MINGGU 24 DESEMBER 2023, KHOTBAH LUKAS 1:26-28

Invocatio :

“Dan engkau Betlehem, Tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil diantara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel.” (Mat. 2:6)

Oge  :

Zakaria 12:7-9 (Antiponal)

Tema :

Kabar Kelahiran Yesus

 

Hari ini adalah minggu advent yang keempat/ terakhir sebelum natal. Di minggu advent yang keempat ini kita diingatkan untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan Raja Yang Agung yang telah berjanji untuk membawa kita turut serta ke dalam kerajaanNya yang kekal. Minggu advent ini juga mengingatkan kita untuk bertekun di dalam pengharapan akan kehidupan yang kekal di dalam Kristus. Demikian pula kita dipanggil untuk tetap hidup sebagai anak-anak Kerajaan sorga yang telah diselamatkan Allah, yang tercermin dari cara berpikir, berbicara dan bertingkah laku. Oleh karena itu, minggu ini kita di tuntun untuk menemukan cara yang lebih baik untuk menyambut kedatangan Tuhan.

Pembahasan Teks

  • Zakaria 12:7-9

Ayat pembuka kitab Zakaria memberitahukan bahwa penulis Kitab Zakaria adalah nabi Zakharia putra Berekhya (1:1). Zakharia melayani pada tahun 520-518 SM. Dalam tahun pertama raja Koresh yang agung dari Persia, dikeluarkan semacam keptusan untuk mengembalikan orang Yahudia yang terbuang di Kerajaan Babel . Raja juga memberi izin untuk membangun Bait Allah Kembali. Namun respon yang diberikan bangsa Israel untuk Pembangunan tersebut tidak seperti yang diharapkan oleh nabi Zakharia. Sehingga secara keseluruhan Kitab Zakaria berisi dua bagian penting, yaitu

  1. Pasal 1-8, ditulis untuk mendorong kaum Yahudi sisa agar melanjutkan Pembangunan kembali Bait Suci dan bertekun hingga tugas itu selesai.
  2. Pasal 9-14, ditulis untuk memberi semangat kepada semua umat yang setelah   menyelesaikan Pembangunan Bait Suci.

Secara khusus, Ketika kita membaca pasal 12, kita akan melihat bahwa Allah Kembali memberikan janji keselamatan dan pembaharuan bagi Yerusalem. Kebebasan yang dialami oleh bangsa Yehuda setelah 70 tahun mengalami perbudakan diperoleh bukan karena hasil perjuangan mereka, tetapi Allah bekerja menggerakkan hati Raja koresh sehingga membebaskan bangsa Yehuda. Hal itu terlihat jelas dalam ay. 7 bahwa kemenangan dan kekuatan Yerusalem adalah karena Tuhan, bukan karena manusia. Teks kita memberikan focus bahwa untuk menyatakan bagaimana Tuhan tetap menjaga bangsaNya sehingga setiap bangsa yang mengepung akan dihancurkan oleh Tuhan. Tuhan menyatakan penjagaan-Nya dan perlindunganNya bagi Yerusalem. Jika Yerusalem berdosa kepada Tuhan, maka Tuhan akan menghukum mereka. Tetapi jika bangsa-bangsa lain mengepung Yerusalem maka Tuhan akan menjaga dan melindungi kota-Nya untuk menyatakan kekuatanNya. Tuhan memberi kemenangan kepada kemah kemah Yehuda. Dengan begitu, penduduk Yerusalem tidak merasa sombong. CaraNya dengan membuat warganya yang paling lemah menjadi sehebat Daud. Keluarga Daud sendiri akan menjadi seperti malaikat Tuhan yang memimpin mereka.

Oleh sebab itu kita harus selalu menyadari jika karena ketidaktaatan Tuhan menyatakan murkaNya, amka jangan putus asa. Tapi segera berubahlah melalui pertobatan supaya kita melihat anugerah. Jadi sangat jelas sekali bahwa Allah sangat menyayangi bangsaNya sekalipun sering melakukan kesalahan. Kasih Allah yang besar itu terlihat dalam pemulihan, pemeliharaan yang Dia nyatakan melalui banyak cara. Tentu setiap hal yang baik tidak hanya diterima dan dinikmati, tetapi setiap hal yang baik itu juga harus selalui diingat dan dinyatakan dalam hidup secara konsisten.

  • Lukas 1:26-28

Injil Lukas ditulis oleh Lukas dan ditujukan kepada Teofilus (Luk. 1:1). Tujuan dari Lukas menulis injil ini untuk menolong Teofilus dan orang percaya lainnya agar memperoleh pengertian yang lebih baik tentang iman Kristen. Hal itu dilakukan dengan membeberkan sebanyak mungkin tentang kehidupan dan pengajaran Yesus sendiri. Jadi dia juga mempunyai perhatian historis di dalam menemukan fakta-fakta tentang Yesus. Sejarah ini akan semakin menguatkan pengetahuan dan iman yang selama ini diajarkan secara lisan kepada Teofilus dan juga orang-orang bukan Yahudi yang sudah bertobat. Sekalipun peristiwa ini sudah lama terjadi, tetapi melalui teks ini kita banyak belajar tentang bagaimana pentingnya kepatuhan dan ketaatan kepada Tuhan.

 Ay. 26: “Dalam bulan keenam Allah menyuruh Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret”

Melalui teks ini kita bisa melihat bahwa kedatangan utusan (angelo: pembawa pesan, memiliki kemampuan berbicara yang baik, memiliki jiwa sebagai pembimbing). Pesan ini sisampaikan kepada Maria pada bulan keenam setelah pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes pembabtis. Peristiwa ini terjadi di sebuah kota di Galilea yang bernama Nazaret. Galilea adalah sebuah propinsi di Israel Utara. Diutusnya malaikat Gabriel ke Galilea merupakan suatu gambaran bahwa hal tersebut merupakan awal penggenapan daari nubuat dalam Yesaya 8:23-9:2. Bangsa yang dahulunya berada dalam kegelapan, tidak sungguh-sungguh mengenal Allah yang sejati dan bahkan akhirnya jatuh ke tangan bangsa asing yang tidak mengenal Tuhan, pada akhirnya melihat terang sejati.

Kota Nazaret sebuah kota yang kecil, tempat tinggal suku Zebulon. Dan Yusuf tinggal disana. Menurut anggapan orang pada abad 1, kota ini sama sekali tidak penting. Bahkan salah seorang murid Yesus malah pernah bertanya dan merasa heran, “mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazareth? (Yoh. 1:46).

Pertanyaan murid pada waktu itu cukup beralasan, karena nama Nazaret bahkan sama sekali tidak pernah disebutkan dalam Perjanjian Lama, sebagai macam bukti bahwa memang tidak pernah terjadi apapun yanh berharga dan hebat di kota itu.

Kenyataan bahwa Bapa mengurtus malaikat Gabriel untuk datang ke Nazaret di Galilea, untuk menyampaikan kabar luar biasa bahwa Juruselamat sunia datang dari kota itu dan bahkan akan dikenalsebagai warga kota itu adalah suatu pernyataan luar biasa bahwa tidak ada suatu kota yang dipandang tidak berharga oleh Allah kita.

Orang Yahudi boleh saja memandang rendah kota-kota yang diduduki bangsa asing (non-Yahudi), tetapi Bapa tidaklah memandang dengan cara demikian. Bangsa asing maupun bangsa Yahudi, semua sama berharganya, dan tetap membutuhkan juruselamat.

 Ayat 27: “kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud;nama perawan itu Maria”

Lukas menyebutkan bahwa malaikat Gabriel datang menyampaikan pesan kepada seorang perawan. Ini adalah suatu kenyataan yang sangat penting, dan menjadi suatu penegasan bahwa Anak Allah yang datang itu merupakan hasil pekerjaan Roh Kudus, bukan hasil peristiwa biologis antara laki-laki dan Perempuan. Meskipun masih perawan, tapi Maris disebutkan telah bertunangan dengan seorang bernama Yusuf. Bertunangan dalam budaya itu memakan waktu kira-kira satun. Para pasangan yang telah bertunangan belum diperbolehkan untuk tinggal dalam satu rumah. Meskipun begitu, secara relasi mereka berdua diikat oleh perjanjian khusus, bahwa suatu saat mereka akan hidup bersama sebagai suami dan istri. Maria perawan yang betunangan, hal ino merupakan suatu hal yang bijaksana dari Allah Bapa untuk menyiapkan seorang laki-laki dalam kehidupan Maria. Kehadiran seorang laki-laki yang sudah pasti akan menjadi suami Maria, adalah suatu bentuk pemeliharaan social dari Bapa kepada Maria. Selain itu ini juga cara Bapa untuk menyiapkan laki-laki bagi Maria yang akan melindungi dan menemani Maria yang sedang hamil menempuh perjalanan jauh dan cukup berat dari Nazareth menuju Betlehem. Allah sudah menyiapkan pemeliharaan kepada Maria bahkan jauh sebelum kebutuhan itu muncul.

 Ayat 28: Ketika malaikat itu masuk kerumah Maria, ia berkata: Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”

Ketika itu, malaikat menjumpai Maria di rumah (berbeda dengan Zakharia yang dijumpai oleh malaikat Gabriel di Bait Allah), hal ini menggambarkan bahwa Maria adalah orang yang biasa saja, just ordinary people. Sebuah kehidupan yang biasa-biasa saja.

Malaikat menyapa dengan kata “salam”. Istilah “salam”, yang dipakai dalam Bahasa Yunani adalah Chaire yang artinya bergembira atau rejoice (KJV: Bersukacitalah, hai yang sangat disukai, Tuhan bersamamu; diberkatilah engkau di antara para Wanita). Dari salam ini terlihat dengan jelas, bahwa Bapa telah lama memilih Maria dan terus memperhatikan kehidupan Maria dan Tuhan berkenan/sangai disukai oleh Bapa karena sikap hidup yang memperlihatkan ketaatan dan kepatuhan (hal ini juga terlihat di ayat. 38).

 Aplikasi

Dari teks kita hari ini ada beberapa poin penting yang harus kita ingat:

  1. Minggu advent kiranya dipakai untuk melakukan persiapan yang lebih memfokuskan pada persiapan diri masing-masing.
  2. Hidup dalam ketaatan dan kepatuhan kepada Tuhan bukan hal yang mudah. Kita harus terus berdamai dengan hidup, masalah dan masa lalu kita dan bergerak maju menuju kehidupan yang berpusat kepada Tuhan. Tapi ingatlah Allah punya banyak cara untuk menolong kita, dan biarlah kapan pun waktunya Allah tetap menemukan hati dan pribadi yang patuh kepadaNya. Buah dari kepatuhan dan ketaatan tidak hanya akan menyelamatkan kita tetapi juga akan menyelamatkan orang lain.
  3. Kabar kelahiran Yesus adalah berita sukacita yang harus juga direspon dengan sukacita. Karena kasih Tuhan tak pernah membeda-bedakan, semua sama dan berharga bagi Dia.

Pdt. Sripinta br Ginting-Runggun Cisalak