MINGGU 22 OKTOBER 2023, KHOTBAH YOHANES 12:20-26

Invocatio   :

“Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri” (Kis. 20:28)

Bacaan         :

Yesaya 40 : 6 - 9 (Tunggal)

Tema :

“Yesus Tetap Menyertai Pelayan-Nya”   (Yesus Tetap ras PersuruhenNa)”

 

Pendahuluan

Sebelum lebih jauh kita membaca dan mendalami firman Tuhan, mari terlebih dahulu bernyanyi KJ 428:1 “Lihatlah Sekelilingmu” sambil memahami dan meresapi panggilan Tuhan bagi kita.

Lihatlah sekelilingmu, pandanglah ke ladang-ladang

Yang menguning dan sudah matang

Sudah matang untuk dituai!

Ref:

Lihatlah sekelilingmu, pandanglah ke ladang-ladang

Yang menguning dan sudah matang

Sudah matang untuk dituai!

Nyanyian di atas mengingatkan kita semua akan tugas panggilan kita memberitakan Injil yaitu berita gembira pengampunan dosa dan keselamatan di dalam Yesus Kristus. Inilah yang diingatkan melalui ibadah Minggu Zending hari ini. Dari nats khotbah Yoh. 12:20-26, ada 3 hal yang mau disampaikan. Pertama, Yesus memberitakan kematian-Nya (ayat 20-24). Kedua, hal mencintai nyawa (ayat 25). Ketiga, hal melayani Yesus (ayat 26). Mari menggalinya.

 ISI

Yesus memberitakan kematian-Nya (ayat 20-24)

Beberapa kali Yesus katakan bahwa saatnya atau waktunya belum tiba. Karena waktunya belum tiba, tidak heran Yesus pergi atau menyingkir ke tempat lain. Tetapi saat itu perayaan besar hari raya Paskah Yahudi, waktu Yesus telah tiba. Pada hari raya Paskah Yahudi banyak orang datang ke Yerusalem, termasuk orang Yahudi (diaspora) yang ada di luar negeri untuk beribadah. Di antara mereka yang datang, ada beberapa orang-orang Yunani yang mau berjumpa dan melihat Yesus. Saat itulah Yesus mengatakan waktunya telah tiba untuk Dia dimuliakan (ditinggikan/ disalibkan). Yesus memakai analogi biji gandum menjelaskan mengapa Ia harus mati. Satu biji gandum yang disimpan tidak akan berubah menjadi banyak. Ia akan tetap satu saja. Hanya ketika ia jatuh (ditabur) dan mati (ditanam) maka ia akan berbuah dan menjadi banyak. Demikian juga dengan karya Yesus melalui kematian-Nya. Kematian-Nya akan memberikan pengampunan dosa dan keselamatan bagi banyak orang bahkan bagi dunia. Kematian-Nya untuk kehidupan umat manusia.  

Kini saatnya memberitakan karya keselamatan Yesus bagi sesama kita. Jangan tunggu dan jangan tunda. Beritakanlah bahwa kematian-Nya menghidupkan kita dari kuasa dosa. Karena kematianNya aku dan engkau hidup dan selamat. Beritakanlah Injil Yesus Kristus supaya orang lain percaya bahwa Dialah Mesias dan Juruselamat dunia (Yoh. 20:31). Melihat dan berjumpa dengan Yesus seperti permintaan orang Yunani tidak cukup. Kita harus sampai pada percaya dan mempercayakan diri kepada-Nya.

Hal mencintai (ayat 25)

Yesus berbicara tentang mencintai nyawa. Siapa yang mencintai nyawanya akan kehilangan nyawanya. Sebaliknya, siapa yang tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia memelihara nyawanya untuk hidup yang kekal. Mencintai nyawa sendiri melebih mencintai Allah adalah dosa. Barangsiapa yang karena mencintai nyawanya lalu tidak taat kepada Allah, tidak berkenan di hadapan-Nya. Yesus sendiri tidak mencintai diri-Nya dan lari dari kehendak Allah Bapa sebagai Penebus. Dia taat, bahkan sampai mati di kayu salib. Karena ketaatanNya sampai mati, kepadaNya diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi (bdk. Matius 28:18; Flp. 2:9, 10). Demikian juga berlaku bagi kita.          

Mari berhati-hati dalam mencintai diri kita. Ingat cerita Narcis, itu yang membunuh dan menenggelamkannya. Mencintai diri kita harus sesuai firman dan standar Tuhan. Mari mencintai diri dan nyawa kita sepatutnya dan sewajarnya. Mencintai nyawa kita haruslah dalam rangka mengasihi Allah dan mengasihi sesama (bdk. Mat. 22:37-39). Mencintai diri yang mengakibatkan kita tidak taat dan setia adalah salah dan berdosa. Mencintai nyawa kita sehingga kita tidak mau datang bersekutu, bersaksi dan melayani adalah dosa. Mencintai hobby dan kedagingan kita di atas mencintai-Nya akan membuat kita kehilangan nyawa bahkan jiwa dan roh kita. Hidup egosentris apalagi egois karena terlalu cinta diri membuat kita mati/ binasa. Kita tidak boleh egosentris (berpusat kepada diri sendiri) dan egois. Sebagai orang percaya kita dipanggil hidup kristosentris (berpusat kepada Kristus).

Melayani Yesus (ayat 26)

Selanjutnya Yesus berbicara hal melayani. Siapa melayani Yesus, ia harus mengikut Yesus. Melayani Yesus sama dengan mengikut Yesus. Mengikut Yesus artinya melayani Yesus, bukan melayani diri sendiri. Di mana Yesus berada, di situ pun yang melayani (pelayan) Yesus akan berada. Kata ‘berada’ tidak menunjuk kepada tempat/ lokasi tetapi kepada kondisi atau situasi. Artinya, yang melayani Yesus tidak boleh tinggal jauh dari Yesus atau meninggalkan-Nya. Sebaliknya, ia harus mengikut Yesus dan berada di mana Yesus ada. Pelayan tidak boleh memilih-milih tempat sesuai kemauannya. Yesus ditolak, dihina, menderita sampai mati hina. Itulah tempat Yesus berada dalam menyelamatkan manusia. Itu yang terjadi ketika Yesus melayani. Pelayan-Nya pun harus mau dan sedia berada di tempat/ posisi itu dalam meyalani dan mengikut Dia. Hanya melayani yang demikian yaitu mengikut Yesus dan berada di tempat-Nya yang mendatangkan hormat dari Allah Bapa.

Suadara-saudara, apakah kita sudah melayani seperti Tuhan Yesus katakan dan lakukan? Dalam melayani, apakah kita sudah mengikuti teladan Yesus? Atau kita hanya mengikuti kehendak dan kemauan kita sendiri? Yesus datang bukan untuk dilayani tetapi melayani dan memberi diri-Nya, hidup-Nya bahkan nyawa-Nya bagi semua orang (bdk. Mrk. 10:45). Siapakah yang kita layani? Yesus atau diri kita sendiri? Apakah kita melayani dengan benar, sungguh dan semangat hanya pada Gereja dan orang tertentu saja? Apakah kita melayani apa adanya atau karena ada apa-apanya? Marilah mau, siap dan sedia melayani walau harus menghadapi persoalan, tantangan, kesulitan bahkan penderitaan? Mari melayani lebih sungguh. Melayani dengan semangat walaupun di luar zona nyaman kita. Melayani Yesus dengan sungguh yang mendatangkan hormat Allah Bapa. Janganlah kita lebih takut kepada bapa dunia dari pada Bapa di sorga. Jangan lebih takut kepada manusia, CCTV daripada kepada Tuhan Yesus.

Tema: “Yesus Tetap Menyertai Pelayan-Nya”

Minggu zending memanggil dan mengingatkan kita untuk terus dan tetap semangat memberitakan Injil. Memberitaken Injil atau bersaksi adalah satu dari 3 tugas gereja. Seperti perintah TUHAN terhadap Yesaya untuk berseru demikian juga kita dipanggil untuk berseru. Kita tidak boleh diam. Kita harus berseru, dan menyuarakan kabar baik Allah. Serukanlah bahwa kita manusia seperti rumput saja. Semarak kita hanya seperti bunga di padang. Rumput menjadi kering dan bunga menjadi layu (Yesaya 40:6-9). Kita ini fana dan sementara saja. Pencapaian, prestasi, kekayaan dan kehebatan kita tidak ada yang tetap. Yang tetap hanyalah firman Tuhan. Jadilah pembawa kabar baik bagi sesama. Jadilah pelayan-pelayan Tuhan yang setia berseru, bersaksi memberitakan kabar baik. Ketahuilah bahwa Tuhan Yesus, pemegang segala kuasa di sorga dan di bumi tetap menyertai kita pelayan-Nya. Seperti janji-Nya, Ia menyertai kita sampai akhir zaman (Matius 28:20).        

Penutup

Pelayanan lembaga zending telah lama selesai. Para missionaris telah melaksanakan amanat agung Tuhan Jesus. Bagian kita untuk meneruskannya. Ingatlah, panggilan untuk memberitakan Injil tidak pernah selesai. Masih banyak orang Karo yang belum mendengar Injil. Masih banyak sekali suku-suku lain yang belum mendengar kabar baik yaitu berita keselamatan di dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Dengan memberitakan Injil, kita menjaga diri kita sebagai pelayan-Nya supaya tetap berada dalam keselamatan. Dengan memberitakan Injil ke dalam kita menjaga seluruh kawanan/ jemaat Tuhan tetap terjaga dan terpelihara. Sebab Roh Kudus telah menetapkan para pelayan menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang telah diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya (Kis. 20:28). Dengan memberitakan Injil keluar, kita menjangkau jiwa baru agar masuk ke dalam kawanan Kristus. Benar bahwa tidak mudah memberitakan Injil. Ada halangan, rintangan, tantangan dan penderitaan yang harus dihadapi dan dilewati. Tetapi ingatlah, bahwa kita tidak sendiri. Tuhan Yesus tetap menyertai. Kemuliaan dan hormat diberikan Tuhan bagi kita yang melayani dan memberitakan Injil. Karena itu mari bersaksi. Jadikanlah semua bangsa menjadi murid Yesus. Bersaksilah sampai Tuhan Yesus datang kembali. Ketahuilah, Tuhan Yesus selalu berserta pelayan-Nya dan kita semua, amin.    

Pdt. Juris Tarigan, MTh; GBKP RG Bogor

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD