SUPLEMEN PA MAMRE 29 OKTOBER-04 NOVEMBER 2023, KELUAREN 23:6-8

Ogen   : Keluaren 23:6-8

Tema  : Milih Pemimpin si Pentar

Tujun  : Gelah Mamre:

1. Ngeteh kerna tempas pemimpin si mehuli ras si la mehuli.

2. Sedar maka kepentaren milih pemimpin nentuken kiniulin dirina, keluarga, gereja, bangsa ras negara.

 

1. Pendahuluan

Persoalan bangsa kita di masa sekarang ini sebagian besar bukan karena terbatasnya sumber daya dan dana. Indonesia memiliki begitu banyak potensi yang luar biasa yang dapat diberdayakan untuk menangani berbagai masalah yang ada. Tetapi permasalahan terbesar justru terletak pada sumber daya manusianya yang tidak secara benar menggunakan hikmat yang Tuhan berikan untuk tujuan pengelolaan segala kekayaan Indonesia tersebut. Telah banyak pula upaya untuk mengentaskan umat dari pergumulan-pergumulannya. Tetapi mengapa seringkali solusi seakan menjauh? Memperhatikan betapa mendesak masalah-masalah tersebut memerlukan pemecahan, maka dalam hal ini hikmat sangatlah diperlukan. Telah nyata bahwa keperkasaan saja sama sekali tidak dapat memberikan solusi yang benar. Hikmat sangat diperlukan oleh para pemimpin, secara khusus para pemimpin Kristen yang Tuhan hadirkan di negeri ini adalah orang-orang yang memiliki hakikat khusus sebagai garam dan terang dunia. Kehadiran mereka sangat dibutuhkan oleh negeri ini, karena memberi pengaruh besar bagi pemulihan masalah-masalah yang ada pada negeri ini, maupun pemulihan pergumulan-pergumulan umat Kristen. Untuk itu yang mereka butuhkan bukanlah sebatas keperkasaan melainkan hikmat, sebagaimana yang telah ditulis oleh seorang raja yang penuh hikmat, yaitu raja Salomo dalam Pengkotbah 9:16.

Dibutuhkan pemimpin dan bukan pemimpi bagi bangsa ini. Banyak masalah dapat terjadi dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam sebuah organisasi. Tantangan tersebut sering dihadapi oleh seorang pemimpin dalam upayanya mencapai suatu tujuan. Maka peranan seorang pemimpin sangat besar dalam menangani masala-masalah tersebut agar tujuan yang baik dapat tercapai. Untuk itu seorang pemimpin telah diperlengkapi dengan berbagai hikmat yang diperlukannya untuk melaksanakan tugas tersebut. Hikmat tersebut adalah segala kemampuan, talenta, ketrampilan untuk mencapai tujuan yang baik dalam segala bidang yang memungkinkannya untuk melaksanakan tugas sebagai seorang pemimpin. Tetapi kegagalan dalam pencapaian tujuan seringkali bukan karena kekurangan potensi-potensi berupa kemampuan, kekuatan maupun kekuasaan seorang pemimpin, melainkan hikmat yang tidak dipergunakan atau bahkan salah dalam mempergunakan hikmat tersebut. Maka seorang pemimpin perlu memahami dengan benar apa itu hikmat, tujuan dari hikmat dan bagaimana hikmat itu dilakukan. Dengan demikian seorang pemimpin akan memperoleh keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan tujuan-tujuan baik yang dirancangkannya.

2. Pembahasan Teks

Kitab Keluaran merupakan salah satu kitab yang sering dikutip atau dijadikan dasar bagi perjuangan melawan penindasan. Kitab Keluaran juga mengungkapkan tentang kepedulian sosial. Kepedulian sosial kepada mereka yang tergolong dalam kelompok yang membutuhkan, seperti janda, anak yatim, orang miskin dan orang asing. Dalam kitab Keluaran perintah Allah kepada bangsa Israel untuk memiliki cara hidup yang memperhatikan kelompok yang membutuhkan ini dalam diketemukan dalam Keluaran 22:21-27 dan 23:1-13. Bagian ini oleh para ahli biasanya disebut "Buku Perjanjian" (Covenant Code). Dalam bagian ini kelompok yang membutuhkan itu terdiri dari orang asing, janda dan anak yatim, serta orang miskin.

Perintah tentang kepedulian sosial dalam kitab Keluaran ini mempunyai umumnya berbentuk suatu larangan. Perintah Tuhan kepada bangsa Israel ini umumnya berbentuk larangan (“Janganlah ...”). Larangan, yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang tidak baik.” Jadi dapat disimpulkan bahwa kepedulian sosial dalam kitab Keluaran merupakan keharusan-keharusan yang paling dasar dan belum menunjuk kepada suatu tindakan yang aktif untuk mengentaskan kelompok yang membutuhkan ini (janda, anak yatim, orang asing dan orang miskin) untuk menjadi kelompok atau pribadi yang mandiri. Larangan-larangan ini bertujuan agar kelompok ini tidak makin terpuruk dalam kesulitan dan penderitaan mereka. Larangan ini dalam konteks setiap individu bangsa Israel berinteraksi dengan setiap individu dari janda, anak yatim, orang asing dan orang miskin. Hal ini berbeda dengan konsep umum di dunia Timur Dekat Kuno. Melalui penyelidikan topik “Janda, Yatim dan Orang Miskin” dalam Perjanjian Lama dan literatur di luar Alkitab (Extra-Biblical Literature), Richard D. Patterson menyimpulkan bahwa dalam naskah kuno Mesopotamia, Mesir dan Syro Palestine tugas untuk memperhatikan janda, yatim dan orang miskin merupakan tugas seorang raja. Sedangkan dalam Perjanjian Lama tugas memperhatikan kelompok itu tidak hanya menjadi tugas seorang raja, tetapi juga menjadi cara hidup yang diharapkan dalam struktur sosial Israel[1].

Pentar dalam Bahasa karo atau Hikmat dalam Bahasa Indonesia memilihi pengertian sebagai berikut: Hikmat atau Hikmah (bahasa Inggris: Wisdom adalah suatu pengertian dan pemahaman yang dalam mengenai orang, barang, kejadian atau situasi, yang menghasilkan kemampuan untuk menerapkan persepsi, penilaian dan perbuatan sesuai pengertian tersebut. Seringkali membutuhkan penguasaan reaksi emosional seseorang (passions) supaya prinsip, pertimbangan dan pengetahuan universal dapat menentukan tindakan seseorang. Hikmat juga berarti pemahaman akan apa yang benar dikaitkan dengan penilaian optimal terhadap suatu perbuatan. Sinonimnya termasuk: kebijaksanaan, kecerdasan, akal budi, akal sehat, kecerdikan; bahasa Inggris: sagacity, discernment, or insight Definisi dasar dari "Hikmat" adalah penggunaan suatu pengetahuan dengan benar. Lawan dari hikmat adalah kebodohan atau kebebalan (foolishness, folly). Dengan kata lain, memilih pemimpin yang berhikmat haruslah pemimpin yang memperhatikan kehidupan orang-orang lain, tidak mementingkan kehidupannya sendiri saja. Bagaimanapun kecerdasan cara berfikir seseorang atau betapa terampilnya seseorang mengerjakan sesuatu, hikmat bersumber dari Allah Sang Pencipta langit dan bumi. Ayat-ayat berikut membuktikan bahwa Allah adalah sumber hikmat itu. Amsal 2:6 “Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian”. Berkatalah Daniel: "Terpujilah nama Allah dari selamalamanya sampai selama-lamanya, sebab dari pada Dialah hikmat dan kekuatan.”

Menurut kitab Keluaran dijelaskan dalam ayat ke-8 maka tidak diperkenankan menerima suap. Dalam Ensiklopedia Dunia menjelaskan ―suap (bribe) sebagai suatu tindakan dengan memberikan sejumlah uang atau barang atau perjanjian khusus kepada seseorang yang mempunyai otoritas. [2] Sedangkan kutipan berdasarkan Undang-undang Anti Korupsi, menjelaskan bahwa korupsi adalah: ―perbuatan secara melawan hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri/orang lain (perseorangan atau korporasi) yang dapat merugikan keuangan/perekonomian Negara.[3] Berdasarkan beberapa pengertian sebuah tindakan dikatagorikan suap apabila: Seseorang menawarkan sejumlah uang, barang dan lain-lain karena ingin mendapatkan sesuatu padahal persyaratannya kurang; seseorang yang menawarkan sejumlah uang, barang dan lain-lain karena ingin mendapatkan sesuatu padahal dia tidak layak (tidak memenuhi syarat) untuk mendapatkan hal tersebut; seseorang yang ingin mendapatkan sesuatu dan telah melengkapi semua persyaratan untuk hal yang dimaksud tetapi menawarkan sejumlah uang, barang dan lain-lain agar permohonannya dikabulkan.

Korupsi dengan segala bentuknya, termasuk suap merupakan hal yang merugikan, dan pasti menghasilkan dampak yang merugikan juga. Suap mengakibatkan keadilan hilang. Hakim yang menerima suap akan memutarbalikkan keadilan dan perkataan orang yang benar (Ul. 16:19; 1 Sam. 8:3). Dalam kehidupan bangsa Indonesia, ini bukan merupakan hal baru lagi, sehingga ada slogan mengatakan, uang yang mengatur negara ini. Selain itu, suap dapat mengakibatkan hilangnya kualitas. Berkembangnya sebuah bangsa dapat dideteksi dari prosentase aksi suap dalam negara tersebut. Sebuah bangsa yang maju pasti dikendalikan oleh orang yang berkualitas dan untuk mendapatkan kualitas, aksi suap harus diluar garis batas (dieliminasi). Korupsi merupakan gambaran dari kemerosotan kualitas moral seseorang.

Suap berdampak pada kejujuran seseorang. Kejujuran adalah modal dasar dalam membangun dan menjalin kehidupan bersama, dan ketidakjujuran akan menghancurkan komunitas itu. Menurut Franz Magnis Suseno, ada tiga sikap moral fundamental yang dapat menangkal godaan korupsi: kejujuran, rasa keadilan, dan rasa tanggung jawab. Sikap jujur merupakan nilai yang melekat pada diri seseorang yang harus dipertahankan kemurniannya sehingga dapat mencegah praktik-praktik inkonstitusional termasuk suap atau korupsi. Suap juga mengakibatkan timbul sikap pesimis. Tidak sedikit orang yang menjadi menyerah sebelum waktunya hanya karena dikalahkan oleh orang-orang yang menghalalkan tindakan suap. Orang cenderung memiliki pekerjaan apa adanya, oleh karena tidak adanya jaminan bagi orang tersebut atau tidak ada keluarganya yang menjadi pemimpin yang nantinya dapat dijadikan sebagai jaminan.

3. Kesimpulan

Dalam memilih seorang pemimpin tidak dapat dibenarkan jika si calon pemimpin melakukan praktek suap dan menindas orang-orang yang termarginalkan hanya untuk memenuhi Hasrat nya untuk berkuasa. Sebaiknya dalam memilih seorang pemimpin haruslah proses gambaran kekuasaannya, kebesarannya dan kesanggupannya dinilai dari hikmat yang akan ditambahkan kepadanya melalui proses pembelajaran baik dari pengalaman pahit maupun manis, bahwa hikmat dapat ditambahkan melalui mendengar ajaran atau didikan dari lingkungannya maupun dari orang luar yang bisa dijumpainya. Bahwa seorang pemimpin perlu bersikap tenang dalam menghadapi masalah atau pun pergumulannya, karena kegalauan atau arogansi justru menunjukkan kelemahan dirinya. Hal ini akan menjadikannya lemah dan tidak akan didengar orang lain. Bahwa seorang pemimpin perlu terus menjaga diri dan menjaga hati agar tidak semata-mata mengandalkan kekuatan diri yang ia miliki. Takut akan Tuhan yang adalah sumber hikmat akan memimpinnya untuk mencapai keberhasilan dalam kepemimpinannya. Seorang pemimpin perlu memiliki relasi yang baik dengan orang-orang yang ada di sekelilingnya, memperhatikan dan peduli akan hidup mereka. Terlebih seorang pemimpin akan peduli dengan kerohanian mereka. Karena kehancuran dari sebuah proyek dapat diakibatkan dari seorang saja yang berdosa atau menyimpang. Maka ia perlu menjadi seorang mentor yang baik, teladan yang benar dan memiliki kualitas mental yang terpuji.

Jauhi dan tolak suap dari calon pemimpin, karena harga diri kita tidak dapat dinilai dari nominal uang. Tanggung jawab dan nilai moral kita sebagai pemilih juga perlu dinilai dari kita mempelajari jejak seorang calon pemimpin. Man banta Mamre, mari sisuksesken Pesta Demokrasi bas negaranta alu ikut muat bagin ibas nehken suara kita sebagai warga negara. Kita sebagai warga kerajaan sorga akan menghadirkan damai sejahtera bas negaranta, segelah teridah terang kemuliaan Tuhan bas kegeluhenta.

Pdt. Anton Keliat, S. Th, M.A.P

GBKP Runggun Bandung Timur

 

[1] Richard D. Patterson, “The Widow, the Orphan and the Poor in the Old Testament and the Extra-Biblical Literature.

[2] Susilo (editor), ―Praktek Suap, Ensiklopedi Dunia (Jakarta: Dunia Aksara, t.th., 120

[3] Jallaudin, UU No. 20 Tahun 2001. (Surabaya: Appolo, 2001), 16

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD