MINGGU 21 JANUARI 2024, 1 PETRUS 1:22-25

Invocation   :

Yoh 15:14

Ogen:

Bilangan 14:1-10

Tema  :

Jadi manusia si mbaru/Menjadi manusia baru

 

Manusia yang hidup dalam dunia umumnya akan menjalani kehidupan untuk dirinya sendiri serta memperjuangkan segala hal untuk kepentingannya sendiri. Sehingga tidak jarang manusia yang memperjuangkan kehidupannya sampai mengorbankan orang lain dalam hidupnya. Namun Allah yang kita kenal dalam Sejarah Alkitab adalah Allah yang mewujudkan DiriNya melalui cinta kasih kepada dunia dengan mengorbankan diriNya dikayu salib untuk menyelamatkan manusia. Sehingga kita mengenal Allah adalah kasih.

Dalam Ayat invocation Yesus menyebut muridNya adalah Sahabat,dan dasar persahabatan itu adalah Allah sendiri yang adalah Kasih.Yesus meminta muridNya juga untuk dapat,menghayati dan melakukan sikap Kasih dalam hidup mereka.. Kata mengasihi mengandung arti memberi dan memberi dan memberi dan terus memberi yang terbaik baik dalam perkataan dan perbuatan kepada sesama.Menjadi sahabat Yesus mampu memberi diri menjadi sahabat bagi orang lain dan sanggup berbagi kasih kepada sesama.

Dalam bahan kotbah ini Petrus menuliskan suratnya kepada jemaat yang merupakan orang orang pendatang yang tersebar di wilayah Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia kecil dan Bitinia (ayat 1) yang disebut telah dipilih sesuai rencana Allah serta dikuduskan lewat penebusan kristus agar taat kepada Kristus. pada saat itu jemaat mengalami penderitaan dan pergumulan oleh karena imannya kepada Kristus.mereka menghadapi krisis identitas karena mereka kelompok minoritas(1 Petrus 2:12) yang tidak dipandang dan bahkan dianggap kaum marjinal yang disebut hamba(1 Petrus 2:18) dimana tidak ada kelebihan atau hak istimewa yang mereka punya.ditengah kondisi tersebut Petrus menuliskan suratnya supaya mereka mendapatkan kekuatan dan pengharapan yang baru.Didalam pergumulan itu Petrus mengingatkan jemaat untuk tetap menjalankan kasih persaudaraan yang tulus dan Ikhlas dan bersungguh sungguh dalam mengasihi dengan segenap hati (ayat 22). Mengapa? Oleh karena jemaat telah dilahirkan Kembali bukan dengan benih fana (tidak lahir secara biologis) akan tetapi oleh karena Firman Allah yang hidup dan kekal (lahir Kembali oleh karena penebusan Kristus). kelahiran dalam dunia ini fana, mempunyai Batasan seperti bunga yang mekar dan harum, seindah apapun itu semuanya terbatas karena bunga itu akan layu. akan tetapi Firman Tuhan memampukan untuk dilahirkan Kembali dan mendapatkan kekekalan. Oleh karenanya petrus mengingatkan jemaat untuk memurnikan diri dengan ketaatan kepada Firman Tuhan dimana mereka harus memahami bahwa segala perbuatan yang berlandaskan keduniawian segalanya akan memiliki batas namun Ketika segala hal yang dilakukan berlandaskan status yang sudah ilahirkan Kembali oleh karena Firman Tuhan akan memampukan melakukan banyak hal yang tak terbatas. termasuk di dalam mengasihi.walaupun dalan persoalan. Jemaat akan mampu mengasihi tanpa penghalang Ketika melakukan kasih berlandaskan status sebagai manusia yang baru sekalipun di Tengah situasi yang tidak memungkinkan sekalipun. Dengan iman yang kuat jemaat mampu menunjukkan kasih kepada semua orang karena Kasih merupakan Indentitas dan gaya hidup orang percaya.

Bacaan pertama kita menceritakan tentang keadaan Ketika bangsa Israel dibawah kepemimpinan Musa dan Harun Ketika mereka memerintahkan 12 mata mata untuk menyelidiki ke tanah Kanaan seperti yang diperintahkan oleh Tuhan (Bil 13:1-2). Berita dan gambaran situasi tanah Kanaan yang dibawa oleh 10 orang mata mata menimbukan ketakutan dalam diri bangsa Israel,mereka mengatakan bahwa tanah Kanaan didiami oleh orang orang yang kuat seperti orang enak yang tinggi besar dan gagah perkasa terlalu kuat untuk dikalahkan. Sebegitu takutnya mereka sampai sampai melupakan bagaimana perlindungan Tuhan yang membebaskan mereka dari mesir dan menuntun mereka dalam perjalanan yang penuh perjuangan. Mereka bersungut sungut oleh karena ketakutannya menghadai peperangan, bahkan mereka memilih untuk mati di tanah Mesir atau di padang gurun (ayat 2). Mereka pun berencana Kembali ke Mesir oleh karena ketakutannya dan kecemasannya menghadapi apa yang ada di depannya. Namun berita yang diberitakan olehJosua dan Kalep 2 pengintai itu berbeda dengan yang 10 pengintai justru mereka mengatakan bahwa tanah kanaan yang penuh dengan susu dan madu kedua pengintai ini memiliki iman dan pengaharapan terhadaap Tuhan yang sudah mengantarkan mereka dalam posisi saat itu. Tetapi bangsa Israel justru menolak pernyataan iman mereka dengan mengancam melempari mereka dengan batu. Kita melihat betapa ketakutan dan kecemasan akan pergumulan membuat bangsa itu mampu melukai orang lain, dan ketakutan serta kecemasan itu membuat bangsa Israel melupakan Tuhan dan segala hal yang sudah dinyatakan Tuhan bagi mereka. ketakutan dalam diri bangsa israel juga membuat mereka menjadi tidak takut untuk menyingkirkan orang orang yang mau menghalangi mereka atas rencana mereka. Kita melihat bagaimana bangsa itu berencana memilih mengangkat pemimpin atas mereka untuk Kembali ke Mesir, termasuk pun berencana menyingkirkan Josua dan kalep.. Dari hal ini tentu kita melihat bahwa Josua dan Kalep memahami dan merasakan bagaimana mereka dikasihi dan dicintai Allah (ayat 8) sehingga mereka tidak hanya tidak takut menghadapi bangsa yang mendiami tanah Kanaan dan menghadapi bangsa Israel yang putus asa dan penuh dengan ketakutan terhadap bangsa Kanaan,Josua dan Kaleb tidak takut terhadap persoalan yang ada namun mereka. Menyadari kasih Allah tentu menguatkan mereka untuk menghadapi keputusasaan bangsanya dan mengalahkan bangsa Kanaan.

 Aplikasi

Melalui bahan ini kita diingatkan Kembali bahwa Allah telah memperkenalkan dirinya kepada kita melalui Kristus sang Penebus. Kasihnya membuat kita kuat untuk tetap mampu mewujud nyatakan cinta kasih kita kepada sesama.. Dengan kasih Allah kita telah menjadi manusia baru yang mampu mengasihi seperti teladan yang telah kita dapatkan dalam pengorbanan Kristus. kita mampu mengasihi di Tengah penderitaan dan pergumulan kita, serta mampu mengasihi tanpa mengharapkan balasan melainkan dengan tulus mengerjakan perkerjaan kasih itu sebagai perwujudan identitas sebagai manusia yang baru. Manusia yang menyadari kasih Allah tidak akan takut melangkah melewati berbagai ancaman dan tekanan seperti Josua dan Kalep, memiliki iman yang teguh dan pengharapan oleh karena pertolongan Tuhan yang nyata. .belajarlah kita jangan membesarkan ketakutan sehingga kita tidak lagi bisa melihat kebesaran Allah . Kita juga tidak lagi takut dan ragu untuk mengasihi karena kita sudah menerima kasihNya yang tidak terbatas BAHKAN KITA SUDAH MENJADI SAHABAT ALLAH. Mengasihi dengan tulus iklas tidak pura-pura.

Pdt Maria Endamalem Br Sitepu,S.Th

GBKP Runggun SURABAYA

.