MINGGU 13 NOVEMBER 2022, KHOTBAH ULANGAN 7:12-15 (MINGGU KELUARGA)

Invocatio : Setiap orang diantara kamu haruslah menyegani ibunya dan ayahnya dan memelihara hari-hari sabat-Ku, Akulah TUHAN, Allahmu (Imamat 19:3)

Bacaan   : Efesus 6:1-4 (Tunggal)

Tema     : Mengikut Tuhan Dengan Sungguh-Sungguh (Tutus Ngikutken Tuhan)


Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan…

Ada suatu kisah tentang Burung Beo Yang Batuk, yang menceritakan bahwa ada seorang pelaut tua berhenti merokok ketika burung beo kesayangannya menderita batuk menahun. Ia kuatir jangan-jangan asap pipa yang seringkali memenuhi kamarnya merusak kesehatan burung beo itu. Kemudian, pelaut itu memanggil seorang dokter hewan untuk memeriksa burung itu. Sesudah pemeriksaan yang teliti, dokter itu menyimpulkan bahwa burung itu tidak menderita psitakosis ataupun pneumonia. Burung itu hanta menirukan batuk tuannya si pengisap pipa itu.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan…

Hal ini mengingatkan kita bahwa meniru merupakan suatu hal yang mudah dilakukan. Terlebih di tengah-tengah keluarga, anak-anak akan lebih mudah meniru apa yang dilakukan oleh orangtuanya daripada mendengarkan apa yang disampaikan oleh orangtuanya. Karena itu, peran orangtua di tengah-tengah keluarga sangatlah penting yaitu sebagai pengajar yang pertama bagi anak-anak.

Dalam teks bacaan : Efesus 6:1-4, disampaikan tentang bagaimana peran orangtua dalam mendidik anak-anak di tengah keluarga. Peranan orangtua untuk anaknya tidak hanya sekedar menginginkan anaknya cerdas, jenius, mendapatkan prestasi yang baik. Tetapi yang terutama adalah bagaimana orangtua menyadari bahwa peranan orangtua dalam pertumbuhan moral serta pertumbuhan iman bagi anak-anaknya sangatlah penting, sehingga anak-anak menjadi anak-anak yang sungguh-sungguh mengikut Kristus.

  1. Mengajar anak untuk taat kepada orangtua (Efesus 6:1)

Orang tua mendapat otoritas penuh dari Allah untuk mendidik anak. Paulus menasehatkan kepada orang tua bahwa mereka mempunyai tanggung jawab untuk mendidik anak. Yang dimaksudkan anak bukan hanya anak kecil melainkan sudah dewasa sekalipun harus mentaati orang tua. Dalam konteks ini Paulus memberikan nasihat kepada anak supaya senantiasa mentaati orang tua, karena itu merupakan perintah dari Tuhan. Seharusnya anak tidak melalaikan didikan dari ayah serta ajaran dari ibunya karena hal itu adalah kewajiban sebagai seorang anak.

  1. Mengajar anak untuk mentaati perintah Tuhan (Efesus 6:2-3)

Dalam keluaran 20:12, dikatakan dengan jelas tentang hubungan antara anak terhadap orang tua “hormatilah ayahmu dan ibumu.” Hal yang sama ditulis lagi dalam Ulangan 5:16, “hormatilah ayahmu dan ibumu. Dalam Perjanjian Baru, Paulus juga mengajarkan agar anak-anak menghormati orang tua, maka penting sekali orang tua harus mengajarkan kepada anak untuk menghormati. Menghormati orang tua merupakan perintah Tuhan kepada anak-anak yang harus ditaati. Dalam konteks ini, Paulus memberikan pengajaran kepada anak dan kembali mengutip, hormatilah ayahmu dan ibumu, karena perintah ini sejak anak masih kecil sudah diberikan bahwa harus menghormati orang tua.

Ada berkat yang terkadung di dalam perintah tersebut, jika anak menghormati orang tua yaitu supaya panjang umur. Tentu saja sikap hormat dalam konteks ini, Paulus nasehatkan kepada keluarga yang berada di Efesus, supaya orang tua mengajarkan anak untuk hormat kepada orang tua. Pengajaran yang dilakukan tentu lebih efektif jikalau disertai dengan teladan yang diberikan orangtua kepada anak-anak. Tujuannya adalah supaya anak anak hidup bahagia dan panjang umur.

  1. Mendidik anak tanpa kekerasan (ay. 4)

Orangtua jangan sampai membangkitkan amarah anak atau menimbulkan pertengkaran dengan sang anak. Dalam setiap perkataan orangtua jangan sampai menimbulkan luka atau kebencian dalam hati sang anak.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan…..

Bagi orang-orang yang mengikut Tuhan dengan sungguh-sungguh, Allah menjanjikan berkatNya. Seperti yang disampaikan melalui teks kotbah kita, yaitu Ulangan 7:12-15. Sebelum bangsa Israel memasuki Tanah Kanaan, Musa menyampaikan pesan dari Tuhan kepada umat Israel. Ia menyampaikan nasehat dan mengarahkan bangsa Israel untuk senantiasa menyerahkan diri kepada Tuhan, beriman dan taat, hidup dalam kehendak Tuhan serta berpegang kepada perintah Tuhan, yakni ketetapan dan peraturan yang disampaikan Tuhan kepada umatNya. Jikalau umat Israel dengan setia melakukan perintah Tuhan, maka Tuhan memberikan janji berkatNya kepada semua umat pilihanNya.

Hal inilah yang disampaikan dalam teks kotbah minggu kita, dari kitab Ulangan 7 : 12-15 merupakan bagian dari perikop yang diberi judul oleh LAI “Janji Berkat” adalah sebuah janji dari Allah tentang berkat yang akan dianugerahkan Allah kepada umat Israel apabila mereka melaksanakan perintah Allah dengan setia. Berkat apakah yang Tuhan janjikan ? Mari bersama-sama kita melihatnya dari bahan kotbah ini.

Pertama, secara teknis dan rinci dalam ayat 13 jenis berkat itu disebutkan meliputi jumlah warga bangsa yang banyak, buah kandungan, hasil bumi, ternak.

Kedua, dalam ayat 14 hal itu lebih ditegaskan lagi bahwa umat akan diberkati lebih dari pada segala bangsa bahkan ada semacam jaminan ‘tidak akan ada laki-laki atau perempuan yang mandul diantaramu’ atau diantara hewanmu. Ini janji berkat yang amat spektakuler dari Allah, tak ada duanya dan tak ada bandingnya. Allah ingin agar umat pilihanNya amat special dan berkualitas, sehingga bangsa-bangsa disekitarnya tertarik dan percaya kepada Allah.

Ketiga, dalam ayat ke 15, Tuhan menyampaikan janji berkatNya bahwa IA akan menjauhkan segala penyakit dan tidak ada satu dari wabah celaka yang dikenal di Mesir ditimpakanNya kepada umatNya, tetapi Tuhan akan mendatangkannya kepada semua orang yang membenci umatNya.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan…

Minggu ini kita peringati sebagai Minggu Keluarga di tengah-tengah pelayanan gereja kita. Keluarga merupakan sarana pendidikan yang pertama dan utama bagi anak-anak, telebih dalam mendidik anak-anak menjadi seorang yang sungguh-sungguh mengikut Tuhan. Pengajaran dan teladan yang disampaikan orangtua kepada anak-anak menjadi hal yang sangat efektif dilakukan untuk mendidik anak-anak. Anak-anak harus taat dan hormat kepada orangtua dan juga menjadi orang-orang yang setia memelihara hari Sabat Tuhan (Invocatio : Imamat 19:3)

Di tengah situasi zaman yang sudah mengalami banyak perubahan, kecanggihan teknologi lebih banyak menarik perhatian anak-anak sekarang daripada hal-hal yang rohaniah, menyadarkan orangtua betapa pentingnya membekali anak-anak dengan pengajaran Firman Tuhan, karena hanya Firman Tuhan yang dapat menuntun setiap orang untuk hidup dalam kebenaran. Bagi orang-orang yang percaya kepada Tuhan, yang mengikut Tuhan dengan sungguh-sungguh, IA menyampaikan berkat-berkatNya : umur yang panjang, warga bangsa yang banyak, buah kandungan, hasil bumi, ternak, dan lain sebagainya.

Sebagai orangtua dalam mendidik kerohanian anak-anaknya, orangtua harus memahami apa yang menjadi tanggungjawabnya sebagai orangtua yaitu berperan dalam perkembangan anak-anaknya. Tanpa keteladanan, pengajaran orangtua tidak akan bisa diserap oleh anak-anak. Orangtua tidak bisa berkata dan memberi perintah supaya anak-anak rajin berdoa, rajin membaca firman Tuhan, rajin ke gereja sementara orangtua tidak pernah melakukannya semua yang diperintahkan kepada anaknya, jika anak tidak melihat keteladanan dari orangtuanya, maka anak tersebut dapat mencemooh orangtuanya.

Setiap orangtua bukan hanya mengajarkan firman Tuhan melainkan melakukannya, maka niscaya anak-anakpun ikut melakukan perbuatan yang dilakukan orangtuanya. Anak-anak menjadi orang percaya yang sungguh-sungguh mengikut Tuhan. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

 Pdt. Crismori V. Br Ginting-Runggun Sitelusada