MINGGU 10 SEPTEMBER 2023, KHOTBAH PENGERANA 11:1-8

Invocatio  :

Sabap merangap nandangi duit eme sumbul kerina kejahaten. Enggo lit piga-piga kalak si merangap nandangi duit lanai tetp i bas kiniteken janah gukut ukurna ibahan erbage-bage kecedan ate (1 Tim 6:10)

Ogen  :

Lukas 5:1-6

Thema  :

Perbahanen kalak Pentar

 

 

PENDAHULUAN

Saudara-saudari terkasih dalam Yesus Kristus.. Ada seorang remaja bernama Salik yang berasal dari Kamboja dimana perjuangan hidupnya sangat menginspirasi banyak orang melalui sebuah postingan yang viral di media sosial. Kisahnya dimulai dengan kesulitan dan kemiskinan yang dialami orangtua Salik, bahkan mereka pun tinggal di sebuah daerah termiskin yang ada di Kamboja. Karena terhimpit kesulitan hidup, alih-alih pergi bersekolah Salik justru berjualan cendera mata di jalanan kepada turis-turis asing yang berkunjung ke daerahnya. Didesak kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, Salik menemukan sebuah cara untuk menolong dia menjadi penjual cendera mata yang laris. Perlahan-lahan Salik belajar berbagai bahasa asing sampai akhirnya dia berhasil menguasai dengan baik 12 bahasa asing sekaligus. Hebatnya, bahasa-bahasa tersebut ia kuasai dengan belajar mandiri, tanpa tuntunan dari guru/sekolah formal. Dia berinisiatif belajar sebuah kata baru dari setiap turis yang dia jumpai ketika berjualan. Suatu ketika, ada seorang turis yang melihat bakatnya, lalu membuat sebuah video tentang Salik. Ketika video tersebut dilihat oleh orang banyak, kehidupan Salik pun mengalami sebuah titik balik yang luar biasa. Banyak orang yang mengulurkan tangan menolong dia, bahkan sampai menawarkan beasiswa ke sekolah terkenal di Cina. Bila kemarin dia hanya seorang remaja yang berkeliaran di jalanan dengan rasa penuh khawatir karena hidup keluarganya bergantung pada hasil menjual cendera mata, hari ini dia sedang menimba ilmu penuh dengan sukacita dan gembira menuju sebuah masa depan yang cerah. Karena ketekunannya yang pantang menyerah, dia memperoleh kesempatan untuk merubah kehidupannya dan hidup keluarganya melalui pendidikan yang sedang dia jalani. Saudara terkasih, bisa kita bayangkan apa yang akan terjadi jika dalam kesulitannya, Salik menjadi tawar hati akan hidupnya dan merasa tak ada yang bisa diperbuat atas kesusahannya? Tentu tidak akan pernah ada kesempatan bagi dia untuk keluar dari kemiskinan yang mencengkeram keluarganya bertahun-tahun. Saudara/i terkasih, dalam menjalani kehidupan kita sama seperti Salik banyak tantangan yang dihadapi dalam menata dan mencukupkan kehidupan kita. Tetapi firman Tuhan hari ini mengajar kita menjadi berhikmat dalam pekerjaan kita sehingga kita memiliki keberanian untuk terus mengerjakannya dan mengalami pertolongan Tuhan di tengah berbagai kesulitan. Pertolongan Tuhan yang membuat kita mengalami kuasa-Nya dalam kehidupan sehari-hari.

