MINGGU 25 SEPTEMBER 2022, KHOTBAH KELUARAN 22:21-24 (MINGGU MENGHARGAI HAM)

Invocatio :    Namun demikian, dalam Tuhan tidak ada perempuan tanpa laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa perempuan. Sebab sama seperti perempuan berasal dari laki-laki, demikian pula laki-laki dilahirkan oleh perempuan; dan segala sesuatu berasal dari Allah. (I Kor 11:11-12)

Ogen        :    Kolose 3:8-17 (Responsoria)

Khotbah   :    Keluaran 22:21-24 (Antiponal)

Tema        :    Tetap melakukan kebenaran


Pengantar

Kalau kita berbicara tentang Hak Azasi Manusia, sampai saat ini masih banyak pelanggaran yang terjadi dalam kehidupan kita, terutama kepada perempuan dan anak. Sebagai contoh pelecehan seksual, pemerkosaan guru terhadap murid-muridnya. Kejahatan-kejahatan dengan berkedok agama, misalnya penggelapan dan penipuan donasi dengan cara mengeksploitasi penderitaan orang lain. Termasuk kebebesan beribadah kaum minoritas sampai saat ini masih dihambat. Dan masih banyak lagi kasus-kasuh pelanggaraan HAM yang terjadi di Indonesia. Dari peristiwa-peristiwa tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa penghargaan terhadap hak asasi manusia masih belum sesuai dengan harapan walaupun setiap tahun kita memperingati hari HAM sedunia seperti yang kita peringati pada hari minggu ini.    

Pendalaman Teks

Setelah bangsa Israel menerima 10 hukum Tuhan dari Tuhan melalui Musa di Gunung Sinai, Tuhan memberikan aturan-aturan lainnya (Aturan tentang kebaktian 20:22-26, peraturan tentang jaminan nyawan sesama manusia 21:12-36, Aturan tentang jaminan harta sesama manusia 22:1-17, Peraturan tentang dosa yang keji, Peraturan tentang orang yang tidak mampu, peraturan tentang hak-hak manusia 23:1-13). Dan renungan kita merupakan bagian dari peraturan tentang orang yang tidak mampu.

Tuhan memanggil bangsa Israel menjadi bangsa pilihanNya agar menjadi umat yang kudus. Implikasi langsungnya adalah umat harus memiliki gaya hidup yang berbeda dengan bangsa lain; pola hidup, pola beribadah, pola makan, dll. Sudah pasti, ketika hal ini dilakukan bisa saja membuat bangsa Israel menjadi eksklusif, di mana perbedaan gaya hidup ini membuat sekolompok manusia memandang kelompok manusia lainnya sebagai kelompok manusia yang lebih rendah karena gaya hidup yang berbeda. Tetapi bukan hal ini yang diinginkan Tuhan. Kalaupun persoalan ini muncul, hal itu harus diatasi. Tetapi Tuhan menginginkan gaya hidup yang lebih baik sebagai umat Tuhan.

Aturan yang diperintahkan Tuhan dalam teks kita, supaya bangsa Israel jangan menindas atau menekan seorang asing,seorang janda/anak yang yatim. Sabab bangsa Israel dahulu pun adalah orang asing di tanah Mesir. Artinya, sikap etis terhadap orang lain didasarkan pada ingatan kolektif bahwa mereka pun dulu pernah menjadi umat yang tertindas. Tuhan menghendaki agar umatNya berempati kepada orang-orang yang tersingkir dalam masyarakat, yaitu janda, anak yatim, orang miskin. Ketika hal itu dilanggar, jelas Tuhan mengatakan, Tuhan yang akan menjadi lawan dari umatnya sendiri. Tuhan akan mendengar seruan orang-orang yang tertindas ini, jika mereka berseru-seru kepada Tuhan dengan nyaring (band. Pengalaman bangsa Israel ps. 2:23b dan mereka berseru-seru sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah).

Bacaan Firman Tuhan pertama, Surat Paulus kepada jemaat Kolose dilatarbelakangi munculnya ajaran palsu yang mengancam masa depan rohani jemaat Kolose. Sehingga secara khusus di Ps. 3 Paulus memberikan tuntunan praktis yang harus dilakukan sebagai orang percaya, yang sudah hidup baru di dalam Tuhan. Paulus menasehati jemaat Kolose untuk mematikan, membuang dan menanggalkan segala yang duniawi (5-9, kemarahan, kejahatan, fitnah, kata-kata yang tidak membangun, berdusta, dll). Hal itu berarti, walaupun secara rohani Jemaat sudah memiliki hidup baru, secara praktis dalam hidup sehari-hari harus berjuang dalam memelihara kehidupan baru itu. Mereka harus secara sadar berusaha menepis kecendrungan untuk kembali dalam kehidupan mereka yang lama. Hidup baru adalah anugrah Tuhan, tetapi haruslah tetap dipelihara dalam upaya yang berkelanjutan. Rasul Paulus melihat pentingnya pembaharuan dengan ungkapan menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru yang terus menerus dibaharui. Sebagaimana dengan rela hati dan terus berjuang melalui kuasa Roh kudus untuk menanggalkan dan mematikan keinginan dunia, pengikut Kristus juga harus dengan sadar dan berusaha mengenakan segala hal baik. Belaskasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, kesabaran, saling mengampuni, dll. Dan kasih yang telah diberikan Kristus kepada umatNya menjadi dasar sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

Aplikasi

Setiap manusia memiliki hak yang harus dihargai. Hak asai yang merupakan anugrah Tuhan sejak seseorang dilahirkan. Hal tersebut adalah hak dasar dan mutlak. Dalam UU no. 39 th. 1999, disebutkan bahwa HAM adalah ‘seperangkat hak yang melekat pada manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”. Artinya setiap manusia harus saling menghargai sesamanya, hak individu tersebut harus dihormati. Tetapi pada kenyataannya, sampai saat ini masih banyak pelanggaraan HAM terjadi (lihat pengantar, pelecehan seksual, kejahatan berkedok agama, tindakan bullyng, diskriminasi SARA

Ada beberapa point yang menjadi pesan firman Tuhan dalam minggu ini :

1.Tetap melakukan kebenaran, menghargai dan menghormati apa yang menjadi hak dasar setiap pribadi adalah satu keharusan bukan karena dorongan supaya kita selamat tetapi mengingat bahwa kita sudah terlebih dahulu diselamatkan. Bangsa Israel selalu diingatkan bahwa dulu mereka juga budak di tanah Mesir mengalami penindasan. Pengalaman penderitan dan saat ini hidup dalam kebebasan menjadi pengingat dan pendorong untuk tetap melakukan tindakan peduli, empati kepada orang-orang yang dipinggirkan. Bukan sebaliknya, pengalaman penderitaan yang sudah dialami menjadi pendorong untuk melakukan penindasan sebagai tindakan balas dendam.

2.Kita adalah manusia baru yang harus tetap dibaharui dari hari ke sehari melalui tuntunan Roh Kudus dan hidup dalam FirmanNya.Tetap melakukan kebenaran hanya bisa terjadi ketika hidup tunduk pada pimpinan Roh Kudus dan hidup di dalam kebenaran Firman Tuhan.

3.Gereja baik secara pribadi dan organisasi harus terus menerus ikut dalam gerakan perjuangan HAM. Ketika kita melihat pelanggaran HAM, gereja jangan diam tetapi menyuarakan suara kenabiaanNya. Bahkan jangan kita terlibat sebagai pelaku dari pelangaraan HAM. Paling tidak ada beberapa hal praktis yang dapat kita lakukan :

-Menghargai hidup yang sudah diberikan oleh Tuhan.

-Menolak dengan tegas segala bentuk pelanggaran HAM

-Bersikap kritis terhadap upaya penegakan HAM. Ikut memantau dan melaporkan ketika ditemukan pelanggaran dalam proses peradilan HAM, juga bersikap tegas dan tidak pandang bulu terhadap pelanggar HAM.

-Melaporkan bila terjadi pelanggaran HAM.

Biarlah kita tetap hidup berdampingan dengan sesama kita, dengan saling menghargai, menghormati dan mengasihi kalau banyak yang membedakan kita, baik jenis kelamin, tingkat sosial, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, agama dan suku yang berbeda. Tuhan menciptakan kita berbeda agar kita tetapi saling menghargai dan melengkapi.

Manusia yang mengingkari hak asasi manusia mereka adalah menantang kemanusian mereka..Nelson Mandela.

Pdt. Larena Sinuhadji-GBKP Cikarang