MINGGU 02 OKTOBER 2022, KHOTBAH HAGAI 2:1-9
Invocatio : Sakaria 6:15 a “ Orang-orang dari jauh akan datang untuk turut membangun bait Tuhan”
Bacaan 1 : Epesus 2:19-22
Khotbah : Hagai 2:1-9
Tema : Kemegahan Rumah Tuhan (Kiniulin Rumah Pertoton)
Pendahuluan
Rumah Tuhan saat ini identik dengan gedung gereja. Gereja juga diartikan sebagai rumah tempat berdoa dan melakukan upacara agama Kristen. Namun dalam bahasa Yunani, gereja juga diartikan sebagai ekklesia dan kuriake. Ekklesia adalah orang-orang yang Tuhan panggil keluar dari dunia untuk menjadi saksi-Nya. Sedangkan kuriake merupakan orang-orang yang dipanggil untuk menjadi milik Kristus dan memuliakan nama-Nya.
Berbicara tentang minggu perawatan inventaris gereja maka secara sederhana kita memahami bagaimana gereja yang adalah orangnya membangun, mengadakan perlengkapan dan merawat gereja yang adalah gedungnya dan halamannya dan semua perlengkapan yang ada di dalamnya. Walaupun realitanya masih banyak kendala yang dihadapi dalam pembangunan gereja, misalnya biaya yang seharusnya bisa menjadi ringan jika semua jemaat mengambil bagian namun hanya sebagian yang betul-betul memberi dukungan dana hingga terasa berat; begitu juga dalam pengadaan inventaris gereja masih saja kita berpikir mengadakan yang murah asal ada saja dulu hingga kwalitas yang rendah ditambah perawatan yang minim berakibat banyak inventaris gereja yang rusak dan tak terpakai.
Pendalaman Teks
Nabi Hagai hanya sedikit sekali muncul dalam Alkitab. Selain dari kitab yang mencatat pesan-pesannya, hanya Ezra yang menyebut namanya, yaitu dalam Ezra 5:1, 6:14, yang dengan sekilas menghargai pengaruh baik dari nubuat nabi itu. Namanya mengandung arti bahwa ia dilahirkan pada hari perayaan keagamaan. Secara umum kitab Hagai berisi peringatan yang disampaikan secara umum kepada seluruh rakyat Israel yang telah kembali dari pembuangan. Pelayanannya tepatnya dimulai sekitar 16 tahun setelah kepulangan kembali orang Yahudi ke Yehuda. Setelah ditunda selama 15 tahun, pekerjaan pembangunan Bait Suci itu dilanjutkan kembali melalui upaya Hagai dan Zakharia (Ezra 6:14).
Selama bertahun-tahun mereka kembali dari pembuangan dan sampai pada saat peringatan ini diberikan bangsa Israel ternyata tidak memperhatikan Bait Suci. Bait Suci tetap dalam kondisi reruntuhan dan ketika kembali rakyat Israel sibuk mengurus diri dan keluarga mereka masing-masing dan tidak ada semangat untuk membangun kembali Bait Allah yang rusak. Nabi Hagai memiliki pemikiran bahwa Bait Suci adalah wujud kehadiran TUHAN dan kelanjutan dari karya penyelamatan Allah. Tanpa kehidupan iman dan beribadatan kepada TUHAN, maka TUHAN tidak akan memberikan berkat dan kebaikan bagi bangsa israel pada saat itu. Keadaan inilah yang membuat mereka sebagai satu bangsa berada dalam keadaan miskin, panen gagal dan mereka mengalami penderitaan yang besar. Dalam keadaan demikian Allah melalui nabi Hagai mengingatkan akan kesalahan mereka, yaitu bahwa selama ini mereka telah mendahulukan kepentingan mereka dibanding mengutamakan Tuhan (Hagai 1:3-11).
Pesan dari Tuhan melalui nabi Hagai berkaitan dengan bagaimana kita dapat memiliki keberanian untuk bangun dari tidur kita dan terlibat dalam pekerjaan Tuhan, membangun Bait Suci. Dan beberapa hal yang menjadi penekanan nabi Hagai adalah:
- Fokus pada kondisi sekarang/ masa kini (ay. 4) bangsa Israel tidak lagi bisa menangisi masa lalu ataupun berkeluh kesah akan masa depan tapi harus mulai dengan melihat sekitarnya, melihat Rumah Tuhan yang dalam kondisi reruntuhan dan mulai membangun kembali.
- Komitmen untuk bekerja (ay 5) berulang kali disebutkan “kuatkanlah hatimu”. Sekarang memang tidak banyak umat Tuhan yang mau memberi dirinya terlibat aktif dalam pelayanan. Di gereja hanya 10% anggota jemaat melakukan semua pelayanan (kelompok emphatos) dan 90% lainnya lebih banyak mengeluh dan berkomentar. Namun komitmen untuk menguatkan hati diikuti sebuah janji yaitu penyertaan Tuhan karena itu diharapkan jemaat bisa dengan percaya diri berkomitmen untuk bekerja – melayani.
- Merefleksikan apa yang Tuhan telah lakukan dimasa lalu bangsa Israel tentunya membuat mereka semakin yakin akan penyertaan Tuhan ditengah-tengah bangsaNya. Karena itu dengan kondisi yang tidak menentu dan tantangan yang berat seharusnya tidak membuat mereka goyah dan mundur dari pekerjaan membangun Bait Suci (ay 6)
- Berharap pada Kemuliaan Tuhan (ay 7-9) Langkah terakhir untuk memiliki keberanian yang kita butuhkan untuk menjawab panggilan untuk membangun dan memperkuat rumah Tuhan adalah dengan berharap pada kemuliaan Tuhan bukan pada kekuatan manusia.
Di nubuatan Nabi Hagai kita diingatken akan pentingnya bangunan fisik Gereja, Bait Suci (Rumah Pertoton) tempat berkumpul dan bersekutunya jemaat untuk bersama-sama memuji dan menyembah Tuhan. Sedangkan di Efesus 2:19-22, kita melihat penekanan Rasul Paulus ada pada menjadi orang percaya berarti berada di dalam Kristus dan mereka yang ada di dalam Kristus adalah gereja Kristus. Ketika orang-orang percaya berkumpul, saling mengasihi, melayani dan membangun, Kristus menjadi nyata. Gereja adalah sarana yang dengannya Kristus menjadi terlihat di dunia ini. Jika kita adalah orang yang percaya kepada Kristus artinya kita bukan hanya salah satu dari jutaan orang percaya saat ini, bukan hanya orang Kristen anonim. Paulus mengingatkan kita bahwa kita adalah 'anggota rumah tangga Allah'. Kita diadopsi ke dalam keluarga Allah (1 Yohanes 3:1). Kita dianggap sebagai saudara dan saudara Kristus Yesus (Ibrani 2:11-12). Kita dibuat menjadi ahli waris bersama dengan Kristus Yesus (Roma 8:16-17). Inilah artinya menjadi orang yang percaya kepada Kristus Yesus dan inilah gereja yaitu orang percaya bangunan yang terdiri dari batu yang tersusun rapi, menjadi Bait Allah, tempat kediaman Allah, di dalam Roh. Dua teks ini bukan saling bertentangan namun menjadi pelengkap dan menyempurnakan pemahaman kita tentang Gereja.
Aplikasi
- Tuhan tidak akan pernah memanggil kita untuk melakukan sesuatu tanpa memberi persiapan yang dibutuhkan. Tuhan tidak akan pernah memanggil kita untuk melakukan sesuatu dan kemudian meninggalkan kita begitu saja sendirian. Hagai memberi tahu bangsa Israel bahwa Tuhan akan menyertai mereka. Saat mereka mulai melakukan pekerjaan membangun kembali bait suci, mereka tidak perlu takut atau khawatir, karena Tuhan akan menyertai mereka. Ini menjadi penyemangat untuk semua warga gereja untuk memberi perhatian dan terlibat pada pembangunan dan perawatan inventaris gereja. Ditengah kesulitan mengadakan dana, membangun gedung gereja yang seringkali terkendala izin masih ada harapan bahwa dalam perkenaan Tuhan, jemaat yang bersatu hati dan pikiran akan mampu mengatasi itu semua.
- Banyak kritik yang ditujukan kepada Organisasi Gereja, bahwa membangun gereja yang membutuhkan biaya mahal adalah bentuk ketidakberpihakan gereja terhadap kondisi jemaat dan masyarakat sekitar yang mungkin masih banyak membutuhkan pelayanan. Tapi dalam hal ini mari kita fokus pada situasi kondisi tempat peribadahan yang bisa membuat jemaat merasakan hadirat Tuhan dalam bersekutu. Bahwa tempat beribadah menjadi penting untuk diadakan, dirawat dan dipergunakan dengan maksimal dalam rangka pertumbuhan dan pendewasaan iman jemaat.
Pdt. Erlikasna br Purba-Rg. Graha Harapan