MINGGU 15 OKTOBER 2023, KHOTBAH HAKIM-HAKIM 4:4-10

 

Bacaan:

Lukas 8:1-3

TEMA :

“NGERUNGGUI BANGSA DIBATA”

Invocatio :

1 Timotius 5:2

.

A.    PERSIAPAN PEMBELAJARAN KONTEKS KOMPONEN KHOTBAH

A.1. Teks Invocatio   : 1 Timotius 5:2

“perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian.”  

A.1.1 Penjelasan Teks

Rasul Paulus memberikan pedoman kepada Timotius, dan juga kepada hamba-hamba Tuhan lain, tentang etika menegur. Para pelayan Tuhan adalah orang-orang yang bertugas memberi teguran. Itu adalah bagian dari pekerjaan mereka, walaupun bagian yang paling tidak menyenangkan. Mereka harus memberitakan firman, dan menegur serta menasihati (2Tim. 4:2). Dalam menegur harus membuat pembedaan besar dengan mempertimbangkan usia, sifat, dan keadaan-keadaan lain dari orang-orang yang ditegur. Dengan demikian, orang yang lebih tua dalam hal usia atau jabatan harus diperlakukan sebagai bapa. Tunjukkanlah belas kasihan kepada sebagian orang, dengan membuat pembedaan untuk mereka.

Pedomannya adalah,

  1. Bersikap lemah lembut ketika menegur orang yang sudah tua, lebih tua dalam hal usia, atau dalam hal kedudukan. Martabat mereka harus dihormati karena usia dan kedudukan, dan karena itu mereka tidak boleh ditegur dengan keras atau seperti dihakimi. Sebaliknya, Timotius sendiri, sekalipun seorang penginjil, harus memperlakukan mereka sebagai bapa, karena ini merupakan cara yang paling pantas untuk berhubungan dengan mereka, dan memenangkan hati mereka.
  2. Orang yang lebih muda harus ditegur sebagai saudara, dengan kasih dan kelembutan. Bukan sebagai orang yang ingin mencari-cari kesalahan atau menyulut pertengkaran, melainkan sebagai orang yang bersedia memanfaatkan yang terbaik dari mereka. Sangat diperlukan kelemahlembutan untuk menegur orang yang pantas ditegur.
  3. Perempuan yang lebih tua harus ditegur, kalau memang perlu ditegur, sebagai ibu. Mohonkanlah dengan sangat kepada ibumu, mohonkanlah (Hos. 2:2).
  4. Perempuan yang lebih muda harus ditegur, tetapi ditegur sebagai adik, dengan penuh kemurnian. Kalau Timotius saja, orang yang sudah begitu mati pada dunia dan hawa nafsu kedagingan, perlu diberi peringatan seperti itu, apalagi kita.

A.1.2. IST Invocatio : Tegurlah perempuan tua dan muda dengan kasih dan  kelembutan,

dengan hormat dan penuh kemurnian.

 A.2. Teks Bacaan      : Lukas 8:1-3

Perempuan-perempuan yang melayani Yesus

8:1 Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia,

8:2 dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat,

8:3 Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.

A.2.1. Strukturisasi dan Penjelasan Teks Bacaan

Ayat 1: Ungkapan , “tidak lama sesudah itu” menjelaskan bahwa peristiwa-peristiwa selanjutnya berhubungan dengan ayat-ayat sebelumnya, terutama, kisah tentang wanita yang membasuh kaki Yesus dengan air matanya? Mungkinkah ia salah seorang dari kelompok tersebut yang menyertai Yesus?

Yesus menunjukkan sejak dini dalam pelayanan-Nya bahwa IA komit untuk pergi dari kota ke kota dan dari desa ke desa mengabarkan Injil. Ia memiliki komitmen ini karena Ia mengenali bahwa ini adalah suatu bagian penting dari panggilan ilahi-Nya dan tugas-Nya.

Ayat 2: Yesus disertai oleh sejumlah besar pengikutNya. Dalam masa-masa awal pelayanan Yesus, tampaknya seolah-olah Ia bepergian sendiri ( misalnya ketika Ia pergi ke sinagoga di Nazaret, tak satu pun murid-Nya disebutkan Lukas 4:16-30). Pada waktu-waktu lainnya, beberapa murid-Nya ada bersama-Nya.

