SUPLEMEN PEKAN PENATALAYANAN GBKP TAHUN 2023-WARI V

Invocatio        : Supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus (Kol.2:2).

Ogen               : Imamat 8:30-33

Khotbah         : 1 Johanes 1:5-7.

Tema              : Gereja Yang Bersekutu


 

 

Pendahuluan.

Kita sungguh bersyukur kepada Tuhan kita yang tetap memberkati ibadah Pekan Penatalayanan GBKP sampi hari yang ke 5 ini. Kita semangkin memahami tugas dan fungsi kehadiran gereja ditengah-tengah dunia ini. Setelah kita memahami bahwa tugas gereja yaitu Bersaksi, pada hari yang ke empat, pada hari yang ke 5 ini, kita diingatkan akan tugas panggilan gereja selanjutnya adalah Gereja Yang Bersekutu.

Bersekutu (Koinonia) adalah salah satu panggilan/tugas Gereja bagi setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Bersekutu adalah hakekat kita sebagai gereja. Jemaat mula-mula bertumbuh dalam kekuatan kasih sebagai suatu komunitas orang percaya. Bersekutu itu membangun relasi antar orang percaya dan dengan Tuhan, kegiatan persekutuan itu penting agar iman kita dapat bertumbuh (Kis. 2:42) sehingga orang-orang percaya semakin teguh dalam iman dan pengharapan untuk menantikan kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang keduakalinya. kegiatan persekutuan yang lazim dilakukan di dalam gereja seperti : Ibadah, PA, Retreat, KKI, dan lain sebagainya

Yang menjadi perenungan kita di dalam Pekan Penatalayanan ini adalah apakah persekutuan itu hanya sekedar kegiatan berkumpul membahas Alkitab dalam PA atau PJJ, beribadah bersama…? Tentu saja tidak sesederhana itu, persekutuan yang dilaksanakan di dalam Gereja adalah persekutuan yang hidup, persekutuan yang indah yang kelihatan dalam persatuan dan kerukunan hidup setiap hari, saling memperhatikan satu dengan yang lain (Kis. 2 : 44-45).

Pembahasan Teks.

Saudara-saudara yang terkasih di dalam Kristus, mari kita mendalami teks renungan kita dari kitab 1 Yohanes ini: Menurut ahli sejarah Alkitab, Kitab ini ditulis oleh Rasul Yohanes sekitar tahun 10 M, yang tujukan kepada jemaat Kristen yang bertujuan: untuk mengajak semua pembacanya dapat hidup dalam persekutuan didalam Tuhan dan yang kedua agar jemaat hati-hati terhadap guru-guru palsu (Pengajar Gnostik) yang menyangkal inkarnasi. Ajaran Ginostik tidak bisa memahami konsep Allah yang menjadi manusia, semua pengikut Ginostik menganggap semua materi adalah jahat, mereka harus menyangkal bahwa Kristus menjadi daging, karenanya pengajaran gnostik menganggap bahwa keselamatan itu tidak ada hubungannya dengan tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk melawan pengajaran tersebut Rasul Yohanes menekankan bahwa Yesus Kristus itu adalah benar-benar manusia, dan semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus harus melakukan tindakan atau perbuatan baik berdasarkan kasih kepada sesama dalam kehidupan sehari-hari.

Ayat 5 : Allah adalah terang dan didalam dia sama sekali tidak ada kegelapan: Rasul Yohanes menyatakan hakekat Allah sebagai Terang, terang menggambarkan kesempurnaan, kekudusan, kebenaran dan keadilan sejati yang tidak dapat goyah dan berubah oleh kegelapan duniawi. Hal inilah yang menjadi teladan hidup bagi kita, kita dituntut untuk memiliki karakter terang Allah didalam diri kita, yang menjadi landasan didalam melakukan segala tindakan. Jangan menjadi pendusta yang berpura-pura melakukan tidakan yang benar namun memiliki hati yang sesat (ay.6). Hidup dalam Persekutuan yang berkenan bagi Allah adalah hidup yang yang mencerminkan kebenaran Allah dalam persekutuan (ay.7), yakni hidup berdasarkan cinta kasih Allah, saling memperhatikan satu dengan yang lain, saling menguatkan iman, saling menasihati, saling melayani. Persekutuan itu akan menjadi teguh dan kuat serta akan mendapatkan penyucian/pengampunan dari segala dosa.

Pointer Renungan.

Saudaraku yang terkasih, Ada beberapa hal yang dapat menjadi perenungan kita dalam ibadah ini:

  1. Persekutuan Sebagai Perintah Allah bagi umat percaya : Hidup dalam Persekutuan adalah perintah Allah bagi umat percaya, Melalui persekutuan, iman seseorang semakin di bangun. Pengenalannya akan Allah semakin bertumbuh dari hari ke hari. Perilaku kehidupannya akan diuji dalam perjumpaan dengan sesama. Bersekutu menjadi ladang yang subur untuk saling membangun kehidupan dan menguatkan iman ketika ada sesama yang letih dan lelah dalam menjalani kehidupan yang banyak tantangan. Persekutuan harus didasari oleh Terang Allah sehingga aktivitas persekutuan itu menunjukkan karakter Kristus. Semua anggota persekutuan berusaha untuk menjaga dan merawat agar persekutuan tetap teguh dan semakin kokoh dari masa-kemasa. Makna persekutuan bukan hanya kehadiran fisik namun lebih kepada hati, fikiran dan perasaan dan iman, contoh saja Di masa pandemi, ketika persekutuan dalam bentuk perjumpaan harus terbatas demi mencegah penularan Covid-19. Saatnya persekutuan dimaknai ulang. 'Bersekutu tanpa bertemu', menjadi sebuah slogan dan tema menarik dari sebuah gereja untuk direnungkan kembali. Persekutuan akan tetap terjadi ketika masing-masing merasakan kehadiran tanpa harus ada perjumpaan secara fisik. Perkembangan IPTEK juga dapat menjadi sarana untuk Persekutuan virtual menjadi media yang semakin mengokohkan iman, bahwa persekutuan tetap menjadi hakekat kehidupan beriman, tanpa harus jumpa secara fisik. Dua tiga orang berjumpa secara virtual, Tuhan hadir.
  2. Hidup Dalam Persekutuan yang Rukun Mendatangkan Berkat: Alkitab menyatakan bahwa kerukunan antar umat Tuhan itu merupkan sesuatu yang baik, indah dan memiliki nilai 'istimewa' di mataNya;  sesuatu yang dapat mengerakkan hatiNya sehingga Dia akan memberikan apa yang kita perlukan.  "Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga."  (Matius 18:19).  Jadi hidup dalam kerukunan adalah kehendak Tuhan bagi gerejaNya.  Dalam doanya Yesus berkata,  "...supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."  (Yohanes 17:21).  Jadi jemaat Tuhan harus selalu rukun dan bersatu, Jangan ada permusuhan, pertengkaran, kebencian, sakit hati dan sebagainya, Itu hanya akan menjadi penghambat berkat Tuhan bagi kita.  Sebaliknya jika kita rukun dan bersatu, segala berkat akan dicurahkan Tuhan,  "Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya."  (Mazmur 133:3b).  melalui kerukunan antar anggota persekutuan akan menjadi persekutuan yang menyenangkan Tuhan dan menjadi daya Tarik bagi orang lain untuk ikut ambil bagian dalam persekutuan itu.
  3. Perbedaan Menjadi Kekuatan dalam Persekutuan : Dalam setiap komunitas gereja pasti banyak perbedaan, karena setiap anggota persekutuan memiliki latar belakang yang berbeda satu dengan yang lain, kita percaya bahwa Allah juga telah mengaruniakan talenta yang berbeda-beda bagi setiap orang yang percaya, namun semuanya itu adalah sarana untuk memuliakan Tuhan, Tuhan Yesus menggambarkan bahwa gereja sebagai tubuh Kristus, memiliki banyak bagian namun semua bagian itu berharga untuk kemuliaan Kristus. Perbedaan jangan sampai membuat kita merasa tidak memerlukan orang lain atau menyepelekan orang lain, namun semua harus dikelola dan dikembangkan untuk melakukan banyak kegiatan pelayanan Gereja yang sungguh kompleks, oleh karenanya setiap anggota persekutuan harus mengenal talentanya untuk ikut terlibat dalam pelayanan misalnya : Menjadi Tim Doa, Tim PRT, Tim PI, dll.

Pdt.Togu Persadan Munthe

Ketua Klasis