SUPLEMEN PEKAN DOA GBKP TAHUN 2025, HARI KE 7

Invocatio  :

Mazmur 34:4

Renungen :

Titus 3:1-8

Tema :

Tutus Ndahiken Dahin Si Mehuli / Tulus Melakukan Pekerjaan Yang Baik

 

Kata Perlebe

Roma 12:10 berkata “hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.” Maka, sangatlah jelas bahwa Tuhan menuntut kita untuk selalu berbuat baik dengan tulus dan sungguh-sungguh. Dan kita juga tau bahwa semua memiliki keinginan untuk berbuat kebaikan. Apa yang mendasari kita sebagai orang percaya untuk tetap melakukan pekerjaan yang baik? Tentunya, dasar kita adalah karena kebaikan adalah cerminan kasih Allah dan Tuhan kita adalah sumber kebaikan. Walau dunia terasa semakin kejam dan tak peduli dengan kebaikan. Tetapi kita harus tetap memancarkan kebaikan itu. Dengan sangat jelas Paulus memaparkan bagaimana dan mengapa kita harus melakukan pekerjaan yang baik dalam suratnya kepada Titus.

Pebagesi Teks

Melalui pasal 1:4-5, kita melihat bahwa surat Paulus ini dituliskan kepada Titus yang melayani di wilayah Kreta, yang juga sedang memimpin jemaat di sana. Surat Paulus kepada Titus ini tergolong ke dalam surat-surat Pastoral, disebut surat Pastoral karena ditujukan kepada pribadi yaitu Titus untuk diteruskan kepada jemaat-jemaat Kristen. Dengan maksud untuk menguatkan, mengajari dan memotivasi di dalam kehidupan bergereja. Demikian, surat Paulus ini juga menjadi sebuah surat Pastoral bagi semua orang Kristen di setiap masa.

Pasal 3 merupakan tergolong ke dalam muatan perintah bagaimana seharusnya jemaat hidup dalam hubungan atau relasi mereka satu dengan yang lain. Muatan perintah dalam pasal 3:1-8 ini terbagi menjadi dua bagian.

  1. Ayat 1-2, memuat sebuah perintah bagaimana seharusnya jemaat hidup dengan komunitas di luar mereka (pemerintah, orang berkuasa dan orang banyak). Intruksi ini diisi dengan ketaatan kepada prinsip hidup yang baik yaitu: jangan suka memfitnah, jangan bertengkar, selalu ramah, dan besikap lemah lembut. Sikap demikian adalah merupakan sikap yang tetap harus dipertahankan. Bukan berarti kita tidak boleh kritis terhadap pemerintah dan mereka yang berkuasa, tetapi harapan Paulus adalah tetap mempertahankan sikap ramah dan lemah lembut.
  2. Ayat 3-8, memuat dasar teologis bagaimana Allah telah menyelamatkan setiap jemaat dari hidup yang jahat menuju hidup yang diperbaharui oleh Roh Kudus. Karenanya jemaat harus hidup dengan baik. Adapun cara hidup yang lama tersebut dituangkan oleh Paulus di ayat 3, yaitu: tidak taat, sesat, menjadi hamba nafsu, hidup dalam kejahatan, dan kedengkian, keji, saling membenci. Sebagai makhluk sosial yang hidup dalam sebuah komunitas, tentunya cara hidup yang demikian tidak baik untuk dipertahankan terlebih sebagai umat Allah yang telah menerima kehidupan yang baru dalam pembaharuan Roh Kudus. Umat Allah yang telah diperbaharui oleh Allah adalah pembaharuan hidup yang dilimpahkan oleh Yesus Kristus dalam kebangkitanNya dan yang dikerjakan oleh Roh Kudus (5-6). Narasi penebusan yang dilakukan oleh Yesus dikembangkan oleh Paulus dengan menjelaskan sebuah konsep teologi bahwa bukan usaha kita yang membuat kita menjadi orang benar melainkan kita adalah orang-orang yang dibenarkan oleh Tuhan (ayat 7). Konsep ini memberikan sebuah pemahaman baru bahwa kebenaran yang sempurna bukan terletak pada usaha manusia untuk membela dirinya. Melainkan, Allah di dalam Yesus-lah yang menjadi pembela kita ketika bertindak dalam sebuah kebenaran dan tindakan yang berdampak positif bagi lingkungan sekitar kita. Melalui anugerah yang diberikan oleh Yesus mendorong setiap orang yang percaya agar supaya sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik dan berguna bagi manusia. Paulus memakai kata “berusaha” karena dia menyadari untuk berbuat baik itu tidak mudah dan memiliki tantangan yang cukup berat baik melalui internal dan juga dari eksternal.

Melalui Titus 3:1-8 yang dikembangkan oleh Paulus dalam suratnya, kita menemukan beberapa point penting yaitu:

  1. Tetap berbuat baik kepada semua orang dengan tidak suka memfitnah, tidak suka bertengkar, selalu ramah dan bersikap lemah lembut
  2. Cara hidup yang lama dan yang tidak baik jangan dipertahankan dan berusaha untuk selalu melakukan nilai-nilai etika yang baik.
  3. Kebaikan kita bukan untuk mencari popularitas tetapi kebaikan kita adalah respons atas anugerah Tuhan dan untuk kemuliaan nama Tuhan.
  4. Tetap setia dan dengan sungguh-sungguh melakukan nilai-nilai kebaikan karena Tuhan juga setia dan sungguh-sungguh melakukan yang terbaik bagi kita yang percaya kepadaNya.

Aplikasi

Kita tau bahwa buah dari pertobatan adalah melakukan perbuatan baik. Karena setelah kita menerima penebusan dalam Kristus, kehidupan kita tidak boleh biasa-biasa saja. Kita harus berusaha untuk menyenangkan hati Tuhan dan menyenangkan sekitar kita. Kita terpanggil untuk menjadi pribadi yang tulus mencintai dengan penuh keramahan dan kelemahlembutan. Kita juga harus sadar bahwa kebaikan Allah bukan sebuah kebaikan kalimat dan kata-kata yang dihapal dan diucapkan oleh mulut. Tetapi kebaikan kita adalah sebuah aksi yang nyata dalam situasi dunia yang mungkin berbeda dengan kita. Jika sekitar kita begitu kejam dan tidak peduli dengan kebaikan. Maka kehadiran kita harusnya menghadirkan cara yang lain dengan kebaikan dan kepedulian. Kita harus menggarami dan menerangi sekitar dengan kebaikan-kebaikan. Tentunya kekuatan kita untuk sanggup melakukan hal ini adalah doa dan pertolongan dari Roh Kudus.

Pdt. Irwanta Tarigan, S.Th

GBKP Rg. Banjarmasin