Ayat 3: Sejumlah besar pengikut, yang menyertai Yesus dalam perjalanan ini ada banyak wanita. Tiga wanita secara khusus disebutkan: Maria Magdalena (dari dirinya tujuh roh jahat telah diusir), Yohana, isteri Khusa, bendahara Herodes ini mungkin menjelaskan salah satu sumber informasi utama Herodes tentang Yesus dan pelayanan-Nya, bnd. 9:7), dan Susana, yang tidak disebutkan lagi dalam Alkitab. Sebagai tambahan dari tiga orang ini, yang namanya disebutkan, ada banyak wanita-wanita lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.(Lukas 8:3b).

A.2.2. Ide Sentral Teks Bacaan: Sejumlah besar perempuan ikut menyertai Yesus dan melayani rombongan dengan kekayaan mereka.

A.3 Teks Khotbah     : Hakim-hakim 4:4-10

4:4 Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai

hakim atas orang Israel.

4:5 Ia biasa duduk di bawah pohon korma Debora antara Rama dan Betel di

pegunungan Efraim, dan orang Israel menghadap dia untuk berhakim kepadanya.

4:6 Ia menyuruh memanggil Barak bin Abinoam dari Kedesh di daerah Naftali,

lalu berkata kepadanya: "Bukankah TUHAN, Allah Israel, memerintahkan demikian: Majulah, bergeraklah menuju gunung Tabor dengan membawa sepuluh ribu orang bani Naftali i  dan bani Zebulon bersama-sama dengan engkau,

4:7 dan Aku akan menggerakkan Sisera, panglima tentara Yabin,  dengan kereta-

keretanya dan pasukan-pasukannya menuju engkau ke sungai Kison dan Aku akan

menyerahkan dia ke dalam tanganmu.

4:8 Jawab Barak kepada Debora: "Jika engkau turut maju akupun maju, tetapi jika

engkau tidak turut maju akupun tidak maju."

4:9 Kata Debora: "Baik, aku turut! Hanya, engkau tidak akan mendapat kehormatan

dalam perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab TUHAN akan menyerahkan Sisera

ke dalam tangan seorang perempuan." Lalu Debora bangun berdiri dan pergi

bersama-sama dengan Barak ke Kedesh.

4:10 Barak mengerahkan suku Zebulon dan suku Naftali ke Kedesh, maka sepuluh

ribu orang maju mengikuti dia; juga Debora maju bersama-sama dengan dia.

A.3.1. Gambaran Umum Kitab Masmur

  1. Penulis                    : Samuel
  2. Waktu Penulisan   : Sekitar 1050-1000 SM
  3. Tema KitabKasih setia Allah kepada bangsa Israel dengan membangkitkan hakim-hakim untuk membebaskan dari penjajahan bangsa-bangsa Kanaan.
  4. Tujuan                    : Tujuan penulisan Hakim-hakim adalah:
  5. Menjelaskan sejarah kehidupan bangsa Israel pada masa Hakim-hakim.
  6. Menceritakan tentang tindakan Allah yang memberikan hukuman kepada bangsa

Israel yang tidak setia dan kemudian menunjukkan kasih setia dengan membangkitkan hakim-hakim.

  1. Menunjukkan anugerah kekudusan dari Allah untuk memelihara Israel kendati banyak pelanggarannya.

A.3.2. Strukturisasi dan Penjelasan Teks Khotbah

          Ayat 4-5,

          Dalam periode sejarah saat Israel ditindas selama 20 tahun, Allah tidak memanggil dan

          memilih seorang hakim laki-laki yang muda, kuat, bijak dan cakap untuk menyelamatkan

          Israel; sebaliknya, Allah memakai wanita untuk sementara waktu membawa Israel keluar

          dari kesulitan ini. Dalam pasal 3 dicatat bahwa setelah Otniel, negara Israel damai selama 40

          tahun (ayat 3:11); bagaimana dengan setelah Ehud? Amanlah tanah itu, delapan puluh tahun

          lamanya (ayat 3:30). Hal ini menunjukkan bahwa selama kurun waktu itu Israel tidak

          berperang sama sekali.

Ayat 4, dikatakanpada waktu itu Debora” seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang Israel..

Nama Debora berarti lebah. Dan ia menggenapi arti namanya melalui ketekunannya, kebijaksanaannya, kegunaannya yang besar bagi masyarakat, keramahannya kepada sahabat-sahabatnya, dan ketajamannya kepada musuh-musuhnya. Ia adalah seorang perempuan yang penuh pencerahan, atau kecemerlangan, perempuan yang luar biasa berpengetahuan dan bijaksana, sehingga menjadi sangat terkemuka dan termasyhur. Ia sangat dekat dengan Allah. Ia adalah seorang nabiah, seorang yang mengenal perkara-perkara ilahi melalui ilham langsung dari Roh Allah, dan memiliki karunia-karunia hikmat, yang diperolehnya bukan dengan cara biasa: ia mendengar firman Allah, dan mungkin melihat penglihatan dari Yang Mahakuasa. Ia sepenuhnya mengabdikan diri untuk melayani Israel.

Ketika itu, orang Israel sedang dijajah oleh raja Kanaan, bernama Yabin, dengan Sisera sebagai panglima tentaranya. Sudah dua puluh tahun lamanya orang Israel ditindas dengan keras oleh raja Mesir.

          Debora adalah seorang ibu rumah tangga, wanita karier dan nabiah. Suaminya bernama

          Lapidot. Di zaman Debora, tidak peduli seberapa besar kemampuan wanita, mereka tetap

          harus melalui nama suami agar bisa dikenal orang.

Orang Israel datang kepadanya dari segala penjuru untuk berhakim, bukan untuk menyelesaikan perselisihan di antara sesama manusia, melainkan terlebih untuk memberi nasihat tentang bagaimana memperbaiki apa yang salah dalam perkara-perkara yang berkaitan dengan Allah. Sebagian dari mereka yang sebelumnya diam-diam meratapi kedurhakaan dan penyembahan berhala yang dilakukan orang-orang di sekitar mereka, tetapi tidak tahu ke mana harus mengadu untuk menghentikan orang-orang itu, sekarang menyampaikan keluhan-keluhan mereka kepada Debora. Orang Israel datang kepada Debora untuk memintanya berdoa kepada Allah bagi mereka, agar mereka dilepaskan dari tangan Yabin. Ketika orang Israel menghadap Debora untuk berhakim kepadanya, pada dia mereka menemukan keselamatan.  

            Ayat 5: Debora biasa duduk di bawah pohon korma Debora antara Rama dan

          Betel di pegunungan Efraim, dan orang Israel menghadap dia untuk berhakim kepadanya.

          Dikatakan bahwa ia duduk di bawah pohon korma, yang kemudian selalu disebut dengan

          namanya, pohon korma Debora. Entah rumahnya ada di bawah pohon itu, tempat tinggal yang

          begitu seadanya sehingga bisa didirikan di bawah sebatang pohon, atau kursi pengadilannya

          diletakkan di tempat terbuka, di bawah naungan pohon itu, yang menjadi lambang untuk

          keadilan yang berusaha ditegakkannya di sana, yang akan tetap hidup dan bertumbuh

          sekalipun menghadapi perlawanan, seperti pohon korma yang menghadapi tekanan.   

          Bagian yang menarik dari ayat ini adalah bahwa pohon korma Debora”, tempat di mana

          orang-orang Israel mendengarkan keputusan penghakiman, tampaknya sebuah tempat yang

          terkenal, dan disanalah sekelompok pria Israel mendengarkan keputusan seorang wanita!

         

Ayat 6-8, Sebagai pemimpin rohani bagi umat-Nya, ia peka akan hati Allah. Ia tahu persis waktu pembebasan Tuhan akan segera tiba. Ia sadar bahwa sebagai wanita ia memiliki keterbatasan dalam hal kemampuan perang. Namun ia tahu siapa yang tepat untuk memimpin perang. Seorang laki-laki mutlak dibutuhkan dalam situasi itu. Memimpin sebuah pertempuran di medan perang bukanlah peran yang diharapkan dari seorang perempuan. Maka ia memanggil Barak dari Naftali (ayat 6-7). Debora memerintahkan Barak untuk membentuk pasukan, dan bertempur melawan tentara Yabin, yang berada di bawah pimpinan Sisera. Barak, ada kemungkinan, sudah menunjukkan kemampuannya dalam beberapa pertarungan dengan pasukan-pasukan si penindas, karena ia tinggal berdekatan dengannya dan dengan demikian sudah mendapat nama baik dan pengaruh di antara orang-orang sebangsanya.

Debora memberikan arahan kepada Barak mengenai berapa jumlah orang yang harus dikumpulkannya, yaitu 10.000 orang.

Dan janganlah Barak merasa khawatir bahwa jumlah ini terlalu sedikit, sebab Allah sudah berfirman bahwa Dia melalui mereka akan menyelamatkan Israel.

Dari mana Barak harus mengumpulkan orang-orang itu, yaitu hanya dari sukunya sendiri, dan dari suku Zebulon yang tinggal bersebelahan dengan sukunya. Dua wilayah ini akan memperlengkapi Barak dengan pasukan yang cukup. Barak tidak perlu mencari ke tempat yang lebih jauh. Dan, Debora memberikan perintah kepada Barak di mana dia harus mengumpulkan orang-orang itu, yaitu di gunung Tabor, di daerahnya sendiri.

Dengan menyebutkan kekuatan musuh, yaitu Sisera, seorang panglima yang termasyhur, pemberani dan berpengalaman, kereta-keretanya, kereta-kereta besinya, dan tentaranya yang banyak, Debora membuat Barak merasa harus membentengi dirinya dengan ketetapan hati yang sebesar-besarnya, sebab musuh yang harus dihadapinya sangatlah Tangguh.

Memang baik mengetahui kemungkinan yang terburuk, supaya kita dapat mempersiapkan diri sebagaimana mestinya.

Sebaliknya, Barak ternyata tidak berani maju tanpa dukungan Debora (ayat 8). Barak sangat bersikeras menuntut kehadiran Debora, yang baginya akan lebih baik daripada dewan penasihat perang. “Jika engkau turut maju bersamaku untuk memberiku petunjuk dan nasihat, dan dalam segala perkara yang sulit memberitahukan kepadaku pikiran Allah, maka aku pun maju dengan segenap hatiku, dan tidak akan takut terhadap kereta-kereta besi itu. Jika tidak, maka aku pun tidak akan maju.” Barak tidak dapat mempercayai perkataan Debora kecuali Debora ada bersamanya, seolah-olah sebagai jaminan bahwa perkataannya itu akan dipenuhi. Tetapi pernyataan Barak ini sepertinya lebih timbul dari keyakinan akan perlunya kehadiran Allah dan pimpinan-Nya yang terus-menerus. Barak akan memandang kehadiran Debora sebagai tanggungan dan jaminan dari kehadiran dan pimpinan Allah itu. Itulah sebabnya Barak memohonkannya dengan sungguh-sungguh seperti itu.

Tidak ada yang lebih memberinya ketenangan selain kehadiran sang nabiah itu bersamanya untuk menyemangati para prajurit dan untuk dimintai petunjuk tentang firman Allah dalam segala kesempatan.

Barak tidak bisa berbuat apa-apa tanpa kepala Debora, dan Debora pun tidak bisa berbuat apa-apa tanpa tangan Barak. Tetapi keduanya secara bersama-sama akan menjadi pembebas yang lengkap, dan mewujudkan pembebasan yang tuntas.

Israel saat berperang melawan musuh-musuhnya, pernah sukses tapi juga pernah gagal. Ayat 3 dari perikop bacaan khotbah menggambarkan kekuatan militer Kanaan, mereka mempunyai 900 kereta besi, sebagai teknologi tempur yang siap digunakan untuk menggempur lawan. Orang Israel berseru kepada Tuhan, dan sebagai hakim, Deboralah yang harus menanggapi seruan itu.

          Ayat 9-10, Atas permintaan Barak, Debora berjanji akan turut maju bersamanya ke medan

Pertempuran. Debora tidak akan mengutus Barak ke suatu tempat jika dia sendiri tidak mau pergi ke tempat itu. Orang-orang yang dalam nama Allah memanggil orang lain untuk melakukan kewajiban mereka, harus sungguh-sungguh siap untuk mendampingi mereka dalam melaksanakannya. Debora adalah kaum yang lebih lemah, namun ia memiliki iman yang lebih kuat.

Akan tetapi, meskipun Debora setuju untuk turut maju bersama Barak, jika Barak memang bersikeras menuntutnya, Debora memberinya isyarat yang cukup pantas untuk membuat seorang tentara tidak bersikeras menuntutnya: Barak tidak akan mendapat kehormatan yang begitu besar seperti seandainya dia maju sendiri. Sebab Tuhan akan menyerahkan Sisera.

Dunia akan menganggap kemenangan ini diperoleh karena tangan Debora.

Dan Allah (untuk memperbaiki kelemahan Barak) akan melengkapi kemenangan itu melalui tangan Yael, yang sedikit banyak akan memudarkan kehormatan Barak.

Tetapi Barak lebih menghargai ketenangan pikirannya, dan keberhasilan yang luar biasa dari usahanya, daripada kehormatannya. Oleh karena itu, ia sama sekali tidak mau membatalkan permohonannya. Ia tidak berani berperang kecuali Debora ada bersamanya, untuk memberinya petunjuk dan berdoa baginya. Oleh sebab itu, Debora menepati perkataannya sendiri dengan keberanian seorang laki-laki. Pahlawan perempuan yang mulia ini pun bangun berdiri dan pergi bersama-sama dengan Barak.

A.3.3. Ide Sentral Teks Khotbah: Debora, hakim perempuan di Israel berani menghadapi tantangan berperang melawan rajaMesir

          

  1. Menginspirasi Khotbah

IST Invocatio: Tegurlah perempuan tua dan muda dengan kasih dan  kelembutan, dengan

                          hormat dan penuh kemurnian.

IST Bacaan   :  Sejumlah besar perempuan ikut menyertai Yesus dan melayani rombongan

       dengan kekayaan mereka.

IST Khotbah : Debora, hakim perempuan di Israel berani menghadapi tantangan berperang

                          melawan raja Mesir. 

Tema             :  “Ngerunggui Bangsa Dibata”

 

 

  1. KHOTBAH

 

  1. PENDAHULUAN

            Saudara-saudara yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,

Minggu ini disebut Minggu Moria. Tahun ini Moria GBKP merayakan Ulang Tahun yang ke 66. Tentu saja sebagai warga jemaat GBKP banyak hal yang kita harapkan dari Kategorial Moria supaya melalui kegiatan Moria di setiap wilayah pelayanannya memberi pengaruh positip bagi pertumbuhan dan perkembangan iman jemaat (secara khusus bagi Moria). Moria GBKP menjadi Ibu dan istri yang bijaksana ditengah-tengah keluarga, tempat kerja, gereja dan masyarakat.

Sehubungan dengan Minggu Moria, maka Minggu ini juga kita belajar dari tiga bagian teks Alkitab (Invocatio, Ogen dan Khotbah) yang berbicara tentang perempuan. Dalam Alkitab kita menemukan bahwa ada banyak nama-nama orang disebutkan. Ada nama laki-laki, ada juga nama perempuan, ada orang tua,  ada juga orang muda dan anak-anak. Salah satu dari nama-nama orang yang disebut dalam Alkitab itu adalah Debora. Dia adalah satu-satunya hakim perempuan yang diceritakan dalam kitab Hakim-hakim.

            Saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,

            Tuhan bekerja menolong umat-Nya secara unik. Ia bisa memakai siapa saja, baik pahlawan

            perkasa maupun orang biasa-biasa untuk mencapai maksud-Nya. Tuhan juga memakai

            berbagai cara baik melalui peperangan biasa, strategi tipu daya maupun peristiwa yang

            sepintas tidak masuk akal.

            Melalui kotbah di Minggu Moria ini, kita belajar dari sosok seorang wanita bernama

            Debora, dalam konteks bacaan kita ia menjadi hakim dan sekaligus “ibu” bagi orang Israel

            yang datang mencari pertolongan.

            Siapakah Debora?  Apakah arti dari nama Debora? Mengapa nama Debora di tuliskan dalam

            Alkitab? Apa yang harus dilakukan Moria GBKP setelah mendengar kisah Debora?

Nama Debora berarti lebah. Dia sangat dikenal karena ketekunannya, kebijaksanaannya, berguna bagi masyarakat, ramah kepada sahabat-sahabatnya, dan tajam kepada musuh-musuhnya. Ia adalah seorang perempuan yang penuh pencerahan, atau kecemerlangan, perempuan yang luar biasa berpengetahuan dan bijaksana, sehingga menjadi sangat terkemuka dan termasyhur. Ia sangat dekat dengan Allah. Ia adalah seorang nabiah, seorang yang mengenal perkara-perkara ilahi melalui ilham langsung dari Roh Allah, dan memiliki karunia-karunia hikmat, yang diperolehnya bukan dengan cara biasa: ia mendengar firman Allah, dan mungkin melihat penglihatan dari Yang Mahakuasa. Ia sepenuhnya mengabdikan diri untuk melayani Israel. Debora adalah seorang ibu rumah tangga, wanita karier dan nabiah. Suaminya bernama Lapidot.

            Berdasarkan penjelasan di atas ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari kisah Debora ini

            dihubungkan dengan HUT Moria GBKP.

  1. Dibutuhkan Moria yang dekat dengan Allah, memiliki karuna hikmat, suka dengar-dengaran akan firman Tuhan, ramah, pintar, tekun, kuat, bijak dan cakap untuk menyelamatkan kehidupannya secara pribadi dan keluarganya dari berbagai kesulitan dan tantangan kehidupan.

Tentunya tidak semua Moria memenuhi kriteria seperti yang disebutkan diatas. Akan tetapi ketika Moria memiliki hal tersebut maka dapat dipastikan, kehadirannya tidak hanya memberi pengaruh positip tetapi juga sangat dinantikan ditengah-tengah keluarga, gereja, masyarakat dan negara. Kehadiran Moria membawa salom damai sejahtera bagi siapa saja.

(Dalam bacaan khotbah, peran Debora sangat diharapkan oleh Barak, sebagai guru spiritualnya. Bersama Debora, Barak memiliki keyakinan pasti menang melawan musuhnya)

 

  1. Moria harus bekerja keras untuk sebuah harapan mulia sehingga kemenangan dan kehormatan akan mengikutinya.

Hidup adalah perjuangan. Setiap kita sedang berupaya menjadi yang terdepan dan lebih unggul dari yang lainnya. Kita dituntut untuk menghasilkan karya-karya yang lebih kreatif dan inovatif. Akan tetapi dibalik semua karya kita, pastikan bahwa Tuhan berpihak kepada kita sehingga kita diberi kemenangan oleh Tuhan. Pastikan bahwa kita berkarya dengan jujur, benar dan adil. Pastikan bahwa kita  tidak mengasihi diri sendiri, tidak mengasihi dunia ini, melainkan semua berkat yang sudah kita terima kita pakai untuk menyatakan kasih kita kepada Tuhan.

(Sebagaimana yang kita baca dalam bacaan pertama, Sejumlah besar perempuan ikut menyertai Yesus dan melayani rombongan dengan kekayaan mereka. Moria yang sudah mengalami kebaikan dan anugerah Tuhan, dengan sukacita mengambil bagian dalam pelayanan).

 

  1. Percayalah bahwa Allah dapat melakukan banyak cara untuk melepaskan kita dari berbagai pergumulan yang datang menerpa kita.

Hidup tidak lepas dari pergumulan. Musim kehidupan selalu akan berganti seiring berjalannya waktu.  Dalam Efesus 6:12, tertulis: karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

Seberat apapun pergumulan yang Tuhan ijinkan untuk kita lewati, percayalah bahwa Tuhan setia dan selalu siap menopang kita sehingga kita mampu melewatinya.

Firman Tuhan dalam Yesaya 41:10, berkata: janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.

(Sebagaimana TUHAN menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan bernama Debora (Hakim2 4:9). Tuhan memberikan kemenangan bagi Israel, bukan kerena kekuatan kereta perangnya, kemampuan prajuritnya maupun alat persenjataan yang dimilikinya. Semua karena kasih dan anugerah Tuhan)

 

  1. Moria harus siap sedia menjadi berkat melalui pendampingan bagi Moria lain baik tua maupun muda. Perbedaan latar belakang anggota Moria baik dari segi umur, Pendidikan, pekerjaan, jabatan, kemampuan, status sosial, situasi emosional dan sebagainya dapat menjadi pemicu suatu masalah dalam kehidupan dan kegiatan pelayanan Moria.

(Karena itu sebagaimana dalam teks Invocatio,  Moria (Pengurus Moria) dalam mendampingi maupun menegur Moria lainnya harus membuat pembedaan besar dengan mempertimbangkan usia, sifat, dan keadaan-keadaan lain dari orang-orang yang ditegur. Dengan demikian, orang yang lebih tua dalam hal usia atau jabatan harus diperlakukan sebagai ibu. Tegurlah dengan kasih dan  kelembutan, dengan hormat dan penuh kemurnian)

 

  1. Pergumulan yang kita hadapi kedepan tidaklah mudah, dibutuhkan sikap yang arif dan bijaksana dalam menanggapinya melalui persiapan diri yang matang dalam hikmat Tuhan.

Setiap manusia memiliki kisah hidup yang berbeda-beda dan hal itu tidak mudah untuk dijalani, sehingga dapat menggoyahkan iman mereka. Namun Tuhan sungguh baik, Ia selalu memberikan kita kekuatan dan penghiburan melalui FirmanNya seperti yang tertulis pada 2 Tawarikh 15:7 “Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu”. Meskipun kita sudah mengetahui bahwa Tuhan senantiasa mendampingi kita dikala suka dan duka, tetap saja kita sebagai manusia sering kali melupakannya dan tidak peka terhadap suaranya, maka dari itu kita perlu memiliki sikap yang benar sebagai umat Kristen untuk menghadapi masalah yang ada.

(Seperti Debora memberikan arahan kepada Barak mengenai berapa jumlah orang yang harus dikumpulkannya, yaitu 10.000 orang. Barak tidak boleh merasa khawatir bahwa jumlah ini terlalu sedikit, sebab Allah akan menyelamatkan Israel. Barak tidak bisa berbuat apa-apa tanpa kepala Debora, dan Debora pun tidak bisa berbuat apa-apa tanpa tangan Barak. Keduanya secara bersama-sama menjadi pembebas yang lengkap bagi Israel).

Tema: Ngerunggui bangsa Dibata

Melalui tema ini, jemaat belajar dari ke tiga firman Tuhan (Invocatio, bacaan pertama dan khotbah), bahwa untuk mendapatkan hasil yang terbaik bagi perjalanan kehidupan dan iman anak-anak Tuhan, semuanya perlu dimusyawarahkan (dibicarakan bersama-sama).

Di minggu Moria ini tentunya gereja mengharapkan peran serta Moria secara aktif, kreatif dan inovatif sesuai dengan talentanya masing-masing untuk berkarya:

  • - Membangun dan memajukan persekutuan kategorial Moria sehingga semakin menjadi berkat bagi sesamanya (Seperti sejumlah besar perempuan ikut menyertai Yesus dan melayani rombongan dengan kekayaan mereka).
  • - Merangkul Moria muda dan tua sehingga dapat diajak bekerjasama. (Perempuan muda dan tua yang harus dikasihi dan dihormati dengan kelembutan dan kemurnian).
  • - Memiliki kharisma sehingga kehadiran Moria memberi energi positip bagi pertumbuhan gereja kedepannya. (Seperti Debora yang dipenuhi hikmat Tuhan)

 

SELAMAT ULANG TAHUN KE 66 MORIA GBKP.

JADILAH DEBORA-DEBORA MASA KINI.

TUHAN YESUS MEMBERKATI.

Pdt Philipus Tarigan-Rg Cililitan

 

MINGGU, 15 OKTOBER 2023

(MINGGU XIX SETELAH TRINITATIS/MINGGU MORIA)

TEMA : “NGERUNGGUI BANGSA DIBATA”

Invocatio : 1 Timotius 5:2 ;    Bacaan: Lukas 8:1-3 ;    Khotbah: Hakim-hakim 4:4-10

A.    PERSIAPAN PEMBELAJARAN KONTEKS KOMPONEN KHOTBAH

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD