SUPLEMEN PA MORIA 27 FEBRUARI-05 MARET 2022, OGEN KEJADIAN 4:10-12

Tema : TANEH KENA SUMPAH

Nats : Kejadian 4: 10 -12

Tujuan : - Meteh maka taneh e mereken kesusahen erkiteken dosa

                        - Nuriken kiniseran si turah erkiteken melasang nandangi taneh

 

Jatuhnya manusia ke dalam dosa yang menyebabkan rupa dan gambar ALLAH menjadi rusak dan awal penderitaan manusia dimana makin sibuk untuk memikirkan hal-hal lahirian sehingga tidak lagi mencari Allah (Kej. 3: 22 ‘kehendak bebas menggunakan akal atau ilmu pengetahuan). Memang pada pasal 4, ‘Kain dan Habel’ mempersembahkan korban persembahan berdasarkan hasil usaha pekerjaan mereka masing-masing. Tidak jelas mengapa persembahan Habel dikatakan berkenan kepada ALLAH sedangkan persembahan Kain tidak diindahkan. Apa karena persembahan Habel dengan persiapan dan mempersembahan yang terbaik yang ada padanya sedangkan persembahan Kain tidak mempersiapkan dan memberikan yang terbaik (biar ada persembahan). Sehingga disaat Kain melihat persembahan Habel, memberi yang terbaik mengguncang perasaannya, merasa tersaingi, merasa direndahkan atau lain sebagainya. Sehingga Kain tega untuk membunuh Habel, adiknya.

Tindakan Kain membunuh Habel adalah pristiwa kematian pertama setelah Allah menciptakan dunia dan setelah manusia jatuh ke dalam dosa. Bukan itu saja, tindakan Kain membunuh Habel, adiknya merupakan tindakan tidak menghargai keberadaan ALLAH Sang Pemberi kehidupan. Darah adalah Nyawa, atau kehidupan. ‘darah’ erat kaitannya dengan persembahan/kurban untuk memperoleh keselamatan. Tindakan membunuh adalah tindakan tidak menghargai kehidupan terlebih Sang Pemberi Kehidupan:

Nast renungan PA Moria kali ini mengingatkan kita

1. KEBEBASAN BERTANGGUNG JAWAB (ay. 10)

Pada ayat 10, Firman TUHAN kepada Kain: “Apakah yang kau perbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepadaKu dari tanah. Artinya ALLAH Maha Tahu, akan apa yang terjadi. Kata ‘Apakah yang kau perbuat’ yakni tuntutan ALLAH sebagai hakim terhadap Kain dan bukti ada kebebasan pilihan bagi Kain untuk memberikan kesaksian. Namun oleh karena Kain mengabaikan tanggung jawab di ayat sebelumnya dengan berdalih “Apakah aku penjaga adikku?” Jawab Kain secara tidak langsung mengatakan bahwa manusia tidak lagi menjadi sahabat dengan sesamanya (ay.9).

2. TIDAK ADA KETENANGAN DI LUAR TUHAN (ay. 11-12)

Tindakan membunuh, merupakan tindakan tidak menghargai ALLAH Sang Pemberi Kehidupan. Kehidupan adalah milik dan pemberian Allah. Sehingga ‘darah’ erat kaitanya dengan persembahan/kurban keselamatan. Jadi Kain yang telah membunuh Habel, adiknya merupakan tindakan yang tidak menghargai keberadaan Allah, akibatnya Allah mengutuk Kain, dan menjadi pelarian, pengembara. Dimana sebelumnya usaha pekerjaan Kain petani, gambaran hidup menetap dan hidup dalam ketenangan (ada kekayaan). Namun setelah membunuh menjadi pelarian merupakan gambaran orang yang tidak mendapatkan ketenangan dengan istilah hidup pelarian dan pengembara. Tanah yang dikelolah pun tidak akan membuahkan hasil yang maksimal. Akibat dosa tanah menjadi rusak. Bagi orang Israel tanah merupakan identitas menentukan ketenangan. Dikarenakan manusia dibentuk dari debu tanah, tapi manusia pun hidup dari tanah dan kembali ke tanah. Kata hidup dari tanah mengatakan bahwa tanah adalah milik TUHAN. Bila kita melihat panggilan Abraham, keluar dari tanah dimana di besarkan ‘Ur Kasdim’ menuju tanah perjanjian yang TUHAN berikan (menikmati ketenangan).

Kesimpulan

Tema ‘Tanah telah Dikutuk’. Kerusakan tanah apakah dapat dikatakan sikap tidak lagi menghargai TUHAN sebagai Sang Pencipta? Untuk itu melalui renungan PA Moria kali ini, kita diingatkan akan tanggung jawab kita, untuk senantiasa menghargai Tuhan,. menghargai TUHAN berarti ikut menjaga keseimbangan alam dan juga menjadi teman bagi sesama bukan menjadi musuh sesama seperti yang dilakukan Kain karena merasa direndahkan, merasa dilecehkan merancang dan melakukan pembunuhan Habel, adiknya. Oleh karena Kain memberi yang terbaik dari hasil usaha pekerjaan yang ia peroleh beda dengan Kain, memberi tanpa mempersiapkan dan motivasi penyembahan ucapan syukur namun sekedar memberi persembahan. Jadi berilah yang terbaik buat TUHAN dari apa yang ada pada kita maka TUHAN akan memberikan terbaik bagi kita agar suka cita kita penuh seperti Yesus Kristus memberikan diriNya sebagai persembahan yang hidup.

Pdt. R. Riswanto Barus S.Th. MM-Rg. Samarinda

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD