SABTU 08 APRIL 2023, KHOTBAH MATIUS 27:62-66 (SABTU PENGHARAPAN)

Invocatio: “Dan didalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang ada di dalam penjara (1 Petrus 3:19)

Ogen: Masmur 115:16-18 (Responsoria) 

Tema: Yesus  dalam dunia kematian/Jesus I Bas Doni Kematen

 

Pengantar:

Sabtu Pengharapan sering disebut juga dengan sabtu sunyi/sabtu sepi. Sabtu sunyi memperingati saat tubuh Yesus dibaringkan di dalam kubur setelah disalibkan pada hari jumat Agung. Ini adalah momen dimana Yesus masuk ke dalam dunia kematian. Yesus yang benar-benar  Allah dan benar-benar manusia itu, harus melewati kisah yang sangat melelahkan sejak malam dimana Yesus makan bersama dengan para murid hingga penyaliban yang berakhir dengan kematian. Sabtu sunyi membawa kita untuk lebih dalam lagi memahami betapa besarnya kasih Tuhan buat kita. Dia berada dalam dunia kematian, hal yang paling menakutkan bagi manusia. Tapi ingatlah bahwa peristiwa ini bukan memperlihatkan ketidak berdayaanNya tapi keberadanNya di sana untuk memberikan pengharapan karena Yesus pun berjuang guna menyelamatkan kita dengan menaklukan dunia kematian. Sehingga kita simpulkan bahwa sabtu pengharapan adalah jembatan penghubung antara kematian (jumat agung) dengan kebangkitan (Paskah).

Penjelasan Teks

  • Matius 27:62-66 menjelaskan bahwa, peristiwa ini terjadi pada hari persiapan. Lebih jelasnya dalam Mrk. 15:42, dikatakan bahwa saat itu terjadi ketika hari mulai malam, yaitu hari menjelang sabat, datanglah para imam-imam kepala

dan orang Farisi menghadap Pilatus. Kedatangan mereka hendak mengingatkan Pilatus karena mereka mengingat nubuatan yang pernah disampaikan oleh Yesus,”bahwa sesudah tiga hari Aku akan bangkit”, para pemimpin imam imam tidak mau mengambil resiko. Sehingga mereka menjumpai Pilatus dan mengingatkan hal itu. Ada ketakutan besar jika kabar kebangkitan itu benar- benar terjadi dan tersebar luas maka itu akan mendatangkan malapetaka bagi mereka.

Maka Pilatus mengeluarkan perintah dan memberikan “Penjaga-penjaga” bagi mereka.

Para imam dan orang Farisi berusaha melakukan tindakan pencegahan

dengan memeterai kubur itu, dengan menghubungkan batu penutup kubur dengan lubang kubur memakai tali seperti arahan Pilatus kepada mereka. Mereka juga menempatkan penjaga-penjaga Romawi di luar kubur itu, dan mereka memeterai kubur itu. Meterai itu mengandung ancaman kematian bagi siapa saja yang mungkin merusak kubur itu. Hal ini seperti kekuatan bagi mereka, karena mereka mencurigai bahwa kebangkitan Yesus ini adalah scenario yang diciptakan oleh para murid yang mungkin datang mencuri, lalu akan mengatakan bahwa IA telah bangkit. Dengan adanya materai dan penjagaan dari Pilatus ini seperti kunci mati sekaligus ancaman jika ada yang berani melanggar. Padahal para murid sendiri pun tidak mengingat pembicaraan Yesus yang sudah berulang kali mengatakan tentang kebangkitanNya pada hari ke tiga karena mereka hanya larut dalam keadaan berkabung yang sangat dalam.

Disebuah artikel dituliskan: Kesunyian pada titik tertentu dapat menjadi kesepatan bagi manusia untuk mencari, mendalami, memahami dan memaknai diri serta kehidupannya. Di dalam kesunyian, manusia, memiliki ruang untuk melakukan semua tanpa adanya gangguan dari luar. Namun kesunyian juga dapat berubah menjadi pengalaman yang menakutkan karena didalamnya manusia terasing dari segala hal yang  biasa ada disekitarnya. Kesunyian itu pula yang ada dalam kehidupan para murid pasca kematian Yesus di kayu salib. Realitas yang mereka hadapi menghilangkan keyakinan dan ingatan mereka atas apa yang dikatakan dan dijanjikan oleh Yesus. Mereka ketakutan dan tidak bisa berbuat apa-apa. Segala perjalanan hidup yang mereka jalani bersama selama 3 tahun menjadi perjalanan hidup yang sekali seumur hidup dan dipenuhi dengan banyak keajaiban/mukjizat. Sedih, takut, kecewa, kesepian, kebingungan dan putus asa, itulah yang mereka rasakan pada hari itu. Tapi sekalipun itu yang terjadi, semua akan berubah besok seiring dengan bergantinya hari.

Pilatus dan orang-orang Yahudi itu tidak menyadari bahwa tidak ada penjaga, tidak ada pengamanan, yang bisa mencegah mayat Yesus untuk dibangkitkan! Alih-alih mencegah penyebaran desas-desus palsu, seperti yang mereka inginkan, bahkan pengamanan kubur itu sebenarnya berfungsi untuk membuktikan kebenaran kebangkitan Yesus. Mereka menjadi saksi yang mematahkan berbagai asumsi-asumsi kebangkitan Yesus.

  • Masmur 115:16-18, pembacaan yang pertama memperlihatkan suasana perayaan kemenangan setelah mengalahkan bangsa lain. Bangsa Israel sungguh mengakui dan menyadari perbedaan antara Allah yang mereka sembah dan allah bangsa lain. Israel melihat ilah bangs alai sebagai ilah yang memiliki segala yang seharusnya ada mulut, mata, telinga, hidung, tangan, kaki (ay.5-7), tetapi semua tidak berfungsi karena mereka tidak hidup. Walaupun dibuat dari bahan yang terbaik dan dibentuk sempurna, tapi tidak dapat berbuat apa-apa. Hanya menjadi benda yang tak bergerak. Sedangkan Tuhan adalah Allah yang sanggup menolong, menjadi perisai dan yang juga memberkati bangsaNya (ay.9-14) jadi benarlah yang diserukan oleh pemasmur bahwa seharusnya kita hanya percaya kepada Tuhan karena Dia hidup serta sanggup menolong dan memberkati.Bahkan pertolongan Tuhan itu yang membuat kita tetap hidup. Kita yang seharusnya mati karena dosa, tapi beroleh kehidupan dengan kematian dan kebangkitan Yesus supaya kita hidup untuk mempermuliakan Tuhan.

Aplikasi/Kesimpulan

Injil Matius menekankan kesungguhan kematian Yesus, dan melawan sangkalan- sangkalan orang Yahudi terhadap kebangkitan-Nya. Oleh sebab itu dari teks ini ada beberapa penekanan yang bisa kita dapat:

  1. Allah berkuasa dan kuasaNya nyata baik ketika Dia hidup bahkan dalam

kematian. Ilustrasi: Angka 8.

Jika dilihat dari berbagai arah baik dari atas atau dari bawah, dari depan atau belakang tidak berubah seperti angka yang lainnya.

Kematian tidak mampu membatasi kuasa Tuhan yang bekerja dala dunia ini. Kubur yang dijaga, justru memperkuat bahwa Yesus benar-benar bangkit. Oleh sebab itu sekalipun keadaan kita seperti para murid yang terpuruk dalam keadaan, ingatlah kita punya Tuhan yang berkuasa (bnd. Pembacaan pertama), yang tidak pernah kehilangan kuasaNya. Sabtu pengharapan ada diantara masa berkabung dan sukacita. Artinya berada diantara keputusasaan dan harapan.

Berarti sabtu sunyi tidak akan bertahan lama tetapi akan segera berganti. Karena kematian tidak melenyapkan kuasa Tuhan. Kematian memang pasti, tapi kebangkitan juga adalah kepastian. Oleh sebab itu tetap arahkan hati dan pikiran kepada Yesus ditengah kesunyian yang besar dalam hidup kita. Temukan suara Tuhan ditengah kesunyian hidup. Dan orang yang membawa orang lain keluar dari kesunyian hidupnya (invocatio).

  1. Tidak ada seorangpun yg dapat menghalangi rencana Allah

Pilatus dengan segala kuasanya, orang-orang Yahudi dengan segala rencananya bersatu padu dengan 1 tujuan, yaitu bagaimana caranya agar yesus tidak bangkit dan tidak dapat keluar dari kubur. Mereka ingin melihat, bagaimana kematian Yesus merupakan akhir dari pelayanan Yesus. Hari ini kita diingatkan bahwa tidak ada yg dapat menghalangi rencana Allah. Oleh sebab itu tetaplah percaya, tetaplah dekat dan bergantung kepada Tuhan.

Karena, rencana Allah tidak dapat digagalkan oleh siapapun. Rencana Allah tidak dapat dihalangi oleh siapapun. Allah tetap mengerjakan rencananya.

Berjalanlah dengan tenang dan syukur sebagai orang percaya, karena, tidak ada yg dapat menghalangi rencana Allah.

Pdt Sripinta Ginting

Rg Cileungsi