SUPLEMEN PEKAN KELUARGA WARI VII, KHOTBAH LUKAS 19:1-10

Invocatio         : Lukas 21:36, Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."

Ogen               : Kejadian 35:1-4

Tema               : Jabu Singgeluh Ibas Keselamaten/ Keluarga yang hidup dalam Keselamatan


Pendahuluan

Keluarga merupakan lembaga yang fenomenal dan universal. Di dalamnya terdapat anak-anak yang dipersiapkan untuk bertumbuh dan anggota keluarga yang berinteraksi akrab. Keluarga adalah lembaga masyarakat paling kecil tetapi paling penting. Kata keluarga juga banyak dipakai oleh berbagai orang dari berbagai kelompok sehingga menjadi hilang makna yang sesungguhnya. Sebuah film yang berjudul “The Godfather”, Vito Corleone menggambarkan kelompok pembunuh berdarah dingin yang ia pimpin sebagai keluarga. Begitu juga dengan kelompok-kelompok yang lain, entah bertujuan baik atau buruk, menamakan para pengikut mereka sebagai keluarga. Bahkan di gereja kita sering mendengar atau menyanyikan nyanyian tentang persekutuan umat Allah sebagai “keluarga Allah”. Keluarga Kristen adalah persekutuan hidup antara ayah, ibu, dan anak-anak yang telah percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi serta meneladani hidup dan ajaran-ajaranNya dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak yang beranggapan, hanya dengan perbuatan baik, maka kita akan menerima keselamatan. Selama kita tidak berbuat atau memiliki niat jahat pada sesama, banyak beramal dan membantu mereka yang kesusahan, maka kita sudah selamat. Perbuatan baik apapun yang kita lakukan bukanlah untuk mendapat pujian atau penghargaan, melainkan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan. Menjadi pengikut Kristus harus senantiasa berjaga-jaga seperti murid-murid Tuhan yang diharapkan dapat bertahan sampai Tuhan datang, dengan mereka berjaga-jaga dan berdoa. Berjaga-jaga bukanlah suatu aktivitas yang diisi dengan usaha-usaha spekulasi yang menghitung-hitung kapan tepatnya kedatangan Yesus yang kedua kali. Berjaga-jaga berarti percaya dan taat penuh kepada firman-Nya (Luk 21: 32-33). Demikian juga dengan kita sebagai murid-murid Tuhan masa kini, kita harus berjaga-jaga dan berdoa sebelum Tuhan datang kedua kali, di mana penderitaan akan semakin menjadi-jadi, namun kita tetap setia sehingga ketika Tuhan datang kelak, kita boleh berdiri tegak dan menyambut-Nya (Invocatio).

Pendalaman Teks

Zakheus artinya yang murni dan saleh, namun orang banyak dalam perikop kita menyebut dia sebagai orang berdosa, pemungut cukai dibenci oleh sesama orang Yahudi, karena dua alasan: 1) pemungut cukai dilihat sebagai pengkhianat yang bekerja untuk bangsa penjajah yaitu orang Romawi; 2) pemungut cukai dianggap penipu karena seringkali mengambil pajak lebih dari semestinya . Perikop ini mengambarkan Zakheus sebagai kepala pemungut cukai yang kaya, bertumbuh pendek dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Rasa ingin tahu yang tinggi ditambah tubuh yang pendek membawa Zakheus harus memanjat pohon untuk memuaskan ras penasaran akan sosok Yesus yang sedang viral. Usahanya kerasnya dengan berlari mendahului orang banyak lalu memanjat pohon ara (ay 4) ternyata membuahkan hasil ketika dia dapat melihat Yesus, bahkan lebih dari pada itu usahanya menarik perhatian Yesus yang melihat keatas dan berkata “Zakheus segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang dirumahmu.” (ay 5). Ini bukan sebuah kebetulan sebab sapaan dan kedatangan Yesus kerumah Zakheus bermakna bahwa Yesus dengan sengaja memberi kesempatan kepada Zakheus untuk melihat, bertemu bahkan berkenalan lebih jauh dengan mendatanginya kerumah. Yesus yang berinisiatif untuk mencari dan mendapatkan Zakheus.

Undangan Tuhan kepada Zakheus berdampak sangat dalam bagi Zakheus. Diawali dengan kepatuhan yang dicatat dengan “segera turun” setelah Yesus menyuruhnya turun dari pohon Ara, ditambah dengan perubahan suasana hati yang berubah menjadi sukacita. Perjumpaan Yesus danZakheus tidaklah mulus-mulus saja karena ada tantangan dari pihak orang banyak yang di ay 7 disebutkan “semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut”, orang banyak mellihat keberdosaan Zakheus namun Yesus melihat sampai kedalaman hatinya yang haus akan keselamatan.

Reaksi Zakheus mengejutkan, ia justru berkata, “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat”. Dalam PL, seseorang yang mengambil milik orang lain, Hukum Taurat menuntut untuk mengembalikannya sejumlah yang diambil ditambah seperlima dari nilai yang hilang seperti dalam Imamat 6:5, artinya harus mengembalikan 120%. Namun Zakheus mengembalikan bukan 120%, tetapi 400%. Bukan hanya itu, setengah hartanya pribadi juga diberikan kepada orang miskin. Disini kita lihat perbedaan yang drastis dan kontras dari Zakheus setelah mengalami perjumpaan dengan Yesus. Dari yang senang mengambil dan menerima menjadi senang memberi dan berbagi. Melepaskan uang yang selama ini berharga baginya dan merangkul keselamatan (baca: Menerima Yesus jadi Juru selamat). Yesus menegaskan akan keselamatan yang diterima Zakheus dirumahnya, Yesus mendeklerasikan keselamatan bagi Zakheus dan keluarga (ay 9). Terpenuhilah tujuan kedatangan Yesus yaitu mencari dan menyelamatkan yang hilang (ay 10)

 Aplikasi

  1. Bahwa Tuhan sendirilah yang memilih keluarga kita untuk menerima Keselamatan. Bukan sebuah kebetulan kita menjadi keluarga Kristen tapi Tuhan telah berinisiatif memanggil dan merangkul kita dalam keselamatan.
  2. Kehadiran Yesus dalam keluarga Kristen membuat kita harus menjadikanNya sebagai Kepala Rumah Tangga, sebagai pusat penyembahan dan kecintaan keluarga. Ada kerinduan dalam hati setiap anggota keluarga untuk mengalami perjumpaan dengan Yesus Kristus.
  3. Keluarga yang hidup dalam keselamatan adalah keluarga yang mengalami perubahan/ pertobatan. Setiap orang dalam keluarga menjadi pribadi yang mengaku akan dosa/ kesalahannya dan dengan demikian karakternya akan bertumbuh menjadi anak-anak Tuhan yang senang memberi dan berbagi.
  4. Keluarga yang hidup dalam keselamatan yaitu keluarga yang berkomunitas dalam persekutuan orang percaya. Bertumbuh iman bersama dalam gereja dan aktif dalam pelayanan.

"Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati keluarga hamba-Mu ini, supaya tetap ada di hadapan-Mu untuk selama-lamanya. Sebab apa yang Engkau berkati, ya TUHAN, diberkati untuk selama-lamanya." (1 Tawarikh 17:27)

Pdt. Erlikasna Purba-Rg. Graha Harapan

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD