MINGGU 23 OKTOBER 2022, MIKHA 7:14-20 (MINGGU SETELAH TRINITATIS/MINGGU ZENDING)

Invocatio : Berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu”.

Bacaan    : Kisah Para Rasul 22:17-29 (Tunggal)

Khotbah  : Mikha 7:14-20 (Responsoria)

Tema       : Gembalakanlah Bangsa Tuhan


 

 

1. Pendahuluan

Minggu ini, dinamakan dengan Minggu Zending, yaitu Minggu yang mengingatkan kita akan perintah Yesus kepada murid-murid-Nya untuk pergi ke seluruh dunia untuk memberitakan Firman Tuhan, supaya semua orang menerima kasih karunia Tuhan melalui Anak-Nya Yesus Kristus (bdk. Mat. 28:16-20). Zending merupakan istilah yang digunakan untuk pekabaran Injil, usaha-usaha menyebarkan agama Kristen, badan penyelengara (misi) penyebaran agama Kristen. Melalui misi inilah yang telah membuat banyaknya gedung gereja di bangun dan banyaknya jemaat Kristen yang telah mengakui Bapa, Anak dan Roh Kudus. Salah satu hasil dari zending, yaitu GBKP. Melalui amanat agung yang telah di bawa dari NZG ke tanah Karo, membuatnya orang-orang suku Karo dan di luar suku Karo telah menganut kepercayaan tersebut. 132 tahun GBKP telah berdiri, memberikan warna dan rasa, serta dampak bagi dunia, khususnya di Indonesia sendiri. Meski pun sudah berdiri 132 tahun lamanya, apakah GBKP sudah berhenti untuk bermisi? Tentunya tidak. Karena gereja harus terus bergerak di tengah-tengah situasi jemaat. Untuk itu, penting bagi gereja untuk terus memberitakan kabar kesukaan dari Tuhan dan mengembalakan jemaat, melalui kehadiran gereja dalam setiap situasi jemaat Tuhan.

2. Pembahasan

Mikha memberitakan Firman Tuhan kepada bangsa Israel, jika Bangsa ini tidak bertobatt dari segala kejahatannya (bangsa tegar tengkuk), maka Allah akan menghukum mereka. Meski pun demikian, Allah tetap menunjukkan belas kasihNya terhadap bangsaNya. Hukuman yang Allah berikan merupakan pengingat, supaya bangsa Israel tetap berada dalam jalan Tuhan. Sehingga, pada akhirnya nanti Tuhan tetap memberikan pembebasan kepada bangsa ini. Situasi bangsa Israel memang jauh dari harapan. Bangsa Israel sudah berada dalam ambang kehancuran. Mereka berdosa di hadapan Allah, baik secara rohani karena menyembah ilah-ilah lain, demikian juga secara moral karena terjadinya kehancuran akhlak. Untuk itu, Mikha seorang nabi yang berasal dari desa di selatan Yehuda tidak tinggal diam. Dia menyampaikan peringatan dari Tuhan kepada bangsa ini, sekaligus menyampaikan doa permohonan kepada Tuhan untuk bangsa ini (Mik. 7:14-20). Doa ini merupakan kerinduan Mikha, agar Allah segera bertindak untuk memulihkan bangsaNya dan mengembalakannya melalui tongkatNya. Tongkat merupakan kayu yang kuat, di bawa oleh para gembala. Tongkat ini tidak hanya di pergunakan untuk membantu ia berjalan di tanah yang sulit, namun juga sebagai senjata untuk menjaga kawanan dombanya dari ancaman binatang buas. Mikha rindu agar Allah segera bertindak untuk memulihkan umat pilihanNya dan mengalahkan semua musuh mereka (14-17). Mengapa Mikha tetap berani mengharapkan pertolongan dari Allah? Karena tidak ada allah-allah lain yang mampu seperti Dia. Tuhan yang mampu mengampuni dosa dan segala pelanggaran, menjauhkan manusia dari murkaNya. Dia tetap menunjukkan KasihNya kepada anak-anakNya (18-20).

Bacaan: Setelah Paulus di pilih Tuhan menjadi Rasul, Paulus menunjukkan semangatnya dala pekabara Injil. Banyak tantangan yang di hadapi, dalam bacaan ini di perlihatkan bagaimana Paulus di tolak oleh bangsa Yahudi di Yerusalem, karena Paulus di kenal dengan latar belakang yang kejam pada masa lampau. Tetapi, Tuhan memberikan terangNya kepada Paulus dan menjadikannya sebagai rasul. Paulus di perintahkan Tuhan untuk pergi kepada orang yang bukan Yahudi. Namun, dalam teks terlihat bagaimana Paulus di tolak dan di perlakukan dengan kejam oleh panglima Roma, Paulus di periksan dan menyesah dia. Tetapi Paulus mendapat peluang untuk keluar dari situasi tersebut. Kewarganegaraan aslinya membuatnya terbebas dari hukuman yang telah di siapkan untuknya.

Invocatio: Melalui Abraham, dapat dilihat proses akan karya Allah dalam membentuk kehidupan Abraham menjadi seorang zending dan menjadi alat Allah dalam karya penyelamatan Allah. Abraham memulai misinya dari panggilan Abraham untuk memisahkan diri dari tanah airnya, bangsanya dan keluarganya (Kej. 12:1) supaya menjadi seorang asing di bumi ini (bdk. Ibr. 11:13). Dalam hal ini dapat dilihat, bahwa di dalam Abraham Allah sedang menegakkan prinsip tentang kemandirian dan pengambilan resiko, serta percaya akan tuntunan Allah yang memberi berkat dalam segala tindakannya. Sehingga, melalui Abraham akan banyak orang-orang yang mendapat berkat.

3. Penutup

Thema Minggu ini “Gembalakanlah Bangsa Tuhan”. Secara khusus, thema ini mengarah kepada para pelayan Tuhan, yang telah di pilihNya untuk bekerja di ladang Tuhan. Gembala adalah pemimpin dari domba-domba yang akan di gembalakannya. Untuk itu, penting di ketahui bagaimana sikap gembala yang baik (melindungi domba, mengetahui waktu lapar dan haus dari domba, menghalau serigala dan segala musuh, penuntun jalan). Demikianlah juga para pelayan Tuhan (Pdt, Pt, Dk) yang telah di utus untuk mengembalakan jemaat Tuhan. Hendaknya terus menuntun jemaat, memberikan rasa yang nyaman dalam kehidupan berjemaat, hadir dalam setiap situasi dan pergumulan jemaat dan terus menumbuhkan rasa kedekatan kita kepada Tuhan. Dari sana, jemaat akan menyadari betapa pentingnya hidup dalam Tuhan dan bergereja. Kemudian, jika 1 domba hilang, maka gembala harus dengan berani menyusuri seluruh daerah untuk menemukan dombanya kembali. Seperti Abraham dan Paulus yang berani keluar dari rasa nyaman kehidupan mereka sehari-hari. Jika sudah memiliki iman dan keberanian, mari ikutlah ambil bagian dalam misi Allah. Segala tantangan dan rintangan, akan Tuhan selesaikan dengan cara yang unik, sehingga semakin terlihat Allah yang luar biasa dalam hidup kita.

 

Pdt Evlida Br Ginting-Runggun Klender