SUPLEMEN PA MORIA 06-12 MARET 2022, OGEN JOEL 1:17-20; HABAKUK 2:17

Tema

: MESANGAT CEDANA

Nats :

Joel 1: 17-20; Habakuk 2” 17

Tujuan :

- Meteh maka kerangen ras rubia-rubia e me teman man manusia

                        - Njagai rubia-rubia ras kerangen gelah tetap sempabu

 

Kata pendahuluan

Beberapa tahun yang lalu, di berbagai belahan dunia ini kita dikejutkan akan adanya serangan belalang baik di Afrika (2004), Las Vegas (2019) dan tersebar ke seluruh dunia. Peneliti menduga berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh ilmuan Amerika yang diterbitkan di jurnal science di tahun 2018 mengatakan pemanasan global membuat reproduksi belalang lebih baik dan butuh makanan. Perubahan iklim, kondisi ideal untuk belalang migrasi dan belalang gurun bisa terbang sejauh 150 km dalam sehari. Perubahan iklim mempengaruhi perjalanan belalang tidak ada hambatan dan juga mata angin menentukan rute perjalan migrasi baru.Segerombolan "kecil" belalang ini mengkonsumsi makanan sama banyaknya dengan makanan satu hari untuk 35.000 orang. Apa yang terjadi bila bahan makanan rusak, berdasarkan penilitian adanya peningkatan kematian karena adanya bencana belalang karena kelaparan.

Pembahasan teks

Ternyata serangan belalang, bukan hanya tertulis di Alkitab seperti halnya bahan renungan di PA Moria kali ini yakni Yoel 1. Namun beberapa dasawarsa ini juga sering terjadi oleh karena dampak pemanasan global yang tejadi termasuk di Indonesia. Hanya bila kita membaca kitab Joel, mengingatkan bahwa wabah belalang melanda dikarenakan HUKUMAN TUHAN. Dan sangat jelas sekali dampak wabah belalang menyebabkan kerusakan lingkungan yang luar biasa dimana korban bukan hanya tumbuh-tumbuhan, namun hewan-hewan dan juga manusia.

Kita melihat dari teks akibat yang disebabkan belalang-belalang yakni

  • Ayat 17, biji-bijian menjadi kering di dalam tanah, lumbung-lumbung sudah licin tandas, rengkiang-rengkiang sudah runtuh, sebab gandum sudah habis.
  • Ayat 18 Betapa mengeluhnya hewan dan gempar kawanan-kawanan lembu, sebab tidak ada lagi padang rumput baginya; juga kawaban kambing domba terkejut
  • ayat 19 KepadaMu, ya TUHAN, aku berseru, sebab api telah memakan habis tanah gembalaan di padang gurun.
  • Ayat 20 Juga binantang-binatang di padang menjerit karena rindu kepadaMu, sebab wadi telah kering, dan api pun telah memakan habis tanah gembalaan di padang gurun.

Bencana yang terjadi, menyadarkan manusia akan pentingnya tetap persekutuan bersama TUHAN dan hidup takut akan TUHAN.

Bila kita membaca di Habakuk 2: 17 sebagai peringatan akan pentingnya mencari TUHAN agar manusia jangan hidup berdasarkan egos sendiri dan atau mementingkan diri sendiri tanpa memperhatikan keseimbangan lingkungan di sekitar kita. Tuhan Yesus pernah mengajarkan akan syarat-syarat mengikuti Dia di dalam Matius 16: 26 “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?”. Ini mengajarkan agar kita jangan hidup mementingkan diri sendiri dan untuk tidak mengambaikan keseimbangan kehidupan di sekitar kita. Kerusakan di sekitar kita, akan berdampak juga bagi kita. Hal ini kita diingatkan pristiwa reformasi tahun 2018 di Indonesia dimana orang-orang menjadi penuh rasa kawatir dan ketakutan karena orang-orang tidak segan-segan menjarah dan bertindak brutal di rumah-rumah yang memiliki sembako.

Kemarin juga pada seminar ekologi juga kita diingatkan bahwa bila alam tidak seimbang lagi akan menyebabkan kerusakan rantai makanan dan berakibat fatal bagi kehidupan alam terlebih manusia. oleh karena itu Allah hadir dalam diri Yesus, mengajarkan akan pentingnya untuk menjaga keseimbangan ekosistem yang ada terlebih agar manusia kembali kejalan Tuhan dengan takut akan Tuhan manusia akan mampu menjalankan panggilannya untuk mencintai dan menghargai semua yang diciptakan Allah. Ini bukti cinta kasih Tuhan, tidak menghukum dan memprovokasi untuk melawan orang-orang yang melakukan kejahatan namun mengingatkan kembali agar orang-orang yang mendengarkan pengajaran Yesus menjadi ‘mitra dan tangan Tuhan’, menjalankan panggilannya bahwa semua yang ada pada dirinya adalah kepunyaan Allah dan alam sekitar juga pemberian Allah yang patut untuk diperhatikan dan dijaga agar tetap memperlihatkan kemulian Allah ‘gloria dei’.

 Aplikasi

Renungan kali ini mengingatkan kita, bahwa kita tidak akan bisa hidup tanpa ciptaan Tuhan yang lain. Kehidupan kita bergantu kepada ciptaan Tuhan yang lain. Untuk itu penting kita menjaga dan merawat agar ekosistem dan rantai kehidupan yang ada tetap terjaga. Kerusakan satu rantai makanan itu akan berdampak dan berakibata fatal bagi kehidupan ciptaan yang lain terlebih manusia. Walaupun kita tidak meraskaan pemanasan Global bukan berati kita tidak peduli. Kita bisa saja tidak merasakan pemanasan global karena kita tinggal full AC (rumah, kantor dan mobil). Pada PA Moria kali ini kita diingatkan bukan hanya kita menghijaukan rumah kita, namun kita juga dipanggil untuk menghijaukan sekitar kita dan juga tetap menjadi ‘tangan dan mitra TUHAN’ bagi sesame kita. Berbahagialah kita, bila kehadiran kita dirasakan membawa kesejukan di sekitar kita. Tuhan memberkati.

Pdt. Resta Riswanto Barus, S.Th. MM-Rg. Samarinda

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD