KAMIS 28 MARET 2024, KHOTBAH ROMA 13:8-14 (KAMIS SI BADIA)

Invocatio : Kuan-kuanen 22:4

Ogen : 1 Samuel 25 : 39-42

Thema :

Ncidahken Biak Jesus Kristus I Bas Nggeluh/Menunjukan Karakter Yesus Kristus dalam hidup

 

I. Pendahuluan

Kamis Putih dalam bahasa Karo adalah Kamis Si Badia. Dimana kita ketahui bersama bahwa Kamis Si Badia ini adalah peristiwa yang memiliki banyak makna yang sangat memberikan arti tentang pelayanan yang hidup dalam tingkah laku pelayan. Kamis Putih secara tradisional dan menyejarah dapat mengenangkan kita pada peristiwa-peristiwa di mana Yesus mendekati masa-masa kematian-Nya. Peristiwa-peristiwa yang sangat kaya makna dan penting. Ini adalah pengenangan pada perempuan yang meminyaki Yesus dengan parfum dari buli-buli dan mengusapnya dengan rambutnya. Ini juga pengenangan akan perjamuan malam yang dilakukan Yesus, dimana untuk terakhir kalinya Yesus berbagi roti Paskah dengan para murid. Ini adalah tanda dari keteladanan Yesus yang mereka semua pengikutnya menyebutnya "pelayan". dan ini juga pengenangan akan pengkianatan yang dilakukan Petrus dan juga Yudas.

Disamping itu semua yang sangat terkenang dan kita juga di GBKP sudah ramai melakukannya di Kamis Putuh adalah “Pembasuhan Kaki” ini adalah tindakan Yesus yang merupakan tindakan simbolis yang menyimbolkan penyerahan diri, pembersihan, pengampunan, pembaharuan, kemuridan dan ibadah. Penyerahan diri yang dimaksudkan adalah penyerahan diri Yesus dalam kematian untuk "menebus dosa"/"membersihkan" orang lain. Pembasuhan kaki yang Yesus lakukan juga menyimbolkan kerendahan hati dan keinginan untuk menjadi "hamba" yang mau melayani orang yang hina sekalipun.

Sehingga bisa kita lihat pembasuhan kaki ini dilakukan oleh Yesus yang adalah Guru kepada murid-muridnya. Yesus melakukan pekerjaan yang seharusnya tidak layak dilakukan oleh seorang Guru. Membasuh kaki ini menyimbolkan suatu teladan untuk merendahkan diri dan melayani. Yesus melakukan pekerjaan yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang Guru kepada murid-Nya. Membasuh kaki ini menyimbolkan suatu teladan untuk merendahkan diri dan melayani.

Pembasuhan kaki terdapat dalam Injil Yohanes dan tidak terdapat dalam Injil sinoptik (MatiusMarkus, dan Lukas) lainnya. Kaki adalah bagian yang kotor dalam tubuh manusia. Kaki manusia menginjak debu tanah. Kegiatan membasuh kaki adalah hal yang sudah biasa dilakukan oleh orang Yahudi pada zaman Yesus. Proses pembasuhan kaki itu biasanya dilakukan oleh bawahan terhadap atasan. Dalam dunia Yunani, pembasuhan kaki adalah hal yang hina, yang biasa dilakukan oleh budak.

Teladan ini yang diberikan Yesus untuk kita orang percaya agar dunia bisa melihat bahwa pengikut Kristus memiliki sikap mau berkorban dan mampu memartabatkan manusia. Sehingga ketika orang lain melihat kita mereka juga melihat bagaimana Karakter Kristus yang ada dalam diri kita. Dan untuk memahami bagaimana cara kita untuk bisa menunjukan karakter Kristus dalam kehidupan kita mari kita gali bersama kebenaran firman Tuhan.

II. Isi

Roma 13:8-14 secara garis besar menegaskan bagaimana kita sebagai orang percaya harus meneladani Kristus yang selalu mengutamakan Kasih, dan melakukan segala sesutu dengan kasih yang tulus, sehingga kita sebagai orang percaya sangat terkenal dengan Kasih yang sudah seharusnya itu jadi fasihion kita. Paulus dalam suratnya menekankan bahwa janganlah kamu berhutang kepada siapapun maksutnya ialah jika kita sudah mampu membayarnya jangan dilama-lamakan, dan kita harus memberikan apa yang menjadi hak orang lain.

Paulus menyuarakan bahwa sebagai orang percaya harus saling mengasihi, dan kegiatan ini sebaiknya selalu ada dalam hati kita, bahkan harus selalu dibayar, walupun sudah di bayar tetap saja kita selalu punya utang kasih kepada siapa, untuk memberikan kasih tanpa batas. Karena kasih adalah utang, kasih diperintahkan kepada kita sebagai asas dan intisari dari semua kewajiban yang membuat kita berhutang satu dengan yang lain. Kasih memenuhi hukum taurat karena dalam kasih terdapat semua kewajiban dari loh batu. Kasih adalah keindahan dan keselarasan, karena mengasihi dan dikasihi merupakan segenap kesenangan, sukacita, dan kebahagiaan mahkluk yang berakal. Allah adalah kasih dan Kasih adalah gambaranNya di dalam jiwa. Dan kasih adalah dasar untuk melakukan pelayanan/pekerjaan yang mulia.

Orang yang sudah menerima kasih Kristus tentu padanya ada hakikat kasih persaudaraan, maka ia akan digerakkan dan dipimpin oleh asas kasih sehingga ia tidak akan berbuat jahat, bahkan merencanakanpun tidak pernah, karena kasih bertentangan dengan perbuatan merugikan, menyingung, atau menyakiti siapapun, dan tindakan kasih mencakup isi hukum taurat. Sehingga ditekankan paulus untuk jemaat Roma ketika kita mengasihi harus seperti untuk diri kita sendiri. Kasih tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi memperdulikan orang lain, kasih juga menjaga hubungan manusia dengan Tuhan dan sesamanya sehingga bisa dikatakan ketika kita mengasihi maka kita sudah mendemonstrasikan kekudusan sebagai lawan dari kejahatan.

Paulus menekankan hanya ada dua kemungkinan hidup: malam dan siang atau kegelapan atau terang. Orang yang sudah hidup dalam kasih Allah maka wajib meninggalkan prilaku malam yaitu: Kemabukan, pesta pora, dosa seksual, perselisihan, iri hati, dan kedagingan lainya. Kita harus mengenakan Yesus, hidup dalam terang, yaitu: Hidup sopan dan kudus. Ini mengacu kepada penegasan pengikut Kristus tidak bisa setengah-setengah/abu-abu, Pengikut Kristus harus menangalkan kegelapan dan hidup dalam terang karena orang Kristen sudah hidup dalam suasana baru dimana Kristus yang memerintah kita, semua atribut kegelapan dilepaskan dan kita mengadopsi karakter dan nilai-nilai-Nya, karena dengan kita mengenakan-Nya kita mampu untuk menolak keinginan daging dari kehidupan lama kita. Sehingga orang bisa melihat bahwa Kristus yang ada dalam kita.

Karakter yang digambarkan melalui bahan khotbah kita mengacu kepada orang yang takut akan Tuhan yang terlihat dari kerendahan hatinya dalam menjalani kehidupannya, sehingga Tuhan juga akan bertindak pada hidupnya, orang yang setia, patuh dan memberikan hidupnya pada Tuhan maka kekayaan, kehormatan, dan kehidupan akan di berikan Tuhan padanya (Invocatio). orang yang takut akan Tuhan akan mengutamakan kasih dan melakukan segala sesuatunya dengan kerendahan hati yang tulus.

Demikian halnya bisa kita belajar dari bacaan kita hari ini Abigael yang baru saja mengelami kedukaan karena ditingalakan oleh suaminya, karena Daud mengingat bagaimana kasih kebaikannya, ketika Daud berniat untuk mencari keadilan padanya dengan bermaksut adanya pertumpahan darah tetapi untuk melindungi Nabal, dan mencegah kerusuhan, maka Abigail dengan bijak bisa berkata-kata dan meredakan amarah Daud, sehingga tidak terjadi pertumpahan darah.

Sehingga ketika Daud mendengar pristiwa kematian Nabal, maka ia membalas kasih yang sudah diberikan Abigai, yaitu : ”mengingatkan Daut dengan bersujud tidak berbuat jahat dan menghakimi sepihak (32-33)” sehingga ia menyuruh orang untuk membawa Abiagel untuk menjadi istrinya, dan Abigael dengan kerendahan hati ayat 41 menerima permintaan tersebut.

III. Refleksi Teologis  

Kasih adalah dasar dari segala sesuatunya, dan buah dari iman kita. karena kasih sehingga Allah memberikan anakNya untuk kita, karena kasih kita sudah kembali berdamai kepada Dia sang Khalik. Kamis Si Badia juga kembali mengingatkan akan apa arti kasih yang tulus dimana seorang Guru/Teladan/Panutan/Pengajar/Bapa mau merendahkan hati bahkan dirinya untuk membasuh kaki muritnya, orang yang lebih kecil darinya menurut duniawi ini, ini dilakukanya untuk kita teladani yang menekankan kepada kita bahwa kasih itu lebih besar daripada harga diri dan kasih itu mampu memecahkan tradisi yang mungkin sulit untuk diterimasa secara duniawi, tetapi itulah kasih Allah diluar kemampuan pikiran manusia. Oleh sebab itu hiduplah dalam kasih jangan selalu kekeh akan tradisi adat yang mungkin melunturkan esensi dari kasih Kristus yang seharusnya kita tunjukan dalam laku kita.

Kasih dalam bahan khotbah kita sebagai gaya hidup orang Kristen dimana kita diminta untuk selalu menebar kasih, dikarenakan sudah menjadi hutang kita sebagai orang percaya untuk selalu mengasihi dan melakukan kebaikan, karena kita sudah menggalkan kehidupan lama dan sudah di baharui oleh kehidupan yang baru, yang dalamnya sudah tidak ada lagi kedagingan tetapi Kristus yang menguasai, yang tentunya bisa terjadi karena kita sudah menerima Kristus sebagai Tuhan dan menerima kasih-Nya yang luar biasa atas kehidupan kita.

Tandanya kita menerima IA makan kita sudah sewajibnya bersikap takut, dan patuh kepada Dia sehingga Dia yang selalu memberikan kekuatan untuk kita mampu menunjukan karakter Kristus dalam kehidupan kita, setiap harinya.

Dalam bacaan kita, jika kita membaca nats tersebut secara keseluruhan kita bisa banyak belajar mengenai kasih :

  1. Kasih itu tidak egois dan mau berbagi, hal ini yang tidak dilakukan oleh Nabal dan dampaknya untuk dirinya pada waktunya. Dimana Daud menyuruh utusannya untuk meminta bagian dari apa yang sudah di miliki Nabal untuk dibagi-bagikan, tetapi Nabal tidak mengindahkannya, padahal selama ini ia selalu dilindungi, sudah seharusnya ia memberikan tetapi ia tidak mau memberikannya, sehingga timbul amarah pada Daud dan merencanakan yang tidak baik.
  2. Kasih itu Berhikmat dan mau berkorban, ini dapat kita lihat dari sikap Abigail yang memiliki pemikiran cerdas Karena dia sudah tahu akan apa yang ingin dilakukan oleh Daud untuk suaminya Nabal, sehingga ia dengan cekatan mengumpulkan 200 roti, 2 buyung anggur, lima domba yang sudah di olah, 5 sakut bertih gandum, 100 buah kue kismis, 200 kue ara, dumuatnya di atas keledai. Dan dia pun menemui Daud di perjalanan Ia langsung bersujud dan meminta agar ia yang dihukum, dan banyak memberikan pertimbangan yang ia berikan, sehingga Daud pun sadar bahwa bukan haknya untuk membalaskan kejahatan dan bertindak sendiri dalam mencari keadilan, karena kasih yang tulus kita diarahkan ke arah ketenangan dan mengambil keputusan yang tepat.
  3. Kasih mengajarkan kepada kita bahwa kita tidak memiliki hak untuk menghakimi dan bertindak sendiri. Untuk apapun dalam kehidupan kita harus kita utamakan kasih, dan untuk menimbang segalanya gunakan kasih yang benar, jika masih bisa selesaikan dengan baik, tanpa ada amarah, lihat Yesus ketika dihadapkan dengan masalah apapun, Ia selalu tenang dan damai.
  4. Kasih menghantarkan kita kepada kedamaiaan, jika kita melakukan sesuatu hal dengan ketulusan, mungkin bukan lagsung pada saat itu kita mendapat balasannya, tetapi ada waktunya pasti akan kita rasakan, seperti Abigail karena kasih tulusnya ia diangkat untuk bergabung dalam kehidupan Daud.

“Lakukanlah kasih, walaupun yang kau kasihi selalu membalas dengan kepahitan, lakukanlah terus sampai ia merasa bosan untuk membalaskan kasihmu itu dengan kepahitan. Karena orang yang selalu menabur kasih adalah orang yang sudah siap terluka dan ia sudah punya banyak stok cinta kasih karena jika anda tidak punya stok cinta dari Kristus, anda akan susah untuk mengasihi”.

Selamat menunjukan Karakter Kasih Kristus di dalam kehudupan kita.

 

Vic. Stevent Brakasipa Brahmana S.Th

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD