SUPLEMEN PA MORIA 10-16 MARET 2024, 1 SAMUEL 1:9-18

Bahan  :

1 Samuel 1 : 9- 18

Tema  :

Paguh Ibas Pengarapen

Tujun : Gelah Moria:

- Nuriken kinipaguhen Hana I bas erpengarapen man Dibata

- Nuratken tanda-tanda nande si paguh erpengarapen man Dibata

Metode PA :

Study Kasus

1 Samuel 1:9-18

Pendahuluan

Sakit hati dan merasa di sepeleken orang lain adalah kondisi yang berat dan menekan perasaan setiap orang. Bagaimana sakitnya ditinggalkan suami dalam keadaan anak masih kecil? Atau bagaimana ditinggalkan anak yang sudah lajang saat ibu dan ayah mengharapkan kebaikan dari mereka? Atau bagaimana seorang perempuan yang belum memiliki anak merasakan bahwa madunya menghina dia karena kekurangannya? Tampaknya Hanna sebagai perempuan mandul harus mencari jalan keluar yang sungguh melihat peluang itu dalam doa dan air mata.

Isi

Menikah tanpa anak umumnya kondisi menekan seseorang untuk berjuang mendapatkannya, namun kehilangan iman dan pengharapan adalah kondisi lebih buruk dari kenyataannya. Mengapa demikian? Sebab setiap orang yang memiliki iman dan pengharapan akan mendapatkan pencerahan dalam menggumuli keadaan dirinya. Dapatkah kita buktikan? Kisah Hanna yang mengimani doanya untuk mengetuk pintu hati Tuhan dalam menerima buah hati dapat kita lihat dalam hal ini

Suatu kali Hanna dan Suaminya ke Silo, setelah mereka habis makan dan minum di Silo, berdirilah Hana, sedang imam Eli duduk di kursi dekat tiang pintu bait suci   TUHAN, dan dengan hati pedih  ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu. Tampaknya Hanna memiliki pergumulan yang berat atas dirinya dan terlihat saat Hanna bernasar, katanya: "TUHAN semesta alam,  jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat   kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN  untuk seumur hidupnya   dan pisau cukur   tidak akan menyentuh kepalanya ."  Apakah nasar ini sebagai bentuk kesungguhan Hanna? Sepertinya Hanna ingin menentukan dirinya dalam Tuhan tanpa memikirkan dirinya dipandang mabuk atau jelek. Sepertinya Imam Eli justru menilai Hanna dari sudut negatifnya. Itupun dijawab dengan baik oleh Hanna.

 Saat menaikkan doa itu Imam Eli mengamat-amati mulut perempuan itu; dan karena Hana berkata-kata dalam hatinya dan hanya bibirnya saja bergerak-gerak, tetapi suaranya tidak kedengaran, maka Eli kemudian menyangka perempuan itu mabuk.  Lalu kata Eli kepadanya: "Berapa lama lagi engkau berlaku sebagai orang mabuk? Lepaskanlah dirimu dari pada mabukmu."  Tetapi Hana menjawab: "Bukan, tuanku, aku seorang perempuan yang sangat bersusah hati;  anggur ataupun minuman yang memabukkan tidak kuminum, melainkan aku mencurahkan   isi hatiku di hadapan TUHAN.  Janganlah anggap hambamu ini seorang perempuan dursila; sebab karena besarnya cemas dan sakit hati  aku berbicara demikian lama."

Jawabaan Hanna menunjukkan pengharapan yang kuat dalam Tuhan untuk menerima kasihNya dan mendapatkan buah hati dari Tuhan.  Dalam penuh kasih  Imam Elli berkata kepada Hanna: "Pergilah dengan selamat,   dan Allah Israel akan memberikan kepadamu apa yang engkau minta dari pada-Nya.  "  Sesudah itu berkatalah perempuan itu: "Biarlah hambamu ini mendapat belas kasihan dari padamu.  " Lalu Hanna, mau makan dan mukanya tidak muram   lagi mendengar suara Imam Eli yang penuh kasih. Jawaban Imam Eli ini melegakan dan penuh hikmat memberi harapan besar bagi Hanna untuk menaruh doanya dan hatinya pada Tuhan. Dengan kata lain

Penutup

Seperti yang telah dialami oleh Hanna memberi arahan baru buat kita moria, ternyata dalam persoalan berat kita menemukan Tuhan untuk menjawab pergumulan kita. Perjuangan dan kemauan Hanna berdoa bahkan menahan rasa malu, ia melewati satu lembah sakit dalam hati menjadi kebahagiaan melihat jawaban Tuhan dan kelegaan atas perjuangannnya. Puji Tuhan Hanna mendapat jawaban atas doanya dengan memberikan hati dan pikiran nya pada Tuhan. Kita menmukan ciri-ciri ibu yang tangguh ada dalam perjuangan Hanna, sabar, penuh penyerahan dan percaya mengimani doanya Tuhan jawab dengan cara Tuhan yang tak pernah gagal.

 

Pdt. Julia P. Tarigan-Runggun Yogyakarta

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD