MINGGU 11 JUNI 2023, KHOTBAH MATIUS 28:16-20

Invocatio :

“Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh” (Ef. 2 : 22).

Bacaan :

Keluaran 19 : 1 – 8 (Tunggal)

Tema :

MELAKUKAN PERINTAH YESUS (Ndalanken Persuruhen Jesus)

 

I. PENDAHULUAN

Orang-orang yang percaya, yang telah ditebus dan diselamatkan oleh Yesus Kristus, tidak boleh berhenti hanya pada keselamatan dirinya namun terpanggil untuk terus melakukan kehendak Allah dan setia bersaksi tentang Injil dan kebaikan Allah dalam kehidupan ini. Anugerah kehidupan dan keselamatan yang telah Allah berikan mengandung dimensi pengutusan. Tuhan memberi kita kehidupan sekaligus mengutus kita untuk menyatakan tanda-tanda kerajaanNya bagi dunia, untuk bekerja dan melayaniNya, memberitakan Injil ke semua bangsa serta menjadikan muridNya.

II. ISI TEKS

Teks khotbah kita ini merupakan kelanjutan dari kisah kebangkitan Yesus, dimana pada bagian akhir kisah kebangkitanNya ada semacam kesimpangsiuran informasi di tengah-tengah masyarakat tentang kebangkitan Kristus, termasuk di tengah-tengah para murid. Pada satu sisi ada berita tentang kebangkitan-Nya yang dibuktikan dengan kubur yang kosong (Mat. 28:1-10), namun pada sisi lain mahkamah agama Yahudi menyebarkan suatu berita yang menyatakan Kristus tidak bangkit, Dia telah dicuri oleh murid-murid-Nya pada malam hari (Mat. 28:11-15). Tentu kita lebih percaya pada berita kebangkitan Kristus sebagai sesuatu yang telah terjadi, sedangkan berita dari mahkamah agama tersebut adalah bohong/palsu. Penulis Injil Matius mengajak pembaca untuk meyakini kebenaran berita tentang Kristus itu, kemudian meneruskan berita tersebut kepada semua bangsa, dengan keyakinan baru bahwa Tuhan Yesus pasti menyertai.

(1)  Yesus meyakinkan para murid akan kuasa-Nya (ay. 17-18)

Keragu-raguan beberapa orang terhadap Yesus sangat dimaklumi (ay. 17), sebab berita palsu yang disebarluaskan oleh mahkamah agama sangat menggoncang iman, bahkan diikuti dengan ancaman para penguasa Yahudi (dan Romawi). Yesus tahu persis situasi ini, sehingga Dia perlu meyakinkan murid-murid-Nya akan kuasa yang dimiliki-Nya (ay. 18); dengan demikian berita tentang kebangkitan-Nya (yang penuh kuasa) adalah benar adanya, dan tidak perlu diragukan lagi. Yesus tidak menolak dan mempertanyakan keraguan mereka, Yesus memilih untuk lebih mendekatkan diri kepada mereka agar mereka melihat Yesus secara pribadi dari dekat. Keraguan manusia tidak boleh menjadi penghalang bagi misi pengutusan. Oleh karena itu sebelum Amanat Agung diberikan, Yesus terlebih dahulu membereskan keraguan para murid. Yesus menyatakan dan menegaskan otoritas dan kuasa yang dimilikiNya, IA memiliki otoritas penuh atas segala sesuatu yang ada di sorga dan di bumi.

(2)  Yesus mengutus pada murid (ay. 19-20a)

Setelah meyakinkan murid-murid akan kuasa-Nya, Yesus kemudian mengutus mereka untuk memberitakan kebenaran Injil itu kepada semua bangsa dan bahkan meminta mereka untuk membaptis semua bangsa dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (ay. 19-20a).

  1. Kata “pergilah” mengandung perintah dan pengutusan, pergi berarti bergerak aktif, tidak pasif atau diam di tempat. Teks ini juga sekaligus memberi penegasan akan universalitas berita Injil Kristus, yaitu kepada semua bangsa, bukan hanya kepada bangsa Israel/Yahudi (sebagaimana selama ini dipahami oleh bangsa Israel/Yahudi). Teks ini mendorong para murid untuk membuka hati, membuka diri terhadap mereka yang selama ini dianggap tidak masuk dalam “wilayah” pemberitaan akan kasih karunia Tuhan. Teks ini meyakinkan para murid untuk tidak ragu-ragu menjangkau mereka yang selama ini tidak terjangkau, sehingga mereka pun beroleh kebenaran dan keselamatan di dalam Kristus Yesus.
  2. Tujuannya adalah untuk menjadikan semua bangsa menjadi Murid Yesus. Menjadi Murid berarti mengakui dan mengimani Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, ketaatan untuk mengikut dan melakukan perintahNya, memiliki karakter Yesus Kristus yaitu karakter yang senantiasa mengasihi, setia dan taat meskipun harus menderita dan di tolak.
  3. Membaptis mereka dalam Nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (Baptis = baptizo = membasuh dengan tujuan menyucikan). Setelah percaya dan menerima Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya, orang itu akan masuk dalam fase baru yaitu baptisan. Baptisan bukan sarana untuk menerima keselamatan, justru setelah orang itu diselamatkan oleh anugerah Allah dan iman kepada Yesus Kristus, maka orang itu mengikrarkan kepercayaannya dihadapan Allah.
  4. Ajarlah mereka melakukan segala yang telah diperintahkan oleh Yesus. Para murid bukan hanya memiliki tugas untuk memberitakan Injil kepada semua bangsa tetapi juga meneladankan iman dan ketaatan akan Kristus itu kepada semua orang yang diajar.

(3)  Yesus menjanjikan penyertaan-Nya (ay. 20b)

Mengutus seseorang untuk suatu pekerjaan yang sangat berisiko tentu harus disertai dengan suatu jaminan bahwa yang bersangkutan pasti dilindungi oleh pemilik pekerjaan itu sendiri. Itulah kira-kira yang dilakukan oleh Yesus ketika mengutus murid-murid-Nya memberitakan berita tentang Kristus yang bangkit dan penuh kuasa. Yesus menjanjikan perlindungan kepada mereka dengan perkataan: “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (ay. 20b). Apa artinya? Yaitu bahwa Yesus sendiri pasti menyertai murid-murid-Nya; menyertai dalam teks ini berarti Yesus selalu bersama-sama dengan setiap orang yang memberitakan berita kebenaran tentang diri-Nya, Dia pasti melindungi mereka, Dia pasti memberikan pertolongan dan penghiburan atas mereka, Dia pasti memampukan mereka melaksanakan tugas pemberitaan kebenaran itu. Lagi-lagi, Yesus meyakinkan kita semua bahwa kita tidak sekadar yakin akan kebenaran tentang Kristus, tetapi sungguh-sungguh yakin juga akan kebenaran yang kita teruskan atau beritakan itu kepada semua bangsa.

Bacaan kita, Kel. 19 : 1 – 8 menceritakan tentang perjalanan bangsa Israel, yang setelah 430 tahun berada dalam perbudakan Mesir akhirnya dibebaskan oleh Allah. Dalam masa perbudakan berbagai penderitaan, kesengsaraan, penindasan, ketidakadilan terjadi kepada bangsa Israel, dan Allah menyatakan kasih dan kuasaNya dengan membebaskan Israel, menuntun dan membawa mereka ke tanah Kanaan yang adalah tanah perjanjian. Ketika Israel tiba di gunung Sinai, disanalah mereka berkemah. Musa naik menghadap Allah dan Allah menyatakan diriNya dan menyampaikan perintahNya kepada Israel melalui Musa :

  • Allah telah menyatakan kasih dan kuasaNya atas bangsa Israel dan Israel telah melihat perbuatan Allah akan bangsa Mesir. Allah juga telah menyatakan penyertaan dan pemeliharaanNya kepada bangsa Israel. Oleh karena itu Allah menghendaki Israel menjadi bangsa “kesayanganNya” diantara bangsa-bangsa lain, yaitu bangsa yang sungguh-sungguh mendengarkan firmanNya dan tetap berpegang pada perjanjianNya
  • Israel meresponnya dengan mengatakan bahwa segala yang difirmankan Allah akan mereka patuhi dan lakukan dalam sepanjang kehidupan mereka.

 III. APLIKASI

  • Menjadi orang Kristen tidak sekadar mengaku bahwa kita percaya kepada Yesus sebagai Tuhan yang telah bangkit dan hidup. Menjadi orang Kristen yang percaya pada Kristus berarti yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa kuasa yang sesungguhnya hanya ada di dalam Yesus yang kita percayai itu. Memang, kadang-kadang kita “ragu-ragu” meyakininya, apalagi kalau sepertinya Tuhan tidak berpihak pada kita, namun sikap “ragu-ragu” itu harus menggiring kita pada pencarian dan penerimaan kebenaran bahwa Kristuslah yang berkuasa atas hidup kita. Percayalah sekalipun begitu banyak tantangan hidup yang harus kita jalani (khususnya dalam meberitakan kebenaran Firman Tuhan), Allah tidak akan meninggalkan kita, IA akan senantiasa menyertai, memelihara dan memperlengkapi anak-anakNya.
  • Sebagai orang yang percaya pada kuasa Kristus memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberitakan kebenaran Kristus itu bahkan kepada semua bangsa. Artinya, kita harus menyaksikan Kristus kepada siapa pun, di tempat mana pun, dan di setiap saat. Kita tidak harus membuka Alkitab setiap bertemu dengan setiap orang, sebab yang jauh lebih berpengaruh adalah kesaksian hidup kita terhadap sesama, baik mereka yang selama ini dekat dengan kita, maupun mereka yang “jauh” dari “jangkauan pertemanan” kita masing-masing. Maka, aneh rasanya kalau ada orang tampil atau mengaku sebagai anak-anak Tuhan ketika berada di dalam gereja, namun tampil sebagai “anak-anak yang tidak jelas” ketika “keluyuran” entah ke mana.
  • Orang yang telah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, berarti yakin akan penyertaan dan pemeliharaan Tuhan dalam hidupnya. Penyertaan Tuhan ini memampukan kita untuk tidak ragu-ragu lagi menjalani kehidupan kita dalam kebenaran Kristus, sekaligus menyadarkan kita bahwa Kristus selalu mengamati setiap gerak langkah kita di mana saja dan kapan saja. Kesadaran ini akan menolong kita pada satu sisi untuk tidak ragu-ragu melangkah dalam kebenaran, sekaligus bersikap hati-hati dalam menjalani kehidupan ini, sebab Kristus menyertai dan “mengawasi” perjalanan kita [senantiasa hidup dalam kebenaran dan kekudusan].
  • Misi Gereja adalah misi untuk “pergi” ke seluruh dunia, bukan sibuk mengurus diri sendiri, membangun jemaat ke dalam sehingga lupa akan keadaan sekitar dimana gereja itu hadir. Misi gereja bukan hanya misi ke dalam tetapi juga misi keluar untuk menjadi garam dan terang dunia. Oleh karena itulah GBKP juga bermitra dengan UEM untuk melakukan berbagai pelayanan baik dalam bidang keimanan, sosial, ekonomi, Pendidikan, kemanusiaan, dll.

Pdt. Elba Barus-Runggun Bandung Timur