ISI KHOTBAH

Jemaat Tuhan yang terkasih, pada umumnya, kitab Pengkhotbah dikenal sebagai kitab yang berbicara tentang kesia-siaan. Lalu karena itu penulisnya dicap sebagai orang yang pesimis. Seolah-olah semua yang ada di dunia ini akan berakhir sia-sia. Padahal sebenarnya tidak begitu. Pdt. Eka Darmaputera menyebut kitab Pengkhotbah sebagai kitab kehidupan. Itu karena kitab Pengkhotbah berbicara tentang hidup dengan bijaksana dan berhikmat. Bukan hidup yang terjadi di akhir zaman, melainkan hidup saat ini di dunia. Buku kumpulan Pemahaman Alkitab tentang kitab Pengkhotbah yang ditulisnya berjudul “Merayakan Hidup”. Oleh karena semua yang hidup pasti akan mati maka kehidupan mesti dirayakan. Salah satu caranya adalah dengan memiliki etos kerja yang sesuai kehendak Tuhan yakni:

  1. Berani untuk terus berusaha; Jangan hanya diam dan menunggu kesempatan yang ideal untuk melakukan pekerjaan. Siapa yang senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa yang senantiasa melihat awan tidak akan menuai. Walaupun dalam bekerja/ berusaha kita menyadari resiko-resiko yang muncul, tetapi baiklah kita tidak berhenti dan terus melanjutkan bekerja dengan harapan bahwa masa depan kita ada dalam tangan Tuhan. Karena itu kita memiliki bahan bakar pengharapan yang menguatkan kita mengerjakan bagian-bagian kita dalam pekerjaan dan hidup. Mereka yang selalu kuatir dan takut pada persoalan-persoalan yang akan terjadi, akhirnya tidak berbuat apa-apa, tidak menabur apa-apa sehingga tidak akan menuai apa-apa.
  2. Melakukan inovasi/investasi Milikilah kepercayaan dan kesabaran! Akan ada waktunya kita akan melihat panen. Di suatu hari kita akan melihat berkat dari apa yang kita lakukan sekarang. Meskipun kita tahu bahwa pekerjaan kita tidak lepas dari masalah dan pergumulan. Dalam bekerja kita tentu perlu melakukan pertimbangan, observasi, perhitungan yang baik untuk menunjang pekerjaan kita. Lihatlah potensi yang Tuhan berikan di sekitar kita. Akan ada hari di mana kita akan dikejutkan kalau mereka kembali dengan hasil yang luar biasa’. (bdk. Ay. 1)

Kalau kita melihat kepada bahan pembacaan kita Lukas 5:1-6 disana kita juga belajar bagaimana inovasi yang dilakukan oleh Simon dan rekan-rekannya. Ketika mereka gagal menangkap ikan, mereka memfokuskan diri pada perintah Tuhan yang menyuruh mereka bertolak lebih dalam. Ketika mereka melakukan perintah itu mereka berinovasi dengan: bekerja melewati batas-batas kelompok (mereka memanggil teman yang ada di perahu lain untuk menolong mereka), mereka bekerja melewati batas logika sebab mereka telah bekerja sepanjang malam ketika Yesus meminta mereka melakukan cara lain untuk mendapat ikan dan cara itu terbukti berhasil. Mereka juga bekerja melewati batas kebiasaan dimana mereka yang biasanya tidak menangkap ikan di tempat yang dalam diperintahkan untuk bertolak lebih dalam lagi. Selain itu mereka bekerja melewati batas kapasitas dimana mereka mendengarkan perintah Yesus yang hidupnya berbeda dengan Simon dan rekan-rekannya yang akrab dengan profesi sebagai nelayan. Sesungguhnya tidak ada orang yang hebat tapi kita memiliki Allah yang hebat. Kita lakukan segala sesuatu dengan memberikan yang terbaik, bukan hanya yang baik lalu jadilah taat dan Tuhan akan membuka pintu kemungkinan dan berkat bagi kita.

  1. Bekerja dengan rajin; Ayat 5-6 mengatakan banyak hal yang tidak kita ketahui dalam hidup ini. Kita tidak tahu jalannya angin, kita tidak tahu rahim seorang perempuan yg mengandung. Taburkan benih pagi-pagi, karena kita tidak tahu mana yang akan berhasil. Mungkin keduanya sama-sama berhasil, atau sama-sama gagal, atau 1 berhasil 1 gagal. Tugas kita adalah mengerjakan bagian kita, sementara Tuhan yang memberi pertumbuhan. Bagian ini merupakan nasehat agar kita mengerjakan semua pekerjaan yang dijumpai. Pengerjaannya pun bukan dengan asal-asalan melainkan sekuat tenaga. Untuk itu pertimbangan, pengetahuan dan hikmat mesti digunakan. Jadi bekerja harus sungguh-sungguh, harus pakai empat “kartus As”: kerja kerAs, kerja cerdAs, kerja IkhlAs dan kerja tuntAs.
  2. Memakai waktu dan kesempatan dengan baik. Semua yang ada di bawah kolong langit ada batasannya. Sebab itu, nikmatilah hidup yang Tuhan berikan di dalam takut akan Tuhan. Nikmati dan jalani sebab umur yang Tuhan berikan itu terbatas karena manusia hidup di bawah bayang-bayang maut. Sadari hidup dan kesempatan yang Tuhan anugerahkan dengan sungguh-sungguh dan penuh, sebagai tanggungjawab kita kepada Allah dan kepada sesama kita.

PENUTUP

Orang yang berhikmat akan menyadari bahwa kesuksesan bukan hanya hasil kerja keras kita semata tetapi merupakan anugerah Tuhan. Manusia tidak dapat mengklaim kesuksesan sebagai hasil upayanya semata-mata sebab campur tangan Tuhanlah yang membawa kesuksesan. Invocatio kita pada 1 Tim. 6:10 mengingatkan kita bagaimana bahaya cinta akan uang membuat orang-orangpada akhirnya melupakan Tuhan dan mendewakan uang atau menjadikan uang sebagai tuhan mereka. Memiliki materi berlimpah sepertinya akan memberikan kebahagiaan, kepuasan, kebanggaan dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu, mereka selalu mendewakan uang terlebih dulu daripada Kristus. Tidak sedikit orang yang rela kehilangan imannya demi mendapatkan tujuan kecukupan materi yang diinginkannya. Bahkan mereka memanfaatkan ayat-ayat Alkitab untuk menipu sesamanya. Karena itu tujuan kita dalam bekerja bukan demi materi semata-mata tetapi bagaimana lewat pekerjaan / upaya kita Tuhan semakin dimuliakan dan kita dipakai sebagai saluran berkat bagi sesama. Dalam bekerja/ berusaha kita juga perlu mengingat bahwa tidak semua hal dapat berjalan sesuai rencana dan harapan kita. Kata-kata Calvin dalam buku Institutio hal. 153-154 penting untuk kembali dikutip: “…kita tidak berlari dengan cara-cara yang tidak diizinkan, dengan tipu muslihat dan kelicikan atau dengan nafsu tamak kita, untuk memburu kekayaan dan mengejar kehormatan dengan merugikan sesama kita. Tetapi, kita hanya mencari harta yang tidak menyimpangkan kita dari kesucian hati. Kita akan dipasangi kekang, supaya kita tidak terbawa oleh nafsu yang keterlaluan akan kekayaan, dan tidak dengan penuh ambisi mendambakan kehormatan. Dan berkat hal itu, kesabaran kita tidak akan hilang jika segala perkara tidak berjalan sesuai dengan keinginan atau harapan kita.”

Yang ingin Calvin katakan adalah orang Kristen mesti terus-menerus melatih diri agar siap menerima semua keputusan Tuhan. Sebab hanya dengan demikian orang Kristen dapat terus bekerja bersama Tuhan. Ingat, kerja itu panggilan. Karena ituorang Kristen harus bekerja sungguh-sungguh, apapun profesinya. Mengenai hasilnya, serahkan kepada keputusan Tuhan. Kalaupun di dalam prosesnya ada hal-hal yang terjadi di luar harapan, tetaplah sabar sambil terus mencari tahu kehendak Tuhan untuk dijalani.

 

Pdt. Eden P. Funu-tarigan, S.Si (Teol)

 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD