PEKAN DOA GBKP TAHUN 2023 WARI V, 2 Korintus 1:8-11

Invocatio :

Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolose 3:23)

Tema Umum:

“Ertoto Guna Rarasen Dibata”

 

A.1.1. Penjelasan Invocatio

- Paulus menasihati orang Kristen (sebagai hamba) untuk menganggap semua pekerjaan sebagai suatu pelayanan kepada Tuhan.

- Orang Kristen harus mengetahui bahwa semua pekerjaan yang "untuk Tuhan" kelak akan mendapat upahnya.

-  Orang Kristen harus "terus bekerja bukan hanya ketika diawasi atasannya dan memiliki motivasi ingin dipuji, tetapi hendaklah mereka bekerja dengan sikap pengabdian yang tulus.

- Seluruh pekerjaan, bagi orang Kristen, adalah terutama untuk Tuhan, yang menghakimi dengan segenap kejujuran dan keadilan.

A.1.2. IST (Ide Sentral Teks) Invocatio : Orang Kristen harus bekerja dengan baik dan benar, seakan-akan Kristus adalah majikannya.

A.2. Khotbah : 2 Korintus 1:8-11

1:8 Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami.

1:9 Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati.

1:10 Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan  kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi,

1:11 karena kamu juga turut membantu mendoakan kami, supaya banyak orang mengucap syukur atas karunia yang kami peroleh berkat banyaknya doa mereka untuk kami.

A.2.1 Strukturisasi dan Penjelasan Teks Khotbah

            Ayat 8 dan 9, Dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Korintus,

Paulus mengingat suatu masa tatkala ia dan rekan-rekannya berada di bawah tekanan yang berat, jauh melampaui kemampuan mereka untuk bertahan. Mereka bahkan berpikir seolah mereka akan mati (Ayat 8). Namun Paulus berkata bahwa selama masa yang penuh kesulitan tersebut, mereka belajar untuk menaruh kepercayaan bukan kepada diri sendiri, "tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati" (Ayat 9)

Ayat 10, Seorang percaya yang setia, yang hidup dalam persekutuan yang taat dengan Kristus dan dikasihi oleh-Nya, bisa saja mengalami pengalaman yang melibatkan bahaya, ketakutan serta keputusasaan, dan dapat menghadapi keadaan yang melebihi kekuatan dan daya tahan umat manusia.

1) Ketika kesukaran yang berat menimpa kehidupan kita, kita tidak perlu merasa bahwa Allah telah meninggalkan kita atau bahwa Dia telah berhenti mengasihi kita. Sebaliknya, kita harus ingat bahwa hal-hal demikian telah terjadi kepada para hamba Allah yang setia.

2) Allah mengizinkan pencobaan yang hebat, supaya Kristus menjadi dekat dan, sementara kita memandang-Nya dengan iman, Dia akan memberikan kasih karunia-Nya yang akan menuntun kita kepada kemenangan.

Ayat 11 Paulus menyadari bahwa salah satu sumber kekuatan dan semangatnya dalam melayani ialah karena dukungan doa yang dia rasakan dari jemaat yang dilayaninya. Doa kita bagi orang lain akan membebaskan kuasa dan kegiatan Allah dalam kehidupan orang itu.

A.2.2. IST Khotbah :

Penderitaan akan selalu dihadapi manusia dalam hidupnya, karena itu kita harus terdorong untuk berdoa syafaat bagi mereka yang membutuhkan pertolongan.

  1. MENGINSPIRASI KHOTBAH
  • - IST Invocatio : Orang Kristen harus bekerja dengan baik dan benar, seakan-akan Kristus adalah majikannya.
  • - IST Khotbah: Penderitaan akan selalu dihadapi manusia dalam hidupnya, karena itu kita harus terdorong untuk berdoa syafaat bagi mereka yang membutuhkan pertolongan.
  • - Tema: Nampati Alu Pertoton (Membantu Dalam Doa)

 B.1 KHOTBAH LENGKAP

B.1.1. Pendahuluan

Saudara-saudara yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,

Dalam hidup yang kita jalani, seringkali kita memandang "kesempatan" sebagai peluang untuk mengambil langkah penting ke depan dalam hidup ini. Kita juga menyukai ide tentang pintu terbuka atau saat-saat menguntungkan dalam mengejar peluang seumur hidup. Tetapi pernahkah kita memandang kesempatan dari sudut pandang Allah?

Pendeta Browning Ware menulis: "Keadaan terburuk kita mungkin merupakan kesempatan yang terbaik bagi Allah untuk memberi arti baru dalam kehidupan kita." J.B. Phillips mengatakan hal yang serupa: "Keterbatasan manusia adalah kesempatan bagi Allah."

Pertanyaan bagi kita sekarang ialah, bila Anda meneliti hidup Anda, apakah Anda melihat adanya kesempatan bagi Allah untuk mengajar Anda? Mungkin di tengah kesusahan atau kehilangan yang besar; atau mungkin saat Anda sudah mencapai batas kemampuan Anda dan tiada pengharapan lagi. Keadaan terburuk Anda mungkin merupakan kesempatan terbaik bagi Allah. Percayalah kepada-Nya. Dia akan memberi arti baru dalam hidup Anda

(Ilustrasi: Kentang, Telur dan kopi, masing-masing direbus dalam panci yang berbeda hingga airnya mendidih. Air mendidih adalah gambaran permasalahan yang menimpa hidup kita. Kentang, telur dan kopi, gambaran respon kita menanggapi masalah tersebut. Kentang awalnya keras jadi lunak; telur awalnya lunak jadi keras; dan kopi agak unik: dia mengubah air itu dan membuat sesuatu yang baru. Kita mau seperti yang mana ketika menghadapi satu permasalahan?)

 B.1.2 Pokok-pokok Khotbah

  1. Seperti Paulus sebagai hamba Kristus di uji, kita pun mungkin merasa hancur ketika berada di bawah beban keadaan. Jalan tampaknya terlalu curam untuk didaki. Kita bertanya-tanya apakah ada matahari terbit di ujung kegelapan. Sekalipun kita tak memilih keadaan yang menimpa kita, kita dapat memilih apakah kita akan memercayai Allah atau tidak. Melalui persekutuan dengan Yesus dan kekuatan Roh Kudus,kita dapat menyelesaikan misi kita bagi Allah.

Ilustrasi:  Dalam novel fiksi The Lord of the Rings karangan J.R.R.

Tolkien, seorang hobbit yang sederhana dan baik hati, bernama Frodo Baggins, dipercaya untuk melakukan sebuah misi berbahaya. Bersama sebuah kelompok yang disebut Persekutuan Cincin, ia harus mengalahkan kekuatan jahat dengan mengembalikan sebuah cincin emas wasiat ke api Gunung Kebinasaan tempat cincin itu ditempa.

Di sepanjang jalan, kejahatan membayangi Frodo. Ia kalah perang. Teman-temannya tewas. Saat merenungkan tragedi-tragedi itu, Frodo berkata kepada Gandalf, temannya yang bijaksana, "Andai saja cincin itu tidak pernah datang kepadaku. Aku berharap semua ini tidak pernah terjadi." Gandalf menjawab, "Begitu pula harapan semua orang yang hidup pada masa ini. Namun, keputusan itu tidak terletak di tangan mereka. Yang harus kau putuskan adalah bagaimana menggunakan waktu yang telah diberikan kepadamu."

  1. Sebagaimana dalam teks Invocatio, Tuhan memberikan waktu kehidupan bagi kita, lalu bagaimana kita menggunakan waktu yang telah diberikan Tuhan bagi kita? Selama kita hidup kita harus terus berkarya/bekerja (berbuat sesuatu), akan tetapi bukan sekedar berkarya.  Paulus menasihati kita orang Kristen untuk menganggap semua pekerjaan sebagai suatu pelayanan kepada Tuhan. Semua pekerjaan (akuntan, petani, perawat, pengurus rumah, atau lainnya) yang diperbuat "untuk Tuhan" kelak akan mendapat upahnya. Orang Kristen harus "terus bekerja bukan hanya ketika diawasi atasannya dan memiliki motivasi ingin dipuji, melainkan bekerja dengan sikap pengabdian yang tulus. Semua pekerjaan kita memiliki arti bila dilakukan sebagai pelayanan kepada Tuhan. Pekerjaan apapun akan menjadi lebih berarti jika kita secara sadar melakukannya untuk Tuhan

Ilustrasi: Seorang karyawati perusahaan penerbangan yang harus bekerja keras karena sebuah penerbangan tertunda cukup lama, berusaha untuk tetap bersabar saat para penumpang mulai marah. Ketika seseorang menanyakan namanya agar ia dapat menuliskan surat penghargaan, wanita itu menolak, "Oh, saya tidak bekerja untuk perusahaan ini. Saya bekerja untuk Yesus Kristus."

  1. Penderitaan akan selalu kita hadapi dalam hidup yang kita jalani. Dalam menghadapi penderitaan tentu kita membutuhkan pertolongan dari Tuhan agar kita mampu menghadapi penderitaan tersebut. Selain pertolongan dari Tuhan, kita juga membutuhkan bantuan dari sesama orang percaya untuk mendoakan kita. Karena itu, sebagai warga jemaat kita harus terdorong untuk berdoa syafaat bagi mereka yang membutuhkan pertolongan. Sebagaimana firman Tuhan dalam Yakobus 5:16, mengatakan: “Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya”.

Jangan pernah berhenti berdoa karena doa dapat mengubah segala sesuatu. Keajaiban terjadi setiap hari dan perubahan terjadi setiap saat, karena itu jangan lelah untuk berdoa. Doa yang sungguh-sungguh dinaikkan mampu membalikkan keadaan, kuasa Tuhan akan turun untuk mengubah segala sesuatu.

“Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu”. (Yeremia 29:12)

"Dan apa saja yang kamu minta dalam doa  dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya." (Matius 21:22).

Mari jadikan doa sebagai aktivitas utama, bukan sampingan, dan bukan juga langkah terakhir. Ketika ada pergumulan berat, maka hal yang paling penting untuk kita lakukan adalah berdoa, memohon kuasa Tuhan. Ingat, pada malam ketika Tuhan Yesus akan disalib, apa yang Dia  lakukan? Berdoa! Dengan berdoa, Dia dikuatkan untuk tetap maju menjalankan misi Bapa. Peristiwa yang besar pun terjadi, yaitu kuasa maut dikalahkan dan keselamatan digenapi. Demikian pula ketika kita berdoa, maka kita pun akan dikuatkan dan hal-hal besar terjadi.

  1. Sehubungan dengan sasaran pelayanan GBKP 2023, jemaat menjadi pelaku aktif pelayanan. Ada berbagai profesi dan keahlian yang dimiliki oleh warga jemaat. Dalam hal ini tentu dalam melakukan setiap pekerjaan, kita selalu berusaha untuk menghasilkan kualitas yang terbaik. Ternyata kualitas sebuah pekerjaan tidak ditentukan oleh "nilai rohani" yang terkandung dalam pekerjaan itu—misalnya pendeta atau orang yang bekerja di lembaga keagamaan, tetapi oleh motivasi yang mendasarinya. Seorang petani yang bekerja dengan motivasi "bekerja buat Tuhan", akan lebih bernilai karyanya, daripada pendeta yang berkhotbah sekadar untuk mendapatkan honorarium atau pujian.

Pekerjaan apa pun—selain tentunya baik dan benar—yang penting sungguh-sungguh dilakukan untuk Tuhan.

Ada sebuah sajak yang dikutip oleh Pdt. Eka Darmaputera dalam salah satu bukunya, Tuhan dari Poci dan Panci. (Poci: tempat air minum bercerat dibuat dari tembikar untuk menyeduh kopi, teh, dan sebagainya. Panci: peranti masak, terbuat dari logam (alumunium, baja, dan sebagainya), bertelinga pada kedua sisinya, berbentuk silinder atau mengecil pada bagian bawahnya, biasanya digunakan untuk memasak air, sayur berkuah, dan sebagainya).

Konon sajak itu ditulis oleh seorang pekerja rumah tangga berumur 19 tahun.

“Tuhan dari setiap poci dan panci, aku tak punya cukup waktu, bukan pula seorang ahli, untuk menjadi anak-Mu dengan mengerjakan yang suci-suci. Tapi jadikanlah aku anak-Mu melalui makanan yang kusaji. Jadikanlah aku anak-Mu melalui piring-piring yang kucuci. Hangatilah dapur ini dengan kasih-Mu. Terangi dapur ini dengan sinar-Mu. Sama seperti ketika Engkau menyajikan makanan di tepi danau, atau ketika perjamuan malam. Dan terimalah pekerjaanku yang sehari-hari ini, yang kukerjakan bagi Engkau sendiri”.

Semua orang dalam setiap profesinya sangat berarti, jika dikerjakan sebagai bagian dari persembahan kepada Tuhan. Karena itu, mengambil pelayanan di gereja menjadi panggilan setiap warga jemaat sesuai dengan profesi dan keahliannya untuk memajukan gereja dimana ia hadir.

B.2 PENUTUP

  1. Sebagaimana Paulus mengalami banyak penderitaan selama mengabarkan Injil, demikian juga kita pada masa sekarang tidak lepas dari berbagai masalah dan penderitaan. Tetapi satu hal yang pasti, Tuhan adalah tempat kita bersandar untuk mendapatkan kelegaan dan ketenangan.
  1. Sebagaimana Paulus membutuhkan dukungan doa dari warga jemaat yang dia dirikan, untuk menopang tugas pelayanannya, demikian juga kita dalam konteks sekarang, kita juga membutuhkan dukungan doa dari keluarga dan jemaat supaya kita tetap semangat menjalankan visi dan misi kita sebagai pribadi dan gereja untuk menjadi berkat bagi sesama.
  1. Berdoa sama dengan bernafas. Tidak berdoa berarti tidak bernafas. Jadikan doa sebagai gaya hidup kita sebagai orang percaya.
  1. Sebagai umat Kristen, marilah kita menganggap semua pekerjaan sebagai suatu pelayanan kepada Tuhan. Semua pekerjaan (hamba Tuhan, karyawan, akuntan, petani, perawat, pengurus rumah, atau lainnya) yang diperbuat "untuk Tuhan" kelak akan mendapat upahnya.
  1. Sehubungan dengan sasaran pelayanan GBKP 2023, jemaat menjadi pelaku aktif pelayanan. Saat inilah momentum yang terbaik bagi kita setiap anak Tuhan yakni warga jemaat GBKP untuk memberikan diri kita dipakai oleh Tuhan melayani DIA ditengah-tengah gerejaNya sesuai dengan profesi dan keahliannya masing-masing. Mari kita dukung para hamba Tuhan supaya bersatu hati, tetap semangat melayani sesuai dengan kapasitas mereka masing-masing.

            Pdt Philipus Tarigan-GBKP, Rg Cililitan