventaris yang diadakan akan tepat sasaran.

2. Kita perlu mengingat bahwa Allah kita adalah Allah yang menyenangi keteraturan. Pengelolaan dan pemeliharaan Inventaris gereja sendiri mencerminkan kita juga adalah umat yang teratur yang dengan kesungguhan hati menyembah Allah yang teratur. Keteraturan adalah sebuah spiritualitas yang dapat mengantar kita berjumpa dengan Allah. Dalam keteraturan baik dalam pelayanan, dalam inventarisasi/administrasi terlihat kejujuran dan kesungguhan kita melayani Tuhan.

3. Dalam rangka menjaga rumah Tuhan dan pelayanan yang berlangsung di dalamnya, penting untuk dilakukan secara bersama-sama baik pemimpin maupun jemaat. Belajar dari firman Tuhan dalam kitab Ezra, bukan hanya pemimpin melainkan semua komponen bangsa Israel yang pulang bersama-sama turut ambil bagian dalam keberhasilan mereka tiba di Yerusalem. Karena itu perawatan inventaris yang ada menjadi tanggung jawab bersama seluruh anggota komunitas jemaat yang terhisab di dalamnya. Kebersihan yang terjaga, ketertiban dan ketenangan dalam ibadah, pemakaian fasilitas gereja dengan bertanggung jawab menjadi sebuah iklim pelayanan yang menunjukkan gereja adalah rumah Tuhan bagi semua orang.

Pdt. Eden P. Funu-Tarigan, S.si (Teol)
GBKP Perpulungen Kupang

Jumat 19 April 2019, Khotbah Markus 15:21-32 (Jumat Agung)

Invocation :

Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.(1 Koritus 2 : 2)

Bacaan :

Mika 7:7-13 (Tunggal) 

Tema :

Yesus Tergantung di Kayu Salib

I. Pendahuluan
Jumat Agung adalah satu peristiwa yang sulit Kita bayangkan, sebab biasanya orang yang bersalah berat (keriminal berat) yang mendapatkan hukuman seperti Yesus, namun Yesus di salibkan bukan oleh kriminal, dan bukan perbuatan yang melanggar hukum, namun justru Ia melakukan perbuatan baik menolong, melayani dan mengajarkan kebenaran Allah. Ia di bunuh lewat perbuatan yang tidak manusiawi (bandingkan Luk 23:14-15). Tapi semuanya kejadian yang di perhadapkan pada Yesus itu adalah sesuai dengan apa yang di nubuatkan tentang Dia, Dia akan disiksa dan mati di kayu salib. Tindakan ini lah yang hingga saat ini suatu perbuatan aneh dan konyol, bagi orang yang tidak percaya itu adalah suatu tindakan yang aneh, sehingga lewat peristiwa penyaliban itu kita dan dunia tau bahwa keselamatan itu punya nilai yang mulia dan tinggi. Dan tidak akan ada di bumi ini merelakan dirinya untuk dikorbankan dikala ia melakukan kebaikan tentunya hanya Yesus. Kesaksian tentang kematian Yesus itu sungguh luar biasa, diantaranya sang prajurit yang berjaga-jaga disaat Yesus tergantung. “sungguh, orang ini adalah orang benar”. Maka mereka memuliakan Allah (Lukas 23 : 47)

II. Uraian Nats
Secara jasmani Yesus kelelahan dan berkali-kali ia terjatuh, sebab beban kayu salib teramat berat, dan juga saat itu Yesus sudah hampir kehabisan darah oleh karena badannya tercabik-cabik akibat dari pada cambukan, maka ia dibantu untuk memikul salibnya, yakni simon dari kirene. Ternyata derita itu tidak cukup hanya di sesah dan di olok-olok, begitulah kejinya perbuatan sesama anak bangsa (Yahudi). Namun Yesus tiada melawan, walaupun ia punya kuasa untuk memanggil Malekatnya (Mat 26:53). Dan bukit golgota yang disebut bukit tengkoraklah tempat penyaliban Yesus, dan ke bukit itulah simon dan Yesus memikul salib, tiada belas kasihan sang algojo dan prajurit-prajurit romawi yang akan melaksanakan tugas keji itu, dan di saksikan orang banyak. Dan tidak cukup hanya di sesah adn di olok-olok, namun ia juga memberi anggur, mungkin untuk menghilangkan rasa sakit, namun Yesus menolak, sebab dia tidak pernah mengeluhkan tentang deritanya, sebab ia disertai kasih Allah. Dan ternyata Yesus tidak lagi mengenakan jubah, dari itu jubahNya juga menjadi rebutan sang algojo, maka harus di lakukan pengundian, untuk siapa yang akan memiliki jubah itu.

Sebenarnya mereka juga mengakui bahwa Yesus itu Raja orang Yahudi, hal ini terlihat tulisan yang ada pada kayu salibNya, namun ini juga kan penghinaan bagi orang Jahudi sendiri, sebab RajaNya tergantung sebagai orang tidak berdaya, dan bagi Yesus adalah biasa sebab menulis adalah pasukan romawi. Sebagai raja orang Jahudi maka dia dihukum, disini terlihat bahwa orang jahudi kalah, ditaklukan penguasa (iblis), begitulah gambaran orang Jahudi saat iitu, orang berbuat baik justru di salibkan, dan selalu di suguhi berita bohong tentang Yesus. Namun Yesus tetap tabah dan semuanya dia perhadapkan pada BapaNya, sebab dia telah melakukan semua apa yag di kehendaki BapaNya, (melakukan kehendah Allah)

Ternyata saat ia tergantung di kayu salib, ikut juga bersama dia penjahat yang disalibkan di kanan dan di kiriNya, Hal ini menunjukan kepada dunia bahwa Yesus itu sejajar dengan penyamun itu, sebagai orang yang di sejajarkan dengan penjahat itu, maka muncul olok-olokan/ejekan dari orang –orang yang lewat dari bukit tengkorak itu dengan hinaan “engaku yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali tiga hari” (ay 29b). dan turunlah dari salib itu dan selamatkanlah dirimu (ay 30). Dan tidak cukup sampai di situ, namun para imam-imam kepala bersama ahli taurat mengolok-olokan dia.

Hinaan yang paling menyedihkan dari imam itu, baiklah Mesias Raja Orang Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya. Aneh bukan, justru dia melecehkan kata Mesias itu, mereka tidak sadar bahwa mereka juga menista agamanya sendiri. (ay 32)
Begitulah perjalanan akhir hidup Juruslamat itu, demi keselamatan dunia ini. Semuanya ia tahankan, dan tiada keluhanm tiada jeritan dan tiada hujat dan cacian

III. “Pengorbanan untuk menyelamatkan kita”.
a. Sejarah penyaliban Yesus adalah suatu peristiwa yang belum dan tidak akan terjadi lagi, cukup hanya pada Yesus
b. pengorbananNya mengingatkan agar tetap mendorong kita untuk terus melaksanakan tugas panggilan walaupun terkadang ada tantangan, dan jadikan tantangan itu menjadi tentengan. [keberhasian injil]
c. penyaliban itu bukanlah terus menerus jadi penghinaan, namun lewat salib itu injil kristus di tekuni oleh manusia di dunia ini

Selamat Jumat Agung


Pdt Andarias Brahmana
(Ketua Klasis Jakarta Kalimantan)

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD