MINGGU 11 FEBRUARI 2024, KHOTBAH MAZMUR 57:2-12 (MINGGU PASSION I:ESTOMIHI)

Invicatio  :

Sedengkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah melepaskan aku! Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku!” (Mzm. 31:3)

Bacaan  :

Yohanes 7:32-36 (Tunggal)

Tema :

Allah Tempat Perlindungan (Dibata ingan Cicio)

 

I. Pendahuluan

Minggu Estomihi (Latin: Esto Mihi) berarti “Jadilah bagiku gunung batu perlindungan” sesuai dengan invocatio. Minggu ini merupakan Minggu terakhir sebelum memasuki minggu-minggu pra-paskah. Masa pra-paskah merupakan minggu perjalanan Yesus dalam menuju kesengsaraanNya. Untuk itulah Minggu Estomihi penting untuk diperhatikan, karena Estomihi merupakan benteng pertahanan dalam menjalani kesengsaraan.

Kerap sekali, dalam menjalani kehidupan kita akan menjumpai kesulitan-kesulitan dalam setiap aspek kehidupan sesuai dengan porsi kita masing-masing. Tetapi, dalam proses menjalani persoalan tersebut banyak yang tidak mampu bertahan hingga akhirnya menyerah kepada keadaan. Apa yang membuat hal ini terjadi? Karena kita tidak mempersiapkan diri dan iman kita ketika terjadi kesulitan. Hingga akhirnya, secara fisik dan psikis akan lelah kemudian menyerah. Untuk itulah kita belajar tetang Yesus yang akan masuk ke dalam kesengsaraanNya, namun Dia bertahan dan menang karena pertahanan yang kekal sudah dipersiapkan.

II. Penjelasan Nats

Bahan Khotbah Mazmur 57:2-12 ditulis ketika Daud sedang lari dari Saul dan harus bersembunyi dalam gua. Saul iri melihat kesuksesan Daud dan ia ingin membunuh Daud (ay.1). Dalam keadaan yang terjepit, Daud berseru kepada Allah, dia tidak larut dalam kesedihan dan ketakutan tetapi memfokuskan dirinya kepada Allah. Ada beberapa hal yang terlihat dari sikap Daud, pertama ia berseru kepada Allah dan mempercayakan hidupnya di tangan Allah (ay. 2-4). Daud mengharapkan belaskasihan Allah dan jiwanya berlindung di bawah naungan sayapNya. Daud mengumpamakan dirinya bagai seekor anak burung elang yang tidak berdaya yang berlindung di bawah naungan induknya. Kedua, ia memfokuskan perhatiannya kepada kemuliaan Allah (ay.6,12). Daud mengakui keadaannya yang lemah dan tidak berdaya di tengah-tengah serangan musuh-musuhnya (ay. 5,7). Tetapi ia tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh keadaan. Perhatian Daud yang terutama, bahkan ketika ia memohon pertolongan dari Tuhan adalah agar nama Tuhan ditinggikan dan dimuliakan bukan semata-mata hanya untuk keselamatannya. Ketiga, ia bersukacita menantikan pertolongan Tuhan (ay. 8-11). Daud tidak merasa bahagia dengan keadaannya, tetapi ia tidak pernah kehilangan sukacitanya sementara ia menantikan pertolongan Tuhan, karena sukacitanya berdasarkan kasih setia Tuhan dan kebenaranNya.

Bacaan Yohanes 7:32-36 merupakan konflik antara Yesus dengan para pemimpin Yahudi. Orang Farisi dan iman-iman mulai terganggu karena sudah ada yang mulai meragukan mereka. Orang-orang itu mempertanyakan ketidakmampuan para pemimpin agama Yahudi untuk menangkap Yesus dan bagaimana Yesus leluasa mengajar di Bait Allah. Di antara orang banyak itu ada banyak orang yang percaya kepada Yesus, sehingga orang Farisi dan iman-iman kepala memerintahkan untuk menangkap Yesus. Namun, karena belum waktunya maka tidak ada seorang pun yang dapat menangkap Yesus. Apa reaksi Yesus menanggapi aksi ini? Ia tenang dan tidak segera meninggalkan Bait Allah. Ia justru mempertegas akan kemantianNya. Ia akan segera kembali kepada Bapa yang mengutus Dia dan tidak seorang pun yang dapat sampai ke tempat Dia berada (ay. 33-36). Sekali lagi, Yesus memunculkan pertanyaan dalam pikiran orang-orang Yahudi saat itu karena mereka tidak mengerti maksud Yesus. Mereka justru menganggap bahwa Yesus akan pergi mengajar orang Yunani. Padahal jelas bahwa orang Farisi dan iman-iman kepala tidak akan sampai kepada Bapa karena dosanya.

Invocatio Mazmur 31:3 merupakan doa raja Daud. Adanya jeritan hati, ratapan dan keluhan yang diungkapkan Daud selaku pemazmur. Ada saat dimana dia merasa seakan-akan Tuhan telah melupakannya (ay.23). Tetapi ia juga memiliki keyakinan bahwa Tuhan pasti menolong. Berulang kali Daud berseru agar Tuhan melindunginya. Pemazmur menyatakan bahwa Tuhan adalah tempat perlindungannya.

III. Penutup

Beberapa fakta dunia melalui kejadian-kejadian yang terjadi di dunia ini, menjelaskan apapun usaha manusia untuk menciptakan sesuatu yang dapat memberikan perlindungan dan keamanan sesungguhnya tidak ada yang kekal. Kejadian kapal titanic yang dirancang sebagai kapal pesiar yang modern dan tangguh, tapi dalam pelayaran yang pertama kapal tersebut hancur ketika menabrak gunung es. Peperangan Israel dan Palestina dengan beradu sistem pertahanan yang kuat, namun terlihat tetap mampu memakan korban yang banyak. Begitu banyak yang kita lihat dapat menjadi tempat perlindungan dalam dunia ini, namun pada saatnya semua itu akan mengecewakan kita. Tenanglah dalam menyikapi persoalan hidup seperi Yesus dalam nats bacaan. Ketika harapan pudar dan kebahagiaan menjauh, carilah kembali sukacita bersama Allah. Jadikanlah DIA tempat perlindungan, karena bersamanya ada jaminan keselamatan yang kekal.

Ketika pergumulan hidup begitu berat untuk di jalani dan tidak ada satupun pertolongan yang bisa diharapkan dan andalkan, tetaplah berpengharapan kepada Yesus dan andalkan Dia di dalam kehidupan kita. Karena hanya Yesus tempat perlindungan yang teguh. Sama seperti Daud, di tengah pergumulan yang hebat, dia tetap mengandalkan Tuhan, berpengharapan hanya kepadaNya, hanya Tuhan yang dia jadikan sebagai tempat perlindungannya. Ketika kita berlindung kepada kekuatan dunia ini, kita bisa kecewa. Tetapi ketika kita berlindung kepada Tuhan dan menjadikan Dia sebagai tempat perlindungan kita, kita tidak akan kecewa. Kita akan merasakan kehangatan kasihNya, kita akan merasakan damai sejahtera dan suka cita.

Pdt. Evlida br Ginting-Runggun Cileungsi

